Professional Documents
Culture Documents
DM ( DIABETES MELLITUS )
Oleh:
Siti Nurkhasanah
(2130282085)
Diketahui Oleh:
CI Klinik CI Akademik
( ) ( )
T.A 2021/2022
A. PENGERTIAN
Menurut WHO (2006), DiabetesMelitus (DM) adalah gangguan metabolic yang ditandai
dengan tingginya kadar guladalam darah yang disebut Hiperglikemiadengan gangguan
metabolisme karbohidrat,lemak dan protein yang disebabkan karenakerusakan dalam produksi
insulin dan kerjadari insulin tidak optimal.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter
(satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United
State)}, dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl. Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan
setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan
mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan
hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam
darah dibawah normal.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar 5 cm,
mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada
vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan
maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk
oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama
dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat
ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari
lapisan epitel yang membentuk usus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
1. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
2. Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi
insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di
seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans
berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang
terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225
m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu:
Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan.
Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel betha sering ada tetapi berbeda
dengan sel beta yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin
sehingga dianggap tidak berfungsi.
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.
Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua
rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A
terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4
– 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan
protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput
yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar
glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah,
sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan
menurun. Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon
gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme
utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan
terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.
C. KLASIFIKASI DM
Klasifikasi DM di ubah pada tahun 1997 untuk menghindari kebingungan mengenai
pegnobatan, penyebab, dan nomenklatur (ADA, 1998). DM dapat diklasifikasikan kedalam tiga
kelompok utama antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Diabetes tipe 1
Ditandai dengan distruksi sel-sel beta pankreas yang memproduksi nsulin biasaya
menyebabkan defisiensi insulin absolut. Ini biasanya sering terjadi pda masa kanak-kanak dan
remaja, akan tetapi tidak ada pengecualian DM tipe 1 ini terjadi pada semua kalangan umur.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 ini biasanya timbul karena resistensi insulin, yang ditandai dengan kegagalan
tubuh untuk menggunakan insulin secara tepat, disertai defisiensi insulin relatif. Serangan ini
biasanya pada usia di atas 40 tahun, dan muncul secara heterogen, penderita mungkin
memerlukan injeksi insulin setiap hari dan bisa juga memungkinkan tidak memerlukan injeksi
insulin setiap hari.
3. DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya terdapat anggota
yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah kegemukan atau obesitas.
D. PENYEBAB
Diabetes mellitus secara umum disebabkan oleh defisiensi insulin akibat adanya kerusakan
pada sel beta pangkreas dan gangguan hormonal (Mansjoer, dkk. 2005). Dm tipe 2 atau non
insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) disebabkan oleh resistensi insulin dan sekresi
insulin. Resistensi insulin terjadi karena resptor yang berikatan dengan insulin tidak sensitive
sehinga mengakibatkan menurunnya insulin dalam merangsang pengambilan glukosa dan
menghambat produksi glukosa oleh sel hati. Gangguan sekresi insulin terjadi karena sel beta
pangkreas tidak mampu mengsekresikan insulin sesuai dengan kebutuhan (PERKENI, 2011:
smeltzerdan bare 2001).
Penyakit diabetes juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, diantaranya:
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat
memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi
dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam
darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar
untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi
untuk terserang diabetes mellitus.
3. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen
ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
2. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas
yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-
hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
3. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas
berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena
olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang
tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain
disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-
negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota
ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea,
Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya,
mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka
yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
E. MANIFESTASI KLINIK
Gejala klasik penyakit diabetes mellitus dikenal dengan istilah trio-P, yaitu :
1. Poliuria (banyak kencing), meupakan gejala umum pada penderita diabetes mellitus.
Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang
tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing. Gejala banyak
kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah
relative tinggi.
2. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyaknya
kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangna cairan (dehidrasi), maka secara
otomatis akan timbul rasa haus/ kering yang menyebabkan yimbulnya keinginan untuk minum
terus selama kadar gula dalam belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi
banyak kencing dan banyak minum.
3. Polipagia (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak
makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula
dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan
cadangan gula dari makanan yang diterima.
Gejala – gejala yang biasatampakpadapenderita diabetes mellitus adalasebagaiberikut :
1. Adanya perasaan haus yang terus- menerus
2. Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak\
3. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
4. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
F. PATOFISIOLOGI
Karena terjadi defisiensi insulin, glukosa tidak mampu memasuki sel, dan konsentrasinya
didalam darah meningkat atau hiperglikemia. Peningkatan konsentrasi glukosa menghasilkan
gradien osmotik yang menyebabkan pergerakan cairan tubuh dari ruang intraseluler menuju
ekstraseluler, dari ruang ekstraseluler kemudian di ekskresikan oleh ginjal. Apabila kadar glukosa
serum melebihi ambang ginjal (>180 mg/dl) glukosa meluap kedalam urin atau glikosuria,
disertai pemindahan air secara osmotik atau poliuria yang merupakan tanda utama diabetes.
Kehilangan cairan melalui urin menyebabkan rasa haus yang berkebihan atau polidipsia dan akan
menyebabkan deplesi zat-zat kimia esensial lainnya. Protein juga dibuang selama defisiensi
insulin, protein dipecah dan dikonfersi menjadi glukosa oleh hati atau glukogenesis yang
kemudian berkontribusi terhadap terjadinay hiperglikemia. Mekanisme lapar dicetuskan, tetapi
asupan makanan yang meningkat atau polipagia yang memperberat masalah dengan
meningkatkan kadarglukosa darah.
Ketoasidosis konsekuensinya lemak dipecah dipecah menjadi asam lemak dan gliserol
dalam sel lemak dan hati dikonfersi menjadi badan keton atau asam beta hydroksibutirat, asam
asetoasetat, aseton.Apabila kadar keton berlebih, badan keton dieleminasi kedalam urin atau
ketonuria, atau paru-paru(napas aseton). Badan keton dalam darah atau ketonemia adalah asam
kuat yang menurunkan ph serum dan menghasilkan ketoasidosis. Sistem respirasi berupaya
untuk mengeliminasi kelebihan karbondioksida dengan cara meningkatkan kedalaman dan laju
pernafasan kusmaul, yang merupakan karakteristik hiperventilasi pada asidosis metabolik.
Apabila kondisi ini tidak diperbaiki dnegan terapi insulin yang dipadukan dengan koreksi
defisiensi cairan dan ketidakseimbangan elektrolit, keadaan meburuk disertai dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis, koma, dan kematian. Ketoasidosis diabetikum (kAD)
adalah kedaruratan pediatrik dan harus didiagnosis dengan cepat dan terapi yang cepat.
G. MIND MAPPING
Menurut WHO (2006), DiabetesMelitus (DM) adalah gangguan metabolic yang ditandai dengan tingginya kadar guladalam
darah yang disebut Hiperglikemiadengan gangguan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein yang disebabkan
Pemeriksaan penunjang
karenakerusakan dalam produksi insulin dan kerjadari insulin tidak optimal.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah yang
Faktor genetik Faktor imunologi Faktor lingkungan
meliputi :
Penatalaksanaan DM
- GDS (Gula Darah
Sewaktu) Memiliki antigen HLA Respon autoimun abnormal 1. Senam diet pasien dm
(Human Leukosit Antigean Gaya Hidup 2. Aktivitas dan latihan
- GDP (Gula Darah Puasa),
3. Terapi insulin
- Pemeriksaan urine 4. Pendidikan kesehatan
Reaksi autoimun Pankreas Memicu proses autoimun
Ulkus DM
KGD meningkat Peleburan lemak & protein menjadi glukosa
MK Gangguan intregitas
jaringan?kulit MK Ketidak Stabilan Kadar Gulal Glukosa tidak dapat diserap oleh tubuh
Darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi
2. Ketidak stabilan kadar glukosa darah
3. Gangguan integritas jaringan
4. Perfusi perifer tidak efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN
- Anjurkan
menggunakan
pelembab
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur
- Anjurkan
menghindari terpapat
suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
K:
- Kolaborasi dengan
spesialis kulit
4. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan intervensi selam Perawatan sirkulasi :
efektif 2 x 24 jam keadekuatan aliran O:
darah pembuluh darah distal untuk - Periksa sirkulasi
menunjang fungsi jaringan perifer
meningkat dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor
- Denyut nadi perifer resiko gangguan
meningkat sirkulasi
- Penyembuhan luka - Monitor panas,
meningkat kemerahan, nyeri atau
- Kelemahan otot menurun bengkak pada
- Pengisian kapiler ekstremitas
membaik T:
- Jindari pemasangan
infuse atau
pengambilan darah di
area keterbatasan
perfusi
- Hindari oengukuran
TD pada ekstremitas
dengan keterbatasan
perfusi
- Hindari penekanan
dan pemsangan
tourniquet pada area
yang cidera
- Lakukan pencegahan
infeksi
- Lakukan perawatan
kaki dan kuku
E:
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan olajraga
rutin
- Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
- Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penururnan
kolesteril jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Definisi dan Indikator Diagnosis.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional.
Jilid 1. Jogjakarta:Mediaction
Yuriska. 2010. Kajian Pustaka diabetes melitus. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Janita, Ria Riduan, Mustofa Syazilia. 2017. Penatalaksanaan KAD dan DM tipe 1 pada Anak Usia 15
Tahun. Vol. 7. Lampung: Universitas lampung Fakultas Kedokteran.