You are on page 1of 20

Laporan Aspek Flora dan Fauna PIK II Extension 2021

1. Metode Pengambilan Data


1.1 Flora Darat
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survey. Metode ini digunakan untuk
mengetahui jenis-jenis tumbuhan atau inventarisasi pada lokasi pengambilan data. Inventarisasi
jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai data pedahuluan yang akan dikembangkan untuk
pengambilan data selanjutnya. Tumbuhan yang dicatat merupakan tumbuhan yang ditemukan di
kawasan pengambilan sampel secara Cruising (Jelajah). Inventarisasi yang dilakukan meliputi
pencatatan jenis, familia, nama lokal dan status konservasi berdasarkan International Union For
Conservation Of Nature (IUCN).

1.2 Fauna Darat


Aspek fauna meliputi pengambilan taksa avifauna (burung), herpetofauna (hewan melata seperti
ular, kadal, katak dan kodok), dan iktiofauna (ikan). Pengambilan data avifauna menggunakan
metode kombinasi Point Count dan Transek dengan menempatkan beberapa titik sepanjang jalur
pada setiap lokasi. Setiap perjumpaan baik terlihat maupun terdengar dicatat kemudian dilakukan
identifikasi menggunakan buku Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan
(Mackinnon dkk., 2000) dan buku Birds of The Indonesian Archipelago – Greater Sundas and
Wallacea (Eaton et al., 2016). Penamaan Indonesia untuk jenis avifauna merujuk pada Daftar
Burung Indonesia No. 2 (Sukmantoro dkk, 2007), sedangkan penamaan latin merujuk kepada
Handbook of the Birds of the World (HBW 2021) yang diakses melalui website IUCN redlist.
Analisis nilai keanekaragaman (H’) menggunakan pendekatan Shannon & Wiener. Sedangkan
pengambilan data herpetofauna menggunakan metode jelajah dengan mencatat setiap
perjumpaan jenis pada setiap lokasi dan identifikasi jenis herpetofauna menggunakan buku A
field guide to the reptiles of South-East Asia (Das, 2010).

1.3 Iktiofauna

Pengumpulan data nekton khususnya jenis ikan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan
wawancara dengan penduduk setempat, serta dengan metode beach scene (jaring pantai).

2. Lokasi Pengambilan Data


Pengambilan data flora dan fauna dilakukan pada tanggal 13-16 Desember di 4 lokasi,
diantaranya a. Desa Muara, b. Desa Tanjung Pasir, c. Desa Tanjung Burung dan d. Desa Kohod.
Secara spesifik lokasi pengambilan data sebagai berikut:

a. Desa Muara (6°01'54.7''S; 106°41'26.3''E)


Pengambilan data di Desa Muara terletak di daerah tambak di sekitar Sungai Kurus. Sebelah
utara lokasi langsung berhadapan dengan Laut Jawa. Beberapa lokasi di sepanjang Sungai
Kurus telah dibangun jalan untuk kegiatan mobilisasi kendaraan proyek. Akses menuju Desa
Muara dihubungkan oleh jembatan yang melintasi Sungai Kurus.

a b
Gambar 2.1 a. Kondisi Sungai Kurus, di sebelah selatan sungai sudah mulai terbangun jalan
dan sebelah utara sungai merupakan daerah tambak; b. sisa-sisa tegakan alami pohon bakau
di sekitar tambak.
b. Desa Tanjung Pasir (6°01'26.4''S; 106°40'21.1''E)
Pengambilan data diarah selatan dari Desa Tanjung Pasir, tepatnya di daerah lahan
pengurugan bekas tambak. Sebelah utara daerah tapak proyek berbatasan dengan daerah
wisata Pantai Tanjung Pasir yang dikelola oleh Kabupaten Tangerang dan juga berbatasan
dengan kawasan konservasi penangkaran bakau (Rhizopora stilosa) yang dikelola oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten bersama Perhutani.
a b
Gambar 2.2. a. Daerah pengerukan bekas tambak; b. kawasan konservasi penangkaran
bakau disebelah utara tapak proyek.
c. Desa Tanjung Burung (6°01'38.2''S; 106°38'55.7''E)

Pengambilan data terletak disebelah utara Desa Tanjung Burung, di daerah yang didominasi
oleh tambak, rawa dan hutan bakau. Keberadaan lahan basah yang masih memiliki formasi
hutan bakau menjadi habitat beberapa jenis tumbuhan berbiji dan paku yang dijadikan
sebagai kawasan makan (Feeding ground) bagi burung-burung dan hewan lain.

a b
Gambar 2.3. a. Daerah tambak yang dikelilingi oleh rawa; b. hutan bakau di kawasan
Hutan Negara Perum Perhutani.
d. Desa Kohod (6°00'37.8''S; 106°38'12.1''E)
Pengambilan data terletak di Muara Sungai Cisadane yang berada paling utara dan
berbatasan langsung dengan laut. Kawasan ini didominasi oleh rawa, tambak dan beberapa
sisa-sisa tegakan formasi bakau dan vegetasi sepanjang aliran sungai yang masih tersisa.
Keberadaan ekosistem lahan basah menjadi habitat bagi hewan dan tumbuhan sebagai
kawasan makan (Feeding ground) dan perkembangbiakan (Spawning ground).
a b
Gambar 2.4. a. Daerah rawa yang tertutupi sampah yang mengelilingi tambak; b. Sisa-sisa
tegakan bakau.

3. Hasil
3.1 Flora
3.1.1 Desa Muara

Gambar 3.1.1.1 Lokasi 1 (Empang atau tambak ikan)


(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Secara administratif, lokasi 1 berada di antara sungai Kurus dan Desa Muara. Kawasan
pengambilan data di lokasi 1 didominansi oleh empang dan tambak selain dijadikan kawasan
wisata pancing, juga dijadikan area penanaman mangrove di sempadan tambak. Selain sebagai
tanggul untuk menghindari abrasi, keberadaan mangrove di sempadan tambak menjadi tempat
bertelur ikan dan udang, terutama ikan Chanos chanos (Bandeng) yang banyak dibudidayakan
masyarakat sekitar. Hal ini berakibat pada banyaknya jenis mangrove yang ditemui di wilayah
tambak. Berdasarkan hasil sampling di lokasi 1, komposisi vegetasi umumnya didominasi oleh
tumbuhan mangrove dari marga Avicennia (Api-api) dan Rhizopora (Bakau). Adanya ekosistem
buatan yaitu tambak membuat burung-burung air banyak ditemukan di kawasan ini.
Tabel 3.1.1.1 Jenis-jenis tumbuhan lokasi 1
No. Nama Jenis Familia Nama Daerah Status IUCN
1. *Avicennia marina Acanthaceae Api-api Laut LC
2. *Rhizopora apiculata Rhizoporaceae Bakau minyak LC
3. *Rhizopora mucronata Rhizoporaceae Bakau kurap LC
4. Acalypha indica Euphorbiaceae Anting-anting -
5. Acasia mangium Fabaceae Akor LC
6. Azadirachta indica Meliaceae Mimba -
7. Cerbera manghas Apocynaceae Bintaro -
8. Chromolaena odorata Asteraceae Kirinyuh -
9. Cyperus imbricatus Cyperaceae Teki -
10. Mercurialis perennis Euphorbiaceae Merkuri Anjing -
11. Morinda citrifolia Rubiaceae Mengkudu -
12. Pluchea indica Asteraceae Beluntas -
Keterangan : * (Mangrove sejati)
LC (Least Concern)

3.1.2. Desa Tanjung Pasir

Gambar 3.1.2.1 Lokasi 2 (Tapak proyek)


(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Lokasi 2 merupakan kawasan tapak proyek yang berbatasan dengan wilayah penangkaran
mangrove Rhizopora stilosa. Secara administratif, lokasi 2 berada di Desa Tanjung Pasir dan
merupakan kawasan bekas tambak dan empang yang telah di urug. Keberadaan kegiatan proyek
menyebabkan komposisi vegetasi yang didominan yaitu tumbuhan dari kelompok Poaceae dan
Fabaceae. Tumbuhan berkayu dengan habitus pohon ditemukan pada wilayah batas proyek yang
berbatasan dengan jalan raya dan tempat tinggal masyarakat. Jenis tumbuhan habitus pohon yang
ditemukan adalah kelompok mangrove jenis Avicennia alba dan Spondias dulcis. Kawasan tapak
proyek di lokasi 2 juga berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara dan kawasan pantai
Tanjung Pasir yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Adanya kawasan perhutani
dan penangkaran mangrove membuat stabilitas ekosistem di batas tapak proyek masih terjaga.
Burung-burung pantai kerap ditemukan bertengger dan bersarang dikawasan penangkaran
mangrove.

A B

Gambar 3.1.2.2. A. Plang kawasan Perum Perhutani. B. Penangkaran Mangrove


(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Tabel 3.1.2.1 Jenis-jenis tumbuhan lokasi 2


No. Nama Jenis Familia Nama Daerah Status IUCN
1. *Avicennia alba Acanthaceae Api-api LC
2. Axonopus compressus Poaceae Rumput parit -
3. Calopogium mucunoides Fabaceae Kacang asu -
4. Celosia spicata Amaranthaceae Jengger ayam -
5. Cyperus imbricatus Cyperaceae Teki -
6. Dactyloctenium aegyptium Poaceae Rumput jari LC
7. Eleusine indica Poaceae Jampang -
8. Mimosa diplotricha Fabaceae Kalimusa -
9. Mimosa pigra Fabaceae Baret LC
10. Mimosa pudica Fabaceae Putri malu LC
11. Passiflora foetida Passifloraceae Rambusa -
12. Pluchea indica Asteraceae Beluntas -
13. Spondias dulcis Anacardiaceae Kedondong -
14. Typha angustifolia Thypaceae Lembang LC
Keterangan : * (Mangrove sejati)
LC (Least Concern)
3.1.3. Desa Tanjung Burung

Gambar 3.1.3.1 Lokasi 3 (Kawasan Perhutani)


(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Lokasi sampling 3 berada di antara kawasan proyek yang berbatasan dengan Desa Tanjung
Burung. Kawasan yang didominasi oleh wetland (Lahan basah) yang terdiri dari sungai, empang
atau tambak, dan rawa menjadikan lokasi 3 sebagai kawasan yang nyaman bagi keberadaan
tumbuhan mangrove dan tumbuhan air. Keberadaan tumbuhan rawa khas seperti Typha membuat
ekosistem tersendiri bagi burung-burung air, reptil, amfibi dan ikan untuk berkembang biak
(Spawning), mencari makan (feeding), merawat anak (Nursery) dan tempat berlindung (Shelter).
Selain terdapat ekosistem rawa, di lokasi pengambilan data ini juga terdapat ekosistem mangrove
yang dikelola oleh Perum Perhutani. Keberadaan ekosistem mangrove dicirikan dengan
kemunculan mangrove sejati dan mangrove asosiasi.
Jenis mangrove asosiasi yang dominan adalah genus Pluchea (Beluntas), Acanthus (Jeruju) dan
Achrostichnum (Paku Laut). Mangrove sejati yang ditemukan di lokasi 3 adalah genus Avicennia
(Api-api), Nypa (Nipah), Rhizpora (Bakau), dan Excoecaria (Ki Buta). Mangrove sejati dan
mangrove asosiasi tumbuh di sepanjang sempadan sungai dan kawasan Perhutani. Keberadaan
tumbuhan jenis Excoecaria agallocha (Ki Buta) yang hanya ditemukan satu individu menjadi
spesies kunci (key species). Selain itu, Excoecaria agallocha memiliki status konservasi secara
global LC dec (Least Concern decreasing) berdasarkan status konservasi yang dikeluarkan oleh
IUCN (International Union For Conservation Of Nature). Karena populasinya yang cenderung
menurun, perlindungan terhadap tumbuhan Excoecaria agallocha (Ki Buta) perlu dilakukan.
Dengan tidak adanya pemanfaatan kayu dan penebangan liar di kawasan mangrove. Keberadaan
perhutani diharapkan dapat membantu menjaga kawasan mangrove dari kerusakan sekaligus
dapat dijadikan kunci stabilitas ekosistem.

Gambar 3.1.3.2. Plang Kawasan Perhutani


(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Tabel 3.1.3.1 Jenis-jenis tumbuhan lokasi 3


No. Nama Jenis Familia Nama Daerah Status IUCN
1. *Avicennia alba Acanthaceae Api-api LC
2. *Avicennia marina Acanthaceae Api-api Laut LC
3. *Excoecaria agallocha Euphorbiaceae Ki Buta LC
4. *Nypa fruticans Arecaceae Nipah LC
5. *Rhizopora mucronata Rhizoporaceae Bakau Kurap LC
6. Acanthus ilicifolius Acanthaceae Jeruju -
7. Acasia mangium Fabaceae Akor -
8. Achrostichnum aureum Pteridaceae Paku Laut LC
9. Alternanthera paronychioides Amaranthaceae Kremah -
10. Cerbera manghas Apocynaceae Bintaro -
11. Chromolaena odorata Asteraceae Kirinyuh -
12. Mercurialis perennis Euphorbiaceae Merkuri Anjing -
13. Passiflora foetida Passifloraceae Rambusa -
14. Pluchea indica Asteraceae Beluntas -
15. Rivina humilis Peteveriaceae Dadarahan -
16. Ruellia tuberosa Acanthaceae Kencana ungu -
17. Spondias dulcis Anacardiaceae Kedondong -
18. Typha angustifolia Thypaceae Lembang LC
Keterangan : * (Mangrove sejati)
LC (Least Concern)

3.1.4. Desa Kohod


Gambar 3.1.4.1 Lokasi 4 (Lahan basah dan rawa)
(Dokumentasi Survei, Desember 2021)

Lokasi sampling 4 berada diantara muara Cisadane dan Desa Kohod, kawasan ini
merupakan kawasan terluar proyek pembangunan PIK Extension. Lokasi 4 masih didominansi
oleh ekosistem basah yang terdiri dari ekosistem rawa atau lahan gambut, ekosistem mangrove,
dan ekosistem muara. Adanya ragam ekosistem ditambah ekosistem buatan seperti tambak dan
empang membuat lokasi 4 bervariasi dalam komposisi flora dan fauna. Vegetasi yang dominan
terdapat di lokasi 4 adalah kelompok Cyperaceae dari genus Scirpus (Mensiang) dan
Schoenoplectus (Kumbuh) yang tumbuh di wilayah perairan dangkal. Selain itu, tumbuhan
sempadan muara seperti Saccharum spontaneum (Gelagah), Ipomoea carnea (Krangkung) dan
Typha angustifolia (Lembang) menjadikan lokasi 4 sebagai kawasan yang menandakan stabilitas
ekosistem yang baik.
Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di lokasi 4 adalah Avecennia alba, Avicennia
marina, Rhizopora mucronata, Nypa fruticans, Sunneratia alba dan Sonneratia caseolaris.
Dominansi tumbuhan air dan tumbuhan mangrove serta minimnya aktifitas antropogenik yang
terjadi berdampak pada kerap kalinya ditemukan kelompok-kelompok burung air dan burung
pantai mencari makan di kawasan ini. Selain itu, lokasi 4 menjadi habitat bagi Buaya muara
(Crocodilus porosus) dan tumbuhan Angsana (Pterocarpus indicus). Tumbuhan jenis Angsana
(Pterocarpus indicus) secara global berdasarkan status konservasi yang dikeluarkan IUCN
adalah Endangered (Terancam). Pemanfaatan kayu Angsana yang berlebihan serta penanaman
yang minim membuat status konsrvasi Angsana secara global terancam (Endangered).
Tabel 3.1.4.1 Jenis-jenis tumbuhan lokasi 4
No. Nama Jenis Familia Nama Daerah Status IUCN
1. *Avicennia alba Acanthaceae Api-api LC
2. *Avicennia marina Acanthaceae Api-api Laut LC
3. *Nypa fruticans Arecaceae Nipah LC
4. *Rhizopora mucronata Rhizoporaceae Bakau Kurap LC
5. *Sonneratia alba Lythraceae Pidada LC
6. *Sonneratia caseolaris Lythraceae Pidada Merah LC
7. Acasia mangium Fabaceae Akor -
8. Achrostichnum aureum Pteridaceae Paku Laut LC
9. Alternanthera paronychioides Amaranthaceae Kremah -
10. Amaranthus dubius Amaranthaceae Babayeman -
11. Cerbera manghas Apocynaceae Bintaro -
12. Chara sp Charophyceae Ganggeng -
13. Cocos nucifera Arecaceae Kelapa -
14. Colocasia esculenta Araceae Talas -
15. Cyperus compactus Cyperaceae Jekeng -
16. Cyperus imbricatus Cyperaceae Teki -
17. Ficus religiosa Moraceae Ara suci -
18. Ipomoea carnea Convolvulaceae Krangkungan -
20. Ipomoea pes-caprae Convolvulaceae Ubi Pantai -
21. Leersia hexandra Poaceae Kalamenta -
22. Leonotis leonurus Lamiaceae Ekor Singa -
23. Ludwigia peruviana Onagraceae Cacabean -
24. Muntingia calabura Muntingiaceae Kersen -
25. Panicum repens Poaceae Lalampuyangan -
26. Pluchea indica Asteraceae Beluntas -
27. Pterocarpus indicus Fabaceae Angsana EN
28. Saccharum spontaneum Poaceae Gelagah -
29. Schoenoplectus mucronata Cyperaceae Kumbuh -
30. Scirpus grossus Cyperaceae Mensiang -
31. Spondias dulcis Anacardiaceae Kedondong -
32. Typha angustifolia Tuphaceae Lembang LC
33. Urena lobata Malvaceae Pulutan -
Keterangan : * (Mangrove sejati)
LC (Least Concern)
EN (Endangered)
Berdasarkan hasil sampling Flora darat yang dilakukan di empat (4) titik lokasi, dimana dua
(Desa Muara dan Desa Tanjung Pasir) di antaranya telah mengalami perubahan tata guna lahan,
sedangkan dua (Desa Tanjung Burung dan Desa Kohod) lokasi lainnya belum mengalami
perubahan tata guna lahan dan menunjukan komposisi vegetasi yang di dihuni oleh kelompok
tumbuhan berhabitus semak, herba, perdu hingga pohon. Selain itu, kelompok tumbuhan berbiji
hingga tumbuhan paku juga ditemukan keberadaannya di lokasi sampling. Dari keempat lokasi
pengambilan data, dominansi tumbuhan ekosistem lahan basah yang termasuk ekosistem rawa,
ekosistem mangrove, ekosistem muara, dan ekosistem buatan berupa empang dan tambak
menunjukan dominansi tumbuhan seperti Typha angustifolia, Schoenoplectus validus, Avicennia
alba, Avicennia marina, Rhizopora mucronata, Achanthus ilicifolius dan Pluchea indica. Hal ini
disebabkan kondisi topografi PIK Extension yang umumnya dataran rendah dan merupakan
kawasan lahan basah, sehingga didominasi oleh tumbuhan air dan tumbuhan mangrove yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungan basah dan toleran terhadap perubahan kadar garam.
Adanya kegiatan tapak proyek, akan merubah rona lingkungan atau kondisi topografi kawasan,
yang secara langsung dapat memberikan dampak pada pengurangan variasi komposisi vegetasi
akibat hilangnya ekosistem. Hilangnya ekosistem yang berakibat pada hilangnya komposisi
vegetasi akan berdampak pada menurunnya stabilitas ekosistem yang dicirikan dari penurunan
jumlah fauna, siklus biogeokimia yang terganggu dan menurunnya produktivitas. Penurunan
kualitas lingkungan akibat menurunnya stabilitas ekosistem, apabila tidak dikendalikan dan
segera diatasi dalam waktu dekat akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia.
Upaya rencana kelola lingkungan dan monitoring selama proses pembangunan dapat dilakukan,
untuk mengatasi dan mencegah dampak lingkungan yang akan terjadi.

3.2 Fauna
3.2.1 Avifauna
Tercatat sebanyak 78 jenis avifauna yang tergolong kedalam 37 famili di seluruh lokasi
pengambilan data. Teridentifikasi 1 jenis merupakan jenis endemik Pulau Jawa yaitu bubut Jawa
(Centropus nigrorufus). Status perlindungan menurut Peraturan Mentri LHK 106 tahun 2018
mengindentifikasi sebanyak 13 jenis yang dilindungi. Sedangkan menurut status konservasi
IUCN tercatat sebanyak 1 jenis tergolong kritis (CR) yaitu cikalang christmas (Fregata
andrewsi), 2 jenis terancam (EN) yaitu bangau blowok (Mycteria cinerea) dan kacamata Jawa
(Zosterops flavus) dan 2 jenis rentan (VU) yaitu bubut Jawa (Centropus nigrorufus) dan kerak
kerbau (Acridotheres javanicus). Beberapa jenis burung migran juga tercatat sebanyak 16 jenis,
selengkapnya jenis-jenis tersebut dan jenis yang dilindungi Permen LHK dapat dilihat pada
Tabel 3.2.1.1.

Tabel 3.2.1.1 Jenis-jenis burung di lokasi PIK II Extention 2021


Famili* Lokasi*** Status****
No Nama Indonesia**
Nama Ilmiah 1 2 3 4 R RI IUCN
1. Columbidae
1 Streptopelia bitorquata Dederuk Jawa   + + + r n LC
2 Spilopelia chinensis Tekukur Biasa +     + r n LC
3 Geopelia striata Perkutut Jawa +   +   r n LC
4 Treron vernans Punai Gading     + r n LC
2. Caprimulgidae
5 Caprimulgus affinis Cabak Kota       + r n LC
3. Apodidae
6 Collocalia linchi Walet Linchi + +  +  +  r n LC
7 Aerodramus fuciphagus Walet Sarang-Putih     + r n LC
8 Cypsiurus balasiensis Waletpalem Asia     + r n LC
9 Apus nipalensis Kapinis Rumah     +   r n LC
4. Cuculidae
10 Centropus nigrorufus Bubut Jawa     + E n VU
11 Centropus bengalensis Bubut Alang-Alang     + r n LC
12 Clamator coromandus Bubutpacar Jambul       + M n LC
5. Rallidae
13 Zapornia pusilla Tikusan Kerdil   +     r n LC
14 Amaurornis phoenicurus Kareo Padi       + r n LC
15 Amaurornis cinerea Tikusan Alis-Putih       + r n LC
16 Gallinula chloropus Mandar Batu       + r n LC
6. Ciconiidae
17 Mycteria cinerea Bangau Bluwok     +   r P EN
7. Ardeidae
18 Ixobrychus cinnamomeus Bambangan Merah     +   r n LC
19 Ixobrychus sinensis Bambangan Kuning       + r n LC
20 Nycticorax nycticorax Kowakmalam Kelabu       + r n LC
21 Butorides striata Kokokan Laut +   + + r n LC
22 Ardeola speciosa Blekok Sawah +   + + r n LC
23 Ardea cinerea Cangak Abu     +   r n LC
24 Ardea purpurea Cangak Merah +   + + r n LC
25 Ardea alba Cangak Besar   +     r P LC
26 Egretta garzetta Kuntul Kecil + +     r n LC
8. Fregatidae
27 Fregata ariel Cikalang Kecil   +     r n LC
28 Fregata andrewsi Cikalang Christmas + +     r P CR
9. Phalacrocoracidae
29 Phalacrocorax sulcirostris Pecukpadi Hitam +   +   r n LC
10. Anhingidae
Famili* Lokasi*** Status****
No Nama Indonesia**
Nama Ilmiah 1 2 3 4 R RI IUCN
30 Anhinga melanogaster Pecukular Asia +   + + r P NT
11. Recurvirostridae
31 Himantopus himantopus Gagangbayan Timur     + r n LC
12. Charadriidae
32 Pluvialis fulva Cerek Kernyut   +   + M n LC
33 Charadrius dubius Cerek Kalung-Kecil   + +   M n LC
34 Charadrius javanicus Cerek Jawa + +   + r P LC
35 Charadrius alexandrinus Cerek Tilil   +     M P LC
36 Charadrius peronii Cerek Melayu   +     M n NT
37 Charadrius mongolus Cerekpasir Mongolia   +     M n LC
13. Scolopacidae
38 Numenius phaeopus   Gajahan Pengala       + r P LC
39 Calidris ruficollis  Kedidi Leher-Merah   +     M n NT
40 Calidris alba Kedidi Putih   +     M n LC
41 Actitis hypoleucos Trinil Pantai +   + + M n LC
14. Turnicidae
42 Turnix suscitator Gemak Loreng   +     r n LC
15. Laridae
43 Sterna hirundo Daralaut Biasa   +     M P LC
16. Tytonidae
44 Tyto alba Serak Jawa     + r n LC
17. Strigidae
45 Otus lempiji Celepuk Reban     + r n LC
18. Accipitridae
46 Haliastur indus Elang Bondol     + r P LC
47 Haliaeetus leucogaster Elanglaut Perut-Putih       + r P LC
19. Meropidae
48 Merops philippinus Kirikkirik Laut     + M n LC
20. Alcedinidae
49 Alcedo coerulescens Rajaudang Biru +   + + r n LC
50 Todiramphus chloris Cekakak Sungai +     + r n LC
51 Todiramphus sanctus Cekakak Suci       + M n LC
21. Picidae
52 Dendrocopos macei Caladi Ulam     + + r n LC
22. Falconidae
53 Falco peregrinus Alapalap Kawah     +   M P LC
23. Acanthizidae
54 Gerygone sulphurea Remetuk Laut +   + + r n LC
24. Rhipiduridae
55 Rhipidura javanica Kipasan Belang +     + r P LC
25. Laniidae
56 Lanius schach Bentet Kelabu     +   r n LC
26. Cisticolidae
Famili* Lokasi*** Status****
No Nama Indonesia**
Nama Ilmiah 1 2 3 4 R RI IUCN
57 Cisticola juncidis Cici Padi + + + + r n LC
58 Prinia familiaris Perenjak Jawa     +   r n LC
59 Orthotomus ruficeps Cinenen Kelabu     +   r n LC
27. Acrocephalidae
60 Acrocephalus australis Kerakbasi Ramai       + r n LC
28. Hirundinidae
61 Hirundo tahitica Layanglayang Batu +   +   r n LC
62 Hirundo rustica Layanglayang Api       + M n LC
29. Pycnonotidae
63 Pycnonotus aurigaster Cucak Kutilang     +   r n LC
64 Pycnonotus goiavier Merbah Cerukcuk     +   r n LC
30. Zosteropidae
65 Zosterops flavus Kacamata Jawa     + r P EN
31. Sturnidae
66 Acridotheres javanicus Kerak Kerbau       + r n VU
67 Aplonis panayensis Perling Kumbang     + M n LC
32. Dicaeidae
68 Dicaeum trochileum Cabai Jawa +     + r n LC
33. Nectariniidae
69 Anthreptes malacensis Burungmadu Kelapa       + r n LC
70 Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti +   +   r n LC
34. Ploceidae
71 Ploceus hypoxanthus Manyar Emas       + r n NT
35. Estrildidae
72 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa     + + r n LC
73 Lonchura punctulata Bondol Peking   +     r n LC
74 Lonchura maja Bondol Haji     + r n LC
75 Erythrura prasina Bondolhijau Binglis     + r n LC
36. Passeridae
76 Passer montanus Burunggereja Erasia + + +   r n LC
37. Motacillidae
77 Anthus rufulus Apung Tanah   +     r n LC
78 Motacilla tschutschensis Kicuit Kerbau   +   + M n LC
Total jenis berdasarkan lokasi 21 22 28 48
Indeks Shannon & Wiener (H’) per- lokasi 2.60 2.40 2.89 2.99
Indeks Shannon & Wiener (H’) seluruh lokasi 3.45
Sumber: Data Primer 2021
Ket:
Indeks Shanon & Wiener (H’): Nilai <1.99 = Sangat rendah; 2-2.49 = Rendah; 2.5-2.99 = Sedang; >3 =
Tinggi.
*Famili: Daftar jenis dan Taksonomi berdasarkan HBW-Birdlife Dec 2021.
**Nama Indonesia: Adaptasi dari Daftar Burung Indonesia No. 2.
***Lokasi: ****Status:
1. Desa Muara  R: r = Resident; M= Migran; E= Endemik.
2. Desa Tanjung Pasir  RI (Permen LHK No. 106): P = Dilindungi;
3. Desa Tanjung Burung n = Tidak dilindungi.
4. Desa Kohod  IUCN (International Union of Conservation
of Nation): LC (Resiko rendah); NT
(Hampir terancam); VU (Rentan); EN
(Terancam); CR (Kritis).

Analisis indeks keanekaragaman (H’) diseluruh lokasi (gabungan 4 lokasi) mendapatkan nilai
sebesar 3.45 dengan jumlah total 78 jenis. Nilai tersebut termasuk kategori tinggi dan dapat
diartikan bahwa populasi avifauna tinggi dan tersebar merata. Nilai (H’) terendah perlokasi
sebesar 2.40 berada di titik sampling di desa Tanjung Pasir dengan jumlah 22 jenis, nilai H’ yang
rendah salah satunya karena kehadiran jenis yang rendah yang dapat disebabkan oleh alih fungsi
lahan habitat avifauna. Sedangkan nilai (H’) tertinggi berada di titik sampling di Desa Kohod
dengan nilai 2.99 dan jumlah jenisnya sebanyak 48 jenis. Lokasi sampling tersebut tergolong
masih memiliki habitat yang cukup baik dengan adanya tegakan vegetasi alami, seperti tegakan
hutan bakau dan vegetasi sepanjang aliran sungai. Semakin baiknya kondisi tutupan vegetasi
akan berkorelasi positif terhadap daya dukung lingkungan bagi setiap jenis hewan yang hidup
didalamnya. Lokasi lainnya yaitu Desa Muara berhasil mendapatkan nilai H’ sebesar 2.60
dengan jumlah 21 jenis dan termasuk kedalam kategori sedang. Selanjutnya Desa Tanjung
Burung mendapatkan nilai H’ sebesar 2.89 dengan jumlah temuan jenis sebanyak 28 yang
tergolong kedalam kategori sedang.

Temuan menarik yang berhasil tercatat adalah ditemukannya jenis yang langka, dilindungi,
endemik, dan terancam punah di beberapa lokasi pengambilan data (Gambar 3.2.1.1). Hal ini
menunjukan sebenarnya lokasi ini memiliki daya dukung lingkungan bagi beberapa jenis burung
tersebut, sehingga perlu adanya pengelolaan yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan.
a b c

d e f
Gambar 3.2.1.1. a. Elanglaut perut-putih yang dilindungi oleh Permen LHK; b. Alapalap kawah
jenis burung migran yang juga dilindungi oleh Permen LHK; c. Cikalang christmas burung
dengan status IUCN kritis (CR) dan dilindungi oleh Permen LHK; d. Cerek kalung-kecil jenis
burung air migran; e. Bangau bluwok yang dilindungi Permen LHK dan memiliki status IUCN
terancam (EN); f. Gajahan Pelanga merupakan burung migran yang dilindungi Permen LHK.
3.2.2 Herpetofauna
Tercatat sebanyak 8 jenis herpetofauna yang tergolong kedalam 6 famili di seluruh lokasi
pengambilan data. 1 jenis merupakan jenis amphibia (katak/kodok) dan 7 lainnya merupakan
jenis reptilia. Teridentifikasi 1 jenis murupakan jenis asing invasif yang berkembang biak dan
dapat mengancam biodiversitas dilokasi tersebut. Jenis tersebut adalah bunglon taman (Calotes
vesicolor). Terdapat potensi beberapa jenis ular berbahaya dan berbisa di lokasi pengambilan
data dan selain itu terdapat jenis buaya muara ( Crocodylus porosus) di lokasi pengambilan data
Desa Kohod yang berbahaya bagi manusia apabila terjadi serangan.

Tabel 3.2.2.1. Jenis-jenis herpetofauna yang tercatat di lokasi PIK II Extention 2021
Kelas Lokasi* Status**
No Famili Nama Indonesia
1 2 3 4 E RI IUCN
Nama Ilmiah
Amphibia
1. Dicroglossidae
1 Fejervarya cancrivora Katak sawah + - n LC
Reptilia
1. Agamidae
2 Calotes vesicolor Bunglon taman + + + + I n -
2. Crocodylidae
3 Crocodylus porosus Buaya muara + - P LC
3. Gekkonidae
4 Hemidactylus platyurus Cecak berekor pipih + + - n -
5 Gekko gecko Tokek + - n LC
4. Scincidae
6 Eutropis multifasciata Kadal kebun + + + + - n LC
5. Varanidae
7 Varanus salvator Biawak + + + + - n LC
6. Homalopsidae
8 Cerberus schneiderii Ular Tambak + - n LC
Total 3 4 5 6
Sumber: Data Primer 2021
Ket:
*Lokasi: **Status:
1. Desa Muara  E: I = Invasive species; - = Non-
2. Desa Tanjung Pasir invasive species
3. Desa Tanjung Burung  RI (Permen LHK No. 106): P =
4. Desa Kohod Dilindungi; n = Tidak dilindungi.
 IUCN (International Union of
Conservation of Nation): LC
(Resiko rendah).
a b c
Gambar 3.2.1.2. a. Ular tambak salah satu ular yang berbisa dan dapat berakibat fatal bagi
sebagian orang; b. Bunglon taman adalah salah satu jenis invasif; c. Buaya muara yang sedang
berjemur di tepi tambak di Desa Kohod.

3.2.3 Iktiofauna
Sebanyak 6 jenis ikan berhasil tercatat di lokasi pengambilan data, beberapa diantaranya
merupakan ikan budidaya masyarakat salah satunya adalah bandeng (Chanos chanos) dan
beberapa jenis merupakan jenis ikan liar penghuni perairan tropis air tawar seperti tembakang
(Helostoma temminckii). Jenis ikan yang tercatat tidak tergolong dilindungi, tetapi 1 jenis yang
tergolong rentan (VU) menurut IUCN, jenis tersebut adalah Mujair (Oreochromis mossambicus).

Tabel 3.2.3.1. Jenis-jenis iktiofauna di lokasi PIK II Extention tahun 2021.


Famili Status**
No Nama Indonesia
Nama Ilmiah RI IUCN
1. Anabantidae
1 Anabas testudineus Betik n LC
2. Chanidae
2 Chanos chanos Bandeng n LC
3. Clariidae
3 Clarias batrachus Lele n LC
4. Clariidae
4 Helostoma temminckii Tembakang n LC
5. Cichlidae
5 Oreochromis mossambicus Mujair n VU
6. Panaeidae
6 Penaeus monodon Udang Pancet n LC
Sumber: Data Primer 2021
Ket:
**Status:
 RI (Permen LHK No. 106): P = Dilindungi; n = Tidak dilindungi.
 IUCN (International Union of Conservation of Nation): LC (Resiko rendah); VU
(Rentan); EN (Terancam).

a b
Gambar 3.2.1.3. a. jenis ikan tembakang merupakan ikan liar yang umum diperairan air tawar;
b. Pengambilan ikan oleh masyarakat menggunakan jaring di Desa Tanjung Burung.

Daftar Pustaka

Das, I. 2010. A Fieldguide to the Reptiles of Shoutheast Asia. London: New Holland Publishers
(UK) Ltd.
Eaton, J.A., B. van Balen., B. N. W. Brickle., & F. E. Rheindt. 2016. Birds of the Indonesian
Archipelago. Greater Sundas and Wallacea. Lynx Edicions. Barcelona.
Handbook of the Birds of the World and BirdLife International (2021). Handbook of the Birds of
the World and BirdLife International digital checklist of the birds of the world. Version 4.
Available at: http://datazone.birdlife.org/userfiles/file/Species/Taxonomy/HBW-
BirdLife_Checklist_v6_Dec21.zip.
IUCN, 2021. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2021.1. Online Database at
http://www.iucnredlist.org/.
MacKinnon J., K. Phillips, & B. v. Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan. BirdLife International Indonesia Programme dan Puslitbang Biologi LIPI.
Bogor.
Somaweera, R. 2017. 2nd Edition A Naturalist’s Guide to The Reptilies & Amphibians of Bali.
John Beaufoy Publishing.
Sukmantoro, W., Irham, M., Novarino, W., Hasudungan, F., Kemp, N., Muchtar, M. 2007.
Daftar burung Indonesia no. 2. Bogor (ID): Indonesian Ornithologists’ Union.

Lampiran 1. Beberapa dokumentasi bunga mangrove bulan Desember 2021

a. Bakau Kurap b. Bakau Minyak c. Api-api

d.Pidada e. Pidada merah f. Ki Buta

You might also like