You are on page 1of 10

JURNAL VARIDIKA

Vol. xx, No. x, xxx, pp.xxx-xxx


p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika

Adab Murid dan Guru Menurut K.H. Hasyim As’ari dalam


Implementasi Pembelajaran Daring

Muhamad Faiz Suhail


Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
m.faiz.suhail98@gmail.com
DOI: ………..(Leave it blank)
Submission
Track: ABSTRACT
Received:
The purpose of this study was to determine the manners of students
……………… and teachers according to KH. Hasyim Asy'ari in the book Adab al-'Alim
wa al-Muta'allim and its implementation in online learning. In this study,
Final Revision:
the author uses a qualitative research method of library research (books)
……………… or (library research) where researchers collect data and sources, using
primary sources, namely the book of Adab al-Alim wa al-Muta'alim by
Available online: KH. Hasyim Asy'ari as well as supporting books and books such as the
book Taisir al-Khalaq by Sheikh Hafidz Hasan Al-Mas'udi, the book
..................... Minhaj al-Muta'alim by Imam Ghazali and the book Ta'lim al-Muta'alim
by Imam al-Zarnuzi, in accordance with the main problem that has been
formulated, the data and information collected in this study are
qualitative in nature such as scientific papers and books related to the
research title.
From the results of the study, it can be seen that in the Adab al-'Alim
wa al-Muta'Allim Book it is explained that there are 12 adab that
students must apply to their teachers, and there are 14 adab that teachers
must apply to their students. The etiquette of teachers and students must
be applied both in face-to-face learning and online learning. In addition,
it is necessary to have regulations set by institutions from elementary
school to tertiary level related to online learning so that all students, from
children to adults, know that online learning is as important as face-to-
face learning, only different in scope. just. With the regulations of the
institution, students and teachers will always be bound by the rules and
regulations regarding the manners of teachers and students. These rules
can be correlated with the thinking of KH. Hasyim Asy'ari is about the
education of manners which is described in the book of Adab al-Alim
wa Al-Muta'allim. In online learning students must continue to pay
attention and apply good manners to teachers and likewise the teacher
must be a person who can be nurtured and imitated or become an agent
of change, so that the online learning atmosphere will be the same as
direct learning, and does not reduce the essence of learning itself, even
online learning will become easier and more flexible and more efficient
when there are regulations imposed by each institution.

1
Manuscript Template...(Author’s Name & Author’s Name)

Keywords: Disciples, Teacher, KH. Hasyim Asy'ari, Kitab Adab Al-


Alim Wa Al-Muta'alim, Online learning

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah. Kesempurnaan
itu Allah ciptakan dengan bermacam-macam bentuk, Allah juga memberikan akal dan pikiran
kepada manusia. Manusia dengan akal dan pikirannya mengantarkannya menjadi makhluk
sosial, dimana manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, baik dalam bermasyarakat
maupun dalam dunia pendidikan.
Pendidikan adalah usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya,
dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar
pandangan hidup kepada generasi muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakikat dan
kemanusiaannya. Dalam suatu pendidikan terdapat proses pembelajaran, pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah pengalaman.
Pembelajaran juga bisa diartikan proses interaksi murid dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan sumber yang ada, baik potensi yang
bersumber dari dalam diri murid itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang
dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar dari murid itu sendiri seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Dengan demikian, kesadaran dan kepahaman guru dan murid akan tujuan yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam
prosesnya, guru dan murid mengarah pada tujuan yang sama.
Pada proses interaksi murid dan guru dalam sebuah pembelajaran, harus diperhatikan
juga adab dan akhlak, baik dari murid maupun guru, karena adab manusia selalu menjadi tolak
ukur seseorang untuk menilai apakah orang itu baik atau buruk, sehingga adab yang baik dari
seseorang itu menjadi suatu hal yang penting dalam bergaul dan bermasyarakat, khususnya
untuk seorang guru dan murid yang sedang menimba ilmu, karena salah satu keutaman
seseorang menuntut ilmu adalah agar memiliki adab yang mulia. Selain empat kopetensi
tersebut, guru harus memiliki adab dan perilaku yang baik, guru dalam tradisi jawa sering
disebut digugu dan ditiru yang bermaksud orang yang dipercaya dan diikuti. Maksudnya guru
bukan hanya semata-mata orang yang bertanggung jawab di kelas dan bertanggung jawab pada
mata pelajaran, melainkan guru juga sebagai panutan, sebagai orang yang dipercontohkan dan
diikuti karakter dan tingkah lakunya. Untuk itu penting sekali sebagai seorang pendidik dan
sebagai peserta didik yang sedang menuntut ilmu agar memiliki adab yang mulia. Baik ketika
menuntut ilmu ataupun ketika bergaul di masyarakat, karena pada dasarnya amal yang baik
adalah buah dari keilmuan seseorang, tidak dikatakan berilmu sesorang ketika ia tidak memiliki
akhlak dan amal yang diperbuat.
Menurut Ust. Adi Hidayat di dalam ceramahnya «adab» adalah sifat-sifat atau perilaku
di dalam diri seseorang yang dihasilkan dari pembelajaran, berbeda dengan akhlak perbuatan
dan perilaku yang baik yang dihasilkan dari ibadah seseorang. Adab sebagai buah hasil
pembelajaran dapat dihasilkan oleh seluruh umat manusia baik itu Muslim ataupun non-
muslim, sehingga dapat membentuk jati diri seseorang, apakah orang tersebut terbiasa untuk

2
JURNAL VARIDIKA
Vol. xx, No. x, xxx, pp.xxx-xxx
p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika

rajin atau selalu jujur ataupun sebaliknya orang tersebut terbentuk menjadi orang yang pemalas
ataupun menjadi orang yang selalu terlambat.
Era informasi dan digital menjadi modal utama dalam berbagai bidang kehidupan dan
kemajuan ilmu pengetahuan, namun di sisi lain, era ini memberikan dampak negatif terhadap
kemerosotan adab bangsa ini. Tetapi dampak negatif yang ditimbulkannya juga tidak sedikit,
yang terjadi sekarang anak-anak lebih senang bermain dengan gadget-nya dibandingkan mereka
bersosialisasi dan berintraksi dengan orang sekitar, mudahnya mengakses situs porno yang
membuat pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak ada batasannya lagi, dan media sosial
yang mudah sekali diakses menjadi pendukung dari dampak negatif tersbut.
Dampak negatif tersebut ditandai dengan tegasnya pemerintah mengeluarkan UU Informasi dan
Transaksi Elektronik Nomor 11 tahun 2008 yang mengatur tentang informasi serta transaksi
elektronik, atau teknologi informasi secara umum. Undang-undang ini memiliki tujuan salah
satunya untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi. K.H. Hasyim Asy’ari adalah salah satu tokoh besar, ulama
dan pemikir Islam klasik di Indonesia yang membawa pemikiran tentang kemajuan pendidikan.
Beliau layak disebut sosok pembaharu yang dinantikan. Yang bukan sekedar dikenal sebagai
pendiri organisasi Islam terbesar Nahdotul Ulama tetapi juga sebagai pejuang dan pemikir
Islam. Yang memiliki tujuan tidak hanya menentang pengaruh barat dari segi sosial dan budaya
tetapi juga berjuang melalui Pendidikan dengan cara mengembangkan pendidikan sebagai
unsur penting dalam melawan penjajahan dan kolonialisme Belanda.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber buku. Pengertian
penelitian kualitatif itu sendiri adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positivisme, digunakan meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research)
dengan menggunakan sumber primer yaitu kitab Adab al-Alim wa al-Muta'alim karya KH.
Hasyim Asy'ari serta kitab dan buku penunjang seperti kitab Taisir al-Khalaq karya Syekh
Hafidz Hasan Al-Mas’udi, kitab Minhaj al-Muta’alim karya Imam Ghazali dan kitab Ta’lim al-
Muta’alim karya Imam al-Zarnuzi, sesuai dengan pokok masalah yang telah dirumuskan, data
dan informasi yang dihimpun dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Di masa pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring, adapun pengertian
pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang dilakukan secara online atau virtual yang
memanfaatkan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer, laptop, atau
gadget yang terhubung dengan internet, dengan memanfaatkan platfrom atau media komunikasi
lainnya seperti Zoom, Google class, Whatsapp dan lain sebagainya. Pembelajaran daring/virtual
ini dilakukan untuk menggantikan pembelajaran yang dilakukan secara langsung disekolah.

3
Manuscript Template...(Author’s Name & Author’s Name)

Pada pembelajaran online ini terdapat nilai positif dan negatif, adapun nilai positif dari
pembelajaran online atau daring tersebut yaitu pembelajaran dapat dilakukan dengan fleksibel
bisa dilakukan dimanapun, kapanpun dengan mudah.
Pembelajaran daring yang bersifat fleksibel, terkadang banyak orang menganggap hal
yang biasa, sehingga muncul sisi kelemahan atau nilai negatif dari pembelajaran daring itu
sendiri, yaitu dari segi adab dan perilaku murid kepada guru. Misalnya, Murid yang telat masuk
jam pembelajaran, murid yang memakai pakaian kurang sopan (memakai baju kaos), murid
yang kurang baik dalam merespon apa yang disampaikan oleh guru, tentulah hal-hal tersebut
menjadi suatu persoalan, karena dengan hal-hal tersebut bisa menghambat pembelajaran yang
dilakukan. Murid bisa saja menganggap pembelajaran tersebut hanya formalitas saja untuk
memenuhi absen, atau bisa saja murid menganggap pembelajaran tersebut hanya obrolan biasa
sehingga murid bisa bersikap semaunya, murid tersebut juga tidak akan memahami jelas tentang
pembelajaran tersebut apabila ia tidak memperhatikan dengan baik penjelasan dari gurunya.
Oleh karenanya hendaklah sebagai murid kita harus bersikap sopan dan santun, menggunakan
baju yang rapi dan sopan, hadir dengan tepat waktu, memperhatikan penjelasan guru dengan
serius, baik dan sungguh-sungguh, seperti yang dijelaskan dalam kitab Adab al-Alim wa Al-
Muta'allim.
Selain itu sisi negatif dari pembelajaran daring, terkadang murid keluar masuk dari
aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran dengan semaunya, terkadang ada juga murid yang
mematikan kamera agar tidak terlihat oleh gurunya. Sebagai murid hendaknya kita tidak
melakukan hal tersebut, karena apabila kita melakukan hal tersebut sama saja kita tidak
menghormati guru kita dalam pembelajaran. Apabila kita terdapat problem mengenai koneksi
internet dan membuat jaringan internet kita terputus dan tidak bisa mengikuti pembelajaran
tersebut, hendaknya kita meminta izin kepada guru kita bahwa jaringan internet yang kita pakai
terdapat kendala. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Adab al-Alim wa Al-Muta'allim bahwa
sebagai murid apabila kita ingin melakukan suatu hal harus meminta izin dulu kepada Guru
atau Kiyai.
Dalam pembelajaran daring kita sebagai murid apabila menggunakan media
komunikasi kita harus mengaktifkan kamera yang kita gunakan, agar guru kita mengetahui apa
yang kita lakukan, selain itu mengaktifkan kamera juga merupakan salah satu bentuk kita
menghargai guru, sebagaimana apabila kita melakukan pembelajaran secara langsung kita harus
duduk dengan sopan dan rapi dihadapan guru kita, dan hal ini dijelaskan dalam Kitab Adab al-
Alim wa Al-Muta'allim yaitu apabila duduk di hadapan guru, sebaiknya ia duduk dengan adab
yang baik.
Selanjutnya, ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran, sebaiknya microphone
kita dimute, agar suara kita tidak mengganggu suara guru yang sedang menjelaskan, dan apabila
kita sebagai murid ingin bertanya kepada guru, maka tunggulah sampai guru tersebut
menyelesaikan penjelasannya dan mempersilahkan untuk bertanya, apabila kita ingin
mengajukan sebuah pertanyaan sebaiknya kita mengangkat tangan kanan terlebih dahulu, lalu
berbicara menggunakan dengan kata-kata yang sopan dan baik, tidak boleh mendahului
sebelum guru tersebut mempersilahkannya, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Adab al-Alim
wa Al-Muta'allim, bahwa "Murid agar berakhlak dan beradab dengan bahasa dan kata-kata yang

4
JURNAL VARIDIKA
Vol. xx, No. x, xxx, pp.xxx-xxx
p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika

baik, dan murid agar tidak mendahului guru sebelum diperintah dalam mengajukan pertanyaan
atau menjelaskan suatu masalah sekalipun ia mampu dan tahu".
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian adab murid terhadap guru dalam
pembelajaran daring adalah sebagai berikut;
1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu. Semata-mata hanya mengharap Ridho
Allah Ta’ala, bukan tujuan duniawi, seperti tuntutan sekolah, guru atau orang tua.
Karena seorang yang menuntut ilmu dengan tujuan duniawi diancam dengan adzab
neraka.
2. Mepersiapkan tempat yang nyaman untuk belajar, serta buku, kitab dan alat-alat
belajar lainnya sebelum pembelajaran dimulai.
3. Mengikuti pembelajaran daring dengan on time (tepat waktu)
4. Berpakaian yang rapi sebagaimana saat ingin berangkat ke tempat belajar (memakai
seragam).
5. Menghormati dan menghargai guru yang memberikan materi pembelajaran dengan
mengaktifkan kamera agar guru dapet melihat apa sedang kita kerjakan.
6. Mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan cermat.
7. Jangan menyela dan mengganggu guru ketika menyampaikaan materi, (ketika guru
sedang menjelaskan sebaiknya microphone di mute)
8. Menulis atau mencatat setiap faidah dan point-point inti terkait materi yang
disampaikan.
9. Memperhatikan buku yang sedang dibaca oleh guru.
10. Jangan bermain dengan gadget dan semisalnya, yang dapat mengganggu konsentrasi
belajar.
11. Meminta izin ketika akan mengajukan pertanyaan atau memberikan masukan.
12. Tidak boleh mendahului guru leave (Keluar) sebelum guru mempersilahkan.
Sebagai murid kita harus selalu memperhatikan dan menerapkan 12 adab yang telah di
jelaskan oleh KH. Hasyim Asy'ari dalam kitabnya Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, baik
pembelajaran tatap muka secara langsung ataupun pembelajaran daring/virtual karena dengan
menerapkan 12 adab tersebut, pembelajaran akan berjalan dengan baik dan lancar, selain itu
dengan menerapkan 12 adab tersebut, InsyaAllah selama mengikuti pembelajaran akan
diberikan kemudahan dan kelancaran, akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan akan
mendapatkan keberkahan hidup.
Dalam pembelajaran daring, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, karena
pembelajaran dilakukan secara daring/virtual, oleh karena itu guru harus menyiapkan
pembelajaran dengan baik, agar pembelajaran dapat dipahami oleh murid meskipun
pembelajaran tersebut dilakukan secara daring/virtual.
Pembelajaran daring itu sendiri terdapat beberapa kendala, dibeberapa daerah, terdapat
beberapa guru yang sudah sepuh dan kurang mengerti dalam penggunaan teknologi informasi
seperti komputer, laptop ataupun gadget, sedangkan pembelajaran daring itu sendiri
memanfaatkan teknologi informasi tersebut dalam pembelajarannya, oleh karena itu guru
dituntut untuk berlatih menggunakan teknologi tersebut, nah disinilah kesabaran seorang guru
diuji, karena guru tersebut harus mempersiapkan persiapan yang lebih untuk pembelajarannya
agar berjalan dengan lancar, guru tidak boleh mengeluh, dan menyerah agar anak-anak bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik, mudah dipahami dan menyenangkan. Sebagaimana
dijelaskan dalam kitab Adab al-'Alim wa al-Muta'allim karya KH. Hasyim Asy'ari, bahwa
"seorang guru harus memiliki semangat dalam mengajar dan memiliki tujuan mengajar
mendapatkan ridho Allah SWT".

5
Manuscript Template...(Author’s Name & Author’s Name)

Pembelajaran daring bersifat fleksibel, bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, namun
kita sebagai guru harus memilih kapan waktu yang baik untuk melaksanakan pembelajaran, kita
tidak boleh semaunya memberi tugas kepada murid secara terus menerus, jangan sampai waktu
anak-anak untuk beristirahat tersita karena digunakan untuk belajar, proses pembelajaran daring
juga terdapat beberapa kendala lainnya, misalnya terdapat anak yang tidak mempunyai fasilitas
teknologi informasi untuk melakukan proses pembelajaran, kita sebagai guru tidak boleh
memaksakan kehendak kita agar murid tersebut harus tetap mengikuti pembelajaran daring
menggunakan teknologi informasi tersebut dengan memkasa orang tuanya untuk memfasilitasi
anaknya, terkadang keadaan ekonomi keluarga tersebut berbeda-beda ada yang mampu dan ada
juga yang sulit. Jadi kita harus perhatian, bersikap ramah kepada murid kita, kita harus memilih
waktu pembelajaran yang efektif misalkan sesuai dengan jam disekolah, dan apabila ada anak
yang tidak mempunyai fasilitas untuk mengikuti pembelajaran daring kita bisa memberikan
pembelajaran secara langsung dengan mematuhi peraturan yang berlaku pada masa pandemi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian adab guru terhadap murid dalam
pembelajaran daring sebagai berikut;
1. Niat dengan Ikhlas bahwa tujuan kita mengajar untuk mengharap ridho Allah Ta’ala,
bukan tujuan duniawi. Karena seorang yang mengajar dengan tujuan duniawi
diancam dengan adzab neraka.
2. Mengajar daring dengan ontime (tepat waktu), jangan sampai murid menunggu
terlalu lama.
3. Berpakaian yang rapi sebagaimana saat ingin berangkat mengajar ke tempat belajar
(memakai seragam).
4. Sabar ketika menghadapi murid.
5. Menghargai murid (ketika sedang pembelajaran kita harus hadir dengan
mengaktifkan kamera, tidak hanya sekedar memberi tugas saja).
6. Memberikan materi yang disampaikan dengan cermat dan mudah dipahami oleh
murid, (Misal ketika mengshow-up materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh murid).
7. Semangat dalam mengajar.
8. Memberikan kesempatan kepada murid yang akan bertanya atau memberikan
pendapat.
9. Menghargai pendapat murid.
10. Tidak mencela murid ketika murid itu salah (memberikan nasihat yang baik kepada
murid).
11. Menyampaikan materi yang berfaidah agar dapat dimalkan oleh semua.
12. Jangan bermain dengan gadget dan semisalnya, yang dapat mengganggu konsentrasi
mengajar dan anak belajar.
13. Perhatian kepada anak yang tidak masuk (absen) dengan menanyakan kabar.
14. Berbicara dengan baik dan Tawadhu.
Sebagai guru kita harus selalu memperhatikan dan menerapkan 14 adab yang telah di
jelaskan oleh KH. Hasyim Asy'ari dalam kitabnya Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, karena
dengan menerapkan 14 adab tersebut, pembelajaran akan berjalan dengan baik dan lancar, baik
pembelajaran tatap muka secara langsung ataupun pembelajaran daring/virtual, selain itu
apabila guru melakukan 14 adab tersebut, maka secara tidak langsung guru juga memberikan
contoh yang baik untuk muridnya dan murid akan merasa nyaman dalam mengikuti
pembelajaran kita, dan pembelajaran tersebut akan mudah dipahami oleh murid.

6
JURNAL VARIDIKA
Vol. xx, No. x, xxx, pp.xxx-xxx
p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika

Selain itu, menurut pendapat penulis perlu adanya peraturan yang ditetapkan oleh
institusi baik dari sekolah dasar sampai dengan jenjang perguruan tinggi yang terkait tentang
pembelajaran daring agar semua murid baik dari kalangan anak-anak sampai dengan dewasa
mengetahui bahwa pembelajaran daring itu sama pentingnya dengan pembelajaran tatap muka
hanya berbeda ruang lingkup saja.
Dengan adanya peraturan dari institusi tersebut maka murid dan guru akan selalu terikat
dengan aturan dan peraturan mengenai adab guru dan murid. Aturan-aturan tersebut dapat
dikorelasikan dengan pendidikan adab yang dijelaskan dalam kitab Adab al-Alim wa Al-
Muta'allim. Peraturan mengenai adab guru dengan murid, murid dengan guru ataupun sesama
murid. Jadi suasana ketika pembelajaran daring akan sama dengan pembelajaran langsung, serta
tidak mengurangi esensi dari pembelajaran itu sendiri, bahkan pembelajaran daring akan
menjadi lebih mudah dan lebih fleksibel dan lebih efisien ketika adanya peraturan yang
diberlakukan oleh tiap institusi.

SIMPULAN
Sebagaimana yang telah dituliskan sebelumnya peneliti melakukan penelitian tentang
"Adab Murid dan Guru menurut K. H. Hasyim Asy`ari dalam Implementasi Pembelajaran
Daring". Hasyim Asy`ari dalam kitabnya Adab al-Alim wa Al-Muta'allim, menjelaskan terdapat
12 adab yang harus dimiliki oleh murid terhadap gurunya, dan terdapat 14 adab yang harus
dimiliki oleh guru terhadap muridnya.
Dalam pembelajaran daring murid harus tetap memperhatikan dan menerapkan adab
baik kepada guru dan begitupun guru harus menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru atau
menjadi agen of change, sehingga suasana pembelajaran daring akan sama dengan
pembelajaran langsung, serta tidak mengurangi esensi dari pembelajaran itu sendiri, bahkan
pembelajaran daring akan menjadi lebih mudah dan lebih fleksibel dan lebih efisien ketika
adanya peraturan yang diberlakukan oleh tiap institusi.

DAFTAR PUSTAKA
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya :
Pustaka Progressif. 1997).
Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. Terj. dari Bahasa Inggris oleh Haidar Bagis,
(Bandung: Mizan, 1996)
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011),
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:
Maghfiroh Pustaka, 2006)
Gunawan, Heri. Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014)
https://youtu.be/wKXVULiIYzA
Imam al-Zarnuzi, Kitab Ta’lim al-Muta’allim, Daar al-Ahya Indonesia (2017)tai
KH. Hasyim Asy'ari, Kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim, (1415 H)

7
Manuscript Template...(Author’s Name & Author’s Name)

Kismato, Syahri., Konsep Adab dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam Menurut
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Theses UIN Sultan Syarif Kasim Riau (2016),
Dipublikasikan pada tanggal 22 Maret 2016 http://repository.uin-suska.ac.id
M. Tholut Mughni, Menggapai Sukses dalam Belajar Dan Mengajar, (Jombang:
Multazam Press, 2011)
Ma’ruf, Luis. Kamus Al-Munjid, Al-Maktabah Al-Katulikiyah Beirut, tt, Husin Al-
Habsyi, Kamus Al Kautsar, Surabaya: Assegraff, tt,
Mas’ud, Abdurrahman. Dari Haramain ke Nusantara, Jejak Intelektual Arsitek
Pesantren, (Jakarta: Kencana, 2006)
Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,
(Jakarta: Amzah, 2013)
Muhammad Ilzam Syah Almutaqi, Konsep Pendidikan Akhlak Menurut KH. Hasyim
Asy'ari dalam Kitab bba Al-Alim Wa Al-Muta'alim, Skripsi, (IAIN Salatiga : 2013),
Dipublikasikan Pada 28 Maret 2013, di https://www.academia.edu/23679449 di akses pada
Sabtu 01 Agustus 2020
Munawarroh Djunaidatul, dk, Filsafat Pendidikan Prespektif Islam Dan Umum (UIN
Jakarta Press,2003)
Nata, Abuddin. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005)
Ni’am, Syamsul. Wasiat Tarekat Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari (Jakarta: Ar-Ruzz
Media, tt.)
Nur Rizkoh Hidayatillah Hamdi, Budaya Adab Murid Terhadap Guru dalam Perspektif
Kitab Adab Al-Alim Wa Al-Muta'alim di Pondok Pesantren Putri Tahfizd Al-Qur'an Al-Hikmah
Tugurejo Tugu Semarang, Skripsi (UIN Walisongo Semarang : 2017) Dipublikasikan pada 13
April 2018 di http://eprints.walisongo.ac.id/7585/
Peraturan Pemerintah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20
Pirmansah, Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Adabul Alim
wal Muta'allim karya K.H.Hasyim Asy'ari, Skripsi, (UIN Jakarta : 2012), Dipublikasikan pada
Oktober 2012 di http://repository.uinjkt.ac.id , diakses pada Kamis, 14 Juli 2022
Purnaini, Marhamah. Etika Pelajar Menurut KH. Hasyim Asy'ari dalam Kitab Adab Al-
Alim Wa Al-Muta'alim, Skripsi (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta :2010) Dipublikasikan pada
30 November 2012 di http://digilib.uin-suka.ac.id/5666/
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)

8
JURNAL VARIDIKA
Vol. xx, No. x, xxx, pp.xxx-xxx
p-ISSN 0852-0976 | e-ISSN 2460-3953
Website: http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika

Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas,
(Bandung: Permana, 2006)
Rosidin, Pendidikan Karakter Khas Pesantren. Terj. Adabul ' Aim wal Muta'alim oleh
Kh. M. Hasyim Asy'ari, (Tangerang: TSmart, 2019)
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (PT.
Raja Grafindo Persada, 2016)

Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak, Cet. 1, (Surabaya: Al Ikhlas, 1991)


Sanjaya Wina,. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta. 2013)
Setyowati, Nanik. Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari Tentang Konsep Etika Pendidik dan
Peserta Didik (Telaah Kitab Adab Al-Alim Wa Al-Muta'alim), E-Journal (Institut Agama Islam
Sunan Giri Ponorogo : 2014) Dipublikasikan pada 05 Juni 2014 di
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alabadiyah/article/view/690
Sopiyah, Siti. Adab Murid Terhadap Guru dalam Kitab Ihya' Ulumuddin Dan
Relevansinya dalam pembentukan Kepribadian Muslim, Jurnal Ilmu Pendidikan dan IslamUIN
Wali Songo (2004), Dipublikasikan 2004 di http://library.walisongo.ac.id/

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,


2016)

Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014)


Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2004)
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Syeikh Hafizh Hasan al-Mas’udi, ‫تيسير الخالق فى علم األخالق‬, Maktabah as-Salam, 2021.
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafāsir, (Beirut: Dar al-Qur'an al-
Karim, t.t.), Jilid 1
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2009)

9
Manuscript Template...(Author’s Name & Author’s Name)

Tim Dosen Ma'had Aly Hayim Asy'ari, Pendidikan Akhlak untuk Pengajar dan Pelajar.
Terj. Adabul ' Aim wal Muta'alim oleh Kh. M. Hasyim Asy'ari, Tebuireng: Tim Pustaka
Tebuireng, 2019
Yuliani Meda, dkk., Pembelajaran Daring untuk Pendidikan (Teori dan Penerapan).,
Books.google.co.id, diakses pada Selasa, 02 Maret 2021
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah,
2010
Michaels, P. J., & Balling, R. C., Jr. (2000).The satanic gases: Clearing the air about global
warming. Washington, DC: Cato Institute.
New York State Department of Health. (2002). After a sexual assault. [Brochure]. Albany, NY:
Author.
Environmental resource handbook. (2001). Millerton, NY: Grey House.
Greenhouse effect.(2005). American heritage science dictionary. Boston, MA: Houghton
Mifflin.
Schneider, S. H. (2000). Greenhouse effect. World book encyclopedia (Millennium ed. Vol.
8, pp. 382-383). Chicago, IL: World Book.
Begley, S., &Murr, A. (2007, July 2). Which of these is not causing global warming? A. Sport
utility vehicles; B. Rice fields; C. Increased solar output. Newsweek, 150(2), 48-50.
College officials agree to cut greenhouse gases. (2007, June 13). Albany Times Union, p. A4.
Landler, M. (2007, June 2). Bush’s Greenhouse Gas Plan Throws Europe Off Guard. New
York Times, p. A7.
Miller-Rushing, A. J., Primack, R. B., Primack, D., &Mukunda, S. (2006). Photographs and
herbarium specimens as tools to document phonological changes in response to global
warming.American Journal of Botany, 93, 1667-1674.
Bogdonoff, S., & Rubin, J. (2007). The regional greenhouse gas initiative: Taking action in
Maine. Environment, 49(2), 9-16.
Mora, C., & Maya, M. F. (2006).Effect of the rate of temperature increase of the dynamic
method on the heat tolerance of fishes.Journal of Thermal Biology, 31, 337-341. doi:
10.101b/jtherbio.2006.01.055
United States Environmental Protection Agency. (2007, May 4). Climate Change.Retrieved
From the Environmental Protection Agency website: http://www.epa.gov/climatechange
Gelspan, R. (2007). The Heat Is Online. Lake Oswego, OR: Green House Network. Retrieved
fromThe Heat Is Online website: http://www.heatisonline.org

10

You might also like