You are on page 1of 17

PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT DAN PERBATASAN

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

KETENAGAKERJAAN

DOSEN PENGAMPU

DR.Hj. Yarlina Yacoub, SE.Msi

Disusun Oleh

Riyan Hidayat (B1012191063)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG......................................................................................3
B. TINJAUAN LITERATUR...............................................................................6
C. PEMBAHASAN...............................................................................................9
D. KESIMPULAN...............................................................................................16
E. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16
A. LATAR BELAKANG
Masalah pengangguran dan ketenagakerjaan sampai sata ini masih menjadi
perhatian utama disetiap negara di dunia khususnya dinegara yang sedan
berkembang. Kedua masalah tersebut merupakan satu kesatuan yang keduanya
menciptakan dualisme permasalahan yang saling bertentangan antar satu dengan
yang lainnya. Dualisme tersebut terjadi jika pemerintah tidak mampu dalam
memanfaatkan dan miminimalkan dampak yang diakibatkan dari dua persalahan
tersebut dengan baik.Namun jika pemerintah mampu memanfaatkan kelebihan
tenaga kerja yang ada maka dualisme permasalahan tidak akan terjadi bahkan
memberikan dampak yang positif dalam percepatan pembangunan.Demikian
sebaliknya jika pemerintah tidak mampu memanfaatkan maka akan menciptakan
dampak negatif yaitu mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu
sumberdaya yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan
ekonomi suatu negara. Namun dari sudut pandang yang lain meningkatnya tenaga
kerja justru sering kali menjadi persoalan ekonomi yang sulit untuk diselesaikan
oleh pemerintah. Sebagai akibat dari kurangnya pemerintah dalam menyediakan
lapangan pekerjaan sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang
ada, sehingga tenaga kerja yang ada tidak terserap secara penh, konsekuensinya
terciptalah pengangguran. Dalam hal in pemanfaatan tenaga kerja secara
maksimal wajib dilakukan oleh pemerintah, jika pemerintah ingin survive dalam
pembangunan, jika tidak perlahan tapi pasti bertambahnya jumlah angkatan kerja
yang tidak terserap (pengangguran) akan menjadi beban dan penghambat dalam
dalam perekonomian dan pada akhirnya menjadi masalah.Selain menjadi beban
dan penghambat dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, pengangguran
juga digunakan menjadi salah satu indilator dari pasar tenaga kerja yang ada.
Rendahnya pengangguran sering dianggap menjadi suatu prestasi dalam suatu
negara demikian juga sebaliknya. Namun pada kenyataannya belum
mencerminkan masalah ketenagakerjaan yang sebenarnya. Konsep pengangguran
disini diartikan sebagai penduduk yang memasuki usia kerja (15-65 tahun) yang
sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, putus asa dan sudah punya
pekerjaan tapi belum memulai bekerja. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang
selalu menjadi perhatian utama pemerintah dari masa ke masa. Permasalahan ini
menjadi penting mengingat erat kaitannya dengan pengangguran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam masalah ketenagakerjaan hal in
menunjukkan bahwa semakin tinggi angka pengangguran maka akan
meningkatkan probabilitas kemiskinan, kriminalitas dan fenomena-fenomena
sosial-ekonomi di masyarakat.

Pembangunan merupakan upaya perubahan struktural yang dimaksudkan


untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan kesempatan kerja yang pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan penduduk. Tujuan pembangunan
Indonesia itu sendiri adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang adil,
makmur, seta meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. Beberapa upaya
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan
adalah dengan pengentasan kemiskinan,pemerataan pendapatan serta penyediaan
lapangan kerja bar bagi masyarakat. Namun derikian tidak semua penduduk
memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses dan kegiatan pembangunan,
sehingga mash ada yang tertinggal dan tidak terangkat dari kemiskinan.
Kesempatan kerja, kuantitas, serta kualitas tenaga kerja menjadi indikator penting
dalam pembangunan ekonomi karena mempunyai fungi yang menentukan dalam
pembangunan, yaitu:(1) tenaga kerja sebagai sumber daya untuk menjalankan
proses produksi serta distribusi barang dan jasa, dan (2) tenaga kerja sebagai
sasaran untuk menghidupkan dan mengembangkan pasar. Kedua fungi tersebut
memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus
dalam jangka panjang, atau dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan motor
penggerak dalam pembangunan (Suroto, 1992).
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja (Undang-undang RI
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan), Tenaga kerja dalam
pembangunan nasional merupakan faktor dinamika penting yangmenentukan laju
pertumbuhan perekonomian baik dalam kedudukannya sebagai tenaga kerja
produktif maupun sebagai konsumen. Ketidakseimbangan dalam penyebaran
penduduk antar daerah atau wilayah mengakibatkan tidak proporsionalnya
penggunaan tenaga kerja secara regional dan sektoral sehingga menghambat pula
laju pertumbuhan perekonomian nasional. Tenaga kerja merupakan faktor yang
terpenting dalam proses produksi, Sebagai sarana produksi, tenaga kerja sangatlah
penting dalam proses produksi daripada sarana produksi lain seperti bahan
mentah, tanah, air, dan sebagainva, dikarenakann manusialah yang menggerakkan
atau mengoperasikan seluruh sumbersumber tersebut untuk menghasilkan suatu
barang yang bernilai yang nantinya akan berpengaruh terhadap besaran terhadap
besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di suatu wilayah.

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang a mat mendasar dalam kehidupan


manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Tenaga kerja sebagai
salah satu dari factor produksi merupakan unsure yang penting dan paling
berpengaruh dalam mengelola dan mengendalikan sistem ekonomi,
sepertiproduksi, distribusi konsumsi maupun investasi. Keterlibatan dalam proses
produksi menyebabkan mereka menginginkan pendapatan yang memadai, tingkat
dan kenyamanan kerja serta keuntungan lain yang dapat di peroleh. Penyerapan
tenaga kerja adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di berbagai sector.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan siring
dengan berlangsungnya demografi. Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan
merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sector perekonomian dalam
menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat pula mencerminkan struktur perekonomian
suatu wilayah. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan.
tenaga kerja bulan berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian, tetapi
tenaza kerja juga meliputi keahlian dan keterampilan yang mereka miliki.
B. TINJAUAN LITERATUR
Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika sesorang tidak
memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam
empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan(Kaufman dan Hotchkiss,1999).

Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong


dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat
memperoleh pekerjaan tersebut (Sadono Sukirno,1994).

Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut
sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.

Beberapa konsep ketenagakerjaan yang berlaku secara umum (Nainggolan, 2009)

a) Tenaga Kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK), Tenaga kerja adalah
penduduk usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut.
b) Angkatan Kerja (labor force) Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja
yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat
dalam kegiatan produksi barang dan jasa,maka yang merupakan angkatan kerja
adalah penduduk yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja
(K) dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan (VP). Angkatan kerja yang
masuk kategori bekerja apabila minimum bekerja selama 1 jam selama
seminggu lalu untuk kegiatan produktif
sebelum pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan adalah seseorang yang
kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedan mencari
pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi
angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai
berikut : AK = K+ MP. Penjumlahan angka angka angkatan kerja dalam bahasa
ekonomi disebut sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply). Sedangkan
penduduk yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja termasuk ke dalam
sisi permintaan (labour demand).
c) Bukan Angkatan Kerja (unlabour force) Bukan angkatan kerja adalah
penduduk yang berusia (15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama
seminggu yang lalu adalah sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Apabila seseorang yang sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama
seminggu yang lalu, tetapi kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu
tersebut tetap termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang
tercatat lainnya jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke
dalam transisi antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjane pendidikan yang
lebih tinggi atau tiuak dalam ketegori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi
jumlah usia kerja (UK) apabila dilihat melalu persamaan identias adalah
sebagai berikut: UK F AK + BAK
d) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force participation rate) Tingkat
partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam
suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur
tersebut, yaitu membandingkan angkatan kerja dengan tenaga kerja.Untuk
menghitung tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rums
sebagai berikut :TPAK= Tingkat Pengangguran (unemployment rate) Tingkat
pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah
angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu membandingkan jumlah
orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah 13 angkatan kerja. Tingkat
pengangguran (TP) dapat dirumus sebagai berikut : TP = . Jumlah orang yang
bekerja tergantung dari besarnya permintaan (demand) dan lapangan pekerjaan
yang tersedia di dalam masyarakat. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh
kegiatan perekonomian dan tingkat upah.
Bear penempatan jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment)
dipengengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut,
sedangkan besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh
tingkat upah (Nainggolan, 2009). Pada ekonomi ekonomi klasik bahwa
penyediaan atau penawara tenaga kerja akan meningkat ketika upah naik,
sebaliknya permintaan tenaga kerja akan berkurang ketika upah turun.
C. PEMBAHASAN
Tabel 1.1
Penduduk Berumur 15+ (Angkatan Kerja) menurut Jenis kegiatan (Kab/Kota)
(Jiwa)

Penduduk Berumur 15+ (Angkatan Kerja) menurut Jenis kegiatan (Kab/Kota) (Jiwa)
Kab/Kota
BEKERJA PENGANGGURAN
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 2303198.00 2346881.00 2346881.00 2458296.00 2482453.00 105061.00 104518.00 104518.00 151561.00 153307.00
Sambas 247108.00 256560.00 256560.00 282246.00 278708.00 10944.00 8873.00 8873.00 10879.00 11534.00
Bengkayang 121998.00 128501.00 128501.00 135405.00 126749.00 2995.00 3163.00 3163.00 5513.00 5858.00
Landak 189781.00 190837.00 190837.00 192344.00 192004.00 3938.00 4477.00 4477.00 6733.00 6387.00
Mempawah 109432.00 111942.00 111942.00 115985.00 111290.00 7887.00 8261.00 8261.00 9478.00 9302.00
Sanggau 225202.00 238055.00 238055.00 241987.00 242376.00 7608.00 6024.00 6024.00 8840.00 8665.00
Ketapang 201965.00 230233.00 230233.00 216390.00 234852.00 8346.00 7685.00 7685.00 17044.00 17523.00
Sintang 201419.00 203638.00 203638.00 222933.00 234184.00 3969.00 4870.00 4870.00 10512.00 9625.00
Kapuas Hulu 139612.00 138881.00 138881.00 140753.00 140523.00 3159.00 2223.00 2223.00 5901.00 6128.00
Sekadau 114750.00 105926.00 105926.00 112529.00 105744.00 741.00 3048.00 3048.00 3950.00 3179.00
Melawi 109604.00 104613.00 104613.00 112441.00 111710.00 2360.00 3401.00 3401.00 3118.00 3056.00
Kayong Utara 42986.00 48743.00 48743.00 52386.00 53087.00 2262.00 1993.00 1993.00 2019.00 2084.00
Kubu Raya 239273.00 239325.00 239325.00 269826.00 273284.00 15041.00 12698.00 12698.00 20758.00 20633.00
Kota Pontianak 269945.00 261653.00 261653.00 265330.00 277910.00 27889.00 30272.00 30272.00 37405.00 39251.00
Kota Singkawang 90123.00 87974.00 87974.00 97741.00 100032.00 7922.00 7530.00 7530.00 9411.00 10082.00

Kab/Kota JUMLAH ANGKATAN KERJA PERSENTASE BEKERJA TERHADAP ANGKATAN KERJA


2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 2408259.00 2451399.00
2451399.00 2609857.00 2635760.00 95.64 95.74 95.74 - 94.18
Sambas 258052.00 265433.00 265433.00 293125.00 290242.00 95.76 96.66 96.66 - 96.03
Bengkayang 124993.00 131664.00 131664.00 140918.00 132607.00 97.60 97.60 97.60 - 95.58
Landak 193719.00 195314.00 195314.00 199077.00 198391.00 97.97 97.71 97.71 - 96.78
Mempawah 117319.00 120203.00 120203.00 125463.00 120592.00 93.28 93.13 93.13 - 92.29
Sanggau 232810.00 244079.00 244079.00 250827.00 251041.00 96.73 97.53 97.53 - 96.55
Ketapang 210311.00 237918.00 237918.00 233434.00 252375.00 96.03 96.77 96.77 - 93.06
Sintang 205388.00 208508.00 208508.00 233445.00 243809.00 98.07 97.66 97.66 - 96.05
Kapuas Hulu 142771.00 141104.00 141104.00 146654.00 146651.00 97.79 98.42 98.42 - 95.82
Sekadau 115491.00 108974.00 108974.00 116479.00 108923.00 99.36 97.20 97.20 - 97.08
Melawi 111964.00 108014.00 108014.00 115559.00 114766.00 97.89 96.85 96.85 - 97.34
Kayong Utara 45248.00 50736.00 50736.00 54405.00 55171.00 95.00 96.07 96.07 - 96.22
Kubu Raya 254314.00 252023.00 252023.00 290584.00 293917.00 94.09 94.96 94.96 - 92.98
Kota Pontianak 297834.00 291925.00 291925.00 302735.00 317161.00 90.64 89.63 89.63 - 87.62
Kota Singkawang 98045.00 95504.00 95504.00 107152.00 110114.00 91.92 92.12 92.12 - 90.84

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah angkatan kerja yang terdaftar
diBPS Kalimantan Barat, Kalimantan Barat sendiri pada tahun 2017 berjumlah
240.825.900 dengan Pontianak sebagai kawasan dengan angkatan kerja terbanyak.
Dari jumlah tenaga kerja sebanyak itu hanya terserap dalam program penempatan
tenaga kerja di Kalimantan Barat, dituliskan pada tahun 2017 jumlah pekerja
terdapat 10.506.100 orang yang menganggur tampa pekerjaan dengan presentase
95,64 ini terbilang masih diangka yang aman. Hal ini dikarenakan adanya
kualifikasi penempatan tenaga kerja yang tidak terisi atau tidak terpenuhinya
kriteria yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan di Kalimantan Barat, akan tetapi
untuk kawasan pedesaan banyak penduduk yang menggantungkan dirinya dengan
bertani meskipun masih banyak yang tergolong sebagai petani miskin.
Tabel 1.2

TPT Menurut Kab/Kota dan Jenis Kelamin (Persen)

TPT MENURUT KAB/KOTA DAN JENIS KELAMIN (PERSEN)


Kab/Kota LAKI LAKI PEREMPUAN
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 4.44 4.13 4.83 6.17 6.20 4.25 4.48 3.82 5.22 5.21
Sambas 5.25 4.03 4.87 4.14 5.36 2.87 2.41 1.87 3.16 2.14
Bengkayang 2.66 1.96 2.51 3.69 4.44 1.98 3.04 3.04 4.25 4.38
Landak 1.52 1.89 3.42 2.59 2.98 2.77 2.89 1.66 4.64 3.59
Mempawah 7.19 7.51 5.08 8.69 9.45 5.83 5.75 5.40 5.62 4.24
Sanggau 3.83 2.54 3.87 4.02 3.69 2.26 2.35 1.63 2.68 3.05
Ketapang 4.11 3.04 4.21 6.92 6.54 3.66 3.64 5.19 8.21 7.76
Sintang 2.05 2.25 3.80 4.04 3.22 1.74 2.47 2.28 5.15 4.96
Kapuas Hulu 1.53 1.41 2.81 3.87 2.97 3.11 1.79 2.01 4.25 6.01
Sekadau 0.87 2.55 3.54 3.33 3.20 0.33 3.16 2.53 3.47 2.48
Melawi 1.98 2.94 1.81 4.05 3.70 2.29 3.46 3.41 0.70 1.03
Kayong Utara 4.87 3.91 3.95 4.32 4.36 5.31 3.96 4.08 2.58 2.67
Kubu Raya 4.84 4.67 5.78 7.08 7.58 7.86 5.78 5.34 7.24 6.09
Kota Pontianak 9.70 9.20 9.74 14.05 13.56 8.83 12.38 8.14 9.57 10.53
Kota Singkawang 7.05 7.87 6.48 10.04 9.36 9.88 7.90 6.38 6.79 8.82

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah TPT yang terdaftar sebagai
tenaga kerja di Kalimantan Barat 2021 Laki Laki 4,44 Persen dan Perempuan 4,25
Persen. Secara angka laki laki disini lebih unggul, antara lain akibat adanya
kualifikasi penempatan tenaga kerja yang tidak terisi atau tidak terpenuhinya
kriteria yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan di Kalimantan Barat, serta
banyaknya tenaga kerja yang berasal dari luar Kalimantan Barat yang mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan di Kalimantan Barat.
Tabel 1.3

TPAK Menurut Kab/Kota dan Jenis Kelamin (Persen)

TPAK MENURUT KAB/KOTA DAN JENIS KELAMIN (PERSEN)


Kab/Kota LAKI LAKI PEREMPUAN
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 83.38 83.74 83.24 83.35 83.05 53.38 53.06 59.07 53.86 53.43
Sambas 83.46 85.07 84.89 85.91 85.46 57.44 58.47 58.92 63.30 60.96
Bengkayang 85.36 85.68 86.28 87.25 82.69 60.68 65.29 54.65 63.29 56.43
Landak 84.54 85.00 80.92 84.09 81.83 64.95 62.80 44.45 58.32 57.46
Mempawah 83.79 82.23 81.18 80.17 80.40 44.62 47.37 50.83 47.82 41.00
Sanggau 87.47 85.42 85.93 86.07 84.24 52.17 58.88 43.99 53.60 53.59
Ketapang 78.01 86.45 85.21 82.99 83.75 40.06 44.38 58.53 36.94 43.83
Sintang 86.07 86.13 84.21 85.45 88.03 56.49 56.25 69.22 65.09 66.93
Kapuas Hulu 87.58 85.55 84.30 86.06 85.97 68.85 65.99 64.32 61.64 58.39
Sekadau 90.87 88.17 89.28 89.14 85.05 72.61 63.89 60.69 65.29 58.16
Melawi 87.68 86.53 87.52 86.45 86.76 67.07 60.00 49.28 60.87 57.31
Kayong Utara 83.24 83.66 82.36 83.57 84.19 35.09 46.87 46.97 46.72 46.17
Kubu Raya 81.24 82.66 81.98 83.57 83.53 46.16 41.32 46.05 51.59 51.18
Kota Pontianak 78.96 78.13 77.54 75.66 76.43 48.69 44.60 53.50 44.83 47.84
Kota Singkawang 79.68 74.31 79.95 77.02 78.49 47.75 47.33 82.87 50.19 49.68

Berdasarkan persamaan diperoleh nilai terbesar TPAK perempuan sebesar


66,93 di Kabupaten Sintan Pada Tahun 2021. Hal ini juga menunjukan trend
positif juga pada sisi laki laki kabupaten Sintan tahun 2021 yaitu diangka 88,03.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatima dan Sultana (2009) dan
Mufidah (2020) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan akan
meningkatkan TPAK perempuan. Data diatas secara rata rata TPAK perempuan
berada diatas 50% ini merupakan gambaran pencapain pendidikan oleh penduduk
perempuan pada masyarakat suatu daerah. Pencapain pendidikan merupakan
indikator yang penting untuk mengukur kualitas sumber daya manusia. Semakin
baiknya pencapaian pendidikan perempuan akan sejalan dengan meningkatnya
kemampuan dan keahlian mereka yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Hal ini
karena akses pendidikan merupakan prasyarat dalam mengakses sumber daya
ekonomi, akses terhadap teknologi informasi, dan akses terhadap pelatihan
(KPPPA, 2019).
Tabel 1.4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten Kota (Persen)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) MENURUT KAB/KOTA


Kab/Kota (PERSEN)
2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 4.36 4.18 4.35 5.81 5.82
Sambas 4.24 3.30 3.48 3.71 3.97
Bengkayang 2.40 2.36 2.66 3.91 4.42
Landak 2.03 2.23 2.69 3.38 3.22
Mempawah 6.72 6.79 5.11 7.55 7.71
Sanggau 3.27 2.42 3.00 3.52 3.45
Ketapang 3.97 3.17 4.39 7.30 6.94
Sintang 1.93 2.28 3.10 4.50 3.95
Kapuas Hulu 2.21 1.54 2.43 4.02 4.18
Sekadau 0.64 2.75 3.04 3.39 2.92
Melawi 2.11 3.05 2.39 2.70 2.66
Kayong Utara 5.00 3.86 3.89 3.71 3.78
Kubu Raya 5.91 4.94 5.50 7.14 7.02
Kota Pontianak 9.36 10.21 9.06 12.36 12.38
Kota Singkawang 8.08 7.75 6.31 8.78 9.16

Mengamati perkembangan Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah


pengangguran terbuka (TPT) dari tahun ke tahun selama 10 tahun (tahun 2010
sampai dengan tahun 2019) perubahan yang terjadi cenderung stabil yaitu masing-
masing tetap pada kisaran rata-rata 6,5% dan 4,5% (Tabel 1.2) namun secara
grafis perkembangan TPAK menunjukkan trend yang menurun Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja adalah rasio antara Angkatan Kerja terhadap penduduk usia kerja,
sedangkan Angkatan kerja terdiri dari mereka yang bekerja, dan menganggur.
Oleh sebab itu trend TPAK yang cenderung menurun perlu di analisis dan teliti
lagi secara lebih mendalam. Tabel 1.4 menunjukkan bahwa menurunnya TPAK
ini bukan disebabkan oleh menurunnya persentase yang Bekerja dan TPT,
melainkan karena terjadi kenaikan secara kuantatif (jumlah maupun persentase)
dari kelompok Bukan Angkatan Kerja dimana dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir terjadi kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 42,85%.
Tabel 1.5

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten Kota (Persen)

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) MENURUT KAB/KOTA


Kab/Kota (PERSEN)
2017 2018 2019 2020 2021
Kalimantan Barat 68.63 68.86 68.51 68.83 68.45
Sambas 70.01 71.53 71.76 74.28 72.84
Bengkayang 73.60 76.23 73.47 75.81 70.16
Landak 75.22 74.70 68.74 71.78 70.19
Mempawah 64.40 65.16 63.12 64.14 60.86
Sanggau 70.43 72.80 69.18 70.38 69.41
Ketapang 59.76 66.39 65.53 60.75 64.44
Sintang 71.74 71.85 72.01 75.57 77.78
Kapuas Hulu 78.38 76.14 77.22 74.09 72.35
Sekadau 82.03 76.64 77.38 77.53 71.98
Melawi 77.60 73.75 74.57 73.93 72.31
Kayong Utara 59.69 65.82 66.43 65.53 65.53
Kubu Raya 63.90 62.45 64.86 67.71 67.47
Kota Pontianak 63.66 61.26 61.75 60.05 61.94
Kota Singkawang 64.02 61.19 67.04 63.84 64.31

Dari tabel 1.5 dapat diketahui bahwa jumlah Partisipasi Angkatan Kerja
yang terdaftar diBPS Kalimantan Barat, Kalimantan Barat sendiri pada tahun
2017 berjumlah 68.63% dengan Sekadau sebagai kawasan dengan angkatan kerja
terbanyak. Hal ini karena selama ini sektor pertanian menjadi tumpuan bagi
mereka yang berpendidikan rendah, karena sektor ini tidak mensyaratkan tingkat
pendidikan yang tinggi, tetapi lebih membutuhkan kekuatan fisik. Cara pandang
seperti ini harus diubah seiring dengan kemanjuan teknologi dan tuntutan dunia
usaha di era Revolusi Industri.4.0. Lewis (todaro,2006) menyatakan bahwa
pengalihan tenaga kerja sedikit demi sedikit dari sector pertanian tidak akan
mengurangi output di sector ini mengingat produktivitas tenaga kerjanya relative
rendah, sementara itu sector industri dengan produktivitas yang tinggi diharapkan
dapat menampung tenaga kerja yang mengalir dari sector pertanian tersebut.
Tabel 1.6

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Usia Kerja (Persen)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT USIA KERJA (PERSEN)


Kelompok umur 15+
LAKI LAKI PEREMPUAN
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
15-19 20.50 17.06 17.25 22.21 22.53 24.28 18.53 26.27 18.24 22.39
20-24 10.37 15.09 10.06 12.74 16.81 10.19 10.65 17.31 10.47 16.29
25-29 7.35 5.81 6.98 5.79 7.75 6.44 6.22 5.68 6.40 6.03
30-34 3.28 3.74 2.22 2.81 3.84 2.44 3.29 1.76 3.10 2.65
35-39 1.39 1.09 2.56 2.67 3.71 0.68 2.15 0.62 1.51 2.69
40-44 1.21 1.04 0.87 2.10 2.63 0.00 1.02 0.48 0.77 2.57
45-49 0.87 0.57 0.72 2.26 1.87 1.02 1.64 0.47 0.82 1.75
50-54 1.09 0.78 1.13 1.11 3.08 0.00 2.29 0.21 0.75 1.10
55-59 0.62 0.00 1.69 1.26 3.97 0.00 0.77 1.04 1.09 1.06
60-64 2.61 1.91 1.25 0.73 2.55 0.00 1.72 0.00 1.51 0.89
Total 4.43 4.25 4.30 4.83 6.17 3.90 4.44 4.61 3.82 5.22

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA


MENURUT USIA KERJA (PERSEN)
Kelompok umur 15+
LAKI LAKI + PEREMPUAN
2016 2017 2018 2019 2020
15-19 22.11 17.99 20.67 20.73 22.47
20-24 10.30 12.36 12.56 11.92 16.60
25-29 7.03 6.07 6.50 6.01 7.15
30-34 2.98 3.45 2.06 2.92 3.41
35-39 1.11 1.73 1.81 2.22 3.33
40-44 0.71 1.03 0.71 1.57 2.60
45-49 0.93 1.22 0.62 1.69 1.82
50-54 0.63 1.68 0.75 0.96 2.27
55-59 0.38 0.48 1.42 1.19 2.79
60-64 1.55 1.78 0.78 1.04 1.96
Total 4.23 4.36 4.42 4.45 5.81

Penurunan tingkat pengangguran terbuka tidak hanya terjadi di secara nasional


tetapi juga di daerah, salah satunya daerah Kalimantan Barat, tingkat
pengangguran terbuka di Kalimantan Barat cendrung mengalami kenaikan lima
tahun terakhir. Namun apabila dibandingkan dengan tingkat pengangguran
terbuka secara nasional, tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Barat lebih
tinggi secara keseluruhan. Ini dapat dilihat dari tingkat pengangguran terbuka di
usia 20-24 Barat pada tahun 2020 sebesar 13.34%.
D. KESIMPULAN
Secara penyerapan memang laki laki diunggulkan disini, hal ini diakibatkan
masih banyak terdapat buruh kasar, serta banyaknya pekerjaan lapangan berat
lainnya yang lebih condong memerlukan laki laki.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan metode analisis regresi data panel
maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi RLS perempuan, upah tenaga
kerja perempuan, jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan, jumlah tenaga
kerja sektor pertanian, dan PDRB ADHK akan meningkatkan TPAK perempuan
di Indonesia. Sementara itu, semakin tinggi jumlah penduduk yang mengurus
rumah tangga akan menurunkan TPAK perempuan di Indonesia.

Penyerapan tenaga kerja sektoral masih bertumpu di sektor pertanian, namun


dengan trend yang menurun. Lebih dari 1 juta tenaga kerja bekerja di sektor ini,
sementara yang bekerja di sektor Listrik, Gas dan Air hanya sebanyak 2,8 ribu
orang saja dan bertambah menjadi sekitar 14 ribu orang di tahun 2019.
Kesenjangan penyerapan tenaga kerja antar sektor ini secara lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 3.21 yang menunjukkan perkembangan penyerapan tenaga
kerja menurut lapangan usaha dalam interval 5 tahunan. Seiring dengan
bertambahnya jumlah Angkatan Kerja yang bekerja, maka semua sektor lapangan
pekerjaan utama juga mengalami pertambahan tenaga kerja kecuali sektor
pertanian. Sektor lapangan usaha yang mengalami pertambahan penyerapan
tenaga kerja cukup signifikan adalah sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa
Akomodasi, dan sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
E. DAFTAR PUSTAKA
UNDP. (2019). Human Development Report 2019. Beyond income, beyond
averages, beyond today: Inequalities in human development in the 21st century.
New York: United Nations Development Programme.
Utomo, A. (2018). Revisiting the Trends of Female Labor Force Participation in
Indonesia. Jurnal Perempuan, 23(4), 193-202.
Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan (5th ed.). Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Bakir, Z., & Manning, C. (1983). Partisipasi Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja
dan Pengangguran diIndonesia. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi
Kependudukan Universitas Gajad Mada.

You might also like