You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361738245

TEORI PERUBAHAN SOSIAL-KULTURAL DAN INDIGENUS PSIKOLOGI DALAM


TRADISI SEDEKAH BUMI DI DESA WARU, PESISIR PULAU JAWA.docx (1)

Article  in  Jurnal Psikologi Teori dan Terapan · July 2022

CITATIONS READS
0 245

1 author:

Nabila Wantika
Universitas Sebelas Maret
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nabila Wantika on 04 July 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEORI PERUBAHAN SOSIAL-KULTURAL DAN INDIGENUS
PSIKOLOGI DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI DI DESA WARU,
PESISIR PULAU JAWA
ˡ Nabila Wantika Maharani, ² Dr. Suryo Ediyono M.Hum

ˡ nabilawantika07@student.uns.ac.id

²Ediyonosuryo@yahoo.com

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstract:. The earth alms tradition is one of the traditions carried out by the tribe
symbolizing gratitude to God Almighty who has given His sustenance through the
land or the earth and all forms of very abundant earth products as well as requests
that the land remain fertile, refuse reinforcements, and the next harvest. given
fluency. Alms of the earth is one of the annual traditions of farming communities
on the north coast of Central Java which is carried out after the harvest, to be
precise in the month of Dzulqo'dah on Weton Kliwon day. The purpose of this
study was to determine the history, the implementation process, the meaning of the
earth alms tradition, and how to instill the value of gratitude in the coastal
communities of the island of Java. Gratitude is an expression of gratitude after
someone has obtained something that is considered valuable and altruistic. This
study strengthens the view that proves that the nature of humans, society, and
culture are really directly related to tradition dialectically with the values ​contained
in a culture that will lead to good behavior in society. In this study, we will discuss
socio-cultural changes, using the theory of evolution and diffusion and cultural
psychology in the earth alms tradition.
Keywords: Cultural psychology, Alms of the Earth, Traditions, Socio-cultural changes

Abstrak: Tradisi sedekah bumi adalah salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh
suku melambangkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki-Nya melalui tanah atau bumi dan segala bentuk hasil bumi
yang sangat melimpah serta permohonan agar tanah tetap subur, tolak bala, dan
panen selanjutnya diberikan kelancaran. Sedekah bumi merupakan salah satu tradisi
tahunan masyarakat petani di pesisir utara Jawa Tengah yang dilaksanakan setelah
panen raya, tepatnya di bulan Dzulqo’dah pada hari weton Kliwon. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sosio-kultural, sejarah, proses
pelaksanaan, makna tradisi sedekah bumi, memahami karakteristik dan pola
perilaku, serta cara penanaman nilai syukur pada masyarakat pesisir pulau jawa.
Bersyukur adalah ungkapan terima kasih setelah seseorang memperoleh kebaikan
yang dianggap berharga dan bersifat altruistik. Penelitian ini memperkuat
pandangan membuktikan bahwa hakikat manusia, masyarakat, dan kebudayaan
benar-benar berhubungan langsung secara dialektik tradisi dengan nilai-nilai yang
terkandung menjadi budaya yang akan menimbulkan perilaku baik pada
masyarakat.
Kata Kunci : Psikologi budaya, Sedekah Bumi, Adat-tradisi, Perubahan sosio-kultural

PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk


ciptaan Tuhan yang ditakdirkan untuk
patuh pada peraturan alam dan terikat keseharian. Simbol - simbol tersebut
pada interaksi alam dan lingkungan sosial sudah menjadi ciri khas masyarakat jawa
budayanya dimanapun manusia tersebut yang senantiasa di junjung eksistensinya
berada. Sehingga tidak dapat dipungkiri oleh masyarakat jawa sendiri dan
jika dalam kehidupan manusia terdapat menjadikan pembeda antara kebudayaan
lingkaran kehidupan yang saling jawa dengan kebudayaan lainnya. Salah
keterkaitan antara manusia dengan alam satu tradisi dalam masyarakat jawa yang
atau lingkungan dimana manusia tersebut diwariskan oleh nenek moyang dan terus
berada (Suratman dkk, 2010: 260). berkembang sampai saat ini adalah
Lingkungan digambarkan sebagai sedekah bumi. Sedekah bumi
media yang digunakan manusia untuk merupakan salah satu budaya di Jawa
bertahan hidup. Manusia mencari pada masyarakat agraris yang hingga
penghidupannya di lingkungan yang saat ini masih di lestrarikan dan di
telah disediakan oleh Allah SWT, kembangkan, pada masyarakat pesisir
lingkungan atau yang dapat disebut pulau jawa.
dengan alam tempat manusia hidup Tradisi sedekah bumi menjadi
mempunyai kekhasan tersendiri, yaitu bagian rutinitas masyarakat setiap
mempunyai fungsi kompleks dan rill tahunnya, sedekah bumi adalah satu
untuk manusia (Suratman dkk, 2010: bentuk kegiatan untuk meningkatkan
261). keimanan, rasa syukur dan bentuk
Selain manusia memanfaatkan pengharapan terhadap tuhan yang telah
fasilitas (alam) yang telah Allah SWT melimpahkan rezekiNya dalam bentuk
berikan, maka hendaklah manusia panen yang melimpah. Perwujudan
memberikan timbal balik atas apa yang perilaku yang timbul karena budaya
diperolehnya berupa tindakan positif yang melekat dapat dikaji dalam
terhadap alam dan lingkungan sebagai Indigenous psychology. Menurut Kim
tempat manusia mencari penghidupan. dan Berry (1993) pencetus Indigenous
Perlakuan atau tindakan yang dilakukan psychology mengungkapkan bahwa
manusia berbeda-beda karena pada Indigenous psychology adalah kajian
hakikatnya apa yang menjadi jalan ilmiah tentang perilaku atau pikiran
pikiran manusia yang telah melahirkan manusia yang asli dari wilayah/ kultur
budaya manusia itu sendiri juga budaya setempat tidak ditransportasikan
berbeda-beda. dari wilayah lain. Erat kaitannya dengan
Indonesia merupakan negara budaya yakni kumpulan makna,
yang kaya akan keberagaman budaya, informasi, hasil pemikiran, serta cara
bahasa, agama, dan adat istiadat. hidup yang menjadi ciri khas perilaku
Keberagaman budaya inilah yang dan pikiran dari suatu masyarakat.
menjadi ciri khas dan identitas etnik Budaya ini dapat dikaji secara ilmiah
masyarakatnya, khususnya bagi untuk ditelusuri sejarah, makna, fungsi,
masyarakat Jawa yang masih kental kelebihan apa yang membuat tradisi ini
dengan budayanya. tetap eksis di jaman sekarang, dan juga
Masyarakat Jawa pada hakikatnya mengkaji seberapa pengaruh tradisi ini
sangat memegang teguh tradisi dan bagi pembentukan perubahan perilaku
symbol - simbol dalam kehidupan masyarakat setempat.
METODOLOGI PENELITIAN yang tidak ada perbedaan dari definisi.
Metode yang digunakan adalah Jadi kebudayaan atau disingkat budaya,
kualitatif dengan teknik pengumpulan menurut Koentjaraningrat merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
datanya studi pustaka, dimana penulis
hasil karya manusia dalam rangka
menelaah beberapa sumber pustaka kehidupan masyarakat yang dijadikan
sebagai referensi dalam penulisan ini milik diri manusia dengan belajar.
PEMBAHASAN 2. Adat dan Sedekah Bumi
1. Pengertian Budaya Adat dapat dipahami sebagai tradisi
Dalam Kamus Besar Bahasa lokal (lokal castom) yang mengatur
Indonesia, budaya atau culture dapat interaksi masyarakat. Dalam Enklisopedi
diartikan pikiran, akal budi, hasil. disebutkan bahwa adat adalah
Sedangkan membudayakan berarti “kebiasaan” atau “tradisi” masyarakat
mengajarkan supaya mempunyai budaya, yang telah dilakukan berulang kali secara
mendidik supaya berbudaya, temurun, bentuk wujud adat tercermin
membiasakan sesuatu yang baik sehingga dalam upacara sedekah bumi.
berbudaya. Upacara sedekah bumi merupakan
Dalam bahasa Sansekerta kata sebuah upacara adat yang dilambangkan
kebudayaan berasal dari kata budh yang sebagai ungkapan rasa syukur manusia
berarti akal, yang kemudian menjadi kata terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas
budhi atau bhudaya sehingga kebudayaan limpahan rezeki berupa tanah yang
diartikan sebagai hasil pemikiran atau ditinggali oleh manusia. Upacara
akal manusia. Pendapat lain mengatakan sedekah bumi ini lebih populer di
bahwa budaya berasal dari kata budi dan Indonesia tepatnya di Tanah Jawa,
daya. Budi adalah akal yang merupakan meskipun adanya beberapa versi atau
unsur rohani dalam kebudayaan, cara yang berbeda. Upacara sedekah
sedangkan daya adalah perbuatan atau bumi ini adalah ungkapan rasa syukur
ikhtiar sebagai unsur jasmani. Sehingga terhadap rezeki yang sudah diberikan dan
kebudayaan diartikan sebagai hasil dari juga jerih payah masyarakat serta
akal dan ikhtiar manusia. meminta rezeki yang melimpah untuk
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan masa yang akan datang dan dijauhkan
disebut culture, yang berasal dari kata dari marabahaya. Pengertian yang
latin Colere, yaitu mengolah atau lainnya bahwa upacara sedekah bumi
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai merupakan salah satu tradisi atau adat
mengolah tanah atau bertani. Kata culture masyarakat Jawa yang masih terkenal
juga kadang diterjemahkan sebagai dan dijadikan kegiatan yang masih
"kultur" dalam bahasa Indonesia. dilaksanakan oleh masyarakat Jawa
Kebudayaan adalah keseluruhan sampai sekarang, upacara sedekah bumi
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya ini turun-temurun diwariskan oleh nenek
manusia dalam kehidupan masyarakat moyang pada zaman dahulu dan berbagai
yang dijadikan milik diri manusia dengan ritual ini dilaksanakan oleh masyarakat
belajar. (Koentjaraningrat :1985-1963), pesisir utara pulau Jawa atau dalam kata
Koentjaraningrat juga menerangkan lain masyarakat dengan mata pencaharian
bahwa pada dasarnya banyak yang bercocok tanam yang memanfaatkan
membedakan antara budaya dan hasil bumi yang ada disekitarnya. Acara
kebudayaan, di mana budaya merupakan sedekah bumi paling lama dilaksanakan
perkembangan majemuk budi daya, yang selama setahun sekali, biasanya
berarti daya dari budi. Pada kajian berpapasan dengan hari jadi daerah
Antropologi, budaya dianggap ataupun desa tersebut.
merupakan singkatan dari kebudayaan
3. Teori Perubahan Sosio-Kultur pada macam-macam simbol atau benda
dalam Tradisi sedekah Bumi yang dianggap berkah.
Perubahan merupakan karakteristik Pada tradisi upacara sedekah bumi
utama dari kebudayaan, baik dari seringkali dibersamai adanya
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
kebudayaan masyarakat yang sedang
terhadap suatu hal mistis yang terkadang
berkembang atau masyarakat tradisional, tidak masuk akal dan juga bisa dikaitkan
perubahan tersebut terkait juga dengan dalam dunia lain manusia.
teori evolusi dan teori difusi. Teori Sedekah bumi telah menjadi
evolusi menggambarkan bahwa tradisi yang dianut oleh masyarakat Jawa
perubahan kebudayaan terjadi secara Tengah terutama di Pesisir Utara Pulau
perlahan-lahan dan bertahap. Setiap Jawa yaitu di daerah Rembang. Tradisi
upacara sedekah bumi di Jawa dilakukan
masyarakat mengalami proses evolusi
di bulan panen hasil dari bumi yakni
yang berbeda-beda. Teori evolusi terbagi seperti panen jagung, padi dan lainnya
menjadi dua, yakni teori evolusi yang dilakukan secara serentak.
universal dan teori evolusi multiliner. Masyarakat Jawa lebih banyak menganut
Teori ini menyatakan bahwa agama Islam ini memberikan keputusan
perkembangan masyarakat tidak perlu untuk melestarikan tradisi upacara
sedekah bumi yang dilaksanakan setiap
melalui tahapan tertentu yang tetap
tahun agar kebudayaan ini dapat
karena menurut teori ini kebudayaan dilestarikan sampai anak cucu nanti.
manusia telah mengikuti suatu garis Tradisi sedekah bumi memberikan
evolusi tertentu. Sedangkan, teori evolusi pelajaran pendidikan karakter penguatan
multiliner menyatakan bahwa perubahan sikap spiritual dan sikap sosial bagi
bisa dalam beragam cara tidak dalam satu masyarakat melalui habituation
evolusi yang sama namun memiliki (pembiasaan) yang dilaksanakan setiap
tahun.⁴ Sementara dengan pemerintah
tujuan yang sama. Teori difusi
juga turut mendukung dengan
kebudayaan dimaknai sebagai persebaran dilaksanakannya sedekah bumi ini.
kebudayaan yang disebabkan adanya Dukungan tersebut berupa dukungan
migrasi manusia. Salah satu contohnya moril dan juga dukungan materi yang
ialah upacara tradisi sedekah bumi, yang diberikan oleh pemerintah.
meneruskan dan menambah budaya yang 4. Sejarah Sedekah Bumi
ada dengan memberikan corak, istilah, Tradisi Sedekah Bumi sebagai
tradisi yang bertahun-tahun lamanya
dan makna baru dalam ritual kebudayaan.
sudah dilaksanakan oleh nenek moyang
Setiap daerah memiliki sebuah terdahulu yang dilanjutkan secara turun
sistem tersendiri mengenai aturan temurun oleh masyarakat desa Raci dan
pelaksanaan upacara sedekah bumi, hal Waru.
tersebut disambungkan pada tradisi Menurut salah satu pengurus
nenek moyang pada zaman dahulu. Karang Taruna Desa Raci, Nurbaiti,
tradisi sedekah bumi bermula dari ketika
Biasanya, serangkaian pelaksanaan acara
pada zaman dahulu, desa Raci
tradisi upacara sedekah bumi dilakukan mengalami gagal panen yang
sebagai ungkapan rasa syukur terhadap berlangsung selama beberapa musim
Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang tanam. Pada waktu itu orang-orang desa
diberikan untuk warga masyarakat, sedang menanam palawija beberapa kali
menjadikan dalam melakukan tradisi tetapi selalu gagal karena beberapa
upacara sedekah bumi tidak melupakan penyebab seperti angin kencang, hama
yang tiba-tiba menyerang, kemarau tasyakuran secara bersama yang
panjang, hujan deras mengguyur satu hari kemudian menjadi tasyakuran besar
penuh yang membuat sawah desa Raci dengan mengadakan pesta atau perayaan
ngecembeng. Pada waktu itu. Di desa meriah seperti ketoprak, wayang, dan
Raci belum memiliki sistem irigasi untuk bahkan diadakan lomba-lomba. Pada
sawah. Pengairan hanya mengandalkan zaman dahulu, Acara sedekah bumi
curah hujan, Karena adanya kejadian dilakukan setiap panen raya dan
gagal panen yang berlangsung beberapa ditentukan sesuai kalender jawa yaitu
musim tanam itulah, akhirnya diadakan pada hari-hari Kliwon. Tetapi sekarang
tradisi sedekah bumi. Warga desa merasa tiap bulan Syawal dan harinya tetap pada
bahwa mereka harus melakukan sesuatu hari-hari Kliwon.
kegiatan spiritual yang untuk meminta Zamroni, Sekretaris desa
kelancaran masa tanam dan juga sebagai menceritakan bahwa tradisi sedekah
bentuk ucapan puji syukur atas hasil bumi adalah sebuah acara hormat kepada
bumi masyarakat. Akhirnya, leluhur yang pertama kali mendirikan
ditentukanlah bahwa pada musim tanam, desa atau cikal bakal (asal-usulnya) yang
warga desa harus melakukan doa mendirikan desa. Tradisi sedekah bumi
bersama dan membakar kemenyan. dilaksanakan pada bulan dzul qo’dah
Sedangkan pada musim panen, dengan mengadakan pementasan
masyarakat desa Raci melakukan prosesi wayang kulit. Pelaksanaan ritual
tasyakuran dengan berdoa bersama, sedekah bumi dilaksanakan pada saat
makan bersama, membagikan Sebagian tanggal jawa yang harinya mempunyai
kecil hasil bumi, serta mengadakan acara pasaran Kliwon, seperti : Rabu Kliwon,
hiburan ataupun pementasan seperti Senin Kliwon, atau Jum’at Kliwon pada
wayang kulit maupun ketoprak. Perayaan bulan dzulqo’dah. Tradisi sedekah bumi
tradisi sedekah bumi dilakukan pada ini sering kali disebut oleh masyarakat
waktu panen massal dan diselenggarakan umum dengan nama Apitan dan ada juga
selama satu minggu. yang menyebutnya Nyadran. Pada era
Di sisi lain, Nasuka, seorang milenial seperti saat ini, pementasan
warga desa Waru menjelaskan bahwa wayang kulit semakin berkurang
ritual sedekah bumi dilaksanakan karena peminatnya, terutama dari generasi
adanya wabah. Wabah tersebut muda. Sehingga acara sedekah bumi di
mempengaruhi tanaman para petani di tambah dengan pementasan acara
ladang, wabah tersebut disebabkan ketropak yang dapat memikat generasi
karena serangan wereng yang terjadi muda turut bergabung memeriahkan
secara terus menerus. Wereng sudah acara sedekah bumi. Ketoprak adalah
dibasmi menggunakan berbagai cara sebuah acara pagelaran dagelan guyonan
tradisional, tetapi masih juga dating yang dibawakan oleh beberapa pemain
menyerang tanaman. yang sudah terlatih dan yang disertai
Warga desa merasakan bahwa wabah dengan pelantunan nyanyian jawa.
tersebut terjadi di luar logika manusia. 5. Tahapan Tradisi Upacara Sedekah
Akhirnya, mereka memberikan seserahan Bumi
berupa sesajen yang isinya makanan dan Suhardi, salah seorang sesepuh
beberapa rupa kembang ke punden. desa yang berusia 65 tahun
Selanjutnya, ritual pemberian sajen ke menyampaikan bahwa upacara sedekah
punden yang dilakukan sebelum masa bumi yang dilaksanakan pada salah satu
tanam menjadi tradisi di desa Waru. wilayah yang ada di daerah pesisir utara
Sehingga akhirnya para petani menanam Pulau Jawa ini dilaksanakan dengan
tanaman secara serentak. Ketika panen selametan “Tumpeng Sego golong” yang
raya, para petani melakukan acara dibuka oleh Kepala Desa dengan
memberikan sambutan acara pembuka. apit-an itu adalah bisa dibilang
Acara tersebut dibuka oleh para kyai mengadakan acara kegiatan pementasan
yang ada di Desa. Acara ini bertujuan wayang dari zaman dahulu. Namun
untuk menghormati orang yang sudah kegiatan pementasan ketropak itu baru
berjasa mendirikan Desa atau yang biasa mulai diadakan pada masa sekarang.
disebut danyang (cikal bakal yang 6. Karakteristik Masyarakat Pesisir
membentuk desa). Acara ini Jawa
membutuhkan 1 tumpeng yang besar Pesisir utara provinsi Jawa
yang dimana sisi samping yang memutari Tengah dihuni oleh berbagai lapisan
tumpeng tersebut terdapat 9 tumpeng masyarakat dari berbagai sektor
kecil. Arti dari 9 tumpeng kecil ini pekerjaan, diantaranya: pertanian,
menggambarkan sejarah perjuangan yang perikanan, industri, dan perdagangan.
diambil dari sejarah Walisongo. Setelah Masyarakat yang bekerja di sektor
acara tumpengan selesai, dilanjutkan pertanian sangat mengandalkan
dengan pementasan Wayang Kulit. Pada kondisi lingkungan seperti perubahan
pementasan wayang kulit inilah, Dalang cuaca, kontur lahan,perubahan musim
sebagai orang yang menceritakan cerita dan juga kondisi hama. Banyak
pewayangan dari awal sampai selesai dan diantara hal-hal tersebut yang diluar
juga tugas dalang yaitu melihat apa yang kendali manusia, oleh karena itu
muncul nanti pada lakon pewayangan mereka selalu memohon kelancaran,
yang dipentaskan. Jika yang muncul meminta keberkahan, serta
yaitu lakon yang baik, dermawan maka keselamatan untuk keluarga dan
desa akan mengalami kemakmuran di masyarakat yang tinggal desa.
tahun kedepannya bisa jadi hasil panen Mereka menyadari bahwa rezeki
melimpah, desa dihindarkan dari yang sekarang mereka rasakan itu
marabahaya, dan yang lainnya. adalah titipan dari Sang Pencipta, hal
Tetapi jika yang muncul itu lakon itulah masyarakat desa tidak berhenti
yang mempunyai watak pemarah, dan mengucapkan rasa syukur melalui
beberapa sifat jelek. Kemungkinan upacara sedekah bumi yang menjadi
masyarakat desa kedepannya bisa jadi tradisi atau adat pada masyarakat
hasil panen yang kurang bagus yang menganut agama Islam di
dikarenakan diserang hama, atau desa daerah tersebut sebagai bentuk rasa
sedang mengalami marabahaya. syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Kemudian dilanjutkan dengan warga Kuasa.
masyarakat berbondong-bondong Masyarakat di desa Waru 90%
membawa nasi hajatan yang akan dibawa beragama Islam, sehingga budaya
ke tempat diadakannya acara (didepan yang berlaku di desa tersebut adalah
rumah Kepala Desa) untuk didoakan budaya yang dilaksanakan
bersama-sama meminta kepada sang berdasarkan budaya-budaya Islam.
Kholiq supaya tahun depan dapat Seperti melakukan tradisi tahlilan dan
diberikan rizki yang banyak, hasil bumi syukuran. Nilai-nilai yang berlaku di
yang melimpah, dan juga desa kegiatan Sedekah Bumi termasuk
diselamatkan dari mara bahaya. Setelah dalam nilai-nilai kebudayaan Islam
acara khajatan selesai, baru malamnya yang ada di tanah jawa. Budaya
disambung dengan kegiatan pementasan gotong royong juga termasuk dalam
ketropak biasanya dimulai dari pukul salah satu kebudayaan dalam
09.00 hingga 15.30. Dari semua runtutan kegiatan Sedekah Bumi. Manusia
acara sedekah bumi tersebut, yang pada dalam konteks berkehidupan sosial
intinya diwajibkannya ada kegiatan tidak akan pernah lepas dari proses
pementasan wayang kulit. yang dimaksud bantu-menbantu dengan orang lain.
Hal ini diperkuat juga dengan adanya telah diatur dalam berbagai macam
pembagian hasil bumi dari penduduk aturan seperti kaidah-kaidah etika
desa Waru kepada warga desa jawa (tata krama), yang digunakan
ataupun dengan penduduk desa lain. sebagai panduan hidup manusia,
Masyarakat desa Waru juga saling kaidah adat yang mengatur
memberikan makanan pada hari-hari keharmonisan antar masyarakat,
tertentu supaya keadaan desa tidak peraturan peribadatan yang mengarah
terjadi kecemburuan antara satu pada hubungan antara manusia
dengan yang lain. dengan Tuhan dan juga kaidah moral
7. Hubungan Sedekah Bumi dengan yang menekankan mengenai sikap
Indigenus Psikologi narima, sabar, waspada-eling (mawas
Psikologi Budaya adalah diri), andap asor (rendah hati), dan
psikologi yang dipelajari dalam prasaja (sahaja) dan yang mengatur
konteks budaya tertentu (Handayani, dorongan- dorongan dan emosi-emosi
2008; Triandis, 1989; Markus & pribadi. Etika dan pencerminan
Kitayama, 1991, 2003). Sedekah kehidupan bermasyarakat diingatkan
bumi adalah salah satu tradisi di kembali pada pertunjukan wayang
tanah lokal yang berkembang serangkaian acara sedekah bumi.
menjadi budaya pada kehidupan Dalam perwayangan
masyarakat Jawa, pemaknaan dari mempertontonkan keadaan Negara
perwujudan rasa syukur kepada Allah yang gemah ripah loh jinawi seperti
SWT karena telah diberikan tanah yang di gambarkan pada
yang subur dan panen yang perwayangan Mahabharata. Tokoh
melimpah penanda kuat untuk dalam pewayangan yang berperilaku
mengungkapkan hakikat perwujudan baik memunculkan akibat yang
Islam sebagai bagian doktrinal yang mensejahterakan untuk dirinya dan
bersinergi secara aktif dengan negaranya, sedangkan yang
kearifan lokal yang berkembang, berperilaku buruk mendapatkan
dituntut secara akademis untuk takdir yang buruk dalam
membuktikan bahwa hakikat kehidupannya. Dari cerita wayang
manusia, masyarakat, dan tersebut di harapkan warga di Desa
kebudayaan benar-benar Waru berperilaku baik agar keadaan
berhubungan langsung secara Desa menjadi subur makmur gemah
dialektik (Kahmad, 2002:71). ripah loh jinawi. Melihat
Manusia sebagai pelaku dari sebuah kesejahteraan psikologis Desa Waru
kebudayaan dituntut manifestasi yang melakukan sedekah bumi.
manusia secara realita untuk Kesejahteraan psikologis adalah suatu
mempublikasikan kepada khalayak keadaan ketika individu memperoleh
umum bahwa doktrin keagamaan pencapaian penuh dari potensi
yang dipercayai manusia psikologisnya, menerima kekuatan
memberikan corak keimanan yang dan kelemahan diri apa adanya,
cukup kuat di dalam keseharian memiliki tujuan hidup,
manusia dan mencerminkan perilaku mengembangkan relasi yang positif
yang baik dengan berlandas budi dengan orang lain, menjadi pribadi
luhur, akhlak baik dan norma-norma yang mandiri, mampu mengendalikan
yang berlaku. lingkungan, dan terus bertumbuh
Niels Mulder dalam buku secara personal (Ryff & Keyes,
“Kepribadian Jawa dan Pembangunan 1995).
Nasional” mengatakan bahwa Menurut Ryff (1989),
kehidupan masyarakat di dunia ini kesejahteraan psikologis memiliki
enam dimensi. Dimensi yang pertama kebutuhan dan nilai dirinya. Dimensi
adalah penerimaan diri. Individu kelima adalah tujuan hidup. Individu
dapat dikatakan memiliki taraf yang memiliki tujuan dan arah dalam
kesejahteraan psikologis dalam hidup akan merasa bahwa kehidupan
dimensi penerimaan diri apabila di masa lalu dan masa sekarang
dapat mengakui dan menerima memiliki makna, memiliki keyakinan
berbagai aspek dirinya, memiliki yang memberikan tujuan dalam
sikap positif terhadap diri sendiri dan hidup. Sedekah bumi bisa menjadi
merasa positif terhadap kehidupan ajang untuk memperkuat tujuan hidup
yang dijalani saat ini. Penerimaan diri kita. Membuat kita tersadar kembali
dari warga Waru dapat dilihat dari bahwa tujuan manusia hidup adalah
rasa syukurnya terhadap kehidupan untuk beribadah kepada Allah, yang
yang dijalaninya saat ini. Mereka telah memberikan limpahan nikmat,
bekerja dan menikmati hasilnya tak rahmat, kebahagiaan maka sudah
lupa juga bersyukur atas apa yang sepantasnya kita bersyukur dengan
telah diterimanya. Dimensi kedua apa yang telah diberikan Nya.
adalah hubungan positif dengan Dimensi keenam adalah
orang lain, yaitu adanya kemampuan perkembangan pribadi yang ditandai
membina hubungan interpersonal dengan adanya keinginan untuk terus
yang hangat dan saling percaya, berkembang, terbuka terhadap
saling mengembangkan pribadi satu pengalaman yang baru, memiliki
dengan yang lain, kemampuan untuk keinginan untuk merealisasikan
mencintai, berempati, memiliki afeksi potensinya, serta dapat melihat
terhadap orang lain, serta mampu kemajuan dalam diri dan perilakunya
menjalin persahabatan yang dari waktu ke waktu. Perkembangan
mendalam. Dimensi ini sama seperti individu juga diaplikasikan pada
karakteristik sedekah bumi yakni kegiatan sedekah bumi. Terlihat dari
harus ada ambengan untuk makan berbagai macam inovasi, kreasi,
bersama. dilihat dari filosofinya disitu kreatifitas yang dilakukan warga agar
akan menunjukan guyub rukun warga acara bisa berjalan dengan meriah
yang beda pendapat bisa kumpul dan sukses.
menjadi satu, sebagai pengikat tali Dari keenam dimensi yang
persaudaraan, berinteraksi antara satu Menurut Ryff (1989) kesejahteraan
dengan yang lain, menimbulkan rasa psikologis masyarakat Desa Waru
hangat karena kerjasamanya untuk khususnya yang melaksanakan
melancarkan tradisi tersebut. Dimensi sedekah bumi sudah memenuhi
ketiga adalah otonomi. Individu yang kriteria yang tersedia. Mereka
otonom memiliki pusat pengendalian menerima diri dan keadaan mereka
internal dalam bertindak. Dimensi saat ini. Selalu dipenuhi rasa syukur
keempat adalah penguasaan terhadap dan sikap positif. Memiliki tujuan
lingkungan. Individu yang mampu hidup, mengembangkan relasi yang
menguasai lingkungannya adalah positif dengan tetangga dan warga
individu yang memiliki penguasaan sekitar. Menjadi pribadi yang
dan kompetensi dalam mengatur mandiri, tapi tetap menjunjung tinggi
lingkungannya, dapat mengendalikan gotong royong. Mampu
situasi eksternal yang kompleks, mengendalikan lingkungan agar
dapat menggunakan kesempatan di sesuai adat dan aturan yang berlaku,
lingkungan secara efektif, serta dan terus bertumbuh secara personal
mampu memilih atau menciptakan sampai pada titik beguna untuk
lingkungan yang sesuai dengan
keluarga, masyarakat, bangsa dan Emmons, Mccullough, 2004)
negara. menjelaskan bahwa bersyukur
8. Penanaman Rasa Syukur Melalui merupakan aspek moral karena
Tradisi Sedekah berasal dari dan mendorong tingkah
Berdasarkan American Heritage laku yang dimotivasi oleh kepedulian
Dictionary of the English Language terhadap kesejahteraan orang lain.
(2009), bersyukur (gratitude) berasal Afek moral disini adalah sesuatu
dari bahasa Latin, yaitu gratus atau yang subjektif dan bukan sesuatu
gratitude yang artinya berterima kasih yang mutlak karena penerima dapat
(thankfulness) atau pujian (pleasing). mempersepsi sebuah pemberian
Dalam Bahasa Indonesia, rasa terima sebagai sesuatu yang bisa
kasih bisa dipadankan dengan rasa meningkatkan kesejahteraannya
syukur. Kata syukur itu sendiri walaupun hal tersebut belum tentu
berasal dari Bahasa Arab yang menjadi sesuatu yang
bermakna ‘pujian atas kebaikan’ dan menguntungkan bagi orang lain.
‘penuhnya sesuatu”. Definisi bersyukur yang digunakan
Bersyukur itu tidak hanya peneliti adalah perasaan berterima
sekedar munculnya ungkapan terima kasih, bahagia, serta apresiasi atas
kasih setelah individu memperoleh hal-hal yang diperoleh selama hidup,
kebaikan dari orang lain yang baik dari Tuhan, manusia, makhluk
dianggap berharga dan bersifat lain, dan alam semesta, yang
altruistik. Tetapi juga menghargai, kemudian mendorong seseorang
mengakui dan berterima kasih kepada untuk melakukan hal yang sama
Tuhan atas hal-hal positif yang terjadi seperti yang ia dapatkan. Dari
dalam kehidupan. Rasa syukur tidak komponen yang dikemukakan oleh
hanya sekedar penghargaan Fitzgerald (1998) dan Watkins
interpersonal atas bantuan orang lain, (2003), peneliti merangkum
tetapi juga semua kenikmatan, komponen bersyukur menjadi tiga.
kebaikan dan hal-hal positif yang Ketiga komponen berikut akan
individu alami dalam kehidupan digunakan dalam penyusunan alat
sehari hari, baik berupa kesehatan, ukur bersyukur, yaitu :
kemudahan, rizki, keselamatan, 1. Memiliki rasa apresiasi (sense of
keluarga dan sebagainya. Diantara appreciation) terhadap orang lain
ekspresi syukur individu adalah ataupun Tuhan dan kehidupan.
dilakukan melalui berdoa dan Kaitannya rasa apresiasi ini
menjalankan perintah Tuhan, diwujudkan warga Desa Waru
melakukan ritual-ritual ibadah. dengan adanya kesadaran penuh dari
Berdoa adalah sarana individu masyarakat Desa Waru yang sangat
melakukan komunikasi secara antusias dan menyambut meriah
batiniah kepada Tuhan. Berdoa tradisi Sedekah Bumi.
merupakan bagian dari ekspresi 2. Perasaan positif terhadap kehidupan
syukur individu kepada Tuhan. yang dimiliki.
Tradisi sedekah bumi dilaksanakan Dicerminkan dengan kesederhanaan
juga dalam rangka mengungkapkan warga Desa Waru dalam menjalani
rasa syukur kepada Tuhan baik kehidupan bermasyarakat, selalu
dengan hati, lisan maupun perbuatan. mensyukuri nikmat apa saja yang
karena sudah diberikan karunia diberikan tuhan melalui bumi,
berupa panen. memanfaatkan hasil pertanian dan
Mccullough, Kilpatrick, perkebunan untuk melangsungkan
Emmons, dan Larson (dalam Bono,
View publication stats

kehidupan dan tidak bermewah pemerintah, lembaga-lembaga sosial dan


mewah dalam urusan duniawi. kemasyarakatan.
3. Kecenderungan untuk bertindak DAFTAR PUSTAKA
positif sebagai ekspresi dari perasaan Fajrie, Mahfudloh. Budaya Masyarakat
positif dan apresiasi yang dimiliki. Pesisir Wedung Jawa Tengah Dalam
Dicerminkan oleh warga Desa Waru Melihat Gaya Komunikasi Dan Tradisi
dengan saling memberi antar warga, Pesisiran. Wonosobo: CV. Mangka Bumi
seperti dalam perayaan sedekah bumi Media, 2016.
di wujudkan dengan membawa Sedekah Bumi : Model Kebersyukuran
ambengan untuk di makan dan Reseliensi Komunitas Pada
bersama-sama. Hal tersebut sebagai Masyarakat Pesisir Utara Jawa Tengah,
bentuk rasa syukur atas kenikmatan https://journal.iainkudus.ac.id/ di unduh
dari hasil bumi melimpah yang Pada 26 April 2022
diberikan Tuhan. Ketika ada tetangga Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi
yang sedang berbahagia mengenai Bumi Di Desa Tegalarum : Kajian
berbagai hal tetangga juga Indigenous Psikologi,
mengapresiasi dengan perasaan https://journals.usm.ac.id/ di unduh pada
positif. 26 April 2022
KESIMPULAN
Sedekah bumi merupakan sebuah
upacara adat yang melambangkan rasa
syukur manusia terhadap Tuhan yang
sudah memberikan karunia rezeki
melalui tanah yang ditinggalinya, segala
bentuk dan isi dari hasil bumi. Terdapat
tiga komponen alat ukur bersyukur dalam
tradisi sedekah bumi, yakni 1) Memiliki
rasa apresiasi (sense of appreciation)
terhadap orang lain ataupun Tuhan dan
kehidupan, Kaitannya rasa apresiasi ini
diwujudkan warga Desa Waru dengan
adanya kesadaran penuh dari masyarakat
Desa Waru, 2) Perasaan positif terhadap
kehidupan yang dimiliki. Dicerminkan
dengan kesederhanaan warga Desa Waru
dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat, 3) Kecenderungan untuk
bertindak positif sebagai ekspresi dari
perasaan positif dan apresiasi yang
dimiliki. Dicerminkan oleh warga Desa
Waru dengan saling memberi antar
warga. Penanaman nilai syukur harus
dipupuk sejak dini. Mulai dari
dipertontonkan, diajarkan, dilatih serta
dibiasakan. Sedekah bumi merupakan
salah satu wujud dari penanaman nilai
agama. Tradisi ini patut dilestarikan bagi
semua pihak untuk menjaga
keberlangsungan. Pihak-pihak yang
dimaksud meliputi masyarakat,

You might also like