You are on page 1of 5

Wasiat Akhir

Ini adalah kata-kata hamba Nya yang hingga: Saya memohon perlindungan Allah,
Tuhanku, Yang Maha Suci, dalam seluruh kata-kata dan perbuatan dan keyakinan-
keyakinan dan tulisan-tulisan saya, dari semua yang mungkin melawan ketaatan yang
benar kepada Syari'at tersebut yang telah dibawa kepada kita oleh Pemuka Para Utusan
dan Penutup para nabi – Semoga keberkahan yang paling utama dari seluruh hamba
beserta ia dan keluarganya- dan aku berlindung pula dari semua yang mungkin
menunjukkan kelemahan dalam keteguhan hati dan iman saya atau beberapa
kelemahan dalam pendakian saya pada tali Allah Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (QS 3;103). Karena saya mengetahui
dengan keyakinan penuh bahwa tidak mungkin seseorang beribadah kepada Allah
sebagaimana hak Nya dan sebagaimana selayak Nya, kecuali melalui perantaraan ia
yang memiliki Nama Tebesar, yaitu Sang Manusia Sempurna, yang Sempurna, Wali
Allah di Kerajaan yang Paling Mulia, dalam dunia Kekuatan dan di dunia aqli dari
Kerajaan bawah dan atas, dalam penciptaan yang pertama dan penciptaan yang kedua
Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka
mengapakah kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. Dan
bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati
(QS 56;62 ; QS 53;47). Kini, saya menuntutmu, yakni yang telah mempelajari bab-bab
ini, bahwa Anda mempertimbangkan mereka dengan mata kebajikan yang manusiawi
dan perhatian yang paling serius! Dan saya memohon Anda, demi Allah dan demi
Kerajaan Nya dan demi seluruh Utusan Nya, bahwa Anda meninggalkan perilaku jiwa-
jiwa yang rendah, yakni jiwa-jiwa yang dibiasakan kepada apa saja yang merupakan
pendapat umum di antara orang awam, yang menentang pada apa pun yang belum
mereka dengar dari bapak-bapak mereka maupun orang-orang yang lebih tua dari
mereka, walaupuh hal itu dibuktikan dengan bukti yang paling tidak kontroversial!
Janganlah menjadi mereka yang memberi persetujuan membuta secara mutlak tanpa
bukti, mereka yang telah dicela Tuhan di banyak tempat dalam Qur'an, seperti halnya
Firman Nya : Dan di antara manusia yang berbantahan dengan sia-sia tentang Allah,
tanpa memiliki Ilmu maupun tanpa Petunjuk yang benar tidak juga Tidakkah kamu
perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingann)mu apa yang
di langit dan apa yang di bumidan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan
batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutlah apa yang diturunkan Allah". Mereka
menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak
kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka)
walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala
(neraka)?. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah
tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petnjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.
(QS31:20-21 , QS 22;8)
Maka teramat berhati-hatilah bahwa Anda tidak membatasi maksud-maksud Hukum
Ilahiah dan bahwa realitas-realitas Agama tauhid adalah secara sederhana apa yang
telah Anda dengar dari guru-guru dan profesor-profesor sejak pertama pengakuan
formal keyakinan Anda yang pertama. Karena (jika Anda melakukannya), Anda
selamanya akan tetap membeku di tempat tersebut pada ambang pintu Anda dan
maqam Anda, dan bukannya berhijrah menuju Tuhanmu Maka Luth membenarkan
(kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke
(tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 29;26). Tidak, namun Anda mesti mengikuti Agama
bapak kita sebenarnya Ibrahim, menjadi muwahhid sejati dan berserah diri (kepada
Allah) Ibrahim bukan seorang Yahudi atau bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi
dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali
bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik (QS 3;67), (mengambil ia sebagai
contoh Anda) di mana ia mengatakan pada bapak metaforisnya : "Wahai Bapakku,
janganlah menyembah Setan!" (Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah) (QS 19;44)
Dan : "Aku pergi kepada Tuhanku; Ia akan menunjukiku dengan benar" (Dan Ibrahim
berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi
petunjuk kepadaku) (QS 37;99). Maka, demikian juga, engkau juga harus pergi kepada
Tuhan Mu dan pergi dari ambang pintu Anda, dari rumah keadaan Anda yang terhijab,
berhijrah kepada Allah dan Rasul Nya Barang siapa berhijran di jalan Allah, niscaya
mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.
Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dimaksud), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 4;100), sehingga Anda dapat melihat di antara
Tanda-Tanda Kekuasaan (Ilahiah) dan keajaiban-keajaiban Kerajaan (langit) "apa yang
tidak pernah dilihat mata dan tidak pernah didengar telinga". Dan jika kematian
menjemput Anda dalam perjalanan ini, maka pahala Anda menjadi kewajiban atas
Tuhan, sehubungan dengan Firman Nya – Yang Maha Mulia! – Barangsiapa
meninggalkan rumahnya, berhijrah kepada Allah dan Rasul Nya, dan dijemput
kematian, pahalanya menjadai kewajiban pada Tuhan (QS 4; 100).

Tidak pula mesti dipertimbangkan bila Anda berjalan berlawanan dengan orang awam.
Karena orang awam telah berhenti dalam tempat mereka beristirahat, pada saat pejalan
(pada Jalan) bergerak dari tempatnya. Dan bagaimana bisa terjadi persetujuan antara
manusia yang santai dengan seseorang yang bergerak, antara seseorang yang berangkat
dan seseorang yang tetap tinggal di belakang ! Namun, seperti yang disabdakan oleh
Imam Anda dan kami, Amirul Mu`minin ('Ali) – Semoga sholawat Robbul 'aalamiin
baginya dan bagi sahabat dan keluarganya ! – "Jangan mengenali Kebenaran dari
manusia. Namun, kenalilah Kebenaran; kemudian melalui Nya engkau akan
mengetahui dan mengenal orang-orang Nya."

Ketahuilah bahwa untuk mencapai pengetahuan ilahiah yang benar seseorang mesti
mengikuti suatu bukti atau "penyingkapan" dengan pandangan langsung, sebagaimana
yang Ia – Yang Maha Agung – firmankan : " Katakanlah ; " Bawalah buktimu, jika
kamu di antara orang-orang yang berbicara benar ! "; Dan Ia – Yang Maha mulia
berfirman : Barangsiapa memanggil tuhan lain bersama dengan Tuhan tidak
mempunyai bukti tentangnya. Bukti ini adalah suatu Cahaya yang diproyeksi-kan
Tuhan pada Hati mukmin, Cahaya yang mencahayai pandangan batinnya sehingga ia
"melihat benda sebagaimana benda-benda itu sebenarnya, "sebagaimana yang telah
dinyatakan dalam doa Nabi S.A.W.W. bagi dirinya sendiri dan yang terpilih ummatnya
dan pengikutnya yang setia : "Yaa Allah, tunjukkanlah pada kami benda-benda
sebagaimana benda-benda itu sebenarnya!"

Ketahuilah, juga, bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut mengenai hal yang mengenai


hal tersebut kebanyakan filsof telah berbeda dengan para nabi – semoga Allah
merahmati mereka! - bukanlah hal-hal yang dapat dipahami dan dicapai dengan
mudah; tidak pula mereka dapat diperoleh dengan menolak intelek logis rasional kita,
dengan ukuran-ukuran mereka dan aktifitas-aktifitas kontemplatif untuk mempelajari
dan meneliti mereka. Jika ini benar, maka tidak pernah ada perbedaan apapun (dengan
para Nabi) mengenai pertanyaan-pertanyaan ini pada bagian di mana manusia-manusia
yang berintelak yang sibuk dalam seluruh kehidupan mereka untuk menggunakan alat
pemikiran dan perenungan untuk mencapai suatu konsepsi (yang benar) tentang benda-
benda; (filsof-filsof) itu tidak pernah jatuh pada kesalahan dalam pertanyaan-
pertanyaan ini dan tidak terdapat kebutuhan untuk mengirimkan nabi-nabi (jika
realitas-realitas metafisik ini demikian mudah untuk dicapai). Maka harus diketahui
bahwa pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dipahami dengan mengambil Cahaya
dari Misykat Kenabian, dan dengan mencari Mereka dengan serius. Karena ini adalah
Rahasia-Rahasia yang merupakan makna batin hakiki Kepengikutan dan Kewalian.

Oleh karena itu Anda mesti benar-benar membebas-kan Hati (dari ikatan-ikatan apa
pun pada tubuh) dan menyuci-kan secara total dirimu yang terdalam. Anda mesti
benar-benar terlepas dari makhluk, dan mengulangi perjamuan intim dengan Yang
Maha Benar, dalam khalwat ruhani. Dan Anda mesti menjauhkan diri dari nafsu-nafsu
hewaniah, berbagai bentuk kehendak yang mendominasi, dan ujung-ujung
kebinatangan yang lain, dengan suatu niat batin yang murni dan tidak terganggu dan
dengan iman yang tulus. Dengan cara ini perbuatan Anda sendiri akan menjadi pahala
Anda, dan pengetahuan Anda akan benar–benar menjadi kemencapaian Anda Tujuan
aspirasi Anda, sehingga ketika disingkapkan tabir, Anda akan berdiri dalam Kehadiran
Raja dari raja-raja – tepat seperti Anda dalam batin terdalam Allah memberikan
hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah,
sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang berakal (QS 2;269)

Karena esok Anda hanya akan dikumpulkan dengan apa yang Anda telah ketahui. Dan
pada Hari Kebangkitan Anda hanya akan dikumpulkan dengan apa yang Anda telah
cintai – sampai suatu derajat tertentu bahwa, sebagaiamana yang diriwayatkan dalam
hadits, "Sekiranya seseorang mencintai sebuah batu, dia akan dikumpulkan bersama
dengannya!". Maka jagalah agar Anda tidak mencintai apa yang tidak pernah bisa
Anda jangkau, dan bahwa Anda tidak (mempercayai bahwa Anda) mengetahui apa
yang tidak mempunyai realitas di dunia berikut, supaya Anda tidak musnah dimakan
Api Neraka, atau dilemparkan ke suatu Tempat yang jauh (QS 22;31). Karena Anda
telah pelajari bahwa tidak seorangpun "dikumpulkan " dengan sesuatu melainkan
(jiwanya sendiri) dan bahwa kenikmatan atau derita hanya datang dari apa yang ada di
sana. Oleh karena itu, Anda harus membenarkan jiwa Anda, mengklarifikasi niat-niat
batin Anda, meluruskan keyakinan Anda, dan mencahayai hati Anda sehubungan
dengan mereka yang menanyakan. Dan Anda harus membersihkan rumah Anda bagi
mereka yang mengunjungi dan mereka yang memencilkan diri mereka (QS 2;125),
hadapkanlah wajahmu ke arah (QS 2;144) Ka'bah Tujuan Anda, dankehendakilah
jalan Anda menuju Tuhanmu, Tuannya Kebaikan dan Karunia. Karen Ini adalah Akhir
perjalanan dan Akhir dari perjalanan menuju alam Cahaya. Dan Ini adalah Hasil akhir
perdagangan yang tidak pernah rugi: memberikan hal-hal dari aspek yang tidak
substansial (dari alam material) ini dipertukarkan untuk suatu balasan dari Yang Maha
Kekal. Apa yang ada di sisi Tuhan lebih baik bagi orang yang bertakwa (QS 3;198).

Maka ini adalah kehadiran pada Ka'bah Tujuan akhir dan bertemu denga Yang
disembah. Tapi ini hanya mungkin dengan melalui dengan cepat Jalan pengetahuan, di
atas kaki pengetahuan dan penyelidikan, dan tidak hanya dengan gerakan-gerakan
jasmaniah, yang hasilnya hanyalah menambahkan kekacauan Perjalanan, tanpa
menolong memperoleh karunia apa pun atau mengumpulkan hal apa pun untuk
Kembali. Inilah mengapa (Nabi) S.A.W.W. bersabda: "Merenung sesaat lebih baik dari
tujuh puluh tahun ibadah." Dan dia mengatakan pada yang terbaik dari umatnya dan
Gerbang Kota pengetahuannya : "Wahai Ali ! Karena manusia mencoba untuk
mendekati Penciptanya melalui segala bentuk ketakwaan, bawalah dirimu
mendekatiNya melalui seluruh (aktivitas) Intelek, sehingga kau akan tiba Di Sana
sebelum mereka semua." Dari ini Anda bisa menduga bahwa maksud aktifitas-aktifitas
jasmaniah ibadah dan resep-resep khusus agama, seperti melaksanakan sholat, puasa,
dan lain-lain, hanya melalui pembersihan jiwa dan pemurnian diri yang terdalam,
dengan tujuan batin yang tulus dalam (melaksanakan) mereka dan dengan pemikiran
ke dalam- sebab mereka lah yang benar-benar penghambaan pada Obyak Ibadah Yang
Sebenarnya dan mendekatkan pada Tuhan Yang Maha Mutlak, bukanlah gerakan-
gerakan organ-organ dan lidah ! Tuhan - Yang Maha Mulia – berfirman : . (QS 2;177)

Akhirnya, yang terburuk dari seluruh hambatan pada agama yang benar dan halangan
utama pada jalan mereka yang berjalan menuju Allah adalah mereka mungkin
menanggapi panggilan ulama-ulama yang "terpelajar" dalam kejahatan, dan mereka
mungkin mengikuti pandangan-pandangan dan tulisan-tulisan yang menyesatkan
orang-orang seperti itu. Karena ketertipuan mereka (yang berjalan dalam Jalan Allah)
oleh "orang-orang" yang disebut " terpelajar" dan ulama-ulama formal dan yang
disebut sebagai "kearifan" mereka, adalah sama dengan khayalan seorang yang haus
dengan sebuah fatamorgana (QS 24;39), dan oleh karena itu mengalihkannya dari
Sumber Mata Air. (Ini adalah) sebagaimana Dia – Maha Mulia Ia – berfirman : Dan
jika engkau menaati kebanyakan manusia di atas bumi, mereka akan menyesatkanmu
dari Jalan Allah. Karena tidaklah mereka mengikuti apa pun melainkan sangkaan
mereka sendiri, dan mereka hanyalah bersangka-sangka (QS 6;116). [Sesungguhnya
kebanyakan dari mereka tidaklah mengikuti apa pun kecuali dugaan, ] Dan sangkaan
sama sekali tidak menggantikan Kebenaran (QS 10;36). Semoga Allah melindungi
kita dan saudara kita yang mempunyai iman yang benar melawan kejahatan (seluruh)
setan dan mereka yang menyesatkan. Dan Ia mencahayai hati-hati kita dengan Cahaya
kearifan dan keyakinan dengan hak Muhammad dan keluarganya yang suci – Semoga
salam Allah bagi mereka semua.

Saduran/terjemahan D312, Deddy Djuniardi & Dimitri Mahayana


dari kitab Al-Hikmah Al-'Arsyiyah,
karya Sadrul Muta`allihiin Mulla Shadra (q.s.)

You might also like