Professional Documents
Culture Documents
Kasus Kelolaan Remaja Dengan Disminorea
Kasus Kelolaan Remaja Dengan Disminorea
Disusun oleh:
Tanggal……………………
Disusun oleh:
Menyetujui,
(……………………………) (………………………………)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN C DENGAN DISMINOREA DI
PUSKESMAS MUARA DELANG
Disusun oleh :
Pada tanggal……….20…...........
Mengetahui,
(……………………………) (………………………………)
(.................................................)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Puskesmas Muara Delang”, dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pembimbing ibu Febrinati
Rifdi, SSIT, M. Biomed, dan lapangan pembimbing lapangan ibu Ancy Gusputria, Str.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
Penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan laporan ini
dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan
Penulis
Rezki Andriyani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa
dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka
Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan
kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga
dan progesteron mulai berperan aktif, sehingga pada diri remaja khususnya remaja
putri terjadi menarche atau menstruasi. Disamping itu remaja putri merupakan salah
satu kelompok penduduk yang termasuk kelompok wanita usia subur (WUS)
(Depkes, 2010).
kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia.
Indonesia berdasarkan kelompok umur 10-14 tahun 8,6%, umur 15-19 tahun 8,2%
dan 20-24 tahun 8,0% (Badan Pusat Statistik, 2018). Provinsi Jambi jumlah
penduduk perempuan berdasarkan kelompok umur 10-14 tahun 149.976 jiwa, 15-
19 tahun 152.281 jiwa dan umur 20-24 tahun 151.674 jiwa (BKKBN, 2018).
menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk
yang dikenal dengan istilah darah menstruasi. Menstruasi yang terjadi disaat saat
awal memang cenderung tidak teratur setelah pertama kali datang bulan berikutnya
bisa saja menghilang, dan hal ini merupakan kondisi yang normal. seiring
peristiwa pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari uterus secara
menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal dianggap sebagai siklus yang klasik
ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita
yang biasa dihadapi perempuan saat mengalami mestruasi yaitu cemas, stress,
Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah perut,
tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha
atas hingga betis yang terjadi saat perempuan mengalami siklus menstruasi.Nyeri
tidak bisa beraktivitas (Ratnawati, 2018. Sinaga, dkk., 2017). Nyeri merupakan
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di
perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik disisi medial paha (Anurogo &
B. Rumusan Masalah
kebidanan pada remaja dengan Disminorea pada Nn.C diPuskesmas Muara Delang.
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan Tugas ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi ilmu pengetahuan
2. Manfaat Praktis
a. institusi
kualitas pendidikan.
b. Lahan praktek
c. Bagi Pasien
TINJAUAN TEORI
A. Remaja
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa
1. Ciri-ciri Remaja
a. Masa remaja sebagai periode yang pentingPada periode remaja, baik akibat
minat baru.
Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status
memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan
fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung
pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku
juga menurun.
namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi
masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama
remaja.
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan
cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi
meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja
akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau
seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka
menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang
a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
2) Ingin bebas
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain
perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks
primer dan seks sekunder (Putra, 2013). Berikut ini adalah uraian lebih lanjut
b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat lubang pori-pori
aktif
c) Otot semakin besar dan semakin kuat terutama pada pertengahan dan
4. Karakteristik Remaja
a) Perkembangan Fisik-seksual
b) Psikososial
c) Perkembangan Kognitif
d) Perkembangan Emosional
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi
rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.
e) Perkembangan Moral
berlaku yang diyakininya maka tidak heranlah jika diantara remaja masih
f) Perkembangan Kepribadian
Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan
integrase kepribadian
perilaku seksualnya dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan.
(Darmasih , 2011).
B. Pengertian Menstruasi
ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi.
wanita, terutama pada usia remaja dan merupakan indikator penting untuk
peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara dan
infertilitas. Beberapa faktor seperti lemak tubuh, dan obesitas dapat menyebabkan
berlebih atau gemuk tidak ditemukan kejadian infertilitas yang terlalu tinggi namun
kejadian infertilitas terjadi berkaitan dengan disfungsi ovulasi. Pada wanita obesitas
teratur atau periodik dan siklik. Darah ini keluar dari uterus yang diikuti dengan
pelepasan dari endometrium. Proses menstruasi ini terjadi bila ovum tidak dibuahi
Perdarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal
a. Siklus Menstruasi
perempuan dan hampir 90% perempuan memiliki siklus 25-35 hari dan hanya
perempuan memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi
lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap
tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu
Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem
yang hilang pada perempuan normal selama satu periode menstruasi telah
ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb
normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per gr, volume darah ini
dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150
b. Mekanisme Menstruasi
primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut, sel oosit primer
mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu di sekitar terjadinya
Periode ini disebut fase luteal. Selain itu progesterone juga berfungsi
ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena
tidak ada progesterone, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilah proses
c. Fase Menstruasi
Menurut Redeer, dkk (2011) siklus menstruasi dibagi menjadi tiga
fase: proliferasi, sekresi, dan iskemik. Siklus menstruasi berhubungan
langsung dengan siklus ovarium, dan keduanya di bawah pengaruh hormon,
seperti yang akan dijelaskan pada bagian berikut
1) Fase Proliferasi
lebih aktif dan menyekresi zat yang kaya nutrisi. Setiap bulan selama
siklus menstruasi ini (sekitar hari ke lima sampai hari ke empat belas),
fase folikular.
2) Fase Sekresi
adalah memberi tempat untuk ovum yang telah dibuahi. Fase siklus
menstruasi ini berlangsung 14 ± 2 hari dan disebut fase sekresi, fase ini
kadang kala juga disebut fase progestasi, fase luteal, atau fase
pramenstruasi.
3) Fase Menstruasi
yang luruh disertai darah dan sekresi dari kelenjar, keluar menuju rongga
uterus, melewati serviks, dan keluar melalui vagina, disertai ovum kecil
menstruasi diantaranya:
1) Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen, tetapi
vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma, selain fungsinya yang turut
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di
2) Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometriumsehingga dapat
menerima implantasi zigot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon hCG.
Progesterone menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium
uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
3) Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRH)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus otak. GnRH
akan merangsang pelepasan Follicle Stimulating Hormone (FSH) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
Hormon ini diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi
menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan
hormon-hormon gonadotropin (FSH/ LH).
yaitu:
2) Faktor Enzim
3) Faktor Vaskular
4) Faktor Prostaglandin
pada haid.
Selain itu penelitian mengenai faktor resiko dari variabilitas siklus menstruasi
adalah pengaruh dari berat badan, aktivitas fisik, serta proses ovulasi dan adekuatya
fungsi luteal. Perhatian khusus saat ini juga ditekankan pada perilaku diet dan stress
1) Berat badan
Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada fungsi
berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/ kurus dan
2) Usia
3) Aktivitas fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
4) Stress
Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem
5) Diet
tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10x/ tahun). Diet rendah
perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang
menstruasi yang sering terjadi adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang
dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk akibat sampingan yang
2008).
a) Hipomenorea
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih sedikit dari biasanya.
pergantian pembalut 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari
saja.
b) Hipermenorea
Perdarahan menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
(lebih dari 8 hari) dan mengganti pembalut 5-6 kali per hari. Penyebab
hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak
a) Polimenorea
Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau kurang
hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola teratur dan jumlah
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama, beberapa tahun
tertentu.
b) Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari 35 hari dengan jumlah
c) Amenorea
i. Premenstrual tension
ii. Mastadinia.
menstruasi.
iii. Mittelschmerz
iv. Dismenorea
Rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram ringan pada bagian
C. Disminorea
1. Pengertian
kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal;
meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Secara singkat
menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo, 2011). Nyeri haid disebut juga
saat menstruasi (Icemi & Wahyu, 2013). Menurut Reeder (2013) dismenore
yakni nyeri menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum atau
selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari
selama menstruasi.
pada wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi (Hendrik, 2006).
dengan adanya nyeri pada saat menstruasi, dan nyeri tersebut bisa terjadi
Menurut Icemi Sukarni, K dan Wahyu, P (2013) ada dua tipe-tipe dari
dysmenorrhea, yaitu:
1. Primary dysmenorrhea, adalah nyeri haid yang dijumpai pada alat- alat
wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Dismenore sekunder adalah nyeri
dan kondisi tubuh yang menurun (Diyan, 2013). Faktor-faktor yang dapat
a. Faktor menstruasi
b. Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal ini
c. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal itu juga
karena siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk penjelasan itu masih
kurang.
dismenore.
g. Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul
dismenore, yaitu:
a. Faktor Psikis
b. Faktor konstitusional
dismenore.
Salah satu faktor yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore
mungkin dapat terjadi stenosus kanalis servikalis, akan tetapi hal tersebut
dismenore.
d. Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
f) Endometriosis;
Budisulistyo, 2006).
belum diketahui secara pasti, pada dismenore primer nyeri timbul akibat
kurang berolahraga dan stres psikis atau stres sosial (Icemi & Wahyu, 2013).
sedang mengalami stres yang dapat menggangu kerja sistem endokrin, sehingga
dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan menimbulkan rasa sakit
Menurut Sinclair (2010) dan Reeder (2012) Pada dismenore sekunder dikaitkan
dengan patologi pelvis dan lebih sering dialami wanita yang berusia diatas 20
servikal, endometriosis, PRP, mioma uterus, sindrom kongesti pelvis, kista atau
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nn C
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl.Tongkol
No.Telp : 082277xxxxxx
2. Alasan datang
Pasien datang ingin memeriksakan kesehatan
3. Keluhan Utama
sakit perut bawah
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari/bulan, teratur, lama 4-6 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali ganti pembalut
d. Disminorhea : kadang- kadang tapi hanya nyeri ringan
e. HPHT : 3 Desember 2021
f. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi, tidak
gatal, tidak berbau
5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Nn C pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi saat belajar
disekolah dan saat petugas puskesmas memberikan penyuluhan diSekolah
6. Riwayat Kesehatan
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri),belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS, dan golongan darah, Status TT4 (SD Kelas 1 dan
6).
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah menderita hipertensi
Ibu menderita DM
8. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Tidak ada
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi :
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur . Minum air putih 6-7 gelas
sehari, suka mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan capuccino.
Tidak ada pantangan/alergi makanan
b. Eliminasi:
BAB 1-2 hari sekali, warna kuning khas, tidak ada keluhan sakit saat BAB.
BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih
c. Istirahat :
Tidur siang 1 jam dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas :
Sekolah dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu,
mencuci piring dan menjemur baju
e. Hygiene :
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/hari
atau setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB tidak dikeringkan memakai
tisu atau handuk.
f. Riwayat Pernikahan
Belum pernah menikah
g. Riwayat Psikososial Budaya
Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
remaja.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
BB : 46 Kg
TB : 155 cm
IMT : 19,1 kg/m2
LILA: 24 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetic
seperti sindrom down
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Dada : tidak dilakukan
g. Abdomen : nyeri tekan perut bawah
h. Anogenital : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb :-
HIV :-
C. ASSESMENT
1. Diagnosa
Nn. C usia 13 tahun dengan disminorea
Data dasar
a. Nn C mengatakan HPHT pada tanggal 3 Desember 2021
b. Nn. C mengatakan nyeri diperut bagian bawah mulai kemarin
2. Masalah
Nn. C merasakan cemas dengan nyeri perut yang dialaminya
3. Kebutuhan
a. Informasikan hasil pemeriksaan
b. Informasikan cara menjaga kesehatan reproduksi
c. Informasikan resiko penyakit yang mungkin diderita berdasarkan riwayat
penyakit orangtua
d. Informasikan cara menjaga pola makan, minum dan olahraga
e. Informasi cara meredakan nyeri perut yang dialami
D. PERENCANAAN
a. Jelaskan hasil pemeriksaan
b. Jelaskan status imunisasi Nn. C
c. Jelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi
d. Jelaskan resiko penyakit yang mungkin diderita berdasarkan riwayat penyakit
orangtua
e. Jelaskan cara menjaga pola makan, minum dan olahraga
f. Anjurkan untuk mengurangi garam
g. Anjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan minum tablet
tambah darah
h. Jelaskan bahwa keputihan yang dialami masih normal
i. Jelaskan cara meredakan nyeri perut yang dialami
j. Berikan terapy ibuprofen 400mg 3x1
k. Anjurkan untuk memeriksakan kesehatan bila ada keluhan
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 4 Desember 2021 Pukul :08.45 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Nn. C bahwa keadaan baik, tanda- tanda
vital dalam batas normal dan Nn. C menderita disminorea.
BB : 46 Kg
TB : 155 cm
IMT : 19,1 kg/m2
LILA: 24 cm
2. Menjelaskan kepada Nn. C bahwa status imunisasi TT saat ini sudah TT5 yang
masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup,
sehingga Nn.C tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT lagi .
3. Menjelaskan kepada Nn. C untuk menjaga kesehatan reproduksinya, dengan
mengganti pembalut setiap 4-6 jam pemakaian, Vagina cukup dibersihkan
dengan sabun polos dan air saat mandi dari arah depan kebelakang, memilih
sabun untuk membersihkan vagina yang tidak mengandung pewangi dan
antiseptic, dan mengeringkan vagina setelah BAK atau BAB.
4. Menjelaskan kepada Nn. C memiliki risiko terkena DM karena memiliki
keturunan diabetes mellitus dan memiliki risiko mengalami hipertensi
dikarenakan memiliki keturunan penyakit hipertensi
5. Menganjurkan kepada Nn. C , mengurangi makanan yang mengandung kadar
garam dikarenakan berisiko mengalami hipertensi dan makanan yang
mengandung kadar gula tinggi serta mengurangi kafein (batas mengkonsumsi
kafein sebanyak 200 miligram/hari) karena dapat memperburuk kesehatan
dimasa yang akan datang, serta mencegah stress berlebihan, minum air putih
minimal 8 gelas sehari, melakukan olahraga dan kontrol kesehatan secara rutin
6. Menganjurkan kepada Nn. C untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, ikan, dan daging ayam, serta mengandung asam folat seperti pada
sayuran bewarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam
folat.Selain itu, juga penting mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Aturan
minum TTD bagi remaja putri yaitu diminum secara teratur 1 tablet dosis 1 (satu)
tablet per minggu sepanjang tahun, TTD diminum setelah makan dengan air
putih/jus buah tidak dengan teh, kopi, dan susu.
7. Menjelaskan kepada Nn. C bahwa keputihan yang dialami merupakan keputihan
yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering mengganti celana dalam,
menggunakan celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat seperti
berbahan cutton, tidak perlu menggunakan cairan pembersih genetalia untuk
menjaga tingkat keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan
pantyliner untuk mencegah agar vagina tidak lembab.
8. Memberikan konseling untuk mengtasi nyeri dan rasa sakit saat menstruasi, dapat
diatasi dengan memberikan kompres hangat yang diletakkan di atas perut bagian
bawah. Kram menstruasi juga dapat diatasi dengan beberapa olahraga dan
peregangan, dan bila nyeri tak kunjung hilang bisa diberikan obat pereda nyeri
seperti asam mefenamat.
9. Memberikan jus wortel 2 kali sehari dengan selang waktu 4 jam setelah
pemberian yang pertama dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air
mineral 200 cc sebagai obat traditional untuk mengurangi disminorea.
10. Memberikan terapy asam mefenamat 500mg 3x1
11. Menganjurkan Nn. C untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan.
E. EVALUASI
Nn. C mengerti penjelasan yang diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN
OBJEKTIF
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
BB : 46 Kg
TB : 155 cm
IMT : 19,1 kg/m2
LILA: 24 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
ASSESMENT
Nn. C usia 13 tahun fisiologis
PLANNING
a. Jelaskan hasil pemeriksaan
b. Ingatkan cara menjaga kesehatan reproduksi
c. Ingatkan resiko penyakit yang mungkin diderita berdasarkan riwayat penyakit
orangtua
d. Ingatkan cara menjaga pola makan, minum dan olahraga
e. Ingatkan untuk mengurangi garam dan makanan yang mengandung gula yang
tinggi
f. Ingatkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan minum tablet
tambah darah
g. Beri jus wortel 2 kali sehari dengan selang waktu 4 jam setelah pemberian yang
pertama dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air mineral 200 cc
sebagai obat traditional untuk mengurangi disminorea.
h. Anjurkan untuk memeriksakan kesehatan bila ada keluhan
PELAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Nn. C bahwa keadaan baik, tanda- tanda
vital dalam batas normal dan Nn. C sudah tidak menderita disminorea.
2. Menjelaskan kepada Nn. C untuk tetap mempertahankan kesehatan
reproduksinya, dengan mengganti pembalut setiap 4-6 jam pemakaian, Vagina
cukup dibersihkan dengan sabun polos dan air saat mandi dari arah depan
kebelakang, memilih sabun untuk membersihkan vagina yang tidak mengandung
pewangi dan antiseptic, dan mengeringkan vagina setelah BAK atau BAB.
3. Mengingatkan Nn. C memiliki risiko terkena DM karena memiliki keturunan
diabetes mellitus dan memiliki risiko mengalami hipertensi dikarenakan memiliki
keturunan penyakit hipertensi jadi harus memperhatikan pola makan dan gaya
hidupa
4. Mengingatkan Nn. C untuk mengurangi makanan yang mengandung kadar garam
dikarenakan berisiko mengalami hipertensi dan makanan yang mengandung
kadar gula tinggi serta mengurangi kafein (batas mengkonsumsi kafein sebanyak
200 miligram/hari) karena dapat memperburuk kesehatan dimasa yang akan
datang, serta mencegah stress berlebihan, minum air putih minimal 8 gelas
sehari, melakukan olahraga dan kontrol kesehatan secara rutin
5. Mengingatkan kepada Nn. C untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, ikan, dan daging ayam, serta mengandung asam folat seperti pada
sayuran bewarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam
folat.Selain itu, juga penting mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Dan
tetap minum TTD bagi remaja putri yaitu diminum secara teratur 1 tablet dosis 1
(satu) tablet per minggu sepanjang tahun, TTD diminum setelah makan dengan
air putih/jus buah tidak dengan teh, kopi, dan susu.
6. Menganjurkan Nn. C untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan.
EVALUASI
1. Nn. C mengetahui hasil pemeriksaan
2. Nn. C mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi
3. Nn. C mengetahui resiko penyakit yang mungkin diderita berdasarkan
riwayat penyakit orangtua
4. Nn. C mengetahui cara menjaga pola makan, minum dan olahraga
5. Nn. C bersedia untuk mengurangi garam dan makanan yang mengandung
gula yang tinggi
6. Nn. C bersedia untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan
minum tablet tambah darah
7. Nn. C bersedia untuk memeriksakan kesehatan bila ada keluhan
BAB IV
ANALISIS KASUS
Analisis kasus merupakan bagian dari laporan kasus yang akan membahas
kesenjangan dan hambatan selama penulis melakukan asuhan kebidanan pada remaja
Pasien adalah seorang pelajar berusia 13 tahun, berasal dari Tabir Selatan,
bertempat tinggal tetap di jl Tongkol Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan.
Pasien beragama Islam dan merupakan keturunan suku Jawa. Aktivitas pasien setiap
Pada pengkajian data subjektif keluhan utama pada pasien yaitu Pasien datang ingin
memeriksakan kesehatan dengan keluhan utama sakit perut bawah sejak 1 hari yang lalu
menunjukkan bahwa Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, frekwensi napas
20 x/menit, suhu 36,5 º C. Berat badan BB 46 Kg, tinngi badan155 cm, IMT 19,1 kg/m2
dan LILA 24 cm. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan: wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, sklera putih, bibir tidak pucat lembab dan tidak kering.
Fluor albus yang kadang dialami Nn. C sebelum dan setelah menstruasi,
memiliki sifat bening, tidak gatal, tidak berbau merupakan fisiologis atau normal.
Sebagaimana diungkapkan oleh Saifuddin (2012) bahwa keputihan normal adalah tidak
berbau, berwarna putih, dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai
penyakit yang dapat diturunkan ialah hipertensi dan diabetes mellitus (Kemenkes,
2018). Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko hipertensi dan diabetes mellitus
kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji,
menghindari stress, olahraga rutin, dan cek kesehatan secara rutin sehingga dapat
Selain itu, pemberian imunisasi TT pada Nn. C, hal tersebut dilakukan dalam
upaya pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
tetanus toxoid (TT) akan dilakukan suntikan booster nanti saat hendak melangsungkan
pernikahan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan.
Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan
penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian imunisasi
dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang
Berdasarkan tahun kelahiran Nn. C yakni 2009 dan mengaku selalu ikut
imunisasi yang diadakan saat SD yakni kelas 1 dan 6 yang masing-masing diberikan 2
dosis imunisasi (4 dosis), sehingga status imunisasi TT Nn. C adalah T4 dan kurang
satu kali imunisasi TT. Sehingga pada kunjungan ini diberikan injeksi imunisasi TT
mereka untuk melakukan segala cara dalam mencegah bahkan menghilangkan nyeri
dismenore. Tidak sedikit wanita yang absen pada saat kerja atau kuliah karena
normal ternyata dismenore primer masih terjadi. Hasil penelitian ini berbeda dengan
pendapat Wijayakusuma dalam Novia (2008), bahwa menarche pada usia lebih awal
menunjukkan bahwa pada umur menarche normal masih banyak remaja yang
mengalami dismenore primer. Hasil penelitian Novia juga berbeda dengan pendapat
Widjanarko dalam Novia (2008) yang menyatakan bahwa menarche pada usia lebih
awal merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian dismenore primer.
Usia menarche dini meningkatkan risiko terjadinya dismenore. selain itu menarche dini
dapat meningkatkan resiko kejadian mioma 1,24 kali. Hal ini juga dijelaskan oleh
Sophia et.al. (2013) yang menyatakan bahwa usia ideal seorang wanita mengalami
menarche yaitu pada usia antara 13-14 tahun. Seseorang yang mengalami menarche
kurang dari sama dengan 12 tahun memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih besar
obat-obatan analgetik yang tidak baik untuk kesehatan jangka panjang (Tabari, 2016).
Untuk menurunkan tingkat nyeri dismenore sebaiknya menggunakan obat tradisional
yang sedikit efek sampingnya bahkan tidak ada. Salah satu cara non farmakologi
mempengaruhi dismenore atau nyeri haid. Wortel merupakan salah satu sayuran yang
memiliki banyak kegunaan misalnya sebagai bahan sayur sop atau dijadikan campuran
Wortel mudah ditemukan dipasaran karena hampir setiap hari wortel dijual dipasar.
Selain rasanya yang enak, wortel juga dipercaya oleh masyarakat sebagai sayuran yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noravita pada mahasiswi DIV bidan
jus wortel 2 kali sehari dengan selang waktu 4 jam setelah pemberian yang pertama
dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air mineral 200 cc, dengan hasil
eksperimen terjadi penurunan setelah pemberian jus wortel pada kasus dismenore
primer
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dr. S. Ziaei dalam Hembing (2007),
vitamin E pada wortel dapat mengurangi nyeri pada menstruasi. Vitamin E mampu
menstruasi.
mengakifkan vitamin B, merilekskan otot dan syaraf, pembekuan darah dan produksi
energi. Wortel juga mengandung analgetik alami yang berperan seperti obat analgetik
(contoh ibuprofen) dan sebagai anti inflamasi (Silva, 2014). Mengonsumsi vitamin E 2-
3 hari sebelum dan 2-3 hari setelah masa menstruasi dapat mengurangi kram dan
kecemasan pada pre menstrual syndrom (PMS). Vitamin E dapat menurunkan tingkat
nyeri dan dapat mengurangi banyaknya darah haid yang keluar. Hal ini dilakukan
dengan cara menyeimbangkan hormon dalam tubuh. sehingga siklus menstruasi dapat
Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat dismenore selain
konsumsi obat analgetik, adalah dengan olah raga ringan, rileksasi, hypnotherapi, dan
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada Nn. C didapatkan, Nn. C mengalami disminorea. Saat ini
Nn. C mengeluhkan Sakit perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu dikarenakan
datangnya menstruasi.
nyeri dan rasa sakit saat menstruasi, dapat diatasi dengan memberikan kompres
hangat yang diletakkan di atas perut bagian bawah. Kram menstruasi juga dapat
3. Memberikan jus wortel 2 kali sehari dengan selang waktu 4 jam setelah pemberian
yang pertama dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air mineral 200
4. bila nyeri tak kunjung hilang bisa diberikan obat pereda nyeri seperti asam
mefenamat.
dimana pada kunjungan rumah yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2021,
keluhan disminorea sudah tidak ada,serta diagnosa potensial tidak muncul setelah
kebidanan dengan lebih dahulu memahami masalah dengan baik, melakukan asuhan
dengan tepat sehingga tercapai tujuan dari asuhan yang komprehensif dan
https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/berapa-kali-ganti-pembalut-saat-haid/
2021
https://dinkes.surakarta.go.id/tablet-tambah-darah-pada-remaja-putri/2/2020
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/jemima/menstruasi-
pertama/5 juni 2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja, 2021
Manuaba, I.G.B. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC. Nurmaidah, 2020.