You are on page 1of 12

Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER

Mochamad Abdul Azis Amir


mochamadabdulazis7@gmail.com

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,


Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Penelitian dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi berprestasi peserta didik underachiever
yang ditandai dengan kondisi tidak dapat menampilkan potensinya secara optimal. Penelitian
bertujuan menguji keefektifan teknik role playing untuk meningkatkan motivasi berprestasi
peserta didik underachiever. Penelitian menggunakan metode quasi eksperiment dengan
nonequivalent (pretest dan posstest) control group design. Sampel penelitian adalah peserta
didik underachiever kelas XI SMA BPI 1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. Analisis data
menggunakan statistik parametik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan teknik role playing
efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik underachiever. Disamping
itu, keefektifan teknik role playing juga ditunjang dengan adanya perubahan sikap yang
diperlihatkan oleh peserta didik underachiever sebelum, dan setelah pemberian perlakuan,
dibuktikan melalui hasil jurnal harian, penilaian yang dilakukan peserta didik underachiever
terpilih sebagai penilai, beserta observasi. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada: a)
guru bimbingan dan konseling, agar menggunakan teknik role playing sebagai salah satu
teknik untuk meningkatkan motivasi berprestasi; b) guru mata pelajaran, agar memberikan
pembelajaran yang menarik, dan memotivasi; dan c) peneliti selanjutnya, agar menindaklanjuti
hasil penelitian dengan membuat variasi teknik role playing serta menggunakan sampling
yang berbeda lainnya.

Kata kunci: role playing, motivasi berprestasi, peserta didik underachiever.

ABSTRACT
The study was based on the poor motivation of underachiever students to perform well to
show good performance potentials optimally. The aim was to test the effectiveness of role
playing technique in improving the achievement motivation of the underachiever students.
Nonequivalent (pretest and posstest) control gruop design of Quasi-experiment was chosen
toward the samples of the research which were the underachiever of grade XI students SMA
BPI 1 academic year 2015/2016. The data analysis used the parametric statistical t-test.
The result showed that the role playing technique is effective in increasing the achievement
motivation of underachiever students. n addition, the effectiveness of role playing techniques
are also supported by the change of attitude shown by learners underachiever before and
after the treatment, evidenced by the results of a daily journal, the assessment of learners
underachiever elected as assessor, along with observations. It is recommended to: a) Guidance
counseling teacher to use the role playing technique to increase achievement motivation.
b) Subject teachers to deliver an interesting lesson and motivate as well; and c) Further
researcher to follow up the research result by conduct a variation of role playing technique
also using other different sampling.

Keywords: role playing, achievement motivation, underachiever students

95
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

Pendahuluan pelaksanaan pembelajarannya, misalnya


Setiap manusia diwajibkan untuk saja tidak memiliki prestasi yang unggul
belajar sepanjang hayat (life long learning), bahkan tergolong rendah, dan tidak mampu
yang artinya adalah adanya proses dan menampilkan potensinya secara maksimal
aktivitas yang harus terjadi juga melekat yang mengakibatkan terdapat kesenjangan
dalam kehidupan manusia di tengah-tengah antara potensi inteligensinya dengan hasil
lingkungan masyarakat yang selalu berubah prestasinya.
(Suherman, 2011, hlm. 5). Menjadikan Dengan demikian jika motivasi
proses belajar akan selalu melekat pada setiap berprestasinya rendah akan terhambat
kehidupan individu yang berlangsung dalam proses perkembangan prestasi dan dirinya,
konteks lingkungan yang selalu berubah. karena motivasi berprestasi yang mendorong
Dalam proses pelaksanaannya, salah satu seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam
yang paling penting dibutuhkan adalah bersaing dengan suatu ukuran keunggulan
motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi (standard of excellence), baik berasal dari
sangat diperlukan untuk menimbulkan standar prestasinya sendiri (autonomous
semangat yang ada dalam diri seorang standards) diwaktu lalu ataupun prestasi
individu. Motivasi berprestasi penting orang lain (Sardiman, 2011, hlm. 114).
sebagai dorongan dalam diri peserta didik Secara teori, seharusnya peserta didik
yang selalu berjuang untuk meningkatkan yang memiliki potensi unggul akan memiliki
bahkan memelihara kemampuan yang tinggi motivasi berprestasi cukup tinggi, terutama
dengan standar yang unggul (Braden, 2012). potensi inteligensinya, dan kemungkinan
Memahami motivasi sebagai sesuatu besar tidak akan mengalami kesulitan,
yang menimbulkan semangat atau dorongan hambatan dalam pembelajaran karena sudah
kerja. Dalam kegiatan yang terkait dengan jelas potensi yang dimilikinya sangat baik.
kegiatan belajar, motivasi berprestasi sangat Peserta didik yang tidak mampu berprestasi
dibutuhkan karena sebagai usaha yang harus dengan baik walaupun potensinya unggul/
dilakukan untuk mencapai kesuksesan dalam baik dalam dunia pendidikan disebut
kompetisi atau persaingan yang berdasar pada underachiever. Rimm (dalam Del &
suatu keunggulan prestasi orang lain ataupun McCoah, 2008) menyatakan underachiever
prestasi diri sebelumnya (McClelland, 1987, adalah kondisi ketika peserta didik tidak dapat
hlm. 224). Pencapaian kesuksesan prestasi menampilkan potensinya. Menurut Prayitno
diraih dengan adanya motivasi berprestasi dan Amti (1999, hlm. 280) underachiever
tinggi, memberikan landasan yang penting identik dengan keterlambatan akademik
untuk menyelesaikan perilaku kognitif yang berarti bahwa keadaan peserta didik
seperti perencanaan, organisasi, pengambilan yang memiliki inteligensi cukup tinggi,
keputusan, belajar, dan penilaian (Kulwinder, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara
2011, hlm. 162). optimal. Karakteristik underachiever
Kenyataannya tidak semua peserta didik menurut Kaufman (dalam Trevalliaon, 2008)
disekolah memiliki motivasi berprestasi yang tampil dalam dua arah perilaku didalam
tinggi, dan tidak sedikit yang memiliki potensi kelas, yaitu menghindar juga agresif. Selain
amat baik dalam perkembangan belajarnya itu mereka sering mengatakan jika pelajaran
namun pada akhirnya prestasi yang dihasilkan di sekolah tidak relevan atau tidak penting,
rendah, serta jauh dari harapan (ekspektasi). dan mereka lebih tertarik pada kegiatan lain
Peserta didik yang memiliki motivasi disekolah.
berprestasi rendah, bahkan tidak memiliki Dowdall dan Whitmore (1980)
motivasi berprestasi, dapat dipastikan akan memaparkan jika karakteristik underachiever
memiliki hambatan-hambatan didalam pada umumnya terkait dengan prestasi

96
Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

akademik rendah termasuk persepsi diri yang ataupun melalui suatu intervensi yang sesuai
rendah, sikap negatif pada sekolah, sikap dengan tingkat kemampuan mereka (Shaw,
negatif terhadap guru dan kelas, motivasi 2008). Lebih daripada itu dibutuhkan suatu
rendah, rendahnya self-regulation, dan metode yang tepat, untuk meningkatkan
rendahnya menetukan tujuan (dalam Seigel motivasi berprestasi mereka salah satunya
dan McCoach, 2003, hlm. 144). Hasil dari adalah bimbingan kelompok.
penelitian Burns dan Diaz (1998) sikap Terdapat beberapa teknik yang dapat
peserta didik underachiever menunjukkan digunakan dalam layanan bimbingan
selalu berpandangan negatif terhadap kelompok yaitu pemberian informasi, diskusi
sekolah, sehingga efek yang ditimbulkan kelompok, pemecahan masalah, bermain
adalah rendahnya motivasi mereka untuk peran, simulasi, dan karyawisata. Bimbingan
belajar apalagi motivasi berprestasinya. dan konseling yang dapat meningkatkan
(dalam Seigel dan McCoach, 2003, hlm 150). motivasi berprestasi adalah teknik role
Hasil studi pendahuluan di SMA playing. Mulyasa (2004) menambahkan
BPI 1 kelas XI, terdapat 20 peserta didik bahwa teknik bermain peran dapat
underachiever dengan motivasi berprestasi mengekspresikan hubungan antar manusia
yang rendah terindikasi dari perbandingan dengan cara memeragakan, bekerjasama,
hasil pengukuran psikologis (psikotes) diskusi, mengeksplorasi perasaan, nilai dan
dan hasil prestasi belajar. Kecenderungan strategi pemecahan masalah antar pesertanya.
rendahnya tingkat motivasi berprestasi Tema yang diangkat dalam bermain peran
peserta didik underachiever kelas XI SMA harus benar-benar terjadi dalam kehidupan
BPI 1, diperjelas dengan diketahuinya tingkat sehari-hari.
motivasi berprestasi setelah dilakukan Menurut Sabina Kolodziej (2010, hlm.
pengukuran tahap awal pada peserta didik 46) motivasi berprestasi dapat ditingkatkan
underachiever dengan hasil tingkat motivasi dengan pemberian latihan, permiainan peran
berprestasi yang dimiliki pada umumnya (role playing), dan keterampilan psikologis
rendah. Hal lainnya yang mengindikasikan yang akhirnya menutut kinerja sekolah,
rendahnya motivasi berprestasi peserta yaitu peran guru terutama guru pembimbing/
didik underachiever ditandai dengan adanya konselor. Role playing merupakan sebuah
beberapa peserta didik yang cendrung permainan ketika para pemain memainkan
bosan dengan suasana pembelajaran, peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi
kesiangan/terlambat datang ke sekolah, tidak untuk merajut sebuah cerita bersama.
memerhatikan guru dengan baik, kurangnya Teknik role playing pun dianggap paling
dorongan akan kebutuhan belajar, kurangnya tepat karena Harmer (2002) menyatakan
ketertarikan peserta didik selama proses bahwa role playing menyenangkan, sangat
belajar berlangsung, dan bahkan tidak memotivasi, meningkatkan rasa percaya diri,
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. dan memberikan kesempatan pada peserta
Padahal secara umum proses pembelajaran didik mengubah perilakunya.
di SMA BPI 1 sudah tergolong baik, dengan Hasil kajian literatur yang telah
program kelas unggulan dan pembelajaran dilakukan oleh Ahman (1998), tentang
berbasis digital. efektivitas bermain peran (role playing)
Adanya fenomena tersebut, maka sebagai model bimbingan dalam
dirasa perlu adanya pelaksanaan pemberian mengembangkan keterampilan sosial anak
bantuan kepada peserta didik underachiever berkemampuan unggul, menunjukkan
agar memiliki motivasi berprestasi yang lebih model bermain peran (role playing) efektif
tinggi lagi, tidak hanya berupa pembelajaran untuk dijadikan model bimbingan dalam
menarik, melainkan perlu dirancang khusus mengembangkan keterampilan sosial anak

97
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

berkemampuan unggul. Hasil penelitian (1995, hlm. 272) menyatakan bermain


Vygotsky dkk (dalam Burenkoval dkk, 2015, peran (role playing) adalah suatu kegiatan
hlm. 214) teknik role playing adalah sebuah yang menyenangkan. Dan menjadi salah
pemeranan yang dianggap khusus sebagai satu solusi untuk menghilangkan kejenuhan
jenis proses aktivitas motif yang sangat peserta didik akan tugas serta tanggung jawab
penting oleh karena itu, role playing bukan perkembangannya dalam belajar sehingga
hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang motivasi berprestasinya meningkat.
akan sangat meningkatkan motivasi baik Menggunakan teknik role playing
belajar, maupun prestasi. dianggap tepat untuk meningkatkan motivasi
Beberapa hasil penelitian terdahulu berprestasi peserta didik underachiever
tersebut, mengenai role playing, motivasi karena menurut Forsyth dan McMillan (dalam
belajar, dan motivasi berprestasi menjadi Barkley dkk, 2011) role playing adalah
salah satu acuan untuk melakukan penelitian metode bervariasi untuk lebih memotivasi
dengan asumsi bahwa teknik role playing peserta didik, dan membangkitkan
dapat meningkatkan motivasi berprestasi keterlibatan peserta didik, selain itu sebagai
peserta didik underachiever. Penelitian pemecah permasalahan rutin dalam kegiatan
dengan menggunakan teknik role playing pengajaran. McCleland (dalam Sukadji,
telah dilakukan oleh beberapa peneliti, tetapi 2001) menyatakan jika peniruan tingkah laku
dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
berprestasi (achievement motivation) pada motivasi berprestasi. Dalam role playing
peserta didik underachiever masih relatif peserta didik underachiever memerankan/
terbatas. menirukan karakter tokoh yang sesuai
Role playing merupakan salah satu untuk meningkatkan motivasi berprestasi.
teknik bervariasi. Menurut Romlah (2001) Senada dengan itu Bonwell & Eison (1991,
terdapat empat teknik bervariasi, antara hlm. 47) menyatakan manfaat role playing
lain teknik pemberian informasi, diskusi apabila digunakan secara efektif di dalam
kelompok, teknik pemecahan masalah kelas, ataupun dalam proses kegiatan belajar
(problem solving), bermain peran (role mengajar salah satunya adalah mampu
playing), permainan simulasi (simulation memotivasi peserta didik untuk berprestasi
games). Role playing dapat diuraikan sebagai dengan melibatkan banyak peserta didik.
teknik bimbingan dengan bermain peran Penggunaan teknik role playing
menggunakan pendekatan kelompok dalam untuk meningkatkan motivasi berprestasi
upaya memberikan bantuan kepada individu, peserta didik underachiever pada taraf
yang dimaksud dengan pendekatan adalah yang lebih tinggi dari sebelumnya sebagai
penggunaan situasi interaksi sosial-psikologis sarana penunjang perkembangan peserta
yang terjadi dalam kelompok untuk keperluan didik melalui pemeragaan kejadian
pencapaian tujuan bimbingan (Surya dan masa lalu, aktual, atau yang mendatang
Natawidjaja, 1987). untuk mengekspresikan hubungan antar
Upaya meningkatkan motivasi manusia selanjutnya bekerjasama, diskusi,
berprestasi peserta didik underachiever mengeksplorasi perasaan, nilai dan strategi
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemecahan masalah, dan latihan perilaku yang
role playing dalam bimbingan kelompok sangat memotivasi. Keistimewaan teknik role
dikarenakan bermain peran (role playing) playing adalah melibatkan pengalaman peserta
menjadi sarana penunjang yang tepat untuk didik dan membantu individu meningkatkan
mengembangkan peserta didik baik yang pemahaman yang lebih baik terhadap diri
terkait dengan pengembangan diri, akademik mereka sendiri, orang lain, atau untuk latihan
maupun keterampilan sosial. Santrock perilaku (Brown, 1994, hlm. 55).

98
Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

Metode karakteristik peserta didik underachiever.


Penelitian menggunakan pendekatan Masing-masing kelompok kontrol dan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif eksperimen diberikan pre-test dan post-
digunakan untuk mendeskripsikan secara test. Setelah pre-test diberikan, kelompok
numerikal keefektifan teknik role playing eksperimen diberikan perlakuan melalui
untuk meningkatkan motivasi berprestasi teknik role playing. Untuk kelompok
peserta didik underachiever SMA BPI 1 kota kontrol tidak diberikan perlakuan khusus
Bandung tahun ajaran 2015/2016. dengan teknik role playing hanya sebatas
Desain penelitian yang digunakan layanan seperti biasanya. Hal ini dilakukan
adalah eksperimental yaitu quasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang
dengan nonequivalent (pretest dan posstest) diberikan terhadap peningkatan motivasi
control gruop design, kelompok eksperimen berprestasi peserta didik underachiever.
dan kelompok kontrol dipilih tidak secara Desain penelitian pre-test post-test non-
random, tetapi atas pertimbangan tertentu equivalent control group sebagai berikut.
(purposive sampling) dalam hal ini adalah
Gambar 1.
Quasi-Eksperiment Pre-Test Post-Test Non-Equivalent Control Group

Eksperimental Group (A) Pretest ------Treatment ------ Posttest


Pretest --------------------------- Postest
Control Group (B) No Treatment
Keterangan:
Control Group = kelompok kontrol
Eksperimental Group = kelompok eksperimen
No Treatment = Tanpa perlakuan
Treatment = Pemberian perlakuan (Creswell, 2013, hlm. 242)

Partisipan penelitian adalah peserta (2006) berdasarkan teori McClelland (1963).


didik SMA BPI 1 kelas XI dengan jumlah Alat ukur tersebut digunakan dengan metode
keseluruhan peserta didik 323 orang, bertanya kepada peserta didik dengan
namun dibatasi hanya pada peserta didik seksama, subjek harus memilih salah satu
yang memiliki karakteristik peserta didik pernyataan (Sudaryat & Budiman, 2005,
underachiever. Penentuan karateristik hlm. 4).
partisipan peserta didik underachiever dalam Prosedur penelitian dilakukan dengan
penelitian didasarkan pada kriteria: dengan 3 tahapan, yaitu sebagai berikut.
membandingkan skor IQ yang dimiliki 1. Tahap persiapan dilakukan sebagai
peserta didik dengan prestasi akademik yang berikut. a) Identifikasi masalah yang
diperoleh dari nilai rata-rata raportnya dan terjadi di lapangan; b) Literature review;
hasil dari evaluasi guru. Sampel yang sesuai dan c) Penentuan sampel penelitian.
kriteria adalah 20 peserta didik yang dibagi 2. Tahap Pelaksanaan meliputi. a) Pretes
menjadi 10 kelompok eksperimen dan 10 dengan instrumen motivasi berprestasi;
kelompok kontrol. b) Merumuskan teknik role playing yang
Instrumen penelitian menggunakan disesuaikan dengan gambaran peningkatan
alat ukur mengenai motivasi berprestasi yang motivasi berprestasi; c) Melaksanakan
dikembangkan oleh Laboratorium Psikologi intervensi dengan mengunakan rancangan
Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu intervensi role playing untuk meningkatkan
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia motivasi berprestasi peserta didik, pada

99
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

kelompok eksperimen selama 3 pekan; d) mean atau rerata yang bermakna antara dua
Uji efektivitas teknik role playing untuk kelompok yang tidak berpasangan. Uji t
meningkatkan motivasi berprestasi peserta bertujuan mengkaji efektivitas suatu perlakuan
didik underachiever dengan perlakuan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku
dengan teknik role playing dilakukan dengan cara menbandingkan antara keadaan
sebanyak 6 kali dengan 9 tahapan role sebelum dengan sesudah perlakuan diberikan.
playing. Uji-t digunakan karena pengambilan sampel
3. Tahap akhir. Pada tahap ini dilakukan dilakukan secara purposive sampling dengan
pengolahan dan analisis data regulasi distribusi normal dan homogen. Efektifitas
motivasi berprestasi untuk mengukur perlakuan dilihat dengan menggunakan uji-t
tingkat motivasi berprestasi pada menggunakan program SPSS 18.
kelas eksperimen sebelum dan setelah
dilakukan perlakuan teknik role playing, Hasil dan Pembahasan
dan dibandingkan dengan hasil pre tes, Hasil rekapitulasi rata-rata keseluruhan
juga pos tes kelas kontrol. aspek motivasi berprestasi peserta didik
Analisis data menggunakan Uji t underachiever kelas XI SMA BPI 1 kota
adalah uji komparatif dengan kata lain adalah Bandung, yaitu sebagai berikut.
uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan

Tabel 2.
Rekapitulasi Data Aspek Keseluruhan Motivasi Berprestasi Peserta Didik
Underachiever Kelas XI SMA BPI 1 Sebelum Perlakuan
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No Skor Kualifikasi Persentase
F Persentase (%) F
(%)
1 ≥ 66 Tinggi Sekali (TS) 0 0% 0 0%
2 55-66 Tinggi (T) 0 0% 2 20%
3 46-55 Sd (Sedang) 0 0% 2 20%
4 36-45 Rendah (R) 3 30% 0 0%
5 ≤ 35 Rendah Sekali (Rs) 7 70% 6 60%
Total 10 100% 10 100%

Berdasarkan Tabel 2, sebelum dilakukan (I); 3) Intensitas kecemasan pencapaian (Ga+);


pemberian perlakuan, diketahui jika motivasi 4) Kecemasan terhadap kegagalan (Ga-); 5)
berprestasi peserta didik underachiever Mengatasi hambatan-hambatan yang datang
kelompok eksperimen motivasi berprestasi dari diri sendiri (Bp); 6) Mengatasi hambatan-
peserta didik underachiever pada kelompok hambatan yang datang dari luar diri (Bw);
7) Kepuasan subjek kepada hasil (G+); 8)
eksperimen memiliki kualifikasi rendah sekali
Kekecewaan terhadap kegagalan (G-); 9)
dengan persentase 70%, dan rendah 30%. Pada Dorongan yang membantu mengarahkan (Nup);
kelompok kontrol memiliki kualifikasi tinggi dan 10) Intensitas keinginan untuk mencapai
20%, sedang 20%, dan rendah sekali 60%. hasil dengan sebaik-baiknya (Ach.T).
Kecenderungan rendahnya motivasi Gambaran motivasi berprestasi peserta
berprestasi peserta didik underachiever didik underachiever kelas XI SMA BPI
diukur berdasarkan sepuluh aspek, yaitu: 1 kota Bandung tahun Ajaran 2015-2016
1) Kebutuhan memperoleh hasil (N); 2) berdasarkan masing-masing aspek dapat
Melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil dilihat pada tabel 3 berikut.

100
Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

Tabel 3
Rata-Rata Keseluruhan Hasil Pretes Setiap Aspek Motivasi Berprestasi
Peserta Didik Underachiever Kelas XI SMA BPI 1

KELOMPOK
KELOMPOK KONTROL
EKSPERIMEN
NO ASPEK
Rata- Skala Rata- Skala
Kualifikasi Kualifikasi
rata Skor rata Skor
Aspek Kebutuhan memperoleh hasil Rendah
1 34,6 ≤ 35 36,8 36-45 Rendah
(N) Sekali
Aspek Melakukan kegiatan dalam
2 36,2 36-45 Rendah 43,4 36-45 Rendah
memperoleh hasil (I)
Aspek Intensitas kecemasan Rendah
3 35,5 ≤ 35 42,8 36-45 Rendah
pencapaian (Ga+) Sekali
Aspek Kecemasan terhadap
4 38,9 36-45 Rendah 37,7 36-45 Rendah
kegagalan (Ga-)
Aspek Mengatasi hambatan-
Rendah
5 hambatan yang datang dari diri 30,3 ≤ 35 42,3 36-45 Rendah
Sekali
sendiri (Bp)
Aspek Mengatasi hambatan-
6 hambatan yang datang dari luar diri 39,8 36-45 Rendah 42,8 36-45 Rendah
(Bw)
Aspek Kepuasan subjek kepada hasil
7 37,4 36-45 Rendah 39,2 36-45 Rendah
(G+)
Aspek Kekecewaan terhadap
8 36,4 36-45 Rendah 46,7 46-55 Sedang
kegagalan (G-)
Aspek Dorongan yang membantu Rendah
9 32,6 ≤ 35 39,9 36-45 Rendah
mengarahkan (Nup) Sekali
Aspek Intensitas keinginan untuk
10 mencapai hasil dengan sebaik- 41,4 36-45 Rendah 45,3 36-45 Rendah
baiknya (Ach.T)

Tabel 3 di atas menunjukan adalah sebuah pemeranan yang dianggap


jika motivasi berprestasi pesrta didik khusus sebagai jenis proses aktivitas motif
underachiever pada tingkat yang rendah yang sangat penting oleh karena itu, role
sehingga memerlukan perlakuan atau pun playing bukan hanya aktivitas, tetapi suatu
tindak lanjut guna meningkatkan motivasi kegiatan yanga akan sangat meningkatkan
berprestasi peserta didik underachiever motivasi baik belajar, maupun prestasi.
dengan teknik role playing. Menurut Oleh karena itu hasil penelitian setelah
Sabina Kolodziej (2010, hlm. 46) motivasi pemberian perlakuan untuk meningkatkan
berprestasi dapat ditingkatkan dengan motivasi berprestasi peserta didik
pemberian latihan, pemiainan peran (role underachiever kelas XI SMA BPI 1 Tahun
playing), dan keterampilan psikologis yang Ajaran 2015-2016 dengan menggunakan
akhirnya menutut kinerja sekolah, yaitu peran teknik role playing keefektifannya dilakukan
guru terutama guru pembimbing/konselor. dengan uji komparasi skor pre-test dan post-
Vygotsky dkk (dalam Burenkoval dkk, 2015, tes kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
hlm. 214) berpendapat jika teknik role playing dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.

101
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

Tabel 4
Hasil Perbandingan Pretes dan Postes Aspek Motivasi Berprestasi Peserta Didik
Underachiever Kelompok Eksperimen
Data Skala Data Skala Angka Selisih
No. Nama Insial
Postes Skor Pretes Skor Postes & Pretes
1 DFB 40 36-45 31 ≤ 35 +9
2 DC 52 46-55 22 ≤ 35 + 30
3 INC 49 46-55 39 36-45 + 10
4 KSL 48 46-55 36 36-45 + 12
5 MTR 47 46-55 33 ≤ 35 + 14
6 MWA 44 36-45 31 ≤ 35 + 13
7 RH 60 55-66 23 ≤ 35 + 36
8 RMR 53 46-55 43 36-45 + 10
9 RRD 38 36-45 24 ≤ 35 + 14
10 RF 25 ≤ 35 12 ≤ 35 + 12

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilakukan pemberian perlakuan teknik role


disimpulkan adanya perubahan positif playing dengan nilai tertinggi sebesar + 36
kelompok eksperiman setelah pemberian point, dan terendah sebesar + 9 point.
perlakuan teknik role playing karena terjadi Skor motivasi berprestasi peserta didik
perubahan angka naik bernilai positif underachiever kelompok kontrol pada setiap
(+), artinya peserta didik underachiever aspek hasil pretes dan postes dapat dilihat
mengalami peningkatan motivasi berprestasi pada Tabel 5 sebagai berikut.
dari data awal pretes ke postes setelah

Tabel 5
Hasil Perbandingan Pretes dan Postes Aspek Motivasi Berprestasi Peserta Didik
Underachiever Kelompok Kontrol

Angka Selisih
Nama Data Skala Data Skala
No Postes &
Insial Postes Skor Pretes Skor
Pretes
1 AR 39 36-45 46 46-55 -8
2 BRJ 23 ≤ 35 32 ≤ 35 -9
3 DAP 27 ≤ 35 34 ≤ 35 -7
4 FS 45 36-45 46 46-55 -1
5 MAN 38 36-45 32 ≤ 35 6
6 MFG 20 ≤ 35 31 ≤ 35 -10
7 RM 18 ≤ 35 11 ≤ 35 7
8 SYU 50 46-55 59 56-65 -9
9 SRA 22 ≤ 35 32 ≤ 35 -10
10 YA 48 46-55 57 56-65 -10

102
Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

Tabel 5 di atas menunjukan jika underachiever mengalami perubahan angka


aspek motivasi berprestasi peserta didik positif.
underachiever kelompok kontrol memiliki Besaran perubahan rata-rata hasil pretes-
selisih perubahan angka antara hasil pretes- postes antara peserta didik underachiever
postes, dengan mayoritas sebanyak 8 peserta kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
didik underachiever mengalami perubahan pada Tabel 6 adalah sebagai berikut.
angka negatif (-), dan hanya 2 peserta didik

Tabel 6
Perbedaan Rata-Rata Hasil Pretes Dan Postes Peserta Didik Underachiever Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Group Statistics
VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai 1,00 10 16,2000 9,42573 2,98068
2,00 10 -5,0000 6,64998 2,10291

Berdasarkan Tabel 6 diketahui pada Tabel 7


kolom terdapat angka 1 menunjukan Hasil Uji Keefektifan Penggunaan Teknik
kelompok eksperimen, dan angka 2 Role Playing Untuk Meningkatkan Mo-
menunjukan kelompok kontrol. Kolom N tivasi Berprestasi Peserta Didik Under-
menunjukan jumlah sampel masing-masing achiever
kelompok berjumlah 10 sampel pada tiap
kelompok. Berikutnya adalah kolom mean T Df Sig.
rata-rata hasil pretes dan postes setiap 2,544 18 0.02
kelompok. Kelompok eksperimen rata-rata
hasil prete-postes +16,2, kelompok kontrol Dari Tabel di atas didapat nilai t hitung
rata-rata hasil pretes-postes -5. Dengan (equal variance assumed) adalah 2,544.
demikian teknik role playing mampu Nilai t hitung bernilai positif, berarti rata-rata
meningkatkan motivasi berprestasi peserta kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
didik underachiever. kelompok kontrol. Membandingkan t
Hasil uji keefektifan penggunaan teknik hitung dengan t tabel dan probabilitas yaitu,
role playing untuk meningkatkan motivasi Nilai t hitung > t tabel (2,544 > 2,101) dan
berprestasi peserta didik underachiever kelas P value (0,02 < 0,05) maka Ho ditolak. Oleh
XI SMA BPI 1 kota Bandung Tahun Ajaran karena nilai t hitung > t tabel (2,544 > 2,101)
2015-2016 dengan menggunakan uji-t dan P value (0,02 < 0,05) maka Ho ditolak, dan
menunjukkan teknik role playing terbukti H1 diterima sehingga ada perbedaan antara
efektif dalam mengurangi kecendrungan rata-rata nilai motivasi berprestasi peserta
perilaku agresif. Penggunaan teknik role didik underachiever kelompok eksperimen
playing dinyatakan efektif karena berhasil dengan rata-rata nilai motivasi berprestasi
meningkatkan motivasi berprestasi peserta peserta didik underachiever kelompok
didik underachiever secara keseluruhan kontrol. Kesimpulan yang dapat diambil dari
ataupun dalam setiap aspeknya, dapat dilihat uji-t ini adalah teknik role playing efektif
pada Tabel 7 berikut. meningkatkan motivasi berprestasi peserta
didik underachiever.

103
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

Selain terjadinya peningkatan skor memotivasi para peserta didik, dalam hal ini
motivasi berprestasi, perubahan juga terlihat termasuk motivasi berprestasi.
dan terjadi perubahan motivasi berprestasi Manfaat role playing menurut Bonwell
peserta didik underachiever setelah & Eison (1991, hlm. 47) jika digunakan
menjalani tahap sesi role playing. Terjadinya secara efektif di dalam kelas adalah sebagai
perubahan motivasi berprestasi pada peserta berikut.
didik underachiever kelompok eksperimen 1) Memotivasi peserta didik untuk
melalui jurnal harian, lembar penilaian/ berprestasi dan melibatkan para peserta
pengamat yang dilakukan oleh peserta didik didik
underachiever yang terpilih pada tiap sesi 2) Meningkatkan strategi pengajaran saat ini
role playing, dan observasi secara langsung 3) Memberikan skenario dunia nyata untuk
yang dilakukan oleh peneliti. membantu peserta didik belajar
Teknik role playing efektif dalam 4) Mempelajari keterampilan yang
meningkatkan motivasi berprestasi peserta digunakan dalam situasi dunia nyata
didik underachiever, karena menjadi (negosiasi, debat, kerja sama tim,
pengalaman mengesankan lama dalam kerjasama, persuasi).
ingatan, menarik peserta didik yang Keistimewaan teknik role playing
memungkinkan kelas menjadi dinamis adalah melibatkan pengalaman peserta
penuh antusias, membangkitkan optimisme didik dan membantu individu meningkatkan
dalam diri peserta serta menumbuhkan pemahaman yang lebih baik terhadap diri
rasa kebersamaan, peserta didik langsung mereka sendiri, orang lain, atau untuk
terlibat memerankan sesuatu yang akan di latihan perilaku (Brown, 1994, hlm. 55).
bahas dalam proses belajar. Hal tersebut Hasil penelitian Sari (2008) menyatakan jika
senada dengan Harmer (2002) menyatakan achievement motivation terdapat peningkatan
bahwa role playing menyenangkan dan setelah diberikan training. Hal ini sesuai
memotivasi, meningkatkan rasa percaya diri, dengan pemeberian teknik role playing
dan memberikan kesempatan pada peserta karena role playing merupakan salah satu
didik. Menurut McCleland (dalam Sukadji, bentuk training.
2001) menyatakan jika peniruan tingkah laku Sabina Kolodziej (2010, hlm. 46)
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi menyatakan dari hasil penelitiannya bahawa
motivasi berprestasi. Dalam role playing motivasi berprestasi dapat ditingkatkan
peserta didik underachiever memerankan/ dengan pemberian latihan dan keterampilan
menirukan karakter tokoh yang sesuai untuk psikologis yang akhirnya menutut kinerja
meningkatkan motivasi berprestasi. sekolah, yaitu peran guru terutama guru
Role playing dapat membantu peserta pembimbing/ konselor, latihan disini terkait
didik menjadi lebih tertarik dan terlibat, dengan penelitian ini adalah teknik role
tidak hanya belajar tentang materi, tetapi playing. Vygotsky dkk (dalam Burenkoval
belajar juga untuk mengintegrasikan dkk, 2015, hlm. 214) berpendapat jika teknik
pengetahuan dalam tindakan, mengatasi role playing adalah sebuah pemeranan yang
suatu permasalahan, alternatif dalam dianggap khusus sebagai jenis proses aktivitas
mengeksplorasi, dan mencari solusi baru motif yang sangat penting oleh karena itu,
kreatif. Keuntungan lain menggunakan teknik role playing bukan hanya aktivitas, tetapi
role playing adalah memotivasi peserta didik suatu kegiatan yang sangat meningkatkan
dalam kegiatan belajar (Craciun, 2010, hlm. motivasi baik belajar, maupun motivasi
175). Menurut Shaftel & Sahaftel (1967, hlm. berprestasi. Poorman (2002) menyatakan jika
45) role playing dapat membantu guru dalam salah satu manfaat role playing apabila teknik
membangun iklim pembelajaran untuk lebih ini digunakan pada peserta didik di dalam

104
Mochamad Abdul Azis Amir, Efektivitas Teknik Role Playing

kelas maka akan meningkatkan motivasi uteach.utexas.edu/sites/default/


peserta didik. Forsyth dan McMillan (1991, files/2011-02-18%20Motivating%20
dalam Barkley dkk, 2011) role playing adalah Reluctant%20Learners%20Handout.pdf.
metode bervariasi untuk membangkitkan (15 Februari 2015).
keterlibatan peserta didik dan memotivasi, Bonwell, C. C., & Eison, J. A. (1991). Active
selain itu sebagai pemecah permasalahan learning: creating excitement in the
rutin dalam kegiatan pengajaran. classroom. Washington, DC: The George
Dengan meningkatnya motivasi Washington University.
berprestasi melalui peberian perlakuan Braden, Pamela. A. (2012). Motivation
dengan teknik role playing¸ maka peserta theory. Lecture: McClelland’s Theory
didik underachiever mengalami peningkatan of Needs. Division of Business &
dan memiliki motivasi berprestasi pada taraf Economics. Tersedia : https://changecom.
yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. files.wordpress.com/2012/11/braden_
Berdasarkan pemaparan tersebut maka teknik pamela_a-2000_-_mcclellandc2b4s_
role playing (bermain peran) dapat dinyatakan theory_of_needs.pdf. ( 11 November
tepat digunakan dalam membantu peserta 2014).
didik underachiever untuk meningkatkan Brown, H.D. (1994). Priciples of language
motivasi berprestasi. learning and teching. London: Prentiece-
Hall.Inc.
Kesimpulan dan Saran Burenkova1, Olga, M. Dkk. (2015).
Teknik role playing efektif untuk Motivation within role-playing as a means
meningkatkan motivasi berprestasi to intensify college students’ educational
peserta didik underachiever SMA BPI 1 activity. Canadian Center of Science
kota Bandung Tahun Ajaran 2015-2016. and Education Journal, International
Keefektifan teknik role playing terlihat dari Education Studies; Vol. 8, No. 6, p. 211-
hasil uji-t yang menunjukkan perbedaan 216.
nilai aspek motivasi berprestasi peserta didik Corey, Gerald. (2003). Teori dan praktek
underachiever kelompok eksperimen dengan : konseling & psikoterapi. Bandung :
peserta didik underachiever kelompok Refika Aditama.
kontrol. Disamping itu, keefektifan teknik Craciun, Dana. (2010). Role playing as a
role playing juga ditunjang dengan adanya creative method in science education
perubahan sikap yang diperlihatkan oleh journal: Journal of Science and Arts, 1
peserta didik underachiever sebelum, dan (12), pp. 175-182.
setelah pemberian perlakuan, dibuktikan Creswell, J W. (2013). Research design
melalui hasil jurnal harian, penilaian yang (pendekatan kualitatif, kuantitatif
dilakukan peserta didik underachiever dan mixed) (Terjemahan Achmad M).
terpilih sebagai penilai, beserta observasi Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
. Harmer, J. (2002). The practice of english
Daftar Rujukan language teaching (3rd ed). New York:
Ahman. (1998). Bermain peran sebagai Addison Wesley Longman Limited.
model bimbingan dalam mengembangkan Kulwinder, S. (2011). Study of achievement
keterampilan sosial anak berkemampuan motivation in relation to academic
unggul. (Hasil Penelitian). Bandung: achievement of students. International
IKIP. Journal of Educational Planning
Berkeley, & Barbara Gross Davis. (2011). & Administration. Research Indian
Motivating students. University Publications. ISSN 2249-3093 Volume 1,
of California. Tersedia : https:// Number 2, pp. 161-171.

105
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 1, Maret 2016

Kołodziej, Sabina. (2010). The role of Romlah, T. (2001). Teori dan praktek
achievement motivation in educational bimbingan kelompok. Malang:
aspirations and performance. Journal Universitas Negeri Malang.
General And Professional Education. Sari, D. M. (2008). Efektivitas achievement
Kozminski University Poland. pp. 45-49. motivation training terhadap peningkatan
McClelland, D.C., Atkinson Jhon W., Clark motivasi berprestasi dalam menghadapi
Russella A., Lowell Edgar L. (1963). The ujian nasional pada siswa kelas xii sma
achievement motive, Appleton, Century, unggaran. Skripsi. Fakultas Psikologi.
Crolts, Inc, New York. Universitas Semarang.
McClelland, David C., et. Al., (1976). The Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi
achievement motive. New York: Irvington belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja
Publisher. Grafindo Persada.
McClelland, D.C. (1987). Human motivation. Sukadji, S. (2001). Psikologi pendidikan
New York : The Press Syndicate of The dan psikologi Sekolah. Depok. Lembaga
University of Chambridge. Pengembangan Sarana Pengukuran
McCoach, D. B., and Siegle, Del. (2003). dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3)
Factors that differentiate underachieving Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
gifted students from high-achieving Diakses dari: http://belajarpsikologi.com/
gifted students. Diakses dari: http://www. pengertian-psikologi-pendidikan/. (7
sagepublication.com. (27 Maret 2015). Desember 2014).
Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum Sudaryat, N. A., dan Budiman, N. (2005).
2004 panduan pembelajaran KBK. Laporan hasil pengembangan alat ukur
Bandung: Remaja Rosdakarya motif berprestasi. Bandung: LPPB FIP
Poorman, P. B. (2002). Biography and role UPI.
playing: fostering empathy in abnormal Suherman, U. (2007). Manajemen bimbingan
psychology. Teaching Of Psychology, 29 & konseling. Bekasi : Madani Production.
(1), 32-36. Surya, M. (1978). Pengaruh faktor-faktor
Prayitno, & Erman, A. (2004). Dasar-dasar non-intelektual terhadap gejala prestasi
bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka kurang. Disertasi FPS IKIP. Bandung.
Cipta. Tidak diterbitkan.

106

You might also like