You are on page 1of 9

1

ANALISIS PERILAKU UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP


BIMBINGAN DAN KONSELING (STUDI KASUS PADA SISWA SMP NEGERI 8 DI
MAKASSAR)

ANALYSIS OF UNDERACHIEVER BEHAVIOR STUDENTS’ AND ITS IMPLICATIONS


TOWARD GUIDANCE AND COUNSELING (CASE STUDY ON STUDENTS OF SMPN 8
MAKASSAR)

1) 2) 3)
Muliyati Syam , Alimuddin Mahmud , Abdullah Pandang

1)
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar
2)
Dosen Program Studi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Makassar
3)
Dosen Program Studi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Makassar
email :muliyatisyam66@gmail.com
email :mahmudalimuddin54@gmail.com
email :abdullahpandang1960@gmail.com

Abstract: This study is discovering about underachiever behavior students’ analysis and its implication
toward guidance and counseling. The objectives of the study are to examine: (1) the behavior’s of
underachiever students’ behavior at SMPN 8 Makassar, (2) the factors which influence of the
underachiever students’ behavior at SMPN 8 Makassar, (3) the guidance and counseling service aligned
with the underachiever students’ problems at SMPN 8 Makassar. This study employs case study. The
subject of the study consist of guidance and counseling expert, practical expert on this field as well as
students of accelerated class at SMPN 8 Makassar of academic year 2014/2015. Data is collected through
observation and interview. The results of the study reveals that (1) the characteristics of underachiever
students’ of the case of RLG are low self-esteem, unable to fulfill the parents and teachers’ expectation,
dependent on others in doing the school works, poor learning habit, and lack of attention from parents of
RLG’s achievement. On the case of RF he has low self-esteem, poor learning habit of poor time
management insufficient supportive friends and environment for students’ achievement, lack of attention
from parents on students’ achievements. On the case of NA: Low self esteem, lack of confidence,
achievement demand, and incomprehension learning pattern by the school; (2) the factors which influence
the underachiever students are attention, support, and assistance from the school; whereas, in several
cases, RF and NA get family attention so they show changers although he changers are not yet maximal,
while in RLG case, the family’s attention is lacking and tended to be ignorant concerning the RLG’s
improvement; (3) Problem assessment, especially on the case of RLG, RF, and NA. the conclusion of the
study is one of the solutions for the underachiever students is comprehensive guidance. The main focus
on comprehensive guidance is the actualization of optimal development of students’ potentials.

Keywords: underachiever , comprehensive guidance and counseling


2

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang analisis perilaku siswa underachiever dan implikasinya
terhadap bimbingan dan konseling (studi kasus pada siswa SMP Negeri 8 di Makassar) Tujuan
penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui gambaran perilaku siswa underachiever di SMP Negeri 8
Makassar. (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku siswa underachiever di SMP
Negeri 8 Makassar, (3) Mengetahui layanan BK yang sesuai dengan permasalahan siswa underachiever
di SMP Negeri 8 Makassar. Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari subjek uji ahli yaitu ahli bimbingan konseling, ahli praktisi di
lapangan serta siswa kelas Akselerasi SMP Negeri 8 Makassar tahun ajaran 2014/2015. Pengumpulan
data dengan menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perilaku
siswa underachiever yang ditunjukkan pada kasus RLG, harga diri rendah, merasa tidak mampu
melakukan harapan orang tua dan guru, memperlihatkan ketergantungan pada orang lain dalam
mengerjakan tugas, kebiasaan belajar yang buruk, dan perhatian orangtua yang minim atas peningkatan
perstasi RLG. Kasus RF, harga diri rendah, kebiasaan belajar yang buruk, tidak bisa mengatur waktu
dengan baik, teman sebaya, lingkungan rumah yang tidak memadai dalam menunjang prestasi anak,
perhatian orang tua tidak maksimal terhadap prestasi anak. dan Kasus NA, harga diri rendah, kurang
percaya diri, tuntutan prestasi, pola belajar yang kurang dipahami oleh sekolah. (2) Faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa underachiever kurang mendapatkan perhatian, dukungan dan bantuan oleh pihak
sekolah, sedangkan kasus dalam lingkungan keluarga RF dan NA mendapatkan perhatian sehingga
menunjukkan perubahan walaupun belum maksimal, sedangkan perhatian pada keluarga RLG sangat
kurang bahkan cenderung tidak peduli dengan peningkatan prestasi anak. (3) Adapun alternatif
penanganan pada siswa underachiever dan berdasar pada assesmen kebutuhan RLG, RF dan NA, selain
itu hasil diskusi dengan guru bimbingan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa salah satu upaya
penanganan anak underachiever adalah Bimbingan konseling komprehensif. Fokus utama dalam
bimbingan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang
secara optimal.

Kata kunci : Underachiever , Bimbingan Konseling Komprehensif

PENDAHULUAN belajar seorang siswa. IQ memiliki korelasi


Belajar adalah suatu proses perubahan sangat signifikan dengan prestasi belajar. Oleh
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan karena itu siswa ber-IQ tinggi seharusnya
praktik atau pengalaman tertentu. Dalam mempunyai prestasi yang tinggi sesuai dengan
kegiatan belajar tentunya setiap orang potensinya. Namun kenyataannya tidak semua
menginginkan keberhasilan dalam mencapai siswa yang memiliki IQ tinggi memperoleh
tujuan. Keberhasilan dalam proses belajar biasa prestasi yang tinggi pula. Keadaaan ini biasa
dikenal dengan istilah prestasi belajar. Prestasi dikenal dengan istilah berprestasi kurang atau
belajar yang diperoleh siswa merupakan sebagai underachiever (Davis dan Rimm, dalam
tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajarnya Munandar, 2004:239).
dan juga dijadikan indikator kualitas proses Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pembelajaran di sekolah. pihak Depdikbud (Hawadi (2004:13)
Intelegensi memiliki hubungan yang menunjukkan bahwa “sepertiga peserta didik
erat dengan prestasi belajar siswa sehingga yang digolongkan sebagai siswa berbakat
digunakan sebagai alat untuk meramalkan mengalami prestasi kurang”. Hal ini diperkuat
kemampuan yang dimiliki siswa. Oleh karena dengan penelitian yang dilakukan oleh Yaumil
itu, tingkat intelegensi dianggap sebagai Achir tahun 1990 (Hawadi (2004:69) yang
penyebab utama tinggi dan rendahnya prestasi menemukan dari 199 anak berbakat yang
2

terjaring sekitar 77 orng (38,7%) tergolong mempengaruhi pencapaian anak dalam


underachiever . berprestasi. Keluarga adalah faktor terpenting
Menurut penelitian, anak underachiever yang dapat menyebabkan anak mengalami
di Amerika ternyata jumlahnya sekitar 10% - underachiever , misalnya kurangnya sikap
40% dari populasi anak gifted. Mengapa anak positif orang tua terhadap prestasi anak, orang
gifted?. Karena penelitian terhadap anak tua terlalu dominan dalam belajar anak,
underachiever biasanya dilakukan kepada anak kurangnya perhatian, dukungan dan kesiapan
gifted, yang IQ-nya diatas rata-rata. orang tua untuk membantu anaknya dalam
Underachiever banyak dialami oleh siswa belajar di rumah.
berbakat intelektual yang notabene memiliki Sekolah juga merupakan faktor yang
tingkat IQ di atas 120. sangat berperan dalam menyebabkan terjadinya
Berdasarkan informasi dari guru underachiever pada siswa, misalnya cara
Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 8 pengajaran, materi-materi, dan ukuran-ukuran
Bapak RA, pada tanggal 8 Maret 2015 yang keberhasilan serta kemampuan guru dapat
beralamat di jalan Batua Raya Makassar bahwa menyebabkan anak mengalami underachiever .
“terdapat beberapa siswa dengan IQ > 120 Guru memegang peranan penting dalam prestasi
diantaranya ada siswa underachiever yang anak, yakni bagaimana guru dalam
berinisial RF, RLG, dan NA yaitu dengan ciri- memperlakukan anak didiknya akan
ciri siswa yang menampakkan dirinya sebagai mempengaruhi prestasi yang akan dicapai anak
seorang yang tidak tertarik dengan belajar, didik.
tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, bosan, Berdasarkan Undang-undang sistem
asyik dengan dirinya sendiri, prestasi < 60”. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3
Sebagian besar siswa berbakat akademik dinyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan
cenderung mengalami gejala berprestasi kurang, dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar
karena mereka jarang sekali mendapatkan untuk mengembangkan kehidupan secara
tantangan yang lebih berarti untuk memenuhi pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan
potensi yang dimiliki. Prestansi belajar rendah anggota ummat manusia..
ini bukan disebabkan oleh adanya hambatan Bimbingan dan konseling adalah salah
dalam menguasai pelajaran yang diberikan satu komponen yang penting dalam proses
dalam proses belajar. Siswa yang tidak pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan
memiliki motivasi dalam belajar sering menjadi dan konseling adalah pelayanan dari, untuk dan
penghambat dalam belajar. Artinya, jika dalam oleh manusia, memiliki pengertian yang khas.
diri siswa kurang memiliki motivasi untuk Menurut Gustian (2002), siswa-siswa yang
berprestasi bisa jadi ia akan menjadi siswa mengalami berprestasi kurang
underachiever . (underachievement) tidak mungkin dapat
Menurut Gustian, 2002:30 bahwa “ mengatasi permasalahannya sendiri, sehingga
underachiever dapat disebabkan oleh faktor siswa tersebut memerlukan bantuan dari orang-
lingkungan, baik lingkungan luar rumah, orang disekitarnya, terutama orangtua dan guru.
lingkungan sekolah, maupun dari diri individu Dari beberapa fenomena tentang siswa
itu sendiri”. Masing-masing faktor tersebut atau underachiever yang telah diuraikan tersebut,
secara kombinasi dapat menyebabkan anak peneliti ingin mengetahui gambaran prilaku
menjadi underachiever. Sedangkan faktor siswa underachiever dan faktor-faktor yang
eksternal yang mempengaruhi belajar pada mempengaruhi siswa underachiever serta
individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan layanan konseling yang sesuai dengan siswa
masyarakat. Sulistiana, (2009) mengemukakan underachiever .
bahwa yang terjadi saat ini banyak faktor Berdasarkan alasan yang telah
eksternal yang menyebabkan siswa menjadi diuraikan tersebut, maka penulis tertarik untuk
berprestasi kurang (underachiever ). melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Lingkungan rumah dapat menyebabkan perilaku underachiever dan implikasinya
anak menjadi underachiever , yaitu bagaimana terhadap bimbingan dan konseling (studi kasus
orang-orang terdekat memperlakukan anak akan pada siswa SMP Negeri 8 di Makassar)”.
3

Berdasarkan latar belakang masalah mempengaruhi siswa underachiever , dan


yang telah uraikan di atas, maka tujuan dari layanan bimbingan komprehensif yang
penelitian ini adalah agar dapat : (1) dilakukan oleh guru bimbingan konseling
Mengetahui gambaran perilaku siswa terhadap siswa underachiver. Lokasi Penelitian
underachiever di SMP Negeri 8 Makassar. (2) di Kota Makassar. Pengambilan data dilakukan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi di Sekolah SMP Negeri 8 Makassar yang
prilaku siswa underachiever di SMP Negeri 8 terletak di Jalan Batua Raya Makassar.
Makassar dan; (3) Mengetahui layanan BK Jumlah subjek dalam penelitian ini
yang sesuai dengan permasalahan siswa sebanyak tiga orang siswa yang berinisial RLG,
underachiever di SMP Negeri 8 Makassar. RF dan NA yang merupakan siswa
underachiever dan berada di kelas akselerasi
SMP Negeri 8 Makassar. Selain ketiga kasus
METODE atau sebagai sumber utama dalam pengamatan,
peneliti juga memilih beberapa informan
Peneliti menggunakan pendekatan lainnya sebagai sumber data, yaitu guru
kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk bimbingan konseling, wali kelas, teman sekelas,
menggali lebih dalam informasi tentang siswa dan orang tua.
underachiever , faktor-faktor yang

Tabel 3. 1. Data subjek Penelitian


Subjek Nama subjek (Inisial) Agama Suku Bangsa Pendidikan
I RLG Islam Jawa SMP
II RF Islam Bugis/Makassar SMP
III NA Islam Makassar SMP

tersebut. Berikut akan dideskripsikan


Instrumen dalam penelitian ini yang menjadi pengamatan dan hasil wawancara peneliti
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti dengan informan.
sendiri, karena penelitian ini adalah penelitian a. RLG (Subjek 1)
dengan jenis studi kasus yang mengamati 1) Karakteristik siswa Underachiever
perilaku manusia. Pengumpulan data ada tiga a) Karakteristik Primer
cara yang dilakukan, yaitu wawancara, Berdasarkan hasil penelitian di
observasi, dan dokumentasi. Analisis data lapangan kasus RLG, memiliki harga
dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak diri rendah hal ini di tunjukkan pada
sebelum memasuki lapangan, selama saat proses pembelajaran RLG
dilapangan dan setelah selesai dilapangan. terlihat tidak antusias dalam
mengerjakan soal Fisika yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN diberikan oleh gurunya, berbeda
dengan-teman-teman sekelasnya yang
Hasil Penelitian berlomba ingin memecahkan soal
Deskripsi perilaku siswa Underachiever Fisika.
di SMP Negeri 8 Makassar dilakukan mulai dari
tanggal 4 Agustus sampai 27 Oktober 2015. b) Karakteristik Sekunder
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan Salah satu karakteristik RLG
peneliti dengan Guru BK dan Wali kelas, hasil adalah memperlihatkan perilaku
tes IQ, serta nilai tiap mata pelajaran, maka menghindar, adanya ketergantungan
diperoleh siswa sebagai subyek penelitian yang pada orang lain dalam menyelesaikan
sesuai dengan karakteristik siswa underachiever tugasnya.
sehingga peneliti memfokuskan penelitian pada c) Karakteristik Tersier
tiga subyek yang peneliti beri inisial RLG, RF, RLG tidak bisa mengatur diri baik di
dan NA dari kelas akselerasi di sekolah rumah maupun di sekolah, mudah
2

bosan, meninggalkan kegiatan kelas, seiring proses pembelajaran


memiliki kemampuan berbahasa oral semakin menunjukkan penurunan,
yang baik tetapi buruk dalam menulis, bahkan penurunan yang sangat
tidak sabaran, sibuk dengan pikirannya drastis.
sendiri, kurang jujur, sering mengkritik b) Karakteristik Sekunder
diri sendiri, ramah terhadap orang yang RLG dan RF hampir setiap saat
lebih tua, dan berprilaku yang tidak bersama-sama, mereka terlihat
biasa. selalu bersama, dalam proses
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran terlihat mereka
siswa yang mengalami mengerjakan hal-hal yang tidak ada
underachievement sangkut pautnya dengan pelajaran,
Pada kasus RLG faktor eksternal walau begitu RF terkadang masih
penyebab underachiever punya keinginan untuk belajar
menitikberatkan pada pola asuh ketimbang RLG
orangtua. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi
3) Masalah siswa underachiever siswa yang mengalami
a) Pribadi underachievement.
Masalah pribadi RLG adalah a) Faktor Eksternal
kurang perhatian yang diberikan Orangtua RF walaupun sibuk masih
oleh orang tuanya. Hal inilah yang terbuka atas pendidikan dan
berakibat RLG mencari perhatian perkembangann anaknya disekolah,
lewat menganggu teman-temannya setiap panggilan dari sekolah
di sekolah dan sebagainya. dipenuhi, tetapi RF tidak tinggal
b) Sosial bersama orangtuanya tetapi tinggal
Masalah sosial pada RLG bersama neneknya, yang dimana
adalah imange RLG dimata teman- pola asuh orang tua dan nenek
temanya yang sudah terlanjur berbeda, bahkan di rumah neneknya
negatif sehingga sulit diterima RF cenderung dibebaskan.
dalam kelompok. 3) Masalah siswa underachiever
c) Belajar a) Pribadi
RLG memiliki motivasi belajar Masalah pribadi yang yang
dan berprestasi yang rendah ia dialami RF adalah sebenarnya RF
tidak bersemangat untuk belajar ingin seperti siswa yang di kelas
dan tidak memiliki target yang regular, tidak ada keinginan masuk
jelas. RLG juga cenderung di kelas aksel, tetapi pada saat itu
pendiam namun terkadang juga orangtua RF yang mendaftarkan RF
menjadi lincah sehingga untuk mengikuti seleksi, dan pada
menimbulkan sedikit gangguan akhirnya tanpa RF duga masuk
dalam proses belajar. kedalam duapuluh besar.
d) Karier b) Sosial
RLG sangat berbakat dibidang olah Hubungan social RF dengan
raga terutama futsal dan sepak bola. teman-temannya tidak begitu baik,
b. RF (Subjek II) terkadang dia pendiam, terkadang
1) Karakteristik siswa Underachiever RF juga agak jahil, Tetapi
a) Karakteristik Primer hubungan sosial RF masih lebih
RF berbeda dengan RLG , diawal- bagus ketimbang RLG, karena RF
awal RF merupakan siswa yang masih bisa diterima oleh teman-
cerdas, bahkan siswa yang temannya,. Walaupun ada beberapa
disenangi teman-temannya, menjadi teman-temanya yang tidak mau
tempat teman-temanya bertanya apabila sekolompok dengan RF.
jika ada soal yang sulit, tetapi c) Belajar
3

RF awalnya prestasinya baik, NA tidak kesulitan di bidang sosial,


setelah masuk kelas aksel RF sosialisasinya antara teman-
ternyata tidak mengira persaingan temanya bagus, bahkan disenangi
akan berat, bertemu dengan siswa- oleh teman-temanya..
siswa pintar, membuat persaingan c) Belajar
sangat ketat, hingga RF mengalami NA agak lambat dalam merespon
penurunan dan sulit untuk bangkit mata pelajaran, dan lebih
dan bersaing kembali. RF juga memahami pelajaran-pelajaran
mengatakan bahwa, kesulitan dengan praktek langsung ketimbang
belajarnya adalah menghafal, RF teori-teori yang banyak
lebih menyukai pelajaran-pelajaran d) Karier
yang bersifat angka-angka seperti NA bercita-cita menjadi dokter,
matematika, fisika dan kimia. tetapi lemah pada pelajaran biologi.
d) Karier
Dalam pilihan karier RF Pembahasan
sudah merencanakan karier
kedepannya, RF sudah memahami Hasil penelitian menguraikan tentang
kekurangan dan kelebihannya, karakteristik underachiever , faktor-faktor dan
terkait dengan kelebihannya ia masalah yang menyebabkan RLG, RF dan NA
memilih jurusan yang menuntut menjadi underachiever
kecerdasan dibidang matematika, Karakteristik underachiever yang
khususnya Teknik LIstrik. muncul pada diri RLG, RF dan NA adalah
c. NA (Subjek III) karakteristik yang cenderung vakum namun
1) Karakteristik siswa Underachiever terkadang juga menjadi lincah hingga
a) Karakteristik Primer menimbulkan sedikit gangguan dalam proses
NA lambat merespon mata belajar. Rasa percaya diri rendah yang dimiliki
pelajaran, sehingga prestasinya tiap RLG, RF danNA membuat proses
semester menurun. NA berbeda pembelajaran terhambat. cenderung merasa
dengan RF ataupun RLG. NA juga rendah diri dan takut mengalami kegagalan
memiliki konsep diri rendah. serta mempunyai target atau harapan yang
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi rendah. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
siswa yang mengalami diungkapkan oleh Rimm dan Whitmore
underachievement (Munandar, 2004) bahwa karakteristik primer
a) Faktor Internal siswa underachiever yang paling sering
Dari hasil wawancara dan observsi muncul adalah rasa harga diri yang rendah.
pada subjek NA tidak menunjukan RLG, RF dan NA Biasanya
pengaruh faktor internal. memperlihatkan perilaku menghindar, rasa
b) Faktor Eksternal harga diri yang rendah mengakibatkan perilaku
NA memiliki hubungan yang akrab menghindar yang non produktif baik di sekolah
bahkan cenderung disenangi oleh maupun di rumah. Hal tersebut sejalan dengan
teman-temannya. Komunikasi yang teori Karakteristik yang muncul diatas sesuai
baik dengan orangtua juga dengan pernyataan dari Kaufman (Trevallion,
menunjukkan peningkatan 2008) yang menyatakan bahwa karakteristik
walaupun tidak signifikan. sekunder underachiever tampil dalam dua
3) Masalah siswa underachiever arah yaitu agresif atau menghindar. Mereka
a) Pribadi juga akan memperlihatkan ketergantungan
Dari hasil wawancara dan observasi seperti tergantung pada orang lain untuk
pada subjek NA tidak menunjukkan menyelesaikan tugasnya
masalah pribadi yang berhubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi kasus
dengan prestasi kurang. underachiever pada subjek RLG, faktor
b) Sosial eksternal penyebab underachiever
4

menitikberatkan pada pola asuh orangtua. Dalam kasus NA faktor-faktor yang


Menurut Syah (2008) mengemukakan bahwa memengaruhi siswa underachiever lebih fokus
kewajiban orangtua terhadap anak salah pada harga diri rendah, Ada beberapa
satunya adalah pengawasan dalam kegiatan karakteristik siswa underachiever, Rimm dan
belajarnya, karena anak yang tidak Whitmore ( Sulistiana, 2009) mengungkapkan
mendapatkan pengawasan atau bimbingan dari sebagai berikut:
orangtua kemungkinan besar akan mengalami “Rasa harga diri yang rendah,
kesulitan dalam proses belajarnya. Selain itu karakteristik yang paling sering
tidak adanya pengawasan belajar oleh ditemukan secara konsisten pada
orangtuanya. RLG juga memiliki motivasi siswa underachiever adalah rasa harga
belajar dan berprestasi yang rendah ia tidak diri yang rendah. Mereka tidak percaya
bersemangat untuk belajar dan tidak memiliki dengan kemampuan yang dimiliki dan
target yang jelas. Prayitno dan Amti (2004) merasa tidak mampu melakukan apa
mengatakan bahwa siswa yang tidak yang menjadi harapan orang tua dan
memiliki motivasi dalam belajar sering guru terhadap mereka”.
menjadi penghambat anak dalam belajar. Selain
itu Montgomery (dalam Abdul, 2010) juga Selain itu, faktor underachiever pada
menyatakan bahwa siswa yang mencapai NA adalah faktor sekolah yang dimana pola
prestasi kurang (underachiever ) tidak belajar NA berbeda dengan aplikasi-aplikasi
termotivasi belajar di sekolah sehingga yang ditawarkan oleh sekolah.
meraih prestasi dibawah harapan dalam salah Masalah siswa underachiever sangat
satu pelajaran, sebagian atau keseluruhan. beragam mulai dari pribadi, sosial belajar dan
Pada kasus RF, faktor yang dominan karier. Sehingga perlu penanganan khusus,
adalah faktor sekolah dan teman sebaya RF misalnya dalam kasus RLG adalah kurang bisa
pada dasarnya siswa yang cerdas, bahkan bersosialisasi dengan teman-temanya, pola
menurut informasi dari guru BK, wali kelas dan belajar buruk, tidak mampu mengatur waktunya
teman-temannya diawal-awal RF merupakan baik disekolah maupun di rumah serta kurang
salah satu siswa yang paling menonjol, namun perhatian oleh orang tuanya . Sedangkan RF
seiring berjalannya pembelajaran semakin masalah yang dihadapi adalah pada dasarnya
menurun, peranan orang tua sangat minim RF adalah siswa yang cerdas tetapi dengan
dalam meningkatkan prestasi anak, seban RF adanya persaingan yang ketat membuat RF
tinggal bersama nenek yang dimana pola dalam semakin hari semakin menurun, motivasi
pendidikan di rumah cenderung dibebaskan berprestsi rendah, serta di dukung oleh tidak
tanpa kontrol, dan bermain. Dalam beberapa adanya kontrol dari lingkungan tempat
kasus underachiever dipengaruhi oleh dengan tinggalnya. Serta masalah-masalah di sekolah
siapa anak bergaul. terkait dengan kurikulum. Sedangkan masalah
Teman sebaya siswa berbakat ternyata yang dihadapi NA rendahnya rasa percaya diri
juga berpotensi menyebabkan underachiever . atas kemampuannya, rendahnya motivasi untuk
Menurut Runikasari (2008) “salah pilih teman berprestasi dan pembelajaran yang kurang
juga bisa menyebabkan seorang remaja dipahami oleh sekolah.
menjadi underachiever ”. Pada usia remaja, Adapun alternative penanganan pada
teman menjadi segalanya bagi mereka, sehingga siswa underachiever dan berdasar pada
sangat sulit menolak pengaruh dari teman. assesmen kebutuhan RLG, RF dan NA, selain
Ketika berteman dengan anak-anak yang kurang itupula hasil dari diskusi dengan guru
memperhatikan prestasi, maka akan membuat bimbingan, maka peneliti menarik kesimpulan
siswa juga malas belajar. Hal ini bahwa salah satu upaya penanganan siswa
dilatarbelakangi oleh adanya ketakutan underachiever adalah bimbingan dan konseling
ditinggalkan teman, sehingga mereka lebih baik komprehensif. Bimbingan dan konseling
mengalahkan prestasi belajar daripada komprehensif diprogramkan untuk semua
pertemanannya. peserta didik, artinya bahwa semua peserta
didik hukumnya wajib menerima layanan
5

bimbingan dan konseling, sehingga persepsi berbeda sehingga membuat perilaku siswa
bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah underachiever beragam, baik di sekolah
pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. maupun di luar sekolah ataupun di
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling lingkungan masyarakat.
komprehensif perlu memperhatikan ruang
lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk Saran
lebih berorientasi pada pencegahan dan 1. Ada kebijakan bagi Dinas Pendidikan
tujuannya pengembangan potensi peserta didik. memberikan himbauan para kepala sekolah
untuk tetap memberikan perhatian,
SIMPULAN DAN SARAN pembinaan, dan pengawasan kepada siswa
yang mengalami prestasi kurang (siswa
Kesimpulan underachiever ) sehingga mengubah
perilakunya menjadi perilaku yang lebih
Kesimpulan dari hasil penelitian baik (adaptif).
mengenai perilaku siswa auderachiever , yaitu 2. Ada kebijakan bagi kepala sekolah,
sebagai berikut: sebaiknya memberikan arahan kepada semua
1. Karakteristik siswa underachiever yang guru yang ada dalam satu instansi naungan
ditunjukkan pada kasus RLG, harga diri kerja, agar senantiasa dapat memberikan
rendah, merasa tidak mampu melakukan perhatian dan pengawasan serta layanan
harapan orang tua dan guru, sebaik-baiknya kepada siswa-siswa
memperlihatkan ketergantungan pada orang khususnya siswa underachiever .
lain dalam mengerjakan tugas, kebiasaan 3. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
belajar yang buruk, dan perhatian orangtua (konselor) hendaknya :
yang minim atas peningkatan prestasi  dapat lebih memahami karakteristik
RLG. Dan RF, harga diri rendah, kebiasaan perilaku siswa khususnya siswa
belajar yang buruk, tidak bisa mengatur underachiever , membuat program
waktu dengan baik, teman sebaya, aktivitas harian, mingguan, bulanan
lingkungan rumah yang tidak memadai dan menetapkan aturan bagi siswa
dalam menujang prestasi anak, perhatian underachiever .
orang tua tidak maksimal terhadap prestasi  menerapkan bimbingan dan konseling
anak demikian pula NA, harga diri rendah, komprehensif yaitu berkolaborasi
kurang percaya diri, tuntutan prestasi, dengan guru-guru mata pelajaran dan
teman sebaya, pola belajar yang kurang wali kelas serta pihak-pihak yang
dipahami oleh guru (sekolah). terkait dalam pelaksanaan program
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa bimbingan dan konseling, baik di
underachiever kurang mendapatkan sekolah maupun di luar sekolah
perhatian, dukungan dan bantuan oleh pihak (orang tua dan unsur-unsur
sekolah, sedangkan dalam beberapa kasus masyarakat, pihak-pihak terkait
dalam lingkungan keluarga RF dan NA lainnya) yang dipandang relevan
mendapatkan perhatian sehingga dengan peningkatan mutu pelayanan
menunjukkan perubahan walaupun belum bimbingan peserta didik.
maksimal, sedangkan pada RLG perhatian 4. Bagi Guru hendaknya memahami bahwa :
keluarga sangat kurang bahkan cenderung  Setiap otak adalah unik, karena itu
tidak peduli dengan peningkatan prestasi si setiap siswa memiliki perbedaan dan
anak. persamaan dalam memahami pelajaran.
3. Masalah siswa underachiever beragam Otak akan lebih mudah merekam input,
mulai dari masalah pribadi, social, belajar jika dalam keadaan santai dan rileks.
dan karier. Pada dasarnya siswa  Materi akan lebih dikuasai apabila
underachiever memiliki minat dan bakat siswa terlibat secara emosional dalam
pada satu atau lebih bidang studi, faktor latar kegiatan belajar pembelajaran jika
belakang keluarga, minat dan bakat yang pelajaran bermakana baginya.
6

5. Bagi orang tua hendaknya : Munandar, U. 2004. Pengembangan Kreativitas


 Mencoba untuk tertarik pada aktivitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Asdi
anak di sekolah dan di rumah. Dorong Mahasatya.
anak untuk menceritakan aktivitas Prayitno & Amti, 2004. Dasar-dasar Bimbingan
mereka. dan Konseling. Jakarta: Renika Cipta
 Menciptakan komunikasi dan harapan- Runikasari, S. 2008. Memotivasi Remaja
harapan dengan rasa cinta, penuh Underachiever. Depok: Lembaga
pujian, kebanggaan dan respek. Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
 Menciptakan gaya hidup sehat dengan Sulistiana, D. 2009. Program Bimbingan Bagi
membangun harmoni antara kondisi Siswa Underachiever. Skripsi, idak
fisik, mental, dan emosional. DIterbitkan. Lampung: Jurusan
 Memandang anak sebagai individu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
yang memiliki keunikan kualitas dan Unila
kemampuan. Syah, M. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja
 Membantu anak mengelola waktu dan Grafindo Persada
menetapkan prioritas. Rimm, S. B. 2000. Why Bright Kids Poor
 Membatasi waktu menonton TV dan Grades. Mengapa Anak Pintar
bermain Game dengan membuat Mendapat Niali Buruk. New. Alih
kesepakatan-kesepakatan yang realistis. Bahasa oleh A. Mangunharjana.
Jakarta: Grasindo.
 Usahakan mengetahui minat dan bakat
anak yang sesungguhnya untuk bisa
mengetahui apakah prestasi sekolahnya
sudah optimal.
 Konsultasi dengan guru pembimbing
untuk membantu anak mengatasi
kelemahan dalam pelajaran-pelajaran
tertentu.
6. Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan
penelitian lebih jauh mengenai siswa
underachiever dan menawarkan bentuk-
bentuk penanganan-penanganan bagi siswa
underachiever .

RUJUKAN
Abdul, Eko, S. 2010. Penerapan Konseling
Kelompok Realita untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Berprestasi
Kurang (underachiever). e-journal
UNESA, Vol. I no (2). Tersedia:
ejournal.unesa.ac.id/article/7915/75/pdf
Depdiknas, 2003. Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasiona. Jakarta: Depdiknas
Gustian, E. 2002. Menangani anak
underachiever : Anak cerdas dengan
prestasi rendah. Jakarta : Puspa Swara.
Hawadi, R. A 2004. Program percepatan
belajar bagi anak berbakat intelektual
ditinjau dari sisi psikologis. Jakarta:
Raja Grafindo.

You might also like