Professional Documents
Culture Documents
H11.2 Parut Konjungtiva
H11.2 Parut Konjungtiva
2 Parut konjungtiva
a. Pengertian
mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan
kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata). Selain mata merah, konjungtivitis
dapat disertai rasa gatal pada mata dan mata berair.
c. Patofisiologi
Patofisiologi konjungtivitis melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat
paparan langsung dengan patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang
bersifat iritan atau alergen. Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi
konjungtiva atau dilatasi pada pembuluh darah di konjungtiva, sehingga
menimbulkan tanda dan gejala seperti mata merah, produksi discharge, dan
edema pada konjungtiva. Jenis konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni
akibat infeksi virus, bakteri dan alergi.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pewarnaan Gram, kultur, dan PCR
e. Komplikasi
Bila dibiarkan tanpa penanganan, konjungtivitis dapat menyebabkan
komplikasi berupa peradangan pada kornea yang memengaruhi
penglihatan. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
Maka dari itu, evaluasi dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk
menghindari masalah seperti penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya
agar risiko terkait komplikasi lebih kecil.
a. Pengertian
pecahnya pembuluh darah kecil di bawah konjungtiva. Kondisi ini ditandai dengan
mata merah atau munculnya bercak merah terang di bagian putih mata. Meski terlihat
serius, perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak berbahaya.
b. Tanda dan gejala
Sangat jarang orang mengalami rasa sakit ketika perdarahan dimulai.
Ketika perdarahan pertama kali terjadi, Anda mungkin akan mengalami
rasa tidak nyaman atau seperti berpasir di mata. Saat perdarahan membaik,
beberapa orang bisa mengalami iritasi ringan pada mata.
Perdarahan ditandai dengan area merah terang yang jelas dan tajam di atas
sklera. Terkadang, seluruh bagian putih mata juga dapat tertutup oleh
darah.
Tidak ada darah yang keluar dari mata. Jika Anda mengusap mata dengan
tisu, umumnya tidak ada darah.
Perdarahan akan tampak lebih parah dalam 24 jam pertama, kemudian
perlahan-lahan berkurang dan mungkin terlihat kekuningan setelah darah
terserap.
c. Patofisiologi
ruptur pembuluh darah konjungtiva atau episklera yang menyebabkan akumulasi
darah di ruang subkonjungtiva. Perdarahan masuk ke dalam ruang subkonjungtiva
dan membuat mata berwarna merah terang.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pewarnaan Gram, kultur, dan PCR
e. Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Namun,
perdarahan subkonjungtiva yang disebabkan oleh cedera mata bisa menyebabkan
gangguan penglihatan
a. Pengertian
Kista konjungtiva adalah sebuah kista yang berada di konjungtiva mata.
Konjungtiva adalah membran jernih mata yang menyelimuti bagian putih bola
mata dan bagian dalam kelopak mata setiap orang.
b. Tanda dan gejala
Perasaan ada sesuatu yang menyangkut di dalam mata
Kelopak mata bengkak
Gangguan menutup mata
Peningkatan ukuran kista yang signifikan
Proptosis
Pembatasan gerak bola mata
Penglihatan kabur
c. Patofisiologi
Melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat paparan langsung dengan
patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang bersifat iritan atau alergen.
Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi konjungtiva atau dilatasi pada
pembuluh darah di konjungtiva, sehingga menimbulkan tanda dan gejala seperti
mata merah, produksi discharge, dan edema pada konjungtiva. Jenis
konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni akibat infeksi virus, bakteri dan
alergi
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan eksternal mata
Akuitas visual
Motilitas ekstrinsik mata
Reflek pupul
Eksaminasi lampu slit (untuk mengukur ukuran dan karakteristik kista)
e. Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Namun,
perdarahan subkonjungtiva yang disebabkan oleh cedera mata bisa menyebabkan
gangguan penglihatan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Cyst
-conjunctiva H11.4
a. Pengertian
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria dan dapat
menyerang hewan maupun manusia. Ada banyak jenis parasit filaria memiliki
ratusan jenis, tapi hanya delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
d. Pemeriksaan
Tes Darah
Tes darah adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk mendiagnosis filariasis.
Tes Urine
Pemeriksaan penunjang lainnya yang umum dilakukan untuk memastikan jika
seseorang mengidap filariasis adalah tes urine.
Ultrasonografi
Kamu juga mungkin mendapatkan ultrasonografi sebagai pemeriksaan
penunjang dari filariasis
e. Komplikasi
Infeksi bakteri yang sering.
Elephantiasis, kulit yang menebal dan mengeras serta retensi cairan yang
menyebabkan bagian tubuh yang nyeri, bengkak dan membesar.
Sindrom eosinofilia paru tropis, peningkatan sel darah putih yang
menyebabkan batuk dan kesulitan bernapas
a. Pengertian
Konjungtivitis adalah mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi
permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata). Selain mata
merah, konjungtivitis dapat disertai rasa gatal pada mata dan mata berair.
b. Tanda dan gejala
Mata akan memerah karena pembuluh darah konjungtiva meradang.
Mata tersasa gatal.
Jika disebabkan infeksi virus, mata akan bengkak dan kering sehingga
menyebabkan mata berair.
Jika disebabkan infeksi bakteri, mata akan mengalami iritasi, merah, dan
terasa sakit dari dalam.
Mata juga akan mengeluarkan kotoran yang lengket
c. Patofisiologi
Patofisiologi konjungtivitis melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat
paparan langsung dengan patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang
bersifat iritan atau alergen. Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi
konjungtiva atau dilatasi pada pembuluh darah di konjungtiva, sehingga
menimbulkan tanda dan gejala seperti mata merah, produksi discharge, dan
edema pada konjungtiva. Jenis konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni
akibat infeksi virus, bakteri dan alergi.
d. Pemeriksaan
Untuk mendiagnosis konjungtivitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien, kemudian melakukan pemeriksaan mata secara langsung. Dokter juga
akan memeriksa bagian tubuh lain untuk melihat kemungkinan gejala tertentu.
e. Komplikasi
Keracunan darah (sepsis) jika bakteri masuk ke aliran darah dan
menyerang jaringan tubuh
Meningitis, jika infeksi menyebar ke lapisan pelindung saraf tulang
belakang dan otak atau meninges
Infeksi telinga bagian tengah akibat konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri haemophilus influenzae
Pembengkakan atau peradangan yang disertai sakit di permukaan kulit
akibat infeksi di jaringan dan lapisan dalam kulit (selulitis orbita)
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Conjuctivitis
-Rosacea L12+H13.2*
a. Pengertian
H15.kelainan sklera
a. Pengertian
Sklera adalah bagian berwarna putih dan keras pada bola mata. Sklera yang
terbentuk dari jaringan ikat ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata
dan melindungi bagian penting di dalam mata, seperti retina dan lensa mata.
b. Tanda dan gejala
Mata terasa nyeri.
Pandangan menjadi kabur.
Keluarnya air mata tanpa diketahui sebabnya.
Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
Mata berwarna kemerahan.
Ada tonjolan kecil pada bagian putih dari bola mata.
Pandangan kabur
Rasa nyeri pada rahang dan wajah.
Sakit kepala sebelah pada bagian mata yang bermasalah.
c. Patofisiologi
tidak terlepas dari anatominya. Sklera menyelimuti bagian luar bola mata, dari
kornea sampai dengan nervus optikus. Pada bagian posteriornya, lapisan terluar
sklera berhubungan dengan lapisan dura dari saraf optikus dan lapisan bagian
dalamnya diteruskan menjadi lamina cribrosa. Sklera berfungsi mempertahankan
struktur bola mata dan sebagai tempat perlekatan otot-otot ekstraokular
d. Pemeriksaan
Dokter biasanya dapat mendiagnosa pemfigoid dengan melihat lepuhan atau
kelainan kulitnya secara langsung. Untuk memberikan terapi yang tepat, biasanya
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit,
yaitu pengambilan sampel dari kulit yang terkena. Sampel ini akan dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa apakah ada antibodi yang karakteristik dari
pemfigoid. Antibodi ini juga dapat dideteksi dari darah, sehinga mungkin juga
akan dilakukan pemeriksaan darah
H15.1 Episcleritis
a. Pengertian
Episkleritis adalah peradangan pada jaringan tipis yang terletak di antara sklera dan
konjungtiva mata, sehingga menyebabkan mata mengalami kemerahan dan terasa
tidak nyaman. Peradangan ini dapat terjadi pada satu mata atau keduanya.
b. Tanda dan gejala
Sebagian putih mata berwarna kemerahan
Mata terasa tidak nyaman dan berair
Mata lebih sensitif terhadap cahaya terang
Mata terasa panas dan terasa berpasir
c. Patofisiologi
terjadinya peradangan akut non granulomatosa yang terjadi pada pembuluh darah
episklera. Peradangan ini terjadi melalui pelepasan mediator inflamasi yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular, perpindahan dan aktivasi sel
imun terutama makrofag dan sel darah putih.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan melihat warna mata pasien secara
langsung. Setelah itu, biasanya akan dilakukan pemeriksaan menggunakan alat
bernama slit lamp untuk pemeriksaan yang lebih akurat.
e. Komplikasi
Episkleritis yang terjadi berulang
Skleritis, terutama jika episkleritis disebabkan oleh herpes zoster
Peradangan lainnya, seperti uveitis
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Episcleritis
Episcleritis H15.1
H16. Keratitis
a. Pengertian
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
mata merah yang disertai nyeri. Penyebab keratitis bervariasi, mulai dari cedera hingga
infeksi.
d. Pemeriksaan
Diagnosis ulkus kornea diawali dengan anamnesis. Keluhan yang umumnya
timbul adalah mata merah, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, sekret dari mata,
dan mata berair. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mata
anterior, pemeriksaan tajam penglihatan dan respon pupil, yang dilanjutkan
dengan tes fluoresensi dan tes seidel. Deteksi etiologi dapat dilakukan dengan
kultur sekret atau infiltrat kornea
e. Komplikasi
seperti nyeri di mata, penglihatan memburuk, ataupun keluar cairan dari mata.
a. Pengertian
Keratitis superfisialis adalah kondisi peradangan pada lapisan terluar kornea, yang
disebut epitel kornea.
b. Tanda dan gejala
Rasa sakit atau sensasi terbakar pada mata
Mata merah dan berair
Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)
Penglihatan kabur atau buram
Kelopak mata yang bengkak
Sensasi ada sesuatu yang terjebak di dalam mata
c. Patofisiologi
Agar keratitis superfisialis terjadi, patogen seperti bakteri, virus, atau jamur harus
dapat menembus lapisan epitel kornea. Ini dapat terjadi melalui luka pada mata,
goresan, atau paparan bahan kimia. Patogen dapat menempel pada permukaan
epitel kornea dan mulai berkembang biak.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan mata
Pewarnaan kornea
Kultur bakteri atau laboratorium
e. Komplikasi
Ulkus kornea
Penurunan penglihatan atau kehilangan penglihatan
Infeksi intraokular
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratitis
-Superficial (Puntate) H16.1
a. Pengertian
menyebabkan nyeri dan mata terbakar, sering dikaitkan dengan hiperemia okular
(mata merah), fotofobia (intoleransi cahaya), penglihatan kabur dan kesulitan
memakai lensa kontak.Pada beberapa pasien yang terkena, penampilan lendir
yang berserabut di atau sekitar mata juga diamati. Dalam kasus yang parah,
keratoconjunctivitis kering dapat merosot hingga terbentuknya ulkus kornea:
dalam situasi yang sama, pasien yang terkena risiko risiko perforasi kornea dan
infeksi mata yang luas.
c. Pemeriksaan
d. Komplikasi
Keracunan darah (sepsis) jika bakteri masuk ke aliran darah dan
menyerang jaringan tubuh
Meningitis, jika infeksi menyebar ke lapisan pelindung saraf tulang
belakang dan otak atau meninges
Infeksi telinga bagian tengah akibat konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri haemophilus influenzae
Pembengkakan atau peradangan yang disertai sakit di permukaan kulit
akibat infeksi di jaringan dan lapisan dalam kulit (selulitis orbita)
e. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratoconjunctivitis H16.2
a. Pengertian
Neovaskularisasi kornea adalah kondisi yang mengancam penglihatan yang dapat
disebabkan oleh peradangan yang berhubungan dengan infeksi, cedera kimia,
kondisi autoimun, hipersensitivitas imun, transplantasi pasca-kornea, dan kondisi
traumatis di antara patologi okular lainnya.
d. Pemeriksaan
Biomikroskopi
Angiografi dengan pewarnaan fluoresen
Pemeriksaan dengan lampu kemerahan
e. Komplikasi
Kerusakan Transparansi korena
Penglihatan ganda atau kabu
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Neovascularization
-Cornea H16.4
H16.8 Keratitis lain
a. Pengertian
Leukoma adalah salah satu penyakit mata yang harus diwaspadai. Penyakit ini
disebabkan oleh adanya jaringan parut pada kornea mata yang mengakibatkan
penglihatan menjadi kabur. Leukoma dapat terjadi pada satu atau kedua mata dan
biasanya tidak mempengaruhi penglihatan secara keseluruhan
gejala leukoma adalah penglihatan kabur atau buram pada satu atau kedua mata.
Selain itu, terkadang terdapat bintik-bintik putih pada kornea mata yang dapat
mengganggu penglihatan. Jika leukoma disebabkan oleh infeksi, maka mata juga
akan terasa sakit, merah, dan sensitif terhadap cahaya.
c. Patofisiologi
berupa abnormalitas genetik disertai paparan zat karsinogenik yang menyebabkan
kerusakan DNA pada sel-sel hematopoetik, sehingga terjadi proliferasi tidak
terkontrol dan penurunan apoptosis sel. Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi
jumlah seharusnya namun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
d. Pemeriksaan
Diagnosis leukemia dapat ditegakkan lewat anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang.
e. Komplikasi
Terjadi Ketika perubahan pada struktur normalkornea,baik karena
kerusakan ,inflamasi,atau gangguan perkembangan.
Scar
-Cornea
--Xerophtalmic H17.8
H17.9 Parut da Keopakan kornea ,tidak dijelaskan
Scar
-Corneal H17.9
a. Pengertian
Deposit kornea adalah deposit dikornea terjadi Ketika substansi tertentu seprti
kalsium ,lipid( lemak ),Protein,atau bahan-bahan lain,menumpukan di dalam
kornea.
d. Komplikasi
a. Pengertian
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan mata dengan biomikroskop
Pengukuran tebal kornea
Pemeriksaan tofografi kornea
e. Komplikasi
Penglihatan kabur atau buram
Sensasi perih atau nyeri
Kebutaan
Infeksi
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratopathy
-Bullous H18.1
H18.2 Edema kornea lainnya
a. Pengertian
d. Pemeriksaan
Biomikroskopi
Pengukuran tekanan intraocular(IOP)
e. Komplikasi
Penglihatan Kabur
Kebutaan jika edema kornea parah tidak diobati,dapat terjadi kerusakan
permanen pada kornea yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
atau kebutaan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Edema
-Corneal Nec H18.2
a. Pengertian
Degenerasi kornea adalah perubahan bertahap dari kualitas kornea, yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi kornea. Keluhan bervariasi sesuai kondisi kornea
degenerasi yang juga bervariasi.
a. Pengertian
adalah sekelompok kelainan herediter langka yang ditandai dengan pengendapan
zat abnormal bilateral di bagian depan transparan mata yang disebut kornea.