You are on page 1of 32

H11.

2 Parut konjungtiva

a. Pengertian
mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan
kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata). Selain mata merah, konjungtivitis
dapat disertai rasa gatal pada mata dan mata berair.

b. Tanda dan gejala


 Mata merah
 Terasa gatal pada satu atau kedua mata
 Terasa pedas pada satu atau kedua mata
 Terdapat kotoran pada satu atau kedua mata yang membentuk kerak pada
malam hari yang dapat mempersulit mata membuka di pagi hari
 Adanya robekan

c. Patofisiologi
Patofisiologi konjungtivitis melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat
paparan langsung dengan patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang
bersifat iritan atau alergen. Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi
konjungtiva atau dilatasi pada pembuluh darah di konjungtiva, sehingga
menimbulkan tanda dan gejala seperti mata merah, produksi discharge, dan
edema pada konjungtiva. Jenis konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni
akibat infeksi virus, bakteri dan alergi.

d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan penunjang dapat berupa pewarnaan Gram, kultur, dan PCR

e. Komplikasi
 Bila dibiarkan tanpa penanganan, konjungtivitis dapat menyebabkan
komplikasi berupa peradangan pada kornea yang memengaruhi
penglihatan. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
Maka dari itu, evaluasi dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk
menghindari masalah seperti penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya
agar risiko terkait komplikasi lebih kecil.

f. Jalan koding berdasarkan icd 10


Scar
-Conjunctiva H11.2

H11.3 Perdarahan Konjungtiva

a. Pengertian
pecahnya pembuluh darah kecil di bawah konjungtiva. Kondisi ini ditandai dengan
mata merah atau munculnya bercak merah terang di bagian putih mata. Meski terlihat
serius, perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak berbahaya.
b. Tanda dan gejala
 Sangat jarang orang mengalami rasa sakit ketika perdarahan dimulai.
Ketika perdarahan pertama kali terjadi, Anda mungkin akan mengalami
rasa tidak nyaman atau seperti berpasir di mata. Saat perdarahan membaik,
beberapa orang bisa mengalami iritasi ringan pada mata.
 Perdarahan ditandai dengan area merah terang yang jelas dan tajam di atas
sklera. Terkadang, seluruh bagian putih mata juga dapat tertutup oleh
darah.
 Tidak ada darah yang keluar dari mata. Jika Anda mengusap mata dengan
tisu, umumnya tidak ada darah.
 Perdarahan akan tampak lebih parah dalam 24 jam pertama, kemudian
perlahan-lahan berkurang dan mungkin terlihat kekuningan setelah darah
terserap.

c. Patofisiologi
ruptur pembuluh darah konjungtiva atau episklera yang menyebabkan akumulasi
darah di ruang subkonjungtiva. Perdarahan masuk ke dalam ruang subkonjungtiva
dan membuat mata berwarna merah terang.

d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan penunjang dapat berupa pewarnaan Gram, kultur, dan PCR

e. Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Namun,
perdarahan subkonjungtiva yang disebabkan oleh cedera mata bisa menyebabkan
gangguan penglihatan

f. Jalan koding berdasarkan icd 10


Hemorhage
-Conjunctiva H11.3

H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjugtiva lainnya

a. Pengertian
Kista konjungtiva adalah sebuah kista yang berada di konjungtiva mata.
Konjungtiva adalah membran jernih mata yang menyelimuti bagian putih bola
mata dan bagian dalam kelopak mata setiap orang.
b. Tanda dan gejala
 Perasaan ada sesuatu yang menyangkut di dalam mata
 Kelopak mata bengkak
 Gangguan menutup mata
 Peningkatan ukuran kista yang signifikan
 Proptosis
 Pembatasan gerak bola mata
 Penglihatan kabur
c. Patofisiologi
 Melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat paparan langsung dengan
patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang bersifat iritan atau alergen.
Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi konjungtiva atau dilatasi pada
pembuluh darah di konjungtiva, sehingga menimbulkan tanda dan gejala seperti
mata merah, produksi discharge, dan edema pada konjungtiva. Jenis
konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni akibat infeksi virus, bakteri dan
alergi
d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan eksternal mata
 Akuitas visual
 Motilitas ekstrinsik mata
 Reflek pupul
 Eksaminasi lampu slit (untuk mengukur ukuran dan karakteristik kista)
e. Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Namun,
perdarahan subkonjungtiva yang disebabkan oleh cedera mata bisa menyebabkan
gangguan penglihatan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Cyst
-conjunctiva H11.4

H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva


a. Jalan koding berdasarkan icd 10
Disease
-Conjunctiva
--Specified Nec H11.8

H11.9 kelainan konjungtiva ,tidak dijelaskan

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Disease
-Conjunctiva H11.9

H13* kelainan konjungtiva pada penyakit c.e

H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-*)

a. Pengertian
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria dan dapat
menyerang hewan maupun manusia. Ada banyak jenis parasit filaria memiliki
ratusan jenis, tapi hanya delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.

b. Tanda dan gejala


 Demam berulang-ulang
 Pembengkakan kelenjar getah bening (daerah lipatan paha dan ketiak)
 Pembengkakan tungkai, lengan, payudara, dan alat kelamin
 Alat kelamin terlihat kemerahan dan terasa panas
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Mual
 Sensitif terhadap cahaya
c. Patofisiologi
melibatkan respons imun tubuh terhadap cacing dewasa dan mikrofilaria. Infeksi
filaria akan memicu terjadinya respon imun inflamasi akut, yaitu peningkatan
imunoglobulin E (IgE) dan IgG4 oleh stimulasi antigen (cacing mati) terhadap
respon imun tipe Th2. Reaksi inflamasi juga dipengaruhi oleh adanya bakteri
endosimbiotik Wolbachia pada cacing filaria.

d. Pemeriksaan
 Tes Darah

Tes darah adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk mendiagnosis filariasis.

 Tes Urine
Pemeriksaan penunjang lainnya yang umum dilakukan untuk memastikan jika
seseorang mengidap filariasis adalah tes urine.
 Ultrasonografi
Kamu juga mungkin mendapatkan ultrasonografi sebagai pemeriksaan
penunjang dari filariasis
e. Komplikasi
 Infeksi bakteri yang sering.
 Elephantiasis, kulit yang menebal dan mengeras serta retensi cairan yang
menyebabkan bagian tubuh yang nyeri, bengkak dan membesar.
 Sindrom eosinofilia paru tropis, peningkatan sel darah putih yang
menyebabkan batuk dan kesulitan bernapas

H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasite c.e


a. Pengertian
Masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme kecil, seperti bakteri, virus, jamur,
atau parasit. Organisme ini bisa menular dari orang lain, hewan, atau tempat yang
terkontaminasi, lalu menyebabkan penyakit di tubuh.
b. Tanda dan gejala
 Demam
 Menggigil
 Sakit kepala
 Lelah
 Tidak enak badan atau malaise
 Nyeri otot dan sendi
 Pembengkakan kelenjar getah bening
c. Patofisiologi
dapat melibatkan infeksi, trauma, penyakit radang sistemik yang dimediasi sistem
imun, maupun proses idiopatik. Infeksi piogenik biasanya terjadi akibat suatu
trauma tembus pada mata, tetapi dapat juga terjadi sebagai reaksi terhadap zat
toksik yang diproduksi oleh mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh di luar
mata.
d. Pemeriksaan
 Foto Rontgen, CT scan, dan MRI
 Pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada organ yang terinfeksi
e. Komplikasi
 Infeksi HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks
 Hepatitis B dan C, yang dapat menyebabkan kanker hati
 Infeksi H. pylori, yang dapat menyebabkan kanker lambung
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Acanthamebiasis
-conjuctiva B60.1+H13.1*

H13.2* konjungtivitis pada penyakit c.e

a. Pengertian
Konjungtivitis adalah mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi
permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata). Selain mata
merah, konjungtivitis dapat disertai rasa gatal pada mata dan mata berair.
b. Tanda dan gejala
 Mata akan memerah karena pembuluh darah konjungtiva meradang.
 Mata tersasa gatal.
 Jika disebabkan infeksi virus, mata akan bengkak dan kering sehingga
menyebabkan mata berair.
 Jika disebabkan infeksi bakteri, mata akan mengalami iritasi, merah, dan
terasa sakit dari dalam.
 Mata juga akan mengeluarkan kotoran yang lengket
c. Patofisiologi
Patofisiologi konjungtivitis melibatkan proses inflamasi pada konjungtiva akibat
paparan langsung dengan patogen infeksius maupun faktor non-infeksi yang
bersifat iritan atau alergen. Proses inflamasi ditandai dengan adanya injeksi
konjungtiva atau dilatasi pada pembuluh darah di konjungtiva, sehingga
menimbulkan tanda dan gejala seperti mata merah, produksi discharge, dan
edema pada konjungtiva. Jenis konjungtivitis yang paling sering terjadi yakni
akibat infeksi virus, bakteri dan alergi.
d. Pemeriksaan
Untuk mendiagnosis konjungtivitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien, kemudian melakukan pemeriksaan mata secara langsung. Dokter juga
akan memeriksa bagian tubuh lain untuk melihat kemungkinan gejala tertentu.
e. Komplikasi
 Keracunan darah (sepsis) jika bakteri masuk ke aliran darah dan
menyerang jaringan tubuh
 Meningitis, jika infeksi menyebar ke lapisan pelindung saraf tulang
belakang dan otak atau meninges
 Infeksi telinga bagian tengah akibat konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri haemophilus influenzae
 Pembengkakan atau peradangan yang disertai sakit di permukaan kulit
akibat infeksi di jaringan dan lapisan dalam kulit (selulitis orbita)
f. Jalan koding berdasarkan icd 10

Conjuctivitis

-Rosacea L12+H13.2*

H13.3* Pemphigoid okuler(L.12-*)

a. Pengertian

Pemfigoid adalah kelainan autoimun langka yang dapat muncul pada usia berapa


pun, termasuk pada anak-anak. Tetapi kondisi ini paling sering muncul pada
lansia. Pemfigoid disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh yang dapat
menyebabkan munculnya ruam kulit dan lepuh pada kaki, lengan, dan perut.
b. Tanda dan gejala
 munculnya ruam merah sebelum terjadinya lepuh
 luka lepuh berukuran besar dan berisi cairan yang biasanya bening, tetapi
mungkin mengandung darah
 luka lepuh memiliki lapisan yang tebal dan tidak mudah pecah
 kulit di sekitar lepuh mungkin tampak normal, kemerahan atau agak gelap
 luka lepuh yang pecah biasanya sensitif dan menyakitkan
c. Patofisiologi
Pemfigoid adalah penyakit autoimun yang berarti bahwa sistem kekebalan tubuh
menyerang jaringan tubuh yang sehat. Dalam kasus pemfigoid, sistem kekebalan
tubuh menciptakan antibodi untuk menyerang jaringan yang berada tepat di bawah
lapisan luar kulit.

Sehingga menyebabkan lapisan-lapisan kulit terpisah dan menyebabkan


munculnya luka lepuh yang menyakitkan. Hingga saat ini tidak sepenuhnya
dipahami mengapa sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi seperti ini dan
menyebabkan pemfigoid.
d. Pemeriksaan
Dokter biasanya dapat mendiagnosa pemfigoid dengan melihat lepuhan atau
kelainan kulitnya secara langsung. Untuk memberikan terapi yang tepat, biasanya
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit,
yaitu pengambilan sampel dari kulit yang terkena. Sampel ini akan dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa apakah ada antibodi yang karakteristik dari
pemfigoid. Antibodi ini juga dapat dideteksi dari darah, sehinga mungkin juga
akan dilakukan pemeriksaan darah
e. Komplikasi
 Infeksi kulit, hal ini dapat menjadi masalah serius jika infeksi masuk lebih
dalam ke tubuh dan ke aliran darah
 Efek samping obat steroid, meliputi tekanan darah tinggi, pengeroposan
tulang, dan infeksi
 Lepuhan yang muncul pada mulut dapat menganggu proses makan
sehingga menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan
 Lepuhan yang timbul pada mata dan tidak ditangani akan menyebabkan
terbentuknya bekas luka yang dapat berujung pada kebutaan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Pemphigoid
-Ocular L12.1+H13.3*

H13.8* kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Erythema
-Mutiform
--Conjunctiva L51.+H13.8*

Kelainan-kelainan Sklera ,kornea ,iris dan korpus siliaris (H15-H22)

H15.kelainan sklera

a. Pengertian
Sklera adalah bagian berwarna putih dan keras pada bola mata. Sklera yang
terbentuk dari jaringan ikat ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata
dan melindungi bagian penting di dalam mata, seperti retina dan lensa mata.
b. Tanda dan gejala
 Mata terasa nyeri.
 Pandangan menjadi kabur.
 Keluarnya air mata tanpa diketahui sebabnya.
 Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
 Mata berwarna kemerahan.
 Ada tonjolan kecil pada bagian putih dari bola mata.
 Pandangan kabur
 Rasa nyeri pada rahang dan wajah.
 Sakit kepala sebelah pada bagian mata yang bermasalah.
c. Patofisiologi
tidak terlepas dari anatominya. Sklera menyelimuti bagian luar bola mata, dari
kornea sampai dengan nervus optikus. Pada bagian posteriornya, lapisan terluar
sklera berhubungan dengan lapisan dura dari saraf optikus dan lapisan bagian
dalamnya diteruskan menjadi lamina cribrosa. Sklera berfungsi mempertahankan
struktur bola mata dan sebagai tempat perlekatan otot-otot ekstraokular
d. Pemeriksaan
Dokter biasanya dapat mendiagnosa pemfigoid dengan melihat lepuhan atau
kelainan kulitnya secara langsung. Untuk memberikan terapi yang tepat, biasanya
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit,
yaitu pengambilan sampel dari kulit yang terkena. Sampel ini akan dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa apakah ada antibodi yang karakteristik dari
pemfigoid. Antibodi ini juga dapat dideteksi dari darah, sehinga mungkin juga
akan dilakukan pemeriksaan darah

H15.1 Episcleritis
a. Pengertian
Episkleritis adalah peradangan pada jaringan tipis yang terletak di antara sklera dan
konjungtiva mata, sehingga menyebabkan mata mengalami kemerahan dan terasa
tidak nyaman. Peradangan ini dapat terjadi pada satu mata atau keduanya.
b. Tanda dan gejala
 Sebagian putih mata berwarna kemerahan
 Mata terasa tidak nyaman dan berair
 Mata lebih sensitif terhadap cahaya terang
 Mata terasa panas dan terasa berpasir
c. Patofisiologi

terjadinya peradangan akut non granulomatosa yang terjadi pada pembuluh darah
episklera. Peradangan ini terjadi melalui pelepasan mediator inflamasi yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular, perpindahan dan aktivasi sel
imun terutama makrofag dan sel darah putih.

d. Pemeriksaan

Untuk mendiagnosis episkleritis, awalnya dokter akan melakukan tanya jawab


mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat-obatan atau suplemen
yang sedang atau pernah pasien konsumsi. Selanjutnya, dokter mata akan
melakukan pemeriksaan mata dan fisik secara menyeluruh.

Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan melihat warna mata pasien secara
langsung. Setelah itu, biasanya akan dilakukan pemeriksaan menggunakan alat
bernama slit lamp untuk pemeriksaan yang lebih akurat.
e. Komplikasi
 Episkleritis yang terjadi berulang
 Skleritis, terutama jika episkleritis disebabkan oleh herpes zoster
 Peradangan lainnya, seperti uveitis
f. Jalan koding berdasarkan icd 10

Episcleritis

Episcleritis H15.1

H15.8 Kelainan lain Sklera

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Disease
-Sclera
--Specified Nec H15.8

H15.9 Kelainan sklera,tidak dijelaskan

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Disease
-Sclera H15.9

H16. Keratitis

a. Pengertian
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
mata merah yang disertai nyeri. Penyebab keratitis bervariasi, mulai dari cedera hingga
infeksi.

b. Tanda dan gejala


 air mata atau belekan berlebihan pada mata
 Kesulitan membuka kelopak mata karena nyeri atau iritasi
 Penglihatan kabur
 Penglihatan menurun
 Perasaan bahwa ada sesuatu di mata Anda
c. Patofisiologi
berupa proses inflamasi pada kornea yang dapat terjadi karena proses infeksi
maupun noninfeksi. Proses inflamasi ini akan menyebabkan destruksi stroma
kornea sehingga berakibat pada terjadinya gangguan penglihatan dan rasa nyeri
pada pasien
d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan mata, yang termasuk menilai seberapa tajam penglihatan
Anda.
 Pemeriksaan dengan senter, untuk memeriksa reaksi pupil Anda, ukuran
dan faktor lainnya.
 Pemeriksaan slit-lamp, untuk mendeteksi karakter dan tingkat keratitis,
serta efeknya pada struktur mata lainnya.
 Analisis laboratorium, yaitu langkah yang dilakukan setelah dokter
mengambil sampel air mata atau beberapa sel kornea. Pemeriksaan ini
berguna untuk membantu menemukan pengobatan yang tepat.
e. Komplikasi
 Peradangan kronis pada kornea
 Pembentukan jaringan parut pada kornea
 Robekan, luka terbuka, atau ulkus kornea
 Penurunan penglihatan sementara atau permanen
 Kebutaan

H16.0 Ulkus kornea


a. Pengertian
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya
kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang.

b. Tanda dan gejala


 Rasa sakit pada mata
 Mata merah
 Sensasi benda asing
 Silau
 Air mata banyak keluar
 Penglihatan menurun
c. Patofisiologi
Ulkus kornea dapat meluas ke dua arah, yaitu melebar dan mendalam. Ulkus
kecil dan superfisial lebih cepat sembuh dan konea dapat menjadi jernih
kembali.Tetapi bila ulkus turut menghancurkan membran yang baru sehingga
menimbulkan sikatrik

d. Pemeriksaan
Diagnosis ulkus kornea diawali dengan anamnesis. Keluhan yang umumnya
timbul adalah mata merah, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, sekret dari mata,
dan mata berair. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mata
anterior, pemeriksaan tajam penglihatan dan respon pupil, yang dilanjutkan
dengan tes fluoresensi dan tes seidel. Deteksi etiologi dapat dilakukan dengan
kultur sekret atau infiltrat kornea
e. Komplikasi
seperti nyeri di mata, penglihatan memburuk, ataupun keluar cairan dari mata.

f. Jalan koding berdasarkan icd 10


Ulcer
-Cornea H16.0

H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis

a. Pengertian
Keratitis superfisialis adalah kondisi peradangan pada lapisan terluar kornea, yang
disebut epitel kornea.
b. Tanda dan gejala
 Rasa sakit atau sensasi terbakar pada mata
 Mata merah dan berair
 Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)
 Penglihatan kabur atau buram
 Kelopak mata yang bengkak
 Sensasi ada sesuatu yang terjebak di dalam mata
c. Patofisiologi
Agar keratitis superfisialis terjadi, patogen seperti bakteri, virus, atau jamur harus
dapat menembus lapisan epitel kornea. Ini dapat terjadi melalui luka pada mata,
goresan, atau paparan bahan kimia. Patogen dapat menempel pada permukaan
epitel kornea dan mulai berkembang biak.
d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan mata
 Pewarnaan kornea
 Kultur bakteri atau laboratorium
e. Komplikasi
 Ulkus kornea
 Penurunan penglihatan atau kehilangan penglihatan
 Infeksi intraokular
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratitis
-Superficial (Puntate) H16.1

H16.2 Keratoconjunctivitis -Radang Kornea da konjungtiva

a. Pengertian

Keratokonjungtivitis adalah saat Anda menderita keratitis dan konjungtivitis


secara bersamaan.Keratitis adalah radang kornea, kubah bening yang menutupi
iris dan pupil. Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva. Itu adalah
selaput tipis di atas bagian putih mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.
Konjungtivitis juga dikenal sebagai mata merah.

b. Tanda dan gejala

menyebabkan nyeri dan mata terbakar, sering dikaitkan dengan hiperemia okular
(mata merah), fotofobia (intoleransi cahaya), penglihatan kabur dan kesulitan
memakai lensa kontak.Pada beberapa pasien yang terkena, penampilan lendir
yang berserabut di atau sekitar mata juga diamati. Dalam kasus yang parah,
keratoconjunctivitis kering dapat merosot hingga terbentuknya ulkus kornea:
dalam situasi yang sama, pasien yang terkena risiko risiko perforasi kornea dan
infeksi mata yang luas.

c. Pemeriksaan

Untuk mendiagnosis konjungtivitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami


pasien, kemudian melakukan pemeriksaan mata secara langsung. Dokter juga
akan memeriksa bagian tubuh lain untuk melihat kemungkinan gejala
tertentu.Dokter dapat langsung mendeteksi konjungtivitis dari pemeriksaan mata
sehingga pemeriksaan tambahan sering kali tidak dibutuhkan.

d. Komplikasi
 Keracunan darah (sepsis) jika bakteri masuk ke aliran darah dan
menyerang jaringan tubuh
 Meningitis, jika infeksi menyebar ke lapisan pelindung saraf tulang
belakang dan otak atau meninges
 Infeksi telinga bagian tengah akibat konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri haemophilus influenzae
 Pembengkakan atau peradangan yang disertai sakit di permukaan kulit
akibat infeksi di jaringan dan lapisan dalam kulit (selulitis orbita)
e. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratoconjunctivitis H16.2

H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda


a. Pengertian
kondisi peradangan yang melibatkan lapisan tengah atau stroma kornea.
b. Tanda dan gejala
 penglihatan kabur, nyeri mata, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia),
mata merah, dan penurunan ketajaman penglihatan.
c. Patofisiologi
InfeksiKeratitis interstitialis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau
jamur yang menembus lapisan epitel dan mencapai stroma kornea. Patogen ini
dapat menyebabkan peradangan dan merusak jaringan stroma kornea
d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan mikroskop
 Pemeriksaan imaging
 OCT
 Pewarna kornea
e. Komplikasi
 Penurunan atau kehilangan penglihatan
 Infeksi intraocular
 Ulkus kornea
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Keratitis
-interstitial H16.3

H16.4 Neovascularisasi kornea

a. Pengertian
Neovaskularisasi kornea adalah kondisi yang mengancam penglihatan yang dapat
disebabkan oleh peradangan yang berhubungan dengan infeksi, cedera kimia,
kondisi autoimun, hipersensitivitas imun, transplantasi pasca-kornea, dan kondisi
traumatis di antara patologi okular lainnya.

b. Tanda dan gejala


 Pertumbuhan pembuluh darah gampang dilihat di limbi bagian atas dan
bawah
 Pembuluh darah bisa ikal(neovaskularisasi tidak aktif) atau bercabang
(kalau aktif) Tindakan
 lepaskan lensa
 Berhenti memakai lensa sampai pembuluh tidak terisi dengan darah
 kalau neovaskularisasi ringan, gunakan lensa yang menyalurkan
oksigen paling banyak (kadar air rendah yang tipis, kadar air tinggi
atau RGP)untuk pemakaian harian saja
 pemeriksaan limbi yang seksama pada setiap konsultasi
 gunakan lensa berkadar air rendah yang tipis, atau RGP
c. Patofisiologi
Terjadinya melalui beberapa mekanisme yang melibatkan perumbuhan dan
proliferasi sel -sel endotel pembuluh darah

d. Pemeriksaan
 Biomikroskopi
 Angiografi dengan pewarnaan fluoresen
 Pemeriksaan dengan lampu kemerahan
e. Komplikasi
 Kerusakan Transparansi korena
 Penglihatan ganda atau kabu
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Neovascularization
-Cornea H16.4
H16.8 Keratitis lain

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Keratitis
-Specified Nec H16.8

H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Keratitis H16.9

H17.Corneal scars dan opaticies- parut dan keopakan kornea

H17.0 Adherent leukoma

a. Pengertian
Leukoma adalah salah satu penyakit mata yang harus diwaspadai. Penyakit ini
disebabkan oleh adanya jaringan parut pada kornea mata yang mengakibatkan
penglihatan menjadi kabur. Leukoma dapat terjadi pada satu atau kedua mata dan
biasanya tidak mempengaruhi penglihatan secara keseluruhan

b. Tanda dan gejala

gejala leukoma adalah penglihatan kabur atau buram pada satu atau kedua mata.
Selain itu, terkadang terdapat bintik-bintik putih pada kornea mata yang dapat
mengganggu penglihatan. Jika leukoma disebabkan oleh infeksi, maka mata juga
akan terasa sakit, merah, dan sensitif terhadap cahaya.
c. Patofisiologi
berupa abnormalitas genetik disertai paparan zat karsinogenik yang menyebabkan
kerusakan DNA pada sel-sel hematopoetik, sehingga terjadi proliferasi tidak
terkontrol dan penurunan apoptosis sel. Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi
jumlah seharusnya namun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
d. Pemeriksaan
Diagnosis leukemia dapat ditegakkan lewat anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang.

e. Komplikasi
Terjadi Ketika perubahan pada struktur normalkornea,baik karena
kerusakan ,inflamasi,atau gangguan perkembangan.

f. Jalan koding berdasarkan icd 10


Leukoma
-Adherent H17.0

H17.1 Keopakan kornea sentral lain

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Opacity
-Cornea
--Central Nec H 17.1

H17.8 Parut dan Keopakan kornea lain

a. Jalan koding berdasarkan icd 10

Scar

-Cornea

--Xerophtalmic H17.8
H17.9 Parut da Keopakan kornea ,tidak dijelaskan

a. Jalan koding berdasarkan icd 10

Scar

-Corneal H17.9

H18 Kelainan lain pada kornea

H18.0 Pigmentasi dam deposit di kornea

a. Pengertian

Deposit kornea adalah deposit dikornea terjadi Ketika substansi tertentu seprti
kalsium ,lipid( lemak ),Protein,atau bahan-bahan lain,menumpukan di dalam
kornea.

b. Tanda dan gejala


 Penglihatan kabur
 Perubahan warna
 Sensasi benda asing
 Penglihatan ganda
c. Pemeriksaan

 Pemeriksaan klinis: Pemeriksaan langsung oleh dokter mata dapat


dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan mata seperti Slit
Lamp.slit lamp memungkinnkan dokter mata untuk melihat secara detail
permukaan kornea dan mengidentifikasi adanya deposit .

d. Komplikasi

 Pemeriksaan mata dengan biomikroskop alat yang digunakan untuk


memeriksa mata dengan menggunakan lampu khusus dan lensa
pembesaran.
 Pemeriksaan dengan slit-lamp alat pemeriksaan mata yang menggunakan
cahaya terfokus dan lensa pembesaran .

e. Jalan koding berdasarkan icd 10


Pigmentation (abnormal)
-Cornea H18.0

H18.1 Keratopati bullosa

a. Pengertian

kondisi patologis pada kornea mata yang ditandai dengan terbentuknya


gelembung atau vesikel di lapisan kornea. Kondisi ini terjadi ketika lapisan
endotelium yang melapisi bagian dalam kornea mengalami kerusakan atau
kegagalan fungsi.
b. Tanda dan gejala
 Penglihatan kabur ,penglihatan menjadi kabur atau buram gejala yang
umum terjadi pada keratopati bullosa.
 Rasa sakit atau perasaan tidak nyaman pada mata ,individu dengan
keratopati bullosa dapat mengalami rasa sakit atau perasaan tidak nyaman
pada mata .
 Mata kering, Meskipun terjadi penumpukan cairan di dalam kornea,
individu dengan keratopati bullosa juga dapat mengalami gejala mata
kering
 Fotobofia
c. Patofisiologi

melibatkan gangguan pada lapisan endotelium kornea, yang berfungsi dalam


menjaga keseimbangan cairan di dalam kornea. Normalnya, lapisan endotelium
mengeluarkan kelebihan cairan dari stroma kornea, menjaga kejernihan dan
ketebalan yang tepat. Namun, dalam keratopati bullosa, lapisan endotelium
mengalami kerusakan atau kegagalan fungsi, yang menyebabkan penumpukan
cairan di dalam stroma kornea.

d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan mata dengan biomikroskop
 Pengukuran tebal kornea
 Pemeriksaan tofografi kornea
e. Komplikasi
 Penglihatan kabur atau buram
 Sensasi perih atau nyeri
 Kebutaan
 Infeksi
f. Jalan koding berdasarkan icd 10

Keratopathy

-Bullous H18.1
H18.2 Edema kornea lainnya

a. Pengertian

Edema kornea merupakan kondisi di mana kornea mengalami pembengkakan


akibat penumpukan cairan.

b. Tanda dan gejala


 Nyeri pada mata
 Tidak nyaman pada ruangan terang
 ketika melihat cahaya
 Sensasi benda asing pada mata
 Terlihat 'lingkaran' atau halo pada pandangan Anda
 Pandangan buram, terutama pada pagi hari dan membaik setelah siang hari
 Lenting pada sekitar mata
c. Patofisiologi

Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekananosmotic


plasma.penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh
lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurangdari normal ;
dengan demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggaldiruang ruang
interstisium. Edema yang disebabkan oleh penurunankonsentrasi protein plasma
dapat terjadi melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di
urin akibat penyakit ginjal ; penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati
( hati mensintesis hampir semua protein plasma ); makanan yang kurang
mengandung protein ; atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas

d. Pemeriksaan
 Biomikroskopi
 Pengukuran tekanan intraocular(IOP)
e. Komplikasi
 Penglihatan Kabur
 Kebutaan jika edema kornea parah tidak diobati,dapat terjadi kerusakan
permanen pada kornea yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
atau kebutaan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Edema
-Corneal Nec H18.2

H18.3 Perubahan pada membrane kornea

a. Jalan koding berdasarkan icd 10


Change (s)
-Corneal membrane H18.3

H18.4 Degenerasi kornea

a. Pengertian

Degenerasi kornea adalah perubahan bertahap dari kualitas kornea, yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi kornea. Keluhan bervariasi sesuai kondisi kornea
degenerasi yang juga bervariasi.

b. Tanda dan gejala


 Mata kemerahan
 Sensitif terhadap cahaya
 Nyeri
 Penglihatan kabur
 Mata berair
 Kotoran mata berlebih
 Sensasi seperti ada yang mengganjal di mata
c. Patofisiologi
Degenerasi kornea dapat dibagi berdasarkan perubahan yang terjadi pada kornea.
Secara umum, perubahan pada kornea ditemukan akibat proses degeneratif
penuaan, penipisan jaringan perifer, dan deposisi material. Proses penipisan
jaringan pada umumnya merupakan etiologi yang tidak diketahui walaupun
dilaporkan adanya kelainan umum yang berdampingan. Degenerasi kornea yang
ditandai oleh deposisi material, kelainan lokal dan sistemik yang mendasari
keterlibatan kornea biasanya dapat diidentifikasi
d. Pemeriksaan
 Pemeriksaan mata lengkap
 Pemeriksaan topografi kornea
 Pemeriksaan pachymetry
 Pemeriksaan endothelium kornea
e. Komplikasi
 Penerunan penglihatan
 Kekeringan mata
 Penurunan sensitivitas kornea
 Katarak
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Degeneration
-Cornea H18.4

H18.5 Hereditary corneal dystrophies

a. Pengertian
adalah sekelompok kelainan herediter langka yang ditandai dengan pengendapan
zat abnormal bilateral di bagian depan transparan mata yang disebut kornea.

b. Tanda dan gejala


strofi kornea mungkin tidak memengaruhi penglihatan secara signifikan pada
tahap awal. Namun, hal itu memerlukan evaluasi dan perawatan yang tepat untuk
pemulihan penglihatan yang optimal. Distrofi kornea biasanya bermanifestasi selama
dekade pertama atau kedua tetapi kadang-kadang kemudian. Tampak sebagai garis
putih keabu-abuan, lingkaran, atau kekeruhan pada kornea. Distrofi kornea juga dapat
memiliki penampilan krista
c. Patofisiologi
Mutasi genetik menghasilkan produksi protein abnormal atau mengubah produksi
protein esensial di kornea. Protein abnormal ini cenderung menumpuk di dalam
lapisan kornea, mengganggu struktur dan fungsi normal.
d. Pemeriksaan
 Mikroskopi Specular
 Tes dan prosedur khusus yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada
jenis distrofi kornea yang dicurigai dan presentasi klinis masing-masing
pasie
 Biomikroskopi Kornea
e. Komplikasi
 Gangguan penglihatan
 Kekeruhan Kornea
 Jaringan parut kornea
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Dystropy
-Cornea H18.5

You might also like