You are on page 1of 21

ANALISIS NOVEL “Teka Teki Rubi Merah”

Oleh Kelompok: 3 (Tiga)

Kelas: VII-F/7F

1. Alvira Ramadani

2. Dania Jannatani Anjali

3. Dosella

4. Naflah Raudhatul Jannah

5. R. Myiesha Nafeeza Syalwa

SMP NEGERI 33 KOTA BEKASI

TAHUN AJARAN 2023


Jl. Ceria Raya ,Taman Narogong Indah, Pengasinan, Rawalumbu,
Bekasi
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu,
kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi kami bisa melaluinya
sehingga makalah yang berjudul "Teka Teki Rubi Merah" ini dapat terselesaikan tepat
waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. tanpa
kesediaan mereka, kami tidak akan mendapatkan data yang lengkap untuk menyusun
makalah ini.

Selain itu kami sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-
teman. Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga kami memiliki
kekuatan lebih untuk mengumpulkan data dan menganalisis novel ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai


penulis, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh
lebih baik. Di sisi lain, kami berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari
makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, kami berharap ada manfaat
yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari kami. Terima
kasih.

Selamat membaca!
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….……………………………………………………………………(2)

DAFTAR ISI………………….………………………………………………………………..(3)

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………(4)

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN……..…….……………………………………………………..…(5)

A. Identitas Buku
B. Sinopsis
C. Tanggapan Penulis Terhadap Buku
D. Penilaian Terhadap Bukiu
E. Analisis
1. Tema
2. Latar
3. Tokoh
4. Alur
5. Pesan/Amanat

BAB III PENUTUP………………………………...……………………………………....(16)

A. Kesimpulan
B. Saran

GLOSARIUM……………………………………………………………………….………..(17)

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………………………………..(19)

\
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk
prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
keduanya saling berhubungan karena berpengaruh dalam kehadiran
sebuah karya sastra. Seperti halnya karya sastra lainnya, novel juga
dibentuk oleh berbagai unsur, diantaranya penokohan, plot/alur,
latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut
dianggap penting dalam membangun sebuah karya yang utuh. Dalam
makalah ini, kita akan menganalisis novel Teka Teki Rubi Merah,
Novel Teka Teki Rubi Merah merupakan novel fiksi karangan dari
Fayanna Ailisha Davianny. Novel ini menceritakan tentang Tiga
Sekawan yang terdiri dari Tasya, Fifi, dan Ahmad, yang mengalami
kejadian seru di Desa Orleans. Di Desa Orleans mereka berusaha
memecahkan Teka Teki Rubi Merah karena Bude Tasya kehilangan
Rubi Merah yang sudah lama hilang.

2. RUMUSAN MASALAH
 Identitas buku
 Sinopsis
 Tanggapan penulis tentang cerita
 Penilaian terhadap buku
 Analisis :
a. tema (buktikan) d. Alur (buktikan)
b. latar (buktikan) e. Pesan/Amanat cerita
c. tokoh (buktikan)
3. TUJUAN PEMBAHASAN
 Untuk menganalisis tema, latar, tokoh, alur, pesan/amanat
novel ‘Teka Teki Rubi Merah’
 Untuk mengetahui identitas buku.
 Untuk mengetahui sinopsis buku.
 Untuk mengetahui tanggapan dan penilaian terhadap buku.
PEMBAHASAN
1. Identitas Buku

Judul Teka-Teki Rubi Merah : Kkjd

Penulis: Fayanna Ailisha Davianny

No. ISBN: 9786022426646

Penerbit: DAR! Mizan

Tanggal terbit: Cetakan pertama Mei – 2015

Rating: 4/5 bintang

Harga buku: 45k

Jumlah Halaman: 92

Berat: 250 gr

Jenis Cover: Soft Cover

Kategori: Cerita Fiksi Anak

Text: Bahasa Indonesia ·

Lokasi Stok: Gudang Penerbit

2. Sinopsis

Tiga Sekawan yang terdiri atas Tasya, Fifi, dan Ahmad berlibur ke
rumah Pakde Marno di Desa Orleans. Di sana mereka mengalami kejadian-
kejadian seru. Mereka menemukan batu rubi merah di bebatuan pinggir
sungai dekat air terjun.

Pada hari yang sama, Bude Marno kehilangan batu rubi merah miliknya
yang merupakan permata langka. Ketika Tiga Sekawan menyerahkan batu
rubi merah temuan mereka kepada Bude Marno, ternyata permata itu palsu.
Waaah...Tiga Sekawan tertantang untuk menyelidikinya. Satu per satu
mereka memeriksa orang-orang terdekat dengan Pakde dan Bude Marno
yang patut dicurigai.

Siapa sajakah orang-orang itu? Apakah Tiga Sekawan berhasil menemukan


kembali batu Rubi merah milik Bude Marno?

3. Tanggapan Pembaca

Buku ini sangat baik untuk mengasah otak, apalagi untuk anak anak
dan remaja yang masih harus terus dilatih, buku ini sangat menyenangkan
untuk dibaca karna, bertema petualangan yang sangat seru. Hanya saja font
didalam cerita berukuran besar, sehingga saat membaca buku cepat sekali
sudah di halaman terakhir namun, untuk penulis yang masih berumur 9
tahun, ini sangat bagus dan kreatif.

4. Penilaian/Rating terhadap buku


Teka Teki Rubi Merah mendapat penilaian/rating 4/5.

5. Analisis
 Tema
Sebuah petualangan tiga sekawan yang bernama Fifi, Tasya dan Ahmad
yang ingin memecahkan suatu teka teki Rubi Merah, saat berkunjung
ke rumah Pakde Tasya yang berada di Desa Orleans.

Bukti Pada Teks :

Setelah itu, Tiga Sekawan langsung bermain air bersama lagi. Tak lupa
sambil foto-foto bersama. Tetapi, saat mereka sedang berfoto-foto, tiba-
tiba Ahmad melihat sesuatu yang bersinar dari bebatuan pinggir sungai.
Ahmad segera mengambilnya.
"Ahmad, apa itu?" tanya Fifi kepada Ahmad. "Enggak tahu deh! Apa,
ya?" jawab Ahmad.
"Sepertinya, itu salah satu jenis batu permata, deh! Kamu masih ingat
enggak jens-jenis batu permata yang kita pelajari di pelajaran Sains?"
jawab Fifi.
"Iya, benar! Kamu memang pintar, Fifi. Enggak salah, deh, jadi juara
kelas terus," ledek Tasya sambil tertawa.
Mereka bertiga lalu saling memperhatikan batu permata tersebut
dengan baik. Sambil terheran- heran, mengapa batu semahal itu bisa
terjatuh di pinggir sungai di dekat air terjun dan terhimpit di sekitar
bebatuan, ya? Batu tersebut berukuran sedang. Cocok jika dibuat
liontin pada kalung.

 Latar

1. Latar Tempat

Latar Rumah Tasya

Perjalanan mereka ke Desa Orleans, berlibur ke rumah pakde Tasya


yang bernama Pakde Marno. Pasti seru!Minggu pagi yang cerah,
Tasya, Ahmad, dan Fifi sudah bersiap untuk pergi berlibur ke rumah
Pakde Marno. Mereka berkumpul di rumah Tasya. Masing- masing
membawa barang-barangnya di dalam.

Latar Desa

Setelah selesai makan, mereka segera melanjut kan perjalanan.


Tinggal sebentar lagi mereka akan sampai ke Desa Orleans, ke
rumah Pakde Marno. Di pinggir jalan menuju ke Desa Orleans masih
diliputi oleh banyak pepohonan yang hijau. Benar-benar suasana
pedesaan yang asri dan nyaman. Sangat jauh berbeda dengan
suasana perkotaan tempat mereka tinggal. Tak lama kemudian,
mereka mulai memasuki Desa Orleans.

Latar Restoran

Di tengah perjalanan, Tasya dan Fifi merasa lapar dan haus, karena
waktu memang sudah menunjukkan jam makan siang. Mereka minta
agar beristirahat sejenak di restoran yang kebetulan mereka lewati.
Restoran tersebut terdiri dari saung- saung di tengah kolam ikan
besar. Nyaman makan di situ, sambil beristirahat sejenak, sekaligus
shalat Zuhur.

Latar Air Terjun

Kepada ayah dan ibu Tasya, juga pakde dan Bude Marno, mereka
pergi ke air terjun. Eh, ingat, ya, kata Pakde Marno... harus berhati-
hati. Setelah dari air terjun, harus segera pulang. Mereka pun segera
menuju air terjun. Tak lama, sampailah mereka di sana. Waaah...
ternyata benar,air terjunnya sangat indah! cukup tinggi juga,
sehingga aliran air ke bawahnya deras. Lalu, airnya mengalir ke
sungai di bawahnya. Yang membuat takjub, airnya bersih banget.
Jernih, kelihatan batu-batuan di dasar sungai. Jadi membuat ingin
berenang. Hehehe....

Latar Kamar Ahmad

"Oke! Selamat tidur, friends," ujar Tasya.

"Selamat tidur juga, Tasya," jawab kedua teman nya.

Ahmad lalu menuju kamarnya, untuk segera tidur.

Good night, all! Tidur yang nyenyak, ya! Ahmad, Tasya, dan Fifi
bangun pas sekali dengan adzan subuh di masjid dekat rumah Pakde
Marn

Latar Laboratorium

ada semacam paviliun kecil. Tiga Sekawan ke paviliun tersebut


sambil menunggu tamu Pak Agus pulang. Tempat tersebut penuh
kaca.

"Eh, tempat apa ini? Kok, bentuknya aneh, seperti laboratorium. Kita
bisa lihat ruangan dalam nya," Tasya bertanya-tanya.
Tiga Sekawan memperhatikan ke dalam tempat yang mirip
laboratorium itu. Di dalamnya ada seperti batu-batu permata,
berwarna-warni.

Latar Kebun Belakang Rumah

Tiga Sekawan segera pergi ke kebun belakang rumah. Biasanya, sore


hari, Pak Oding ada di situ menyapu halaman kebun atau memotong
rumput.

"Assalamu 'alaikum, Pak Oding," sapa Ahmad kepada Pak Oding


yang sedang sibuk memotong rumput.

"Wa 'alaikum salam. Eh, Ahmad! Tumben, nih, sore-sore main ke


halaman belakang? Hari ini sudah jalan-jalannya? Ke mana saja?"
tanya Pak Oding.

"Kami tadi ke air terjun lagi, Pak Oding.

2. Latar Waktu

Latar Minggu Pagi

Minggu pagi yang cerah, Tasya, Ahmad, dan Fifi sudah bersiap
untuk pergi

berlibur ke rumah Pakde Marno. Mereka berkumpul di rumah


Tasya.

Latar Pagi

Tiga Sekawan segera bangun pagi, shalat, dan sarapan. Mereka


berencana berjalan-jalan menyusuri suasana lingkungan di Desa
Orleans. Sebelum pergi, mereka berkumpul di kamar Ahmad sambil
kembali melihat-lihat batu rubi merah yang kemarin ditemukan di
batu-batu di pinggir sungai dekat air terjun.

Latar Siang

Di tengah perjalanan, Tasya dan Fifi merasa lapar dan haus, karena
waktu memang sudah menunjukkan jam makan siang. Mereka
minta agar beristirahat sejenak di restoran yang kebetulan mereka
lewati.

Latar Petang

Tak terasa, waktu sudah hampir maghrib. Tiga Sekawan pamit


masuk ke dalam untuk mandi dan siap-siap shalat Maghrib. Pak
Oding juga siap-siap untuk shalat Maghrib.

Latar Malam

Tiba-tiba ayah dan ibu Tasya datang ke dalam kamar. Mereka


segera menyuruh anak-anak untuk segera tidur.

Latar Malam Ke 2
Sudah shalat Isya, belum? Jangan lupa berdoa sebelum tidur, ya,"
tanya Tasya epada teman- temannya.
"Sudah, dong!" ujar Fifi dan Ahmad bersamaan
“Oke! Selamat tidur, Friends," ujar Tasya.
"Selamat tidur juga, Tasya," jawab kedua teman- nya.

3. Latar Suasana
Latar Gembira

"Tasya! Ahmad! Makan, yuk!" ujar Fifi."Okeee...! "ujar Tasya


dan Ahmad. "Horeee...! Akhirnya besok libur! Kata Bu Atika,
liburnya dari besok dan masuk lagi tanggal 5 Januari. Asyiiik...!
Lama juga, ya! Itu artinya kita libur dua minggu. Kira-kira, kita
mau ke mana, ya? Bagaimana kalau kita berkunjung ke rumah
pakdeku, Pakde Marno di Desa Orleans. Wah, pasti bakalan
seru, nih!" kata Tasya.

Latar Khawatir

Seusai memilih-milih makanan, mereka pergi ke kasir. Mereka


membeli biskuit, makaroni, spageti, susu, dan cokelat. Totalnya
Rp72.000,00. Aduuuh ... kan, Tasya hanya membawa uang
Rp50.000,00. Gawat, nih! Tapi.... enak-enak, lho!"Tasya, ingat,
dong! Kami, kan, sahabatmu. Jadi, enggak usah khawatir. Nih,
aku beruntung bawa uang cadangan. Aku bawa Rp30.000,00.
Ini, Mbak, kekurangannya. Kembaliannya, ambil saja," ujar
Ahmad kepada kasir supermarket.

Latar Kecurigaan:
"Bude baru sadar lemari ini dirusak paksa kemarin siang. Waktu
sebelum kalian datang itu. Sebelumnya, sih, enggak ada tanda-
tanda yang mencurigakan. Yang tahu Bude punya batu rubi
merah ini, paling hanya Bude, Pakde, dan Mbak Iyah. Hanya itu
saja. Hanya mereka yang tahu di mana Bude menyimpan batu
rubi merah tersebut," jelas Bude Marno kepada Tiga
Sekawan."Mbak lyah sekarang ada di mana, Bude? Sudah
ditanya belum, apakah dia mengetahui tentang batu rubi merah
yang hilang itu?" tanya Ahmad."Belum, Bude belum tanya. Apa
mungkin dia? Rasanya tidak mungkin. Dia sudah ikut di rumah
Bude sejak sepuluh tahun yang lalu. Orangnya jujur. Tapi,
memang belakangan ini, dia seperti sedang bingung, karena
sedang butuh banyak biaya untuk anaknya yang lagi sakit. Tapi,
katanya, sih, akhirnya bisa dapat biaya gratis setelah mengurus
surat- surat tidak mampu. Sekarang, sih, sudah biasa lagi. "Iya,
aku setuju. Menurutku juga gitu. kalau gitu, kita coret saja nama
Mbak lyah dari daftar orang yang mungkin mengambil batu rubi
merah itu," usul Fifi.
Tasya mengambil notesnya dan mencoret nama Mbak lyah di
situ. Jadi, tinggal Pak Oding, Fahmi, dan Diaz.

Fahmi dan Diaz yang melakukannya. Mereka ingin ke rumah


Fahmi dan Diaz. Rumahnya tidak jauh dari rumah Pakde Marno.
Sebelum ke sana, mereka berniat ke air terjun lagi. Siapa tahu,
nanti di sana bisa ketemu petunjuk lainnya, karena rubi merah
yang palsu ditemukan di bebatuan dekat air terjun tersebut.

Latar Bingung :

Agar perbuatannya mengambil batu rubi merah tidak ketahuan?


Atau sebenarnya yang mengambil batu rubi merah dan yang
membuang batu Rubi Merah palsu adalah dua orang yang
berbeda? Duh, binguuung...!" kata Fifi sambil garuk-garuk
kepala."Kalau gitu, kita masukkan dulu nama Pak Didit ke
dalam notesku, ya! Dia jadi salah satu kemungkinan pelakunya,"
Tasya berkata sambil mengeluarkan notes dari dalam
ranselnya."Oke!" ujar Ahmad setuju."Sekarang, gimana kalau
kita main ke rumah- nya Fahmi dan Diaz? Kemarin, kan, kita
janji main ke rumahnya. Sekalian menyelidiki, siapa tahu di
rumahnya ada penunjuk yang bisa bantu meme- cahkan
masalah. Fahmi dan Diaz, kan, salah satu yang ada di catatan
notes Tasya," Fifi menjelaskan panjang lebar.

Setelah sampai di rumah Pakde Marno ....


"Ahmad... Tasya ... tadi, di sana, aku mene- mukan hal yang
mencurigakan," kata Fifi sambil mengeluarkan notes dari dalam
tas."Apa itu, Fi? Aku jadi penasaran, nih!" tanya Tasya tidak
sabar."Begini ... jadi, pin yang kita temukan di batu- batu
pinggir sungai air terjun, pasti ada hubungan- nya dengan Fahmi
dan Diaz

Latar Tegang :
"Kita masuk, yuk, ke rumah Pak Agus! Silaturahmi sekalian
menghilangkan rasa penasaran kita," ajak Ahmad dengan
berani. Setelah berunding, akhirnya Tiga Sekawan sepakat
masuk ke dalam rumah Pak Agus. Mereka membuka pintu
gerbangnya dan masuk ke dalam halaman. Ketika mereka
hendak membunyikan bel yang ada di tembok samping rumah,
mereka mendengar suara orang ribut, seperti sedang
bertengkar."Jadi, mana janji Pak Agus untuk menyerahkan tepat
waktu? Saya, kan, sudah sampaikan akan membawanya hari
Kamis?" tanya tamu Pak Agus dengan nada marah."Lho, saya,
kan, sudah kasih. beberapa buah. cukup kan, seperti perjanjian
awal kita?" kata Pak Agus tidak mau kalah. Pak Agus dan
tamunya bertengkar. Tiga sekawan secara kebetulan mendengar
pertengkaran mereka. Entah apa yang diributkan. Karena
merasa tidak enak, akhirnya Ahmad, Fifi, dan Tasya menyingkir
ke samping rumah.

Latar Gugup, Takut, Tegang:

Pak Agus kaget dengan kedatangan Pakde Marno. Dia gugup dan
takut. Apalagi waktu Pakde Marno tanya soal laboratorium
pembuatan batu permata palsu.

 Tokoh

Fifi, Ahmad, Tasya


Fifi, Tasya, dan Ahmad adalah tiga sahabat baik. Mereka
bersekolah di SD Taruna. Mereka selalu kompak dan tidak
pernah terpisah satu sama lain. Mereka bersahabat sejak kelas 1
SD
sampai sekarang, kelas 5 SD. Umur Fifi dan Ahmad, 10 tahun.
Sedangkan umur Tasya, 9 tahun. Karena bertiga, mereka
menamai grupnya Tiga Sekawan.

Bu Atika
"Baiklah, Anak-Anak! Sebentar lagi waktunya shalat Jumat.
Jangan lupa, yang laki-laki ke pendopo untuk shalat Jumat. Yang
perempuan, shalat berjamaah dengan Bu Fira di kelas, ya! Oh,
ya, besok kalian akan terima rapor semester. Setelah itu, kalian
libur," ujar Bu Atika kepada anak-anak kelas 5C.

Ibu Tasya
Mereka bertiga langsung ke dalam, menemui ibu Tasya.
Ternyata ibu Tasya sudah siap. Dengan baju biru lengan panjang,
celana panjang hitam dan kerudung ungu, ibu Tasya terlihat
cantik. Ibu Tasya
membawa koper kuning. Sedangkan, ayah Tasya muncul dengan
ketampanannya memakai peci, baju putih, dan celana hitam.
Wow!

Ayah
"Mana rumah Pakde Marno, Ayah?" tanya Tasya. "Sebentar lagi.
Sabar, dong," jawab ayah Tasya.

Pakde Marno dan Bude


Semuanya tertawa mendengar penjelasan Tasya. Ayah dan ibu
Tasya langsung terlibat pem- bicaraan seru dengan Pakde Marno.
Sementara Tasya, Fifi, dan Ahmad segera masuk ke dalam.
Mereka disambut oleh Bude Marno. Setelah ber- salaman dengan
Bude Marno, mereka langsung ditunjukkan kamar masing-
masing. Ahmad dapat kamar sendiri, Fifi dan Tasya sekamar
berdua, sementara ayah dan ibu Tasya sekamar di sebelah kamar
Tasya.

Fahmi dan Diaz


Ketika mereka sedang asyik bermain air, datang dua anak laki-
laki. Mereka juga sedang bermain air di pinggir sungai air terjun
tersebut. Tiga Sekawan pun berkenalan dengan mereka. Ternyata
mereka adalah penduduk Desa Orleans. Namanya, Fahmi dan
Diaz. Rumah mereka juga tidak jauh dari air terjun.

Pak Oding
Fifi menyarankan nama Pak Oding, tukang kebun rumah Pakde
dan Bude Marno. Pak Oding juga terdekat dan kepercayaan
Pakde Marno. Dia pasti tahu mengenai batu permata rubi merah
yang dimiliki Bude Marno. Ahmad dan Tasya setuju. Tasya
segera menuliskan nama Pak Oding di notesnya.

Pak Didit
"Nama saya, Didit. Saya tinggal tidak jauh dari sini. Saya ke sini
untuk refreshing saja, karena akhir- akhir ini sibuk. Kalau saya
mengunjungi air terjun ini, jadi sedikit terhibur," kata Pak Didit
menjelaskan.

 Alur
Berdasarkan cerita novel dari awal hingga akhir, novel ini
memiliki alur maju, karena ceritanya berjalan di masa yang sama
dan terus berlangsung sampai ke hari hari berikut.
bukti:Semua senang. Semua gembira. Sama seperti persahabatan
Tiga Sekawan yang makin erat dan menyenangkan. Mereka
sudah melalui hari-hari seru bersama, memecahkan teka-teki
permata rubi merah yang membuat heboh semuanya.
 Pesan/Amanat :
Didalam cerita ini mengandung banyak pesan yang dapat
diambil para pembaca, diantaranya: kita dapat melakukan
sesuatu dan mencapai hasil yang baik jika melakukan nya
bersama sama, sama seperti tiga sekawan yang bisa
memecahkan teka-teki rubi merah bersama sama. Lalu dalam
cerita ini juga kita diajarkan agar tidak berbuat curang seperti
Pak Agus, yang mencuri dan membuat rubi palsu agar tidak
ketahuan bahkan sampai akhir dia tidak mau mengakui juga,
barulah saat ada bukti dia mengaku dan meminta maaf. Bukan
hanya itu saja, dalam cerita ini kita diajari berpikir kritis untuk
menyelesaikan suatu masalah, walau masalah kecil atau besar
kita harus dapat menyelesaikannya..

PENUTUP

Kesimpulan
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat pelaku. Secara etimologis, istilah novel
berasal dari bahasa Italia, "novella", yang berarti sebuah kisah atau
cerita. Novel merupakan salah satu karya fiksi. Dalam makalah ini
kami belajar bagaimana cara memberikan penilaian dan pendapat
terhadap suatu novel. Novel yang kami pilih berjudul 'Teka Teki
Rubi Merah' , novel ini cukup banyak dikenal orang banyak karena
cerita nya yang cukup unik dan pembaca dapat merasakan rasa
senang, tegang, dan penasaran. Walau penulis novel ini masih berada
di bangku kelas 4 saat menulis novel ini, namun rangkaian dari cerita
ini sangat baik, minusnya adalah novel ini memiliki font yang besar
sehingga saat dibaca terasa cepat sekali selesai. Namun dari
rangkaian cerita, cara penulis membuat para pembaca penasaran,
novel ini cocok untuk diberi rating lebih dari 4/5.

Saran

Beberapa saran untuk novel ini:

1. Agar lebih menarik, sampul perlu di perbarui agar dapat menyaingi


novel lain yang sampulnya sudah lebih menarik.

2. Ukuran font nya terlalu besar, harus diperkecil lagi.

GLOSARIUM

1. Fiksi: Fiksi atau cerkan adalah cerita atau latar yang berasal dari
imajinasi dengan kata lain, tidak secara ketat berdasarkan sejarah atau
fakta.

2. Rating: Rating adalah suatu penilaian atau evaluasi yang dilakukan


oleh pihak-pihak tertentu terhadap suatu hal.

3. Amanat: Amanat adalah pesan kebaikan yang disampaikan pengarang


melalui cerita.

4. Analisis: Analisis adalah suatu kegiatan untuk memeriksa atau


menyelidiki suatu peristiwa melalui data untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya.

5. Notes : Notes berarti catatan dalam Bahasa Indonesia yang berarti


Catatan (Informasi) adalah kumpulan catatan dalam bentuk tulisan yang
memberikan keterangan, disimpan dalam arsip; informasi tersebut
dapat direkam dalam komputer (record).

6. Laboratorium : Laboaratorium adalah tempat aktivitas ilmiah siswa


dan guru untuk melakukan percobaan/eksperimen, penelitian/riset,
observasi, demontrasi

7. Permata : Batu permata atau batu mulia adalah sebuah mineral, batu
yang dibentuk dari hasil proses geologi

8. Jernih : Terlihat terang (tentang air); bening; bersih; tidak keruh.


Contoh: air itu jernih.

9. Alur : Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin


sedemikian rupa sehingga menggerakkan jalan cerita, dari awal, tengah,
hingga mencapai klimaks dan akhir cerita.

10. Font : Font adalah sebuah rupa huruf yang memiliki ukuran, berat, dan
gaya tertentu.

11. Kritik : Kritik adalah proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi,
atau membantu memperbaiki pekerjaan.

12. Karya Sastra : Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan
komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika.

13. Misteri : Misteri adalah sesuatu yang belum diketahui dengan pasti
dan menarik keingintahuan orang-orang. Pendopo : Pendopo adalah
bagian bangunan yang terletak di muka bangunan utama.
14. Takjub : keheranan adalah emosi yang sebanding dengan keterkejutan
yang dirasakan orang ketika merasakan sesuatu yang langka atau tidak
terduga (tetapi tidak mengancam).

15. Paviliun : paviliun adalah bangunan yang terpisah dari rumah induk.
Bisa diartikan juga sebagai rumah tunggal yang lengkap dengan kamar
mandi serta kamar tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Penulis: Fayanna Alisha Davianny


Ilustrasi sampul: Sepves Ilustrasi isi: Agus Willy Kristy
Penyunting naskah: Yulia Nurul trawan dan Shinta Handini
Penyunting ilustrasi: Nabila Amanda
Desain sampul: Nabila Amanda Desain isi: Hendranto Pratama
Proofreader: Ikhmah Umaida
Layout sampul dan setting isi: Tim Pracetak dan Sherly Hak
cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Cetakan 1, Sya'ban 1436 H/Juni 2015
Diterbitkan oleh Penerbit DAR! Mizan Anggota Ikapi
PT Mizan Pustaka
Jln. Cinambo No. 135 Cisaranten Wetan, Ujungberung, Bandung 40294
Telp. (022) 7834310-Faks. (022) 7834311
e-mail: info@mizan.com
http://www.mizanpublishing.com
Fayanna Ailisha Davianny
Teka-Teki Rubi merah/Fayanna Ailisha Davianny;
penyunting, Yulia Nurul Irawan dan Shinta Handini -Cet.l.-Bandung: DAR! Mizan,
2015-
92 hlm.; ilust: 19,5cm-(Seri Kecil-Kecil Jadi Detektif).. ISBN 978-602-242-664-6
1. Fiksi Indonesia.
1. Judul.
It. Yulia Nurul Irawan
III. Shinta Handini.
IV. Seri
899.2213
Didistribusikan oleh:
Mizan Media Utama (MMU) 146
Jln. Cinambo (Cisaranten Wetan) No. Ujungberung, Bandung 40294
Telp. (022) 7815500 Faks. (022) 7802288; e-mail: mizanmu@bdg.centrin.net.id
facebook: Mizan Media Utama; twitter: @mizanmediautama
akilan: Jakarta (021) 7874455: Surabaya: (031) 60050079, 8281857
Pekanbaru: (0761) 19811; Medar: (061)7360841;
Makassar: (0411) 873655: Yogyakarta: (0274) 885485, Banjarmasin: (0511) 3252178

You might also like