You are on page 1of 28

Laporan Praktikum Botani

“Identifikasi Akar”

Disusun oleh:
Nama : Dinda Eka Ferdiana
NIM : 205040200111043
Kelas :C
Asisten : Hana Syifa Salsabila Hasibuan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup sama seperti manusia, manusia memerlukan
energi untuk melangsungka kegiatan atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
tumbuhan tersebut. Tumbuhan memiliki akar, batang, daun,bunga dan biji atau buah.
Semua organ-organ yang dimiliki oleh tumbuhan itu mempunyai peranan atau fungsi
sendiri-sendiri. Di dalam tubuh tumbuhan juga melakukan suatu proses respirasi yang
terjadi di dalam tubuh.
Organologi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan fungsi
organ dari tumbuhan itu sendiri. Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa
macam jaringan akan membentuk suatu organ. Kumpulan bermacam-macam organ
membentuk suatu sistem organ. Akhirnya, beberapa macam sistem organ saling
melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk hidup.
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan. Akar
tumbuhan memiliki sifat-sifat sebagai berikut. Akar merupakan bagian tumbuhan yang
biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau
menuju ke udara (hidrotrop), selalu tumbuh ke arah yang berlawanan dengan udara dan
cahaya. Pada umumnya akar tidak berbuku-buku, tidak beruas dan tidak menjadi tempat
tumbuh dan berkembangnya daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.
Akar tidak berwarna hijau, biasanya berwarna keputih-putihan atau kekuningkuningan.
Akar merupakan bagian terpenting ketiga setelah daun dan batang. Jelas disini apa
yang dimaksud dengan akar yaitu sebuah organ utama pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan tumbuhan itu sendiri,
dan juga bermetamorfosis menjadi sebuah alat yang memiliki beranekaragam fungsi, salah
satunya sebagai alat penempel ataupun alat respirasi.
Tiap organ tumbuhan memiliki bagian dan fungsinya masing-masing. Tidak ada akar
semua organ pada tubuh tumbuhan tidak dapat berfungsi dengan baik karena akar dapat
menyimpan cadangan makanan yang disalurkan keseluruh bagian tubuh tumbuhan supaya
itu dapat terus tumbuhdan berkembang dengan sebaiknya. Akar juga merupakan jalan
utama untuk mengedarkan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh batang, daun maupun
bunga.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi akar.
2. Mengetahui tentang fungsi akar.
3. Mengetahui tentang sifat akar.
4. Mengetahui tentang sistem perakaran.
5. Mengetahui tentang bagian-bagian akar.
6. Mengetahui tentang macam-macam perakaran..
7. Mengetahui tentang macam-macam modifikasi akar.
8. Terampil dalam mengklasifikasikan tanaman.
9. Terampil mengklasifikasikan tanaman berdasarkan morfologi akar yang dimilikinya.
1.3 Manfaat
Dalam praktikum ini tentu banyak sekali manfaatnya bagi praktikan diantaranya
adalah mahasiswa diharapkan mampu memahami terkait definisi akar, fungsi akar, sistem
perakaran, bagian-bagian akar, macam-macam perakaran, serta macam-macam modifikasi
pada akar tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Akar
Akar merupakan organ penting pada tanaman terutama untuk menyerap air dan unsur
hara pada media tanam. Pada saat kekeringan dapat terjadi perubahan anatomi dan
fisiologi pada tanaman terutama pada akar (Fenta et al., 2014).
Akar tanaman adalah bagian yang penting dalam beradaptasi dengan lingkungannya
sekaligus sebagai alat mekanik dalaam mencegah terjadinya bencana longsor melalui
mekanisme cengkeraman tanah yang dilapisi permukaan dengan kedalaman 0-5 cm oleh
akar yang menyebar horizontal, selain itu juga menopong tegaknya batang sehingga
pohon tidak mudah tumbang oleh dorongan massa tanah. Dapat dikatakan, bahwa
kemampuan akar perpohonan meningkatkan kekuatan geser tanah ditaksir dengan
mengukur kerapatan panjang akar. (IGM Arya Parwata, dkk et al 2017).
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan umumnya tumbuh di dalam
tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan menjauhi cahaya. Akar tidak berbuku, tidak
beruas, dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus pada
ujungnya, bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah, dan
warnannya keputihan atau kekuningan (Haryani, 2016).
Root in botany, that part of a vascular plant normally underground. Its primary
functions are anchorage of the plant, absorption of water and dissolver minerals and
conduction of these to the stem and storage of reserve foods. Terjemahannya adalah akar
dalam botani adalah bagian tanaman vascular yang berada di bawah tanah. Fungsi
utamanya merupakan tempat berlabuh tanaman, penyerapan air serta mineral terlarut dan
konduksi ke batang, penyimpanan cadangan makanan. (Gloria Lotha et al 2020).
Root is a latest evolutionary innovation in the vegetative plant anatomy. Root in an
axial organ of plant with geotropic growth. One of root functions is to supply anchorage
of the plant body in soil or on various surfaces. Terjemahannya adalah akar merupakan
inovasi evolusi terbaru dalam anatomi tumbuhan vegetatif. Akar di organ aksial tanaman
dengan pertumbuhan geotropik. Salah satu fungsi akar adalah menyuplai penahan tubuh
tumbuhan di dalam tanah atau di berbagai permukaan (Shipunov, 2020).
Dari kelima definisi akar yang telah dikemukakan para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa akar tanaman merupakan salah satu organ penting yang ada pada
tanaman yang mampu menyerap air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta
berfungsi sebagai penopang tanaman, umumnya organ akar terdapat di dalam tanah
namun ada sebagian tanaman yang akarnya tidak di dalam tanah.
2.2 Fungsi Akar
Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda.
Fungsi utama organ akar pada tumbuhan, yaitu sebagai alat absorbsi air, nutrisi berbagai
garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempat
tumbuhnya. Hal ini sesuai denga napa yang dikemukakan oleh Silalahi (2018) bahwa
fungsi akar diantaranya :
a. Menentukan posisi tanaman
b. Absobsi air dan garam-garam mineral
c. Tempat penyimpanan makanan
d. Membawa air dari dalam tanah menuju batang
e. Pada beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosisntesis maupun respirasi.
Menurut Fivi Syukriah (2016) fungsi akar pada tumbuhan antara lain:
a. Jangkar serta dukungan tanaman
b. Menyerap dan mengalirkan air dan mineral
c. Produk toko fotosintesis (karbohidrat, gula, protein)
d. Musim dingin kelangsungan hidup tanaman keras
e. Makanan dan pakan
f. Perambatan
g. Pengendalian erosi tanah
2.3 Sifat Akar
Adapun sifat-sifat akar pada tanaman adalah sebagai berikut :
a. Tidak mempunyai klorofil
b. Tidak mempunyai nodus (tidak berbuku-buku) dan internodus (tidak beruas) serta
tidakmendukung daun- daun atau sisik maupun bagian-bagian lainnya
c. Bentuknya mudah meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah
d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi pertumbuhannya masih kalah jika
dibandingkan dengan batang
e. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidro trop), meninggalkan
udara dan cahaya
f. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
Menurut Haryani (2016), akar meiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Akar tidak berbuku, tidak beruas, dan tidak mempunyai daun atau bagian lainnya.
b. Akar tumbuh terus pada ujungnya
c. Bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah
d. Warnannya keputihan atau kekuningan
2.4 Sistem Perakaran
Sistem Perakaran menurut Silalahi (2016) dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang
dan akar serabut. Akar tunggang (tap roots) merupakan akar lembaga (radicula) yang
tumbuh terus menjadi akar utama dan bercabang-cabang lebih kecil. Akar serabut
(adventitious roots) merupakan akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya tidak
berkembang, tetapi pada pangkal batang keluar akar yang banyak dengan ukuran relatif
sama.
Kedua system perakaran ini akan mengalami percabangan untuk memperluas
penyerapan unsur hara dan memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman dikotil, akar
tunggang akan terbentuk bila tanaman diperbanyak secara generatif, tetapi tidak bila
diperbanyak secara vegetatif (stek dan cangkok). Sistem perakaran yang dapat ditemukan
pada tumbuhan umumnya ada dua yaitu sistem akar tunggang dan sistem akar serabut.
1. Sistem akar tunggang (radix primaria)

Sumber : Silalahi (2016)


Tumbuhan dengan sistem perakaran tunggang memiliki akar lembaga yang
berkembang menjadi akar pokok. Ada perkembangan selanjutnya, akar pokok
memiliki percabangan berupa akar-akar yang lebih kecil. Sistem perakaran
tunggang umum terdapat pada jenis tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae) dan
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Menurut Silalahi dan Adinugraha (2016), berdasarkan percabangan dan
bentuknya, akar tunggang dibedakan menjadi akar tunggang tidak bercabang dan
akar tunggang bercabang. Akar tunggang tidak bercabang biasanya hanya berupa
serabut akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak merupakan cabang karena
berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tunggang tersebut berfungsi
sebagai tempan penimbun zat cadangan makanan. Akar tunggang tidak bercabang
dibedakan menjadi:
a. Bentuk tombak (fusiformis)

Sumber : Silalahi (2016)


Pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai
percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan, misalnya pada
wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus). Berdasarkan bentuknya akar
ini disebut pula akar tombak.

b. Bentuk gasing (napiformis)

Sumber : Silalahi (2016)


Pangkal akar besar membulat, cabangcabang akar hanya pada ujung yang
sempit meruncing, misalnya pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan bit
(Beta vulgaris). Berdasarkan bentuk-bentuknya akar ini disebut akar gasing.
c. Berbentuk benang

Sumber : Silalahi (2016)


Akar tunggang yang bentuknya seperti akar serabut, seperti pada kratok. Akar
tunggang yang bercabang merupakan akar tunggang yang memiliki banyak
percabangan, namun biasanya cabangnya memiliki ukuran yang lebih kecil
dari akar utama. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke
bawah, bercabang-cabang banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga
memperluas daerah perakaran yang dapat menyerap air dan unsur hara.
Contohnya seperti pada akar tanaman bayam.
2. Sistem akar serabut (radix adventicia)

Sumber : Silalahi (2016)


Tumbuhan dengan sistem perakaran serabut memiliki akar lembaga yang mati.
Perkembangan selanjutnya, beberapa akar yang sama besar muncul pada pangkal
batang, karena tidak berasal dari calon akar (radicula), maka perakaran
tersebut dinamakan akar liar. Sistem perakaran serabut umum ditemukan pada
tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledoneae). Bentuk – bentuk akar yang
menyusun sistem perakaran serabut, antara lain:
a. Bentuk benang
Sitem perakaran yang menyusunnya kecil-kecil dan halus seperti benang, misal
pada padi (Oryza sativa). Sistem perakaran yang demikian disebut dengan akar
benang.
b. Bentuk tambang
Sistem perakaran yang menyusunnya kaku, keras dan cukup besar seperti
tambang, misal pada pohon kelapa (Cocos nusifera). Sistem perakaran
demikian disebut juga akar tambang.
c. Bentuk lengan atau serabut besar
Sistem perakaran yang menyusunnya akar-akar serabut yang besar-besar dan
menyerupai lengan dan tidak banyak memperlihatkan percabangan, misal pada
pohon pandan (Pandanus tectorius).
2.5 Bagian-Bagian Akar
Menurut Haryani (2016), bagian-bagian yang umum terdapat pada akar antara lain:
(Hasnunidah dan Wiono, 2019)
a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan
dengan pangkal batang.
b. Ujung akar (apex radix) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan
yang masih dapat melakukan pertumbuhan.
c. Batang akar (corpus radix) yaitu bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya.
d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tidak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari batang akar, dan
masing-masing dapat mengadakan pertumbuhan lagi.
e. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya
hanyalah penonjolan dinding luar sel-sel epidermis yang panjang, bentuknya
seperti rambut. Rambut-rambut akar ini berfungsi memperluas bidang penyerapan
akar sehingga lebih banyak air dan zat terlarut dalam tanah yang dapat dihisap.
f. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya pada ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Selain itu, menurut wardhani (2020) secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas:

Sumber : Maiti et al., (2012)

a. Epidermis
Sel epidermis adalah sel yang berkembang dari protoderma. Sel epidermis
memiliki bentuk pipih dan juga berdinding tipis. Pada bagian ujung akar, sel
epidermis termodifikasi menjadi rambut akar dan memiliki lapisan kutikula yang
sangat tipis.
b. Korteks
Korteks adalah bagian akar yang berada diantara epidermis dan silinder pusat.
Korteks terdiri atas sel parenkim yang tersusun melingkar. Korteks terletak pada
pada akar dan letak korteks akar berada lebih luar dari korteks pada batang.
c. Endodermis
Endodermis akar terdiri dari selapis sel yang tebal. Bentuk dan susunan sel-sel
endodermis berbeda dengan bentuk dan susunan sel-sel di sekitarnya. Oleh karena
itu, batas antara korteks akar dan endodermis akar akan terlihat sangat jelas, ketika
diamatai di bawah mikroskop. Sebagian sel-sel endodermis memiliki bagian
seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian ini
disebut pita kaspari. Bila diamati dengan mikroskop, penebalan gabus itu tampak
seperti titik-titik gabus pada dinding sel sehingga disebut titik kaspari. Endodermis
akar berperan sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat.
d. Silinder pusat (stele)
Stele berada pada sebelah endodermis dan juga pada akar, stele tersusun atas
jaringan xylem, floem dan juga perisikel. Perisikel terdiri atas sel yang memiliki
tipe parenkima yang ada di antara endodermis dengan jaringan pembuluh.
Perisikel adalah bagian akar yang berkembang dari procambium. Perisikel dapat
membentuk kambium dan jari jari pembuluh. Pada stele tumbuhan monokotil,
xilem primer terletak berselang-seling dengan floem primer, dengan letak xilem
lebih ke arah dalam daripada floem. Pada stel tumbuhan dikotil, xilemnya terletak
di bagian pusat akar. Stele pada tumbuhan dikotil ada yang memiliki bentuk
bintang.

2.6 Macam-macam Modifikasi Akar


Menurut Silalahi (2016) berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka
akar mempunyai sifat dan tugas khusus sebagai berikut :
a. Akar udara/gantung, tumbuh ke arah tanah. Keluar dari bagian di atas tanah. Punya
vilamen untuk menyimpan air dan udara. Anggrek kalajengking (Arachnis flos-
aeris) setelah mencapai tanah berfungsi menyerap dan unsur hara dari tanah,
bagian yang ada diatas tanah berubah menjadi batang. Contoh: Beringin (Ficus
benjamina).
b. Akar penggerek/pengisap, ada pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit, untuk
menggambil air dan hara dari tanaman inang. Contoh: Benalu (Loranthus sp.).

Sumber : Silalahi (2016)


c. Akar pelekat, keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat, untuk menempel
pada tiang panjat Lada (Piper nigrum). Akar pembelit, juga untuk memajat, tetapi
dengan memeluk tiang panjatnya. Contoh: Vanili (Vanilli paniflolia).

Sumber : Silalahi (2016)


d. Akar napas, cabang-cabang akar tumbuh tegak lurus ke atas, sehingga muncul dari
permukaan tanah.akar ini banyak mempunyai celah untuk masuknya udara.
Contoh: Kayu api (Sonneratia sp.).

Sumber : Silalahi (2016)


e. Akar tunjang, akar yang tumbuh dari bagian bawah batang menuju segala arah &
seolah-olah menopang batang agar tidak mudah rebah. Contoh: Pandan (Pandanus
conoideus).

Sumber : Silalahi (2016)


f. Akar lutut, bagian akar yang tumbuh keatas, kemudian membengkok lagi ke dalam
tanah. Contoh: Pohon tanjang.

Sumber : Silalahi (2016)


g. Akar banir, berbentuk seperti papan-papan yang disusun miring untuk memperkuat
batangnya. Contoh; Sukun (Arhtocarpus sp.) dan kenari (Canarium ovatum).

Sumber : Silalahi (2016)


Modifikasi dari akar:
1. Modifikasi dari akar tunggang.

Sumber : Silalahi (2016)


a. Fusiform roots : merupakan akar yang sangat tebal di bagian tengah
hingga ke ujung akar. Pada tipe akar ini hipokotil dan akar berfungsi
sebagai penyimpanan cadangan makanan. Sebagai contoh lobak (Raphanus
sativus).
b. Conical roots : merupakar akar yang memiliki ketebalan paling besar
dibagian atar dan makin kecil kebagian ujung. Sebagai contoh pada wortel
(Daucus carota).
c. Napiform : merupakar akar yang mengelembung dibagian tengah dan
sangat besar dan sangat kecil dibagian ujung. Sebagai contoh Turnip
(Brassica rapa), Sugarbeet.
d. Tuberous root : akar yang tidak memiliki bentuk yang tetap dan dapat
membesar atau mengembang pada beberapa bagian akar.
2. Nodulated root : nodul akar terbentuk dari cabang akar yang difikasai oleh
bakteri nitrogen (Rhizobium). Pada umumnya terdapat pada famili
Leguminosaceae seperti kacang-kacangan.
3. Respiratory roots : merupakan akar yang pada umumnya terdapat pada daerah
dengan kadar garam tinggi (halophyte) atau mangrove yang tumbuh karena
kekurangan oksigen. Beberapa cabang dari ujung akar tumbuh vertikal dan
keluar dari dalam tanah. Akar ini disebut juga sebagai pneumatophores yang
berfungsi menangkap oksigen ke dalam tubuh tumbuhan. Akar ini umumnya
dimiliki oleh Rhizophora, Heritiera, Sonaratia dan tumbuhan mangrove lainnya.

Sumber : Silalahi (2016)


Modifikasi dari akar adventif:

Sumber : Silalahi (2016)


1. Akar adventif sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
a. Umbi akar : ketika cadangan makanan disimpan di dalam akar maka akar
menjadi membesar (swollen) dan membentuk kumpulan seperti pada ubi
jalar/sweet potato (Ipomea batata).
b. Fasciculated : akar-akar bergelombol membentuk cluster dari sebelah
bawah nodus batang dan berdaging seperti pada Dahlia, Asparagus.
c. Nodulose : pada tipe ini ujung dari akar mebgembang ke arah atas sepertu
pada Melilotus, Curcuma amoda.
d. Beaded atau moniliform : akar mengembang ke arah atas seperti
kancingpada tempat-tempat yang berbeda pada interval yang teratur.
Seperti pada Vitis, Momordica (pare), Portulaca.
e. Annulated : akar memiliki serangkaian cincin yang memgenbang seperti
pada Psychrotia
2. Stilt roots atau akar penguat: akar ini muncul darii bawah nosus dan masuk ke
dalam tanah. Seperti pada Maize (Zea mays), Sugarcane (Saccharum
officinarum), Pandanus (pandan)
3. Prop root atau pillar roots : akar yang muncul dari cabang-cabang tanaman dan
tumbuh ke arah bawah dan masuk ke dalam tanah. Akar ini berfungsi untuk
menyokong batang seperti pada Banyan.
4. Butteress root; merupakan akar yang muncul dari bagian basal batang dan
menyebar ke arah yang berbeda ke dalam tanah seperti pada Ficus, Bombax ,
Terminalia. Akar ini merupakan karakteristik dari tanaman hutan hujan tropis.
5. Akar pemanjat (climbing roots) merupakan akar yang muncul dari nodus dan
membantu tanaman memanjat. Akar ini banyak ditemukan pada tanaman
Pothos, sirih (Pipie betle), lada (Piper nigrum), dan Techoma.
6. Foliar roots atau epiphyllous roots: merupakan akar yang muncul dari daun
seperti terdapat pada Bryophyllum, Bignonia.
Sumber : Silalahi (2016)
7. Akar penghisap (sucking atau haustorial roots atau parasitic roots) : merupakan
akar yang terdapat pada tanaman parasit. Akar tanaman ini masuk ke dalam
batang tanaman inang dan mengabsopsi nutrisi dari tanaman inang. Sebagai
contoh pada tanaman Dendrophthoe, Cuscuta, Viscum.
8. Assimilatory roots: marupakan akar yang terdapat di udara pada tanaman
Tinospora dan akar Trapa dan warnanya berubah menjadi hijau, sehingga
berfungsi juga untuk assimilasi.
9. Hygroscopic roots: merupakan akr yang ditemukan pada tumbuhan epifit
khususnya pada anggrek yang berfungsi membantu menyerap uap air dari
atmosfir dengan menggunakan jaringan khusus yang disebut dengan velamen.
Sebagai contoh pada tanaman Orchids, Banda
10. Contractile roots : merupakan akar yang menyusuf hingga 60 – 70% dari
panjang awal dan membawa rgan ke dalam tanah. Sebagai contoh corm dari
Crocus dan Fresia.
11. Root thorns : merupakan akar yang keras, tebal dan membentuk duri seperti
pada Pothos armatus.
12. Reproductive roots : merupakan akar yang berdaging, atau akar adventif yang
digunakan sebagai organ reproduksi seperti pada sweet potato (Ipomea batata)
dan Dahlia. Akar daun (leaf roots) pada Salvinia, satu daun pada setiap nodus
bermodifikasi menjadi truktur menyerupai akar yang bercabang-cabang ke
dalam air.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang diperlukan dalam praktikum identifikasi akar, yaitu sebagai berikut :
No Nama Alat Fungsi
1. Alat Tulis Untuk media pencatatan hasil penelitian, dalam hal ini alat tulis
yang diperlukan yaitu kertas, pensil, penggaris, spidol warna.
2. Kamera Untuk media perekeman gambar spesimen penelitian dalam
bentuk digital agar keaslian wujud spesimen dapat terjaga, dan
data dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
3.1.2 Bahan yang diperlukan dalam praktikum identifikasi akar, yaitu sebagai berikut :
No Nama Bahan Fungsi
1. Akar Sirih Untuk media spesimen praktikum identifikasi akar
2. Akar Kacang Untuk media spesimen praktikum identifikasi akar
Tanah
3. Akar Sawi Untuk media spesimen praktikum identifikasi akar

3.2 Cara Kerja

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Melakukan identifikasi pada masing-masing spesimen

Catat dan dokumentasikan hasil pengamatan

3.3 Analisa Perlakuan


Dalam melakukan kegiatan praktikum identifikasi akar, langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan menyiapkan alat dan bahan. Alat yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum identifikasi akar, yaitu alat tulis dan camera. Alat tulis dalam kegiatan
praktikum identifikasi akar ini berfungsi sebagai media pencatatan hasil penelitian, dalam
hal ini alat tulis yang dibutuhkan yaitu kertas, pensil, penggaris, spidol warna. Sedangkan
camera dalam kegiatan praktikum identifikasi daun ini berfungsi sebagai media
perekeman gambar spesimen penelitian dalam bentuk digital agar keaslian wujud
spesimen dapat terjaga, dan data dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Langkah kedua yang dilakukan dalam kegiatan praktikum identifikasi akar ini
yaitu, melakukan pengamatan. Pengamatan dalam kegiatan praktikum identifikasi akar
ini, yaitu mengamati spesimen dengan memperhatikan sistem perakaran dan juga macam
modifikasinya.
Langkah ketiga atau langkah terakhir yang dilakukan dalam kegiatan praktikum
identifikasi akar ini, adalah dengan melakukan pencatatan hasil pengamatan di tabel yang
terletak di lembar yang telah disediakan dan membuat kesmpulan dari kegiatan praktikum
yang dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Spesimen
a. Klasifikasi Tanaman Sirih
 Nama local : Sirih Hijau
 Kingdom : Plantae
 Division : Magnoliophyta
 Class : Magnoliopsida
 Ordo : Piperales
 Family : Piperaceae
 Genus : Piper
 Species : Piper betle Linn (Inayatullah,
2012) Sumber : Tri Mustika (2017)

b. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah


 Nama local : Kacang Tanah
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Classis : Dycothyledonae
 Ordo : Polypetalae
 Familia : Papiliomidae
 Genus : Arachis
 Spesies : Arachis hypoge L (Zuli
Rohmawati Fauzi et al., 2010) Sumber : : Syafi,i (2010)

c. Klasifikasi Tanaman Sawi


 Nama local : Sawi Hijau
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledone
 Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
 Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
 Genus : Brassica
 Spesies : Brassica rapa I. Subsp. Perviridis
Bayley (Margiyanto, 2007) Sumber : Risnawati (2016)
4.2 Hasil Identifikasi Akar
Akar Sistem Perakaran Modifikasi Dokumentasi

Sirih Akar tunggang Akar Pelekat


benang

Kacang Tanah Akar tunggang Umbi akar serabut


bercabang

Sawi Hijau Akar tunggang -


bercabang

a. Sirih

Sirih termasuk dalam family piperaceae, merupakan jenis tumbuhan merambat


dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15 meter. Sirih memiliki daun
tunggal letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar telur atau
bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit,
ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5-18 cm,
lebar 3-12 cm. (Koensoemardiyah, 2010).
b. Kacang Tanah

Kacang tanah adalah tanaman palawija, yang tergolong dalam family


Leguminoceae sub-famili Papilionoideae, genus Arachis dan Hypogea. Sebagai
tanaman pangan, kacang tanah menduduki peringkat ketiga setelah padi dan kedelai.
Sedangkan dalam komoditas kacang-kacangan, kacang tanah menduduki peringkat
kedua setelah kedelai. (Kasno, A., & Harnowo, D. (2014).
c. Sawi

Sawi hijau merupakan suku sawi-sawian atau Brassicaceae merupakan jenis


sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso,
sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar atau diolah menjadi
asinan, lalapan, dan berbagai masakan lainnya. Sawi hijau umumnya dikonsumsi
dalam bentuk olahan karena sawi mentah rasanya pahit karena ada kandungan alkaloid
carpaine. (Margiyanto, 2007).
4.3 Pembahasan Hasil Identifikasi
1. Tanaman Sirih

Pada pengamatan identifikasi akar tanaman sirih hijau (Piper betle Linn), dapat
diketahui bahwa akar sirih memiliki sistem perakaran tunggang benang. Pada akar
tanaman sirih terjadi modifikasi akar pelekat.
Akar sirih adalah akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat
kekuningan.Batang sirih berwarna coklat kehijauan ada juga hijau keunguan,
berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat keluarnya akar. (Tri Mustika Sarjani,
2017).
2. Tanaman Kacang Tanah
Pada pengamatan identifikasi akar tanaman kacang tanah (Arachis hypoge L),
dapat diketahui bahwa akar kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang
bercabang. Pada akar tanaman kacang tanah terjadi modifikasi akar umbi akar serabut.
Akar kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak
tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalah perakaran serabut, yamg
merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah akan tumbuh sedalam 40 cm. Akar
tanaman kacang tanah bersisbiosis dengan bakteri Rhizombium radiicola. Bakteri ini
terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman kacang dan hidup
bersimbiosis saling menguntungkan. Keragaman terlihat pada ukuran, jumlah dan
sebaran bintil. Jumlah bintil beragam dari sedikit hingga banyak dari ukuran kecil
hingga besar, dan terdistribusi pada akar utama atu akar lateral. Sebagian besar aksesi
memiliki bintil akar dengan ukuran sedang dan menyebar pada akar lateral. (Trustinah,
2015).
3. Tanaman Sawi

Pada pengamatan identifikasi akar tanaman sawi hijau (Brassica rapa I. Subsp.
Perviridis Bayley), dapat diketahui bahwa akar sawi hijau memiliki sistem perakaran
tunggang bercabang. Pada akar tanaman kacang tanah tidak terjadi modifikasi akar.
Menurut Ahmad (2010), Sawi memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar
yang bentuknya bulat panjang (silinder) menyebar ke semua arah pada kedalaman
antara 3-5 cm. Akar ini berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akar tanaman merupakan salah satu organ penting yang ada pada tanaman yang
mampu menyerap air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta berfungsi sebagai
penopang tanaman, umumnya organ akar terdapat di dalam tanah namun ada sebagian
tanaman yang akarnya tidak di dalam tanah. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa akar memegang peran penting dalam pertumbuhan tanaman. Dalam
hal tersebut, akar tanaman memiliki sitem perkaran yang berbeda namun, bagian dan
fungsinya tetap sama. Selain itu, pada akar juga dapat terjadi modifikasi yang memiliki
fungsi yang berbeda.
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah sebaiknya dilakukan dengan secara offline.
Karena agar dengan mudah kami memahami isi dari materi-materi yang dipelajari dan
dengan memaparkan pengertian secara langsung dengan terjun ke lapangan akan
memudahkan kami untuk mengerti dan mengingat.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Z. R. (2010). Evaluasi Ketahanan Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea
L) Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia arachidis Speg).
Fenta, B. S. (2014). Field phenotyping of soybean roots for drought stress tolerance.
Agronomy, 4:418-435.
Fivi Syukriah, L. P. (2016). Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D Pada Pembuatan
Organologi Tumbuhan. 23-32.
Fuad, A. (2010). Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L).
Haryani, T. S. (2016). Organo Nutritivum (Daun, Batang, dan Akar). Tangerang: Pustaka UT.
Hasnunidah, N. d. (2019). Botani Tumbuhan Tinggi. Bandar Lampung, 55-63.
Kasno, A. H. (2014). Karakteristik varietas unggul kacang tanah dan adopsinya oleh petani. J.
Iptek Tanam. J. Iptek Tanam.Pangan, 9:13–23.
Koensoemardiyah. (2010). Khasiat dan Manfaat Daun Sirih, Sentra Informasi IPTEK.
Jakarta.
Lotha, G. (2020). Root.
Maiti, R. J. (2012). Antidiabetic effect of aqueous extract of seed of Tamarindus indica in
streptozotocin-induced diabetic rats. Journal of Ethanopharmacology, 85-91.
Margiyanto, E. (2007). Hortikultura. Bantul: Cahaya Tani.
Parwata, I. A. (2017). Pertumbuhan dan Distribusi Akar Tanaman Muda Beberapa Genotipe
Unggul Jarak Pagar (Jatropha curcas L).
Risnawati. (2016). Pengaruh Penambahan Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) Pada Media
Arang Sekam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Secara Hidroponik.
S.Inayatullah. (2012). Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus. Jakarta: Jurnal Penelitian UIN Jakarta.
Shipunov, A. (2020). Introduction to Botaniy. North Dakota: 95-101.
Silalahi, M. (2016). Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan.
Silalahi, M. d. (2018). Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jakarta: UKI PRESS.
Syafi’i, R. F. (2010). Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Fraksi Polar Ekstrak Kuli
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L). Surakarta: Jurnal Penilitian Universitas:
Muhammadiyah Surakarta.
Tri Mustika Sarjani, M. E. (2017). Identifikasi Morfologi dan Anatomi Tipe Stomata Famili
Piperaceae di Kota Langsa. 182-191.
Trustinah. (2015). Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Balitkabi. 40-59.
Wardhani. (2020). Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12. Yogyakarta:
Diandra Kreatif.
LAMPIRAN

You might also like