Professional Documents
Culture Documents
“Identifikasi Akar”
Disusun oleh:
Nama : Dinda Eka Ferdiana
NIM : 205040200111043
Kelas :C
Asisten : Hana Syifa Salsabila Hasibuan
a. Epidermis
Sel epidermis adalah sel yang berkembang dari protoderma. Sel epidermis
memiliki bentuk pipih dan juga berdinding tipis. Pada bagian ujung akar, sel
epidermis termodifikasi menjadi rambut akar dan memiliki lapisan kutikula yang
sangat tipis.
b. Korteks
Korteks adalah bagian akar yang berada diantara epidermis dan silinder pusat.
Korteks terdiri atas sel parenkim yang tersusun melingkar. Korteks terletak pada
pada akar dan letak korteks akar berada lebih luar dari korteks pada batang.
c. Endodermis
Endodermis akar terdiri dari selapis sel yang tebal. Bentuk dan susunan sel-sel
endodermis berbeda dengan bentuk dan susunan sel-sel di sekitarnya. Oleh karena
itu, batas antara korteks akar dan endodermis akar akan terlihat sangat jelas, ketika
diamatai di bawah mikroskop. Sebagian sel-sel endodermis memiliki bagian
seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian ini
disebut pita kaspari. Bila diamati dengan mikroskop, penebalan gabus itu tampak
seperti titik-titik gabus pada dinding sel sehingga disebut titik kaspari. Endodermis
akar berperan sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat.
d. Silinder pusat (stele)
Stele berada pada sebelah endodermis dan juga pada akar, stele tersusun atas
jaringan xylem, floem dan juga perisikel. Perisikel terdiri atas sel yang memiliki
tipe parenkima yang ada di antara endodermis dengan jaringan pembuluh.
Perisikel adalah bagian akar yang berkembang dari procambium. Perisikel dapat
membentuk kambium dan jari jari pembuluh. Pada stele tumbuhan monokotil,
xilem primer terletak berselang-seling dengan floem primer, dengan letak xilem
lebih ke arah dalam daripada floem. Pada stel tumbuhan dikotil, xilemnya terletak
di bagian pusat akar. Stele pada tumbuhan dikotil ada yang memiliki bentuk
bintang.
a. Sirih
Pada pengamatan identifikasi akar tanaman sirih hijau (Piper betle Linn), dapat
diketahui bahwa akar sirih memiliki sistem perakaran tunggang benang. Pada akar
tanaman sirih terjadi modifikasi akar pelekat.
Akar sirih adalah akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat
kekuningan.Batang sirih berwarna coklat kehijauan ada juga hijau keunguan,
berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat keluarnya akar. (Tri Mustika Sarjani,
2017).
2. Tanaman Kacang Tanah
Pada pengamatan identifikasi akar tanaman kacang tanah (Arachis hypoge L),
dapat diketahui bahwa akar kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang
bercabang. Pada akar tanaman kacang tanah terjadi modifikasi akar umbi akar serabut.
Akar kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak
tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalah perakaran serabut, yamg
merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah akan tumbuh sedalam 40 cm. Akar
tanaman kacang tanah bersisbiosis dengan bakteri Rhizombium radiicola. Bakteri ini
terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman kacang dan hidup
bersimbiosis saling menguntungkan. Keragaman terlihat pada ukuran, jumlah dan
sebaran bintil. Jumlah bintil beragam dari sedikit hingga banyak dari ukuran kecil
hingga besar, dan terdistribusi pada akar utama atu akar lateral. Sebagian besar aksesi
memiliki bintil akar dengan ukuran sedang dan menyebar pada akar lateral. (Trustinah,
2015).
3. Tanaman Sawi
Pada pengamatan identifikasi akar tanaman sawi hijau (Brassica rapa I. Subsp.
Perviridis Bayley), dapat diketahui bahwa akar sawi hijau memiliki sistem perakaran
tunggang bercabang. Pada akar tanaman kacang tanah tidak terjadi modifikasi akar.
Menurut Ahmad (2010), Sawi memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar
yang bentuknya bulat panjang (silinder) menyebar ke semua arah pada kedalaman
antara 3-5 cm. Akar ini berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akar tanaman merupakan salah satu organ penting yang ada pada tanaman yang
mampu menyerap air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta berfungsi sebagai
penopang tanaman, umumnya organ akar terdapat di dalam tanah namun ada sebagian
tanaman yang akarnya tidak di dalam tanah. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa akar memegang peran penting dalam pertumbuhan tanaman. Dalam
hal tersebut, akar tanaman memiliki sitem perkaran yang berbeda namun, bagian dan
fungsinya tetap sama. Selain itu, pada akar juga dapat terjadi modifikasi yang memiliki
fungsi yang berbeda.
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah sebaiknya dilakukan dengan secara offline.
Karena agar dengan mudah kami memahami isi dari materi-materi yang dipelajari dan
dengan memaparkan pengertian secara langsung dengan terjun ke lapangan akan
memudahkan kami untuk mengerti dan mengingat.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Z. R. (2010). Evaluasi Ketahanan Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea
L) Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia arachidis Speg).
Fenta, B. S. (2014). Field phenotyping of soybean roots for drought stress tolerance.
Agronomy, 4:418-435.
Fivi Syukriah, L. P. (2016). Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D Pada Pembuatan
Organologi Tumbuhan. 23-32.
Fuad, A. (2010). Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L).
Haryani, T. S. (2016). Organo Nutritivum (Daun, Batang, dan Akar). Tangerang: Pustaka UT.
Hasnunidah, N. d. (2019). Botani Tumbuhan Tinggi. Bandar Lampung, 55-63.
Kasno, A. H. (2014). Karakteristik varietas unggul kacang tanah dan adopsinya oleh petani. J.
Iptek Tanam. J. Iptek Tanam.Pangan, 9:13–23.
Koensoemardiyah. (2010). Khasiat dan Manfaat Daun Sirih, Sentra Informasi IPTEK.
Jakarta.
Lotha, G. (2020). Root.
Maiti, R. J. (2012). Antidiabetic effect of aqueous extract of seed of Tamarindus indica in
streptozotocin-induced diabetic rats. Journal of Ethanopharmacology, 85-91.
Margiyanto, E. (2007). Hortikultura. Bantul: Cahaya Tani.
Parwata, I. A. (2017). Pertumbuhan dan Distribusi Akar Tanaman Muda Beberapa Genotipe
Unggul Jarak Pagar (Jatropha curcas L).
Risnawati. (2016). Pengaruh Penambahan Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) Pada Media
Arang Sekam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Secara Hidroponik.
S.Inayatullah. (2012). Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus. Jakarta: Jurnal Penelitian UIN Jakarta.
Shipunov, A. (2020). Introduction to Botaniy. North Dakota: 95-101.
Silalahi, M. (2016). Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan.
Silalahi, M. d. (2018). Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jakarta: UKI PRESS.
Syafi’i, R. F. (2010). Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Fraksi Polar Ekstrak Kuli
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L). Surakarta: Jurnal Penilitian Universitas:
Muhammadiyah Surakarta.
Tri Mustika Sarjani, M. E. (2017). Identifikasi Morfologi dan Anatomi Tipe Stomata Famili
Piperaceae di Kota Langsa. 182-191.
Trustinah. (2015). Morfologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Balitkabi. 40-59.
Wardhani. (2020). Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12. Yogyakarta:
Diandra Kreatif.
LAMPIRAN