Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat (hereditas) yang
diwariskan kepada anak cucu serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya. Berikut ini merupakan perkembangan genetika, yaitu mada masa Anthonie van Leeuwenhoek (1632) yang berhasil menemukan mikroorganisme, kemudian ada Linnaeus (1707) yang juga berhasil menemukan sistem penamaan spesies secara binomial, Chevalier de Lamark (1744) yang mengusulkan teori evolusi, serta Charles Lyel (1797) yang mengusulkan singkatan pada penemu suatu spesies dibelakang nama binomialnya.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Charles Darwin yang melakukan
pengamatan kemudian menerbitkan buku pada tahun 1859 yang berjudul “On the origin of species by means of natural selection” (buku ini dikenal sebagai teori evolusi yang berdasarkan seleksi alam, namun teori ini hanya berlaku pada sifat organisme yang diwariskan dalam turunannya, dan tidak berlaku jika menerangkan tentang mekanisme pewarisan sifat). Kemudian ada Francis Galton (keponakan charles darwin) yang menerangkan bahwa kemiripan sebuah keluarga disebabkan oleh kesamaan gen, lingkungan, serta keduanya. Pemikiran ini merupakan prinsip dasar dari genetika kuantitatif. Dan yang terakhir Gregor Mendel (pertengahan abad ke-19), dia melakukan serangkaian persilangan kepada kacang ercis, mendel menggunakan pendekatan matematika kemudian mempublikasikannya pada tahun 1865 dengan buku yang berjudul “Experiment in plant hybridization”.
Hukum mendel I (hukum segregasi) yang menjelaskan bahwa setiap gen di
dalam sel akan berpisah atau bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet. Sedangkan Hukum mendel II (hukum asortasi) menjelaskan padasetiap gen akan bergabung/berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. Adapun percobaan sederhana praktikum Hukum Mendel I (persilangan monohibrid). Alat yang dibutuhkan adalah kertas 2 warna, wadah, serta alat tulis. Mekanismenya sebagai berikut, kertas 2 warna dipotong kecil-kecil menjadi 25 bagian, dimana 25 kertas hijau sebagai induk jantan lalu 25 kertas putih sebagai induk jantan, dan juga 25 kertas hijau sebagai induk betina lalu 25 kertas putih sebagai induk betina. Dua jenis ini dipisah ke dalam dua wadah yang berbeda, yang kemudian diacak dan diambil secara acak juga yang kemuadian dipasangkan dan dihitung rasio genotip serta fenotipnya. Ulangi hal yang sama sebanyak 3 kali percobaan/ulangan.
Hukum mendel II (hukum asortasi) berlaku ketika pembentukn gamet
pada persilangan dihibrid yang bisa dilakukan dengan alat-alat sederhana seperti persilangn minihibrid. Pada pembentukan gamet parental kedua terjadi penggabungan bebas antara B dengan b dan K dengan k. Asortasi ini dapat menghasilkan 4 macam kombinasi gamet yaitu BK, Bk, bK, serta bk.
Ada juga persilangan resiprok yang bertujuan untuk membuktikan bahwa
induk jantan dan betina mempunyai kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat. Jika hasil persilangan ini sama berarti gen pengendalinya terdapat pada inti. Kemudian ada juga persilangan test cross yaitu persilangan individu F1 dengan induk yang bersifat homozigot resesif untuk mengetahui individu bersifat homozigot maupun heterozigot. Dan juga ada persilangan back cross (persilangan balik) yang merupakan persilangan antara keturunan pertama dengan salah satu tetua. Untuk memindahkan gen dan juga sifat tertentu yang diinginkan dari salah satu tetuanya.