You are on page 1of 91

MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN GEDUNG
BERKAT CIPTA ZEGA
DATA PRIBADI

S1 Universitas Negeri Surabaya


S2 Universitas Gadjah Mada

Dosen Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya

Hp: +62 81331532273


Email: berkatzega@unesa.ac.id
Berkat Cipta Zega,
S.Pd., M.Eng.
1 4
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan,
Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Melakukan Pekerjaan Persiapan
dan Lingkungan (SMK3L)

2 Melakukan Komunikasi di Tempat


Kerja 5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

3 Menyusun Rencana Pelaksanaan


6 Melakukan Pekerjaan Akhir
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

Melaksanakan peraturan dan


perundang-undangan yang
terkait jasa konstruksi dan
bangunan Gedung

Melaksanakan ketentuan
Sistem Manajemen Mutu
(SMM) terkait pelaksanaan
pekerjaan pembangunan
Gedung

Melaksanakan Sistem
Ketentuan Manajemen dan
Kerja serta Keselamatan
Kesehatan Lingkungan (SMK3L)
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

PENGETAHUAN:
1. Peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pekerjaan bangunan
gedung
2. Sistem Manajemen Mutu (SMM)
3. Sistem Manajemen K3L KETERAMPILAN:
4. Norma dan standar terkait 1. Menjelaskan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan Gedung.
2. Menerapkan peraturan dan perundang-
undangan yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan, terutama K3L
3. Mengaplikasikan Sistem Manajemen Mutu
dalam pelaksanaan pekerjaan gedung
4. Mengendalikan lingkungan tempat kerja
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

Pasal 22: Kontrak kerja Konstruksi


Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya
harus mencakup uraian mengenai:
“Perlindungan tenaga kerja yang memuat
ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan K3 serta jaminan sosial”

“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib Pasal 23: Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi


memenuhi ketentuan tentang keteknikan, Ayat (2) : Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
keamanan, keselamatan dan kesehatan wajib memenuhi ketentuan tentang keamanan,
kerja, perlindungan tenaga kerja dan keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan
lingkungan, untuk mewujudkan terib tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat
untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi” penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
Psl 1 (1)
“tempat kerja” ialah ruangan atas lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di ruang
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang
diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
Psl 1 (2)
Kewajiban
Secara tertulis menempatkan semua syarat “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas
keselamatan kerja (UU & semua peraturan memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau
pelaksanaan yg berlaku) bagiannya yang berdiri sendiri.
Memasang gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan. Psl 1 (6)
Menyediakan secara cuma-cuma semua “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga
yang memasuki tempat kerja. Kerja yang ditunjukoleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang- undang ini.
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan


terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
dan penegakan hukum.
Dampak lingkungan
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya


sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
Dampak lingkungan
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

2. Menjelaskan kepada pihak terkait 3. Pemilihan peraturan di tempat kerja

1. Inventarisasi

4. Penggunaan dalam pekerjaan


konstruksi bangunan Gedung 5. Evaluasi penerapan
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIANNYA

1. Jatuh terpeleset
2. Kejatuhan barang dari atas a. Pengendalian teknik: Mengganti prosedur kerja,
menutup, mengisolasi bahan berbahaya,
3. Terinjak menggunakan otomatisasi pekerjaan,
4. Terkena barang yang runtuh, roboh menggunakan cara kerja basah dan ventilasi
pergantian udara.
5. Berkontak dengan suhu panas,
b. Pengendalian administrasi: Mengurangi waktu
6. dan suhu dingin. pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
7. Terjatuh, terguling kesehatan kerja, memakai alat pelindung,
memasang tanda-tanda peringatan, membuat
8. Terjepit, terlindas daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan
pelatihan system penanganan darurat.
9. Tertabrak
c. Pemantauan kesehatan: Melakukan pemeriksaan
10. Tindakan yang tidak benar
kesehatan.
11. Terkena benturan keras
Menerapkan Peraturan Perundang- Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan
1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

KETAATAN PELAKSANAAN EVALUASI PELAKSANAAN

Pemeriksaan meliputi:
ü Persyaratan keselamatan umum,
ü Konstruksi bangunan,
ü Mutu hasil pekerjaan,
ü Mutu bahan dan atau komponen bangunan,
ü Mutu peralatan sesuai dengan standar atau
norma yang berlaku.
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

Menginterpretasikan informasi
1 pekerjaan yang terkait dengan 2 Mengomunikasikan instruksi
kerja kepada bawahan 3 Melaksanakan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait
pelaksanaan pekerjaan

MEDIA
KOMUNIKASI
BERDASARKAN
JENIS PEKERJAAN

GAMBAR KERJA ALAT KOMUNIKASI/HT


2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

PENGETAHUAN:
1. Sistem Teknologi Informasi dan Transaksi
Elektronik
2. Alat komunikasi, seperti handy talkie,
handphone dan fix phone
3. Sandi-sandi pengoperasian alat berat,
pengukuran menggunakan waterpass
atau theodolit dan istilah-istilah yang
digunakan pada komunikasi
menggunakan handy talkie ataupun
sandi-sandi khusus lainnya sesuai
peraturan perusahaan.
KETERAMPILAN:
1. Menggunakan komputer dan gadget lainnya
sebagai alat komunikasi
2. Menggunakan alat komunikasi seperti handy
talkie, handphone, fix phone dan lain-lain
3. Menggunakan sandi-sandi yang diterapkan pada
pekerjaan pembangunan gedung
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

2. SUMBER 3. INFORMASI 4. INSTRUKSI


1. INFORMASI
INFORMASI KERJA KERJA

6. DAFTAR 5. URAIAN
SIMAK PEKERJAAN
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

2. SUMBER
1. INFORMASI 3. INFORMASI KERJA
INFORMASI
ü Gambar Kerja ü Gambar kerja kepada PL
ü Spesifikasi Teknis ü Gambar kerja
1. Jenis Pekerjaan
ü Dokumen Kontrak kepada PL 2. Kebutuhan Material
ü Jadwal Rencana 3. Kebutuhan SDM
Kerja ü Laporan
4. Kebutuhan waktu pelaksanaan
ü SMM ü Pemeriksaan ü Laporan
ü Metode Kerja 1. Penggunaan Material
2. Penggunaan Tenaga Kerja
3. Penggunaan Alat
4. Kondisi Cuaca
ü Pemeriksaan
1. Chekclist item pekerjaan
2. Berita acara pemeriksaan
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

4. INTRUKSI 5. URAIAN 6. DAFTAR


KERJA PEKERJAAN SIMAK
1. Perintah memulai
pekerjaan
2. Perintah
menghentikan Pekerjaan yang akan
pekerjaan dilaksanakan
3. Perintah
mengakhiri
pekerjaan
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

INSTRUKSI KERJA
1. Jenis Pekerjaan 4. Kebutuhan Alat
- Instruksi pekerjaan persiapan - Perhitungan volume kebutuhan alat untuk
pekerjaan persiapan
- Instruksi pekerjaan . . . .
- Perhitungan volume kebutuhan alat untuk …
2. Kebutuhan Material
5. Kebutuhan Waktu Pelaksanaan
- Perhitungan volume kebutuhan material untuk
pekerjaan persiapan - Penyusunan program kerja / jadwal kerja
- Perhitungan volume kebutuhan material untuk … - Instruksi pekerjaan mulai
3. Kebutuhan Tenaga Kerja - Instruksi pekerjaan berhenti
- Perhitungan volume kebutuhan tenaga kerja - Instruksi pekerjaan selesai
untuk pekerjaan persiapan
- Perhitungan volume kebutuhan tenaga kerja
untuk …
2 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

D
A
F
T
A
R

S
I
M
A
K
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

Mengumpulkan informasi
tentang dan daerah sumber
1 kebiasaan setempat daya dan 4 Meninjau kembali jadwal
pelaksanaan pekerjaan
kebiasaan daerah setempat

Mengkaji Rencana Anggaran


2 Meninjau kembali prosedur
dan metode kerja 5 Pelaksanaan (RAP) dan arus
kas (cash flow)

3 Meninjau kembali organisasi


proyek
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

PENGETAHUAN:
1. Metode Kerja Pekerjaan Pembangunan
Gedung
2. Perilaku Organisasi
3. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja KETERAMPILAN:
4. Analisis Uraian Tugas (Job Description) 1. Menguasai item-item pekerjaan yang dilakukan
5. Rekrutmen, Seleksi dan Pengangkatan pada pembangunan gedung
Tenaga Kerja 2. Membuat organisasi proyek dengan span of
6. Project Scheduling (Network Planning, management yang sesuai dengan situasi dan kondisi
serta efisien
Critical Path Method, Bar Chart)
3. Melakukan optimalisasi harga satuan untuk setiap
7. Analisa Biaya Pekerjaan Pembangunan item pekerjaan, khususnya biaya material/bahan,
Gedung peralatan dan tenaga kerja
8. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan 4. Membuat jadwal yang sesuai dengan situasi dan
kondisi proyek, terkait dengan sumber daya yang
9. Analisa Arus Kas ada
5. Membuat jadwal penerimaan dan pemasukan
peralatan, material, dan tenaga kerja serta
biaya/dana berdasarkan rencana anggaran biaya
pelaksanaan yang dibuat
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

1 3

2 4
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

Bangunan dibangun berdasarkan pertimabangan kemanfaatan,


keselamatan, keseimbangan, keserasian dan keselarasan dengan
1 lingkungan. Pertimbangan tersebut bertujuan untuk mendapatkan
gedung yang funsional, keandalan teknis terjamin serta kepastian
hukum bagi pemilik, dan pengguna.

Pemerintah sebagai penyelengga Ada beberapa persyaratan bangunan Gedung, diantaranya:


Negara mengatur penyelenggaraan
bangunan gedung dimulai dari 1. Persyaratan Adminstratif Gedung: status ha katas tanah,
perencanaan, pembangunan, Kepemilikan dan IMB
pemeliharaan, perawatan, pelestarian,
pemanfaatan dan pemugaran supaya 2. Persyaratan tata bangunan: Intesitas bangunan, Arsitektur
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat bangunan, pengendalian dampak lingkungan
untuk kesejahtraan umum.
3. Persyaratan keandalan bangunan Gedung: Keselamaan,
Selain itu diatur oleb baik Pemerintah kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan.
Daerah atau Pemerintah Pusat peran
dari pemilik, pengguna, masyarakat 4. Persyaratan Bangunan Gedung Fungsi Khusus: kriteria
dan pengkaji teknis dalam bangunan ini berdasarkan intansi yang berwenang
penyelenggaran bangunan dalam
berkegiatan didalam bangunan. 5. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk Peraturan Pemerintah ini mengatur


ketentuan pelaksanaan tentang
mewujudkan penyelenggaraan bangunan
gedung yang tertib, baik secara ü Fungsi bangunan gedung,
administratif maupun secara teknis, agar ü Persyaratan bangunan gedung,
terwujud bangunan gedung yang ü Penyelenggaraan bangunan gedung,
fungsional, andal, yang menjamin ü Peran masyarakat dalam
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan penyelenggaraan bangunan gedung,
kemudahan pengguna, serta serasi dan ü Pembinaan dalam penyelenggaraan
selaras dengan lingkungannya. bangunan gedung.
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

3 4
Pedoman teknis ini bertujuan untuk
terselenggaranya fungsi bangunan gedung yang
selamat, sehat, nyaman, dan memberikan
kemudahan bagi penghuni dan/atau pengguna Pedoman Teknis ini bertujuan untuk
bangunan gedung, serta efisien, serasi, dan
selaras dengan lingkungannya. terselenggaranya fungsi bangunan gedung
Ruang lingkup pedoman teknis ini meliputi fungsi, yang selamat, sehat, nyaman, dan
klasifikasi dan persyaratan teknis bangunan memberikan kemudahan bagi penghuni
gedung.
dan/atau pengguna bangunan gedung,
Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung meliputi serta efisien, serasi, dan selaras dengan
ü Persyaratan mengenai fungsi lingkungannya.
ü Penetapan fungsi bangunan gedung,
ü Klasifikasi bangunan gedung,
ü Perubahan fungsi
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


• Project plan
• Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan
• Uraian pelaksanaan pekerjaan
• Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal
kebutuhan peralatan
• Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (tukang dan pekerja)
• Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material
• Dukumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan yang diperlukan
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG BAIK

• Memenuhi syarat teknis


• Memenuhi syarat ekonomis
• Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya
• Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan dipertimbangan.
• Manfaat positif construction method
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG BAIK


1. SITE PLAN
2. KEBUTUHAN
ALAT/PRODUKTIVITAS UNIT PRICE:
3. KEBUTUHAN TENAGA KERJA ü KOMPETITIF
ANALISA HARGA SATUAN
4. KEBUTUHAN MATERIAL ü EKONOMIS
5. URUTAN/TAHAPAN PEKERJAAN ü WAJAR DAN EFISIEN
6. SKETS PENJELASAN
PELAKSANAAN
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

1. SITE PLAN
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

2. KEBUTUHAN
ALAT/PRODUKTIVITAS
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

2. KEBUTUHAN
ALAT/PRODUKTIVITAS

Jadwal Persiapan alat:


ü Pemilihan sumber
alat
ü Negosiasi dengan
pemilik alat
ü Mobilisasi alat
ü Persiapan kerja
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

3. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Misalnya:


Dalam satu tahun terdapat 100 proyek yang harus
diselesaikan. Dalam satu proyek, dibutuhkan 4 jam untuk
menyelesaikannya.
• Waktu kerja produktif pekerjanya dalam setahun :
2.000 jam
• Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan : 4 jam x 100
proyek = 400.000 jam
• Dengan perhitungan tersebut, jumlah yang dibutuhkan
: 400.000 jam /2.000 jam = 200 orang
Metode seperti ini dapat digunakan untuk pekerjaan yang
bersifat monoton
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

3. KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Jadwal Persiapan tenaga kerjal;


ü Menunjuk supplier
tenaga/mandor
ü Negosiasi harga
ü Mobilisasi sampai lokasi
proyek
ü Istirahat dan perseiapan kerja
ü Penyesuaian dan pengaturan
kerja
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

Menghitung kebutuhan material bangunan adalah


4. KEBUTUHAN MATERIAL = volume pekerjaan x kebutuhan material persatuan
= VP x KMS

Contoh:
membangun pasangan dinding batu bata dengan lebar 6
m dan ketinggian 3 m.
Maka, berapa jumlah batu bata 5x10x20cm yang
dibutuhkan/
Dengan pasangan 6 m x 3 m = 18 m2

Tinggi bata+spesi = 5+1,5 = 15


Panjang bata+spesi = 20+1,5 = 5
Maka Kebutuhan meter persegi = 5*15 = 75 buah

Kebutuhan 18 m2 = 18m2 x 75buah = 1350 buah


3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

4. KEBUTUHAN MATERIAL

Jadwal Persiapan material;


ü Test material
ü Persetujuan contoh
ü Penunjukan supplier
ü Negosiasi harga
ü Angkutan material
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

5. URUTAN/TAHAPAN PEKERJAAN
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

5. URUTAN/TAHAPAN PEKERJAAN HAL-HAL YANG PERLU DI CERMATI DARI


KURVA S

• Kurva S tidak selalu menggambarkan kemajuan fisik


proyek aktual dilapangan
• Kurva S tidak harus bentuknya seperti huruf S
• Titik kritis pekerjaan memungkinkan terjadi
keterlambatan, tidak selalu pada item pekerjaan yang
berdasarkan perencanaan memiliki akumulasi
kemajuan pekerjaan yang cepat (pada grafik
digambarkan pada kurva yang terjal adalah titik kritis
pekerjaan).
• Pembagian bobot pekerjaan dianggap sama
berdasarkan durasi waktu yang ditetapkan per item
pekerjaan
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

Jika jadwal SALAH Pelaksanaan TIDAK BERJALAN LANCAR


Proyek bisa GAGAL

PENTINGNYA
JADWAL JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN PROYEK
PROYEK

Diperlukan orang yang


berpengalaman dalam
penjadwalan pada
pelaksanaan proyek
sebelumnya
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

JADWAL UNTUK MENENTUKAN


PELAKSANAAN DAN MENETAPKAN:
UPDATING
PROYEK 1. Waktu pelaksanaan
2. Item Pekerjaan
3. Alokasi Sumber daya yg
JADWAL digunakan
PROYEK PELAKSA
NAAN
PROYEK
MENUNJUKKAN:
1. Bagaimana pekerjaan tsb
akan dilaksanakan
2. Untuk menentukan
MONITORING
pelaksanaan proyek
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

MANFAAT JADWAL PELAKSANAAN PROYEK


1. Menampilkan hubungan tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek

2. Mengidentifikasi tahapan urutan kegiatan

3. Menampilkan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

4. Menampilkan biaya untuk tiap kegiatan

5. Menampilkan kebutuhan material yang diperlukan

6. Menampilkan kebutuhan peralatan untuk tiap kegiatan

7. Menampilkan metode kerja yang diterapkan untuk setiop kegiatan


3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

TUJUAN MENYUSUN JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PROYEK

1. Mengetahui awal dan akhir pelaksanaan proyek

2. Mengetahui durasi setiap kegiatan pelaksanaan proyek

3. Menentukan penyediaan dan penggunaan SDM, Material, Alat, Dana, Metode

4. Sebagai alat monitoring, pengendalian, dan evaluasi proyek.


3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

6. SKETS PENJELASAN
PELAKSANAAN
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

6. SKETS PENJELASAN
PELAKSANAAN Bar Chart dapat membantu pengguna
untuk memastikan:
1. Semua Kegiatan telah
direncanakan
2. Urutan kinerja telah
diperhitungkan
3. Perkiraan waktu kegiatan telah
tercatat
4. Keseluruhan waktu proyek telah
dibuat.
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan

ANALISIS BIAYA
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Mengoordinasi masalah-
1 Menyiapkan administrasi
pekerjaan 3 masalah teknis dan non- teknis
dengan lingkungan setempat

Menyiapkan kantor proyek,


2 Memobilisasi sumber daya 4 fasilitas, utilitas dan
pemagaran di lapangan.
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

PENGETAHUAN:
1. Gambar rencana
2. Analisis kebutuhan tenaga kerja
3. Rekruitmen, seleksi dan pengangkatan
tenaga kerja
4. Project Scheduling (Network Planning, KETERAMPILAN:
Critical Path Method, Bar Chart) 1. Melakukan negosiasi dengan pihak-pihak terkait
5. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan 2. Menetapkan target penyelesaian setiap item
pekerjaan
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

1 2
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan
1 kerja dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kegiatan jasa konstruksi yang


Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dilaksanakan oleh pengguna
dari sistem manajemen secara jasa/penyedia jasa terdiri
keseluruhan yang meliputi struktur dari jasa pemborongan, jasa
organisasi, perencanaan, tanggung konsultasi dan kegiatan swakelola
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses yang aktifitasnya melibatkan
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi tenaga kerja dan peralatan kerja
pengembangan penerapan, pencapaian, untuk keperluan pelaksa naan
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan pekerjaan fisik di lapangan wajib
keselamatan dan kesehatan kerja guna menyeleng garakan SMK 3
2 terciptanya tempat kerja yang selamat,
aman, efisien dan produktif.
konstruksi bidang pekerjaan
umum.
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

TAHAPAN

1. Persiapan Administrasi dan Teknis

2. Pembentukan Tim Penyusun

3. Persiapan Survey dan Observasi Lapangan

4. Penyusunan Laporan Pendahuluan

5. Ekpose Laporan Pendahuluan


4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

PRA RENCANA PRA RENCANA


RENCANA TAPAK BANGUNAN DAN
RUANG SARPRAS

LAPORAN PERIZINAN, KRK,


PERKIRAAN BIAYA
PERENCANAAN RTBL

PENYIAPAN
PERMOHONAN IMB
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

RENCANA TAPAK
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

KDB KOEFISIEN DASAR BANGUNAN

KLB KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN

PRA RENCANA GARIS SEMPADAN


GSB
RUANG BANGUNAN

KOEFISIEN TAMPAK
KTB
BASEMENT

KDH KOEFISIEN DASAR HIJAU


4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

GAMBAR UMUM
ü TAPAK
ü DENAH
ü TAMPAK GAMBAR RENCANA
ü POTONGAN (Mekanikal dan Elektrikal)
GAMBAR RENCANA • Rencanaplumbing(perpipaan)
ü ARSITEKTURAL Ø Jaringan Air Limbah Rumah Tangga
PRA RENCANA ü SIPIL Ø Jaringan Air Limbah Khusus
BANGUNAN DAN Ø Jaringan Air Bersih
SARPRAS ü MEKANIKAL
Ø Jaringan Air Untuk Pemadam
ü ELEKTRIKAL Kebakaran
ü TATA LINGKUNGAN • Rencana Jaringan Lampu
• RencanaHVAC
GAMBAR DETAIL SPESIFIK • Rencana Jaringan Data
ü ARARSITEKTURAL • Rencana Jaringan Telepon
ü SIPIL • Rencana Jaringan CCTV
ü MEKANIKAL
ü ELEKTRIKAL
ü TATA LINGKUNGAN
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Berdasarkan Pasal 14 ayat (4) PP 36/2005, dijelaskan


bahwa SKRK berisi:
• fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada
lokasi bersangkutan;
• ketinggian maksimum bangunan gedung yang
diizinkan;
KETERANGAN • jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah
RENCANA KOTA permukaan tanah dan KTB yang diizinkan;
• garis sempadan dan jarak bebas minimum
bangunan gedung yang diizinkan;
• KDB maksimum yang diizinkan;
PERIZINAN, KRK, • KLB maksimum yang diizinkan;
RTBL • KDH minimum yang diwajibkan;
• KTB maksimum yang diizinkan; dan
• Jaringan utilitas kota.

RENCANA TATA
BANGUNAN DAN Penyusunan RTBL didasarkan pada pola penataan
LINGKUNGAN bangunan gedung dan lingkungan yang meliputi
perbaikan, pengembangan kembali, pembangunan
baru, dan/atau pelestarian untuk:
• Kawasan terbangun;
• Kawasan yang dilindungi dan dilestarikan;
• Kawasan baru yang potensial berkembang; dan/atau
• Kawasan yang bersifat campuran.
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

PERKIRAAN BIAYA
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

LAPORAN
PERENCANAAN
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

• Gambar rancangan arsitektur • Tujuannya adalah agar dalam


(terdiri atas gambar situasi,
persiapan IMB dapat dilakukan
denah, tampak, potongan, sumur
resapan) direncanakan sejak dini sehingga tidak
oleh arsitek yang memiliki IPTB, menimbulkan permasalahan
diberi notasi GSB, GSJ dan batas berikutnya.
tanah) • Persiapan sebagai alat untuk
• Gambar konstruksi serta pemantauan terhada
perhitungan konstruksi dan
PENYIAPAN laporan penyelidikan tanah
pemenuhan persyaratan yang
PERMOHONAN IMB telah diatur dalam peraturan
(direncanakan oleh perencana
konstruksi yang memiliki IPTB) dengan bangunan.
• Gambar Instalasi • Persiapan lainnya adalah
(LAK/LAL/SDP/TDP/TUG) persiapan tentang administrasi
• IPTB (Izin Pelaku Teknis dan teknis untuk
Bangunan) arsitektur, konstruksi memperlihatkan bahwa
dan instalasi ( legalisir asli ) bangunan yang direncanakan
• IMB lama dan lampirannya
(untuk permohonan telah mengikuti persyaratan
merubah/menambah bangunan) yang berlaku.
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

PERSIAPAN JALAN KERJA,


DIREKSI KEET, BARAK DAN
GUDANG BAHAN

PERSIAPAN MATERIAL,
PERALATAN KERJA,
PERSIAPAN PERLENGKAPAN DAN SARANA
K3 SERTA PERSYARTAN LAINNYA

PERSIAPAN PELAKSANAAN
KOORDINASI LAPANGAN
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

JALAN KERJA

TATA LETAK FASILITAS

PERSIAPAN JALAN KERJA, DIREKSI


KEET, BARAK DAN GUDANG KANTOR PROYEK
BAHAN

GUDANG BAHAN DAN


PERALATAN

BASE CAMP STAF


PROYEK DAN BARAK
PEKERJA
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

1. Yang melekat pada orang


Persiapan perlengkapan dan 2. Sarana peralatan lingkungan
sarana K3
3. Rambu-rambu peringatan

PERSIAPAN MATERIAL, Menghitung Kebutuhan


PERALATAN KERJA, 1. Jenis dan volume pekerjaan
PERLENGKAPAN DAN SARANA K3 Material, Peralatan dan Tenaga
SERTA PERSYARTAN LAINNYA Kerja 2. Spesifikasi teknis

Pengadaan dan penempatan


material, peralatan, tenaga kerja
sesuai spesifikasi teknis
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Persiapan perlengkapan dan


sarana K3
1. Yang melekat pada orang
2. Sarana peralatan lingkungan
3. Rambu-rambu peringatan
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Menghitung Kebutuhan
Material, Peralatan dan
Tenaga Kerja
1. Jenis dan volume pekerjaan
2. Spesifikasi teknis
4 Melakukan Pekerjaan Persiapan

Pengadaan dan
penempatan material,
peralatan, tenaga kerja
sesuai spesifikasi teknis
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

Melakukan pekerjaan
koordinasi struktur,
1 arsitektural, mekanikal, dan 3 Menyiapkan dokumen
kemajuan pekerjaan.
elektrikal serta tata lingkungan

Melaksanakan pekerjaan
2 sesyau dengan biaya, mutu,
dan waktu.
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

PENGETAHUAN:
1. Alat berat
2. Gambar kerja
3. Manajemen Proyek
4. Project Scheduling (Network Planning,
Critical Path Method, Bar Chart)
5. Analisis kebutuhan tenaga kerja
KETERAMPILAN:
6. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan 1. Memecahkan masalah
2. Menyusun rencana kerja
3. Melakukan negosiasi dengan pihak-pihak
terkait
4. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait
5. Menetapkan target penyelesaian setiap
item pekerjaan
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

MONITORING PROYEK

Kegiatan mengamati dan mengawasi secara langsung setiap kegiatan-kegiatan


yang bertujuan supaya memastikan perkembangan yang telah dilakukan sesuai PERENCANAAN
dengan apa yang direncanakan.
Proses indentifikasi kemungkinan terjadinya masalah dan respon terhadap
masalah tersebut termasuk adalam kegiatan monitoring.
Hal tersebut dibutuhkan supaya proyek berjalan tanpa hambatan dan ketika
ada terjadinya masalah, maka bisa diselesaikan dengan baik tanpa
mengganggu pekerjaan lainnya, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan yang direncanakan. TINDAKAN MONITORING

EVALUASI PROYEK
Tahapan yang dilakukan setelah monitoring pada pelaksanaan proyek yang EVALUASI
bertujuan untuk menilai kinerja proyek secara sistematis dan objektif.
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan setelah kegiatan monitoring dan penilaian
yang dilakukan merupakan penilaian terhadap informasi yang dari hasil
kegiatan monitoring.
Evaluasi diarahkan untuk keberhasilan pengendalian proyek. Dari kegiatan
evaluasi inilah hasil yang didapatkan berupa gambaran terhadap kinerja proyek
baik itu waktu, biaya maupun mutu proyek.
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

Quality Control Safety Control

Mengamankan seluruh komponen Menekankan pada pengamanan dalam


secara menyeluruh dan mendetail seluruh proses pekerjaan yang terlibat,
secara teknis lebih banyak kearah
(tidak secara random) untuk
mengamankan struktur pekerjaan dan
memenuhi persyaratan mutu yang langkah pengendalian resiko dalam cara
ditetapkan dan selalu dilengkapi pelaksanaan (kemungkinan kecelakaan,
daftar simak apa yang akan diperiksa. kebakaran dll).

Quality Assurance Observasi berkala


Suatu kegiatan yang sistematik dan
terencana yang ditetapkan dalam Mengamankan tercapainya sasaran
sistem mutu, untuk menyakinkan desain dengan segala konsep,
apakah proses Quality Control cukup
terarah sesuai sasaran dan cukup metode, asumsi, perilaku struktur,
efektif, secara random dilakukan kontrol urutan pelaksanaan, dan observasi
pengamanan kualitas sebagai sarana cermat serta detail
counter check
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

RUANG LINGKUP TUGAS

1. Prosedur Penyusunan Rencana Mutu 1. Mengawasi dengan melakukan


2. Pemeriksaan Pengajuan Memulai pengendalian pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan (Request) dilapangan agar pelaksanaan pekerjaan
3. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan tepat mutu, biaya dan waktu.
Fisik 2. Melakukan evaluasi teknis jika terjadi
4. Pengendalian Mutu (Quality Control) perubahan kinerja pekerjaan.
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

PENGENDALIAN MUTU HASIL PEKERJAAN PENGENDALIAN MUTU BAHAN


1. Memastikan hasil pekerjaan 1. Memastikan bahan-bahan yang
Kontraktor memenuhi standar yang digunakan oleh Kontraktor memenuhi
telah ditentukan. spesifikasi.
2. Memastikan pengujian kualitas
2. Hasil dari pekerjaan tersebut bahan-bahan (Batas Atterberg,
diperlukan oleh SATKER/PPK/ Gradasi, CBR, dll.) dilaksanakan dan
Pengawas Teknik untuk menentukan dilaporkan dengan baik kepada
apakah pekerjaan itu diterima atau Pemimpin Proyek / Pengawas Teknik
tidak. sebelum dan sesudah bahan-bahan
itu dikerjakan.
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

Hindari penolakan (rejected)


pekerjaan setelah produk terpasang
Yang harus diperhatikan oleh 3 unsur
pengendali mutu
(Satker / PPK / SKPD, Konsultan Pengawas,
dan Kontraktor)

Untuk mengantisipasi hal ini perlu


dilakukan tindakan-tindakan
pencegahan
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan

Melakukan inovasi teknologi


Bertambahnya waktu
sehinga dapat memilih metode
pelaksanaan
kerja terbaik dan tercepat

Penambahan upah tenaga, Menambah jumlah tenaga kerja,


KERUGIAN masa sewa alat, dan kegiatan menambah jumlah alat,
lainnya yang membutuhkan penambahan bonus kepada
KONTRAKTOR biaya tambahan pekerja agar kinerja meningkat

Nama baik perusahaan Mengajukan tambahan waktu


kontraktor meredup dan sulit kepada owner karena terjadi
hambatan yang memaksa
mendapat kepercayaan kemunduruan waktu pelaksanaan
pengerjaan proyek berikutnya seperti cuaca buruk
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan
5 Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

1 Melaksanakan uji coba (testing


and commissioning) 4 Melatih petugas
operasional/pengelola gedung

Melaksanakan serah terima


2 secara parsial maupun 5 Melakukan pekerjaan
pemeliharaan
keseluruhan

3 Membuat As built drawing 6 Membuat laporan akhir


6 Melakukan Pekerjaan Akhir

PENGETAHUAN:
1. Manajemen Proyek
2. Manual produk terkait uji coba yang
dilakukan
3. As built drawing
KETERAMPILAN:
1. Memecahkan masalah
2. Menyusun rencana kerja
3. Melakukan negosiasi dengan pihak-pihak
terkait
4. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait
6 Melakukan Pekerjaan Akhir
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

AS BUILT DRAWING

As-Built Drawing atau gambar rekaman akhir


adalah gambar yang dibuat sesuai kondisi yang
terjadi di lapangan, dan telah mengadopsi
seluruh perubahan selama proses konstruksi
berlangsung.

SLF
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

SERTIFIKAT LAIK FUNGSI


(SLF)
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

SERAH TERIMA ü Dokumen kontrak, termasuk addendum/amandemen;


PEKERJAAN ü Seluruh laporanpelaksanaan pekerjaan;
ü Seluruh korespondensi selama pelaksanaan pekerjaan;
ü Berita Acara pembayaran, beserta lampirannya;
ü Berita acara dan notulen rapat;
ü Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (sebelum,
sedang, selesai dikerjakan);
ü Gambar terlaksana (as-built drawing);
ü Laporan akhir.
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

SERAH TERIMA PERTAMA


(PHO)

Penyedia jasa dapat mengajukan


permohonan tertulis kepada direksi
teknis dan direksi pekerjaan untuk
dilakukan serah terima pekerjaan
pertama (PHO), pada saat pekerjaan
telah mencapai selesai 100%
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

SERAH TERIMA AKHIR


(FHO)
Paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari sebelum berakhirnya masa
pemeliharaan, penyedia jasa wajib
mengajukan permohonan tertulis
kepada direksi pekerjaan untuk
keperluan penyerahan akhir
pekerjaan (FHO).
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

MASA PEMELIHARAAN

Tanggungjawab penyedia jasa tidak berhenti


Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
setelah masa pemeliharaan habis, tetapi tetap
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
dibebani tanggungjawab dalam waktu tertentu
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
sesuai dengan klausul kontrak (biasanya
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
dicantumkan dalam pasal kegagalan bangunan).
penyerahan akhir pekerjaan. Masa Pemeliharaan
Tanggungjawab ini disebut jaminan konstruksi.
di dalam Prepres 54 tahun 2010 beserta
perubahannya hanya diberlakukan untuk Dalam Undang-undang Jasa Konstruksi No. 2
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya. tahun 2017 pada Bab VI Pasal 65 ayat (2)
disebutkan Dalam hal rencana umur konstruksi
Masa pemeliharaan sebagaimana tercantum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari
dalam kontrak bukanlah waktu untuk
10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib
menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan yang belum
bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
terselesaikan, melainkan untuk pemeliharaan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
pekerjaan yang sudah 100 persen selesai dan
tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir
telah dilakukan serah terima pertama pekerjaan.
layanan Jasa Konstruksi.
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

MASA PEMELIHARAAN
6 Melakukan Pekerjaan Akhir
6 Melakukan Pekerjaan Akhir

LAPORAN AKHIR
TERIMAKASIH

You might also like