You are on page 1of 10

Lex et Societatis, Vol. III/No.

8/Sep/2015

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA Dengan demikian konsumen secara pasti
PERPARKIRAN BAGI KONSUMEN KORBAN mendapatkan perlindungan dan kepastian
PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI hukum meskipun tidak melalui jalan yang
KAWASAN PERBELANJAAN KOTA MANADO1 mudah. Banyak kasus serupa juga dimenangkan
Oleh : Dheny Budhiono2 oleh konsumen lainnya melalui putusan
Peninjauan Kembali Mahkamah Agung. Putusan
ABSTRAK Mahkamah Agung tersebut selalu membatalkan
Masih banyak tempat-tempat usaha jasa klausula baku tentang pengelola parkir yang
penitipan kendaraan bermotor (parkir) yang tidak bertanggung jawab atas
mencantumkan klausula baku, yaitu pusat kehilangan/kerusakan barang konsumen yang
perbelanjaan, mall dan lain-lain. Isi klausula sekarang menjadi yurisprudensi.
baku yang biasa tercantum pada bukti atau Kata kunci: konsumen, pelaku usaha, klausula
karcis penitipan yakni bahwa pelaku usaha baku, tanggung jawab, ganti rugi
tidak bertanggung jawab dan memberikan ganti
rugi jika terjadi kerusakan atau kehilangan PENDAHULUAN
barang yang dititipkan, melainkan menjadi Berawal dari keprihatinan akan banyaknya
tanggung jawab pemilik kendaran itu sendiri. kasus yang merugikan kepentingan konsumen
Ketentuan tersebut mengindikasikan pelaku serta didukung oleh ketidakberdayaan
usaha berusaha mengalihkan tanggung jawab, konsumen, maka kehadiran produk perundang-
yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya undangan untuk melindungi kepentingan
berpindah menjadi tanggung jawab konsumen. konsumen sangat diperlukan. Pemerintah,
Padahal sangat mungkin terjadinya kehilangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan sejumlah
atau kerusakan kendaraan bermotor ketika lembaga yang memberikan perhatian kepada
kendaraan tersebut dititipkan dan berada perlindungan konsumen kemudian berupaya
dalam kekuasaan pelaku usaha. Dalam hal ini untuk merumuskan produk hukum yang
timbul ketidakadilan serta berpotensi memberikan perlindungan yang memadai
merugikan konsumen. Perbuatan pelaku usaha kepada konsumen di Indonesia. Pada akhirnya
tersebut bertentangan atau melanggar Pasal lahirlah UU No. 8 tahun 1999 tentang
1365, Pasal 1366 dan Pasal 1367 KUHPerdata Perlindungan Konsumen yang disahkan pada
serta Pasal 19 Undang-undang Nomor 8 Tahun tanggal 20 April 1999, dan mulai efektif setahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen. setelahnya (20 April 2000).3
Menurut undang-undang tersebut diatas, Untuk menghadapi dan menyelesaikan
bahwa segala kerusakan, pencemaran, masalah-masalah konsumen dari sisi hukum,
kerugian, dan/atau kehilangan yang maka dikeluarkan Undang-undang
timbul/terjadi sebagai akibat dari pemanfaatan Perlindungan Konsumen (UUPK) yang dapat
jasa perparkiran oleh konsumen perparkiran mencegah dan melarang adanya usaha yang
mutlak merupakan tanggung jawab pengelola berisiko menimbulkan kerugian bagi konsumen
parkir untuk memberikan ganti rugi baik berupa ketika akan menggunakan barang/jasa.
pengembalian uang atau penggantian barang Konsumen kita saat ini secara hukum sudah
dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya. mendapatkan payung berupa undang-undang
Konsumen selaku pengguna jasa perparkiran untuk melindungi kepentingan mereka. Seluruh
dapat menggugat pelaku usaha melalui Badan pasal yang termuat dalam UUPK mempunyai
Penyelesaian Sengketa Konsumen atau badan ciri khusus dibandingkan dengan peraturan dan
peradilan apabila penyelenggaraan jasa ketentuan lainnya yang mengatur hal yang
perparkiran lalai atau kurang berhati-hati dalam sama. UUPK lebih bernuansa adanya sikap
memperdagangkan jasanya sehingga keberpihakan kepada konsumen tanpa
menyebabkan konsumen mengalami kerugian.
3
Heri Tjandrasari. Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen ( BPSK ) dan Upaya Perlindungan Hukum
1
Artikel Tesis. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly Sumbu, Kepada Konsumen, diterbitkan oleh MaPPI-FHUP, tahun
SH, MH; Dr. Johnny Lembong, SH, MH dan tanggal terbit tidak disebutkan, diakses dari
2
Mahasiswa pada Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, www.pemantauperadilan.com, pada tanggal 20 Januari
NIM. 1223208011 2011.

26
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

mengabaikan hak-hak pelaku usaha. Konsumen melainkan menjadi tanggung jawab pemilik
diberi hak dan kesempatan yang leluasa untuk kendaran itu sendiri. Ketentuan tersebut
mempertahankan kepentingannya. Hal ini mengindikasikan pelaku usaha berusaha
mungkin bersifat reaktif atas fenomena dunia mengalihkan tanggung jawab, yang seharusnya
usaha yang didominasi oleh pelaku usaha. menjadi tanggung jawabnya berpindah menjadi
Dasar filosofi inilah yang secara yuridis tanggung jawab konsumen. Padahal sangat
menempatkan kedudukan UUPK menjadi lebih mungkin terjadinya kehilangan atau kerusakan
tegas dan jelas peruntukannya.4 kendaraan bermotor ketika kendaraan tersebut
Sejak UUPK disahkan, dalam dititipkan dan berada dalam kekuasaan pelaku
implementasinya ternyata masih belum terlihat usaha. Dalam hal ini timbul ketidakadilan serta
secara signifikan. Berbagai ketentuan yang ada berpotensi merugikan konsumen.
dalam UUPK masih menjadi aturan yang sangat Beberapa kali terjadi kasus kehilangan
mudah diabaikan oleh pelaku usaha. Salah satu kendaraan bermotor di tempat parkir kawasan
pelanggaran yang masih banyak terjadi ialah perbelanjaan Kota Manado. Ketika konsumen
adanya pembuatan klausula baku (standard sebagai korban menanyakan ke pihak
contract) dalam kegiatan usaha. Perjanjian atau manajemen perparkiran bermaksud minta ganti
klausula baku merupakan perjanjian yang rugi, tetapi pihak manajemen perparkiran
formatnya sudah dibuat oleh salah satu pihak menjawab tidak tahu-menahu tentang ranmor
yang lebih dominan dan pihak lain tinggal yang hilang dan bukan tanggungjawab dari
menyetujui saja. Dikatakan bersifat “baku” pihak manajemen perparkiran melainkan
karena baik perjanjian maupun klausula tanggungjawab sendiri (korban). Jadi, korban
tersebut tidak dapat dan tidak mungkin curanmor yang ranmornya masih hilang tidak
dinegosiasikan atau ditawar-tawar oleh pihak ada satupun yang mendapat ganti rugi oleh
lainnya. Dalam praktek kegiatan usaha, klausula manajemen atau pelaku usaha perparkiran.
baku dibuat oleh pelaku usaha, sedangkan Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku
konsumen sebagai pihak lain yang mau tidak usaha perparkiran telah mengalihkan
mau harus menyetujui perjanjian dimaksud. tanggungjawab kepada pihak lain atau
Klausula baku, diantaranya lazim dijumpai pada konsumen sendiri atas kehilangan
lembar penitipan kendaraan bermotor (parkir), barang/ranmor di kawasan perbelanjaan serta
yang berupa ketentuan mengenai perlakuan mengesampingkan hak-hak dan berlaku tidak
pelaku usaha terhadap barang yang dititipkan. adil terhadap konsumen selaku korban
Sampai saat ini klausula baku yang dicantumkan pencurian. Selain itu perlindungan, rasa
pelaku usaha masih tidak sesuai dengan keadilan dan kepastian hukum tidak diperoleh
ketentuan yang diatur dalam UUPK. Tempat- konsumen sebagaimana diamanatkan undang-
tempat usaha yang masih banyak undang.
mencantumkan klausula baku dalam penitipan Dengan kehadiran UUPK, sebenarnya
kendaraan bermotor (parkir) yaitu pusat potensi ketidakadilan yang dialami konsumen
perbelanjaan, mall dan lain-lain. Penulis bisa diminimalisir. Sebagaimana diatur dalam
mengambil sample beberapa tempat parkir UUPK, jenis klausula baku yang dilarang
kawasan perbelanjaan di Kota Manado yang digunakan oleh pelaku usaha sebenarnya sudah
masih mencantumkan klausula baku pada sangat berpihak pada konsumen. Konsekuensi
tiket/karcis parkir, antara lain: kawasan jika berbagai klausula baku itu tidak berlaku lagi
perbelanjaan Bahu Mall, Mega Mas, Manado maka akan banyak hal yang dapat meringankan
Town Square dan Toko Buku Gramedia. Isi konsumen ketika mendapati perlakuan tidak
klausula baku yang biasa tercantum pada bukti adil dari pelaku usaha.
atau karcis penitipan yakni bahwa pelaku usaha Berbagai impikasi dari berlakunya peraturan
tidak bertanggung jawab jika terjadi kerusakan tentang klausula baku dalam UUPK ialah,
atau kehilangan barang yang dititipkan, pelaku usaha tidak boleh mengalihkan
tanggung jawab, tidak bisa menolak
4
memberikan ganti kerugian kepada konsumen,
Tria Sasangka Putra, S.H., LL.M. Perlindungan
sehingga jika terjadi kerusakan atau kehilangan
Konsumen dalam Era Consumerism-Wise di Indonesia,
Harian Pelita. ( 12 Januari 2006 ). konsumen akan terhindar dari potensi kerugian.

27
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

Konsumen bisa menuntut ganti kerugian dianalisa. Ada dua jenis data, yaitu : Data
dengan barang lain atau mengembalikan primer dan Data sekunder. Selanjutnya sumber
barang tersebut dengan uang. data dari penelitian hukum terdiri dari dua,
Namun yang menjadi persoalan sampai saat sumber primer dan sekunder.
ini adalah masih rendahnya kesadaran semua Ada tiga macam alat pengumpulan data,
pihak dalam menegakkan peraturan ini, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka,
terutama kalangan pelaku usaha. Dari pengamatan atau observasi dan wawancara
pengamatan penulis di berbagai tempat usaha atau interview. Studi dokumen lazimnya
di Kota Manado yang menyediakan jasa parkir, digunakan dalam penelitian kepustakaan.
masih banyak dijumpai adanya klausula baku Dalam penelitian hukum, penelitian
dalam karcis tanda parkirnya yang tidak sesuai kepustakaan yang dilakukan adalah yang
dengan UUPK. Selain itu di Kota Manado sendiri bersifat yuridis-normatif.6 Namun dalam
belum ada Badan Penyelesaian Sengketa penelitian ini data dikumpulkan dengan dua
Konsumen (BPSK) ataupun lembaga cara, yaitu wawancara dan studi dokumen.
perlindungan konsumen swadaya masyarakat Data yang diperoleh dengan metode diskriptif
yang berfungsi untuk menyelesaikan sengketa kualitatif, yaitu data yang diperoleh disajikan
konsumen diluar pengadilan, sehingga secara deskriptif dan dianalisis secara kualitatif
konsumen selaku korban pencurian kendaraan (content analysis) dengan langkah-langkah
bermotor tidak memperoleh haknya yaitu sebagai berikut: 1) Data penelitian
mendapatkan pertanggungjawaban dan ganti dikualifisasikan sesuai dengan permasalahan
rugi dari pelaku usaha jasa perparkiran. penelitian; 2) Hasil klasifikasi kemudian
disistemasikan; 3) Data yang telah
PERUMUSAN MASALAH disistemasikan kemudian dianalisis untuk
1. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan.
jasa perparkiran bagi konsumen korban
pencurian kendaraan bermotor di kawasan HASIL DAN PEMBAHASAN
perbelanjaan Kota Manado berdasarkan Berdasarkan data yang diperoleh penulis,
KUHPerdata dan UU Nomor 8 Tahun 1999 telah terjadi banyak kejadian pencurian
tentang Perlindungan Konsumen? kendaraan bermotor (curanmor) di kawasan
2. Bagaimana perlindungan dan kepastian perbelanjaan dan mall di Kota Manado yang
hukum yang diperoleh korban pencurian dipungut biaya parkir oleh pelaku usaha
kendaraan bermotor sebagai konsumen perparkiran, antara lain: tahun 2012 terjadi 52
pengguna jasa layanan parkir? kasus curanmor dan tahun 2013 telah terjadi 48
kasus curanmor.7 Dari jumlah total 100 korban
METODOLOGI PENELITIAN curanmor, lima kendaraan bermotor (ranmor)
Penulisan penelitian ini menggunakan ditemukan, sedangkan sisanya 95 ranmor
pendekatan yuridis normatif, pendekatan belum ditemukan/masih hilang. Dari sekian
hukum normatif (disebut juga penelitian hukum banyak kasus kehilangan kendaraan bermotor
doktrinal) yaitu suatu penelitian atas hukum di tempat parkir, tidak ada satupun tanggung
(termasuk asas hukum) dan kaidah (norm).5 jawab ataupun yang mendapat ganti rugi oleh
Lokasi penulisan penelitian ini menunjuk di manajemen atau pelaku usaha jasa perparkiran.
pustakaan Pasca Sarjana Ilmu Hukum Hal tersebut jelas bertentangan dengan asas
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis dan tujuan dalam UUPK, karena dalam asas
penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian UUPK jelas disebutkan bahwa “Perlindungan
yang bersifat deskriptif analitis berupa konsumen berasaskan manfaat, keadilan,
penggambaran terhadap perumusan masalah keseimbangan, keamanan dan keselamatan
tersebut. Data penelitian adalah bahan sediaan konsumen, serta kepastian hukum”.
yang berupa informasi bagi peneliti untuk

5 6
Universitas Sam Ratulangi Pedoman Penyelenggaraan Ibid.
7
Pendidikan Progam Studi S2 Ilmu Hukum Pasca Sarjana Laporan Tahunan Polresta Manado TA. 2012 dan TA.
Universitas Sam Ratulangi. Manado, 2013, hal 68. 2013 tentang Laporan Kesatuan.

28
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

Dari sekian banyak kasus tersebut, suatu sanksi dalam kasus perbuatan yang
sayangnya pihak korban atau konsumen tidak berlawanan.9
ada yang melaporkan atau menggugat pelaku Namun dalam penulisan tesis ini, Peneliti
usaha, baik melalui pengadilan maupun diluar akan membahas tiga model tanggung jawab
pengadilan. Konsumen binggung mau berbuat hukum, antara lain:
apa dan mau melaporkan kemana perihal a. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan
pertanggungjawaban pelaku usaha dan (kesengajaan dan kelalaian)
permintaan ganti rugi atas musibah yang sebagaimanapun terdapat dalam Pasal 1365
dialaminya tersebut. Hal tersebut dikarenakan KUHPerdata.
kurangnya pengetahuan masyarakat dibidang b. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan
perlindungan konsumen dan kurang memahami khususnya kelalaian sebagaimana terdapat
isi dari UUPK serta belum adanya lembaga dalam Pasal 1366 KUHPerdata.
perlindungan konsumen swadaya masyarakat c. Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan)
ataupun BPSK di Kota Manado sebagaimana sebagaimana terdapat dalam Pasal 1367
diamanatkan dalam UUPK. KUHPerdata.
Ada dua hubungan hukum antara pelaku Pada pasal-pasal KUHPerdata yang telah
usaha dengan konsumen pertama hubungan disebutkan diatas, secara umum memberikan
hukum mungkin telah ada terlebih dahulu gambaran mengenai batasan ruang lingkup
antara pelaku usaha dengan konsumen yang akibat dari suatu perbuatan melawan hukum.
berupa sebuah hubungan kontraktual Akibat perbuatan secara hukum secara yuridis
(hubungan perjanjian), tetapi mungkin juga mempunyai konsekwensi terhadap pelaku
tidak pernah ada hubungan hukum sebelumnya maupun orang-orang yang mempunyai
dan keterikatan secara hukum justru lahir hubungan hukum dalam bentuk pekerjaan yang
setelah timbul peristiwa yang merugikan menyebabkan timbulnya perbuatan melawan
konsumen.8 Konsumen jasa parkir Kota hukum. Jadi, akibat yang timbul dari suatu
Manado, sering mengalami hubungan hukum perbuatan melawan hukum akan diwujudkan
yang terakhir, yaitu setelah adanya peristiwa dalam bentuk ganti kerugian terhadap korban
kehilangan kendaraan bermotor yang yang mengalami.
menyebabkan kerugian konsumen baru timbul Berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata,
hubungan hukum. apabila pelaku usaha jasa perparkiran tidak
Suatu hal yang nyata, bahwa mengelak dari melaksanakan kewajibannya selaku pelaku
suatu tanggung jawab bagi sebagian orang usaha dalam arti terjadi kelalaian dan
merupakan hal yang wajar karena dengan sikap pembiaran oleh petugas parkir saat melakukan
yang tidak bertanggung jawab tersebut mereka tugasnya, sehingga ada kerugian yang dialami
mendapatkan suatu keuntungan, bahkan suatu konsumen sebagai pengguna jasa perparkiran,
perbuatan yang tidak bertanggung jawab maka pelaku usaha wajib mengganti kerugian
tersebut didukung oleh lingkungan dekatnya, yang dialami konsumen tersebut.
teman-temannya, anak buahnya, atasannya, Penyelenggaraan jasa perparkiran yang
atau keluarganya. Menurut Jimli Asshiddiqie berbentuk Perseroan Terbatas dapat digugat
dan M. Ali Safa’at, suatu konsep terkait dengan melakukan perbuatan melawan hukum
konsep kewajiban hukum adalah konsep berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata.
tanggung jawab hukum (legal liability). Berdasarkan Pasal 1366 KUHPerdata,
Seseorang dikatakan secara hukum konsumen selaku pengguna jasa perparkiran
bertanggung jawab untuk suatu perbuatan dapat menggugat pelaku usaha melalui BPSK
tertentu adalah bahwa dia dapat dikenakan atau badan peradilan apabila penyelenggaraan
jasa perparkiran lalai atau kurang berhati-hati
dalam memperdagangkan jasanya sehingga
menyebabkan konsumen mengalami kerugian.
8
Widijantoro. Ruang Lingkup Persoalan Penegakan
Hukum Pelindungan Konsumen Indonesia ( Diktat Hukum
9
Persaingan dan Perlindungan Konsumen, Program Studi Jimli Asshiddiqie, dan M. Ali Safa’at. Teori Kelsen Tentang
Magister Hukum ). Yogyakarta : Universitas Atmadjaya, Hukum. Jakarta : Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
2001, hal 101. Mahkamah Konstitusi RI Jakarta, 2006.

29
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam Pasal 19, 22, dan 23 UUPK.10 Salah satu
dilapangan, bahwa pelaku usaha jasa pertimbangan dibuat dan disahkannya UUPK
perparkiran di kawasan perbelanjaan Kota ialah untuk menumbuhkembangkan sikap
Manado masih berbuat lalai, sehingga masih perilaku usaha yang bertanggung jawab, dan
ada celah yang memungkinkan terjadinya salah satu tujuan perlindungan konsumen yaitu
perbuatan melawan hukum seperti menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
pengrusakan dan pencurian. mengenai pentingnya perlindungan konsumen
Mengacu pada isi Pasal 1367 KUHPerdata, sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bahwa seseorang/pelaku usaha wajib bertanggung jawab dalam berusaha.
bertanggung jawab untuk memberikan ganti Perihal kehilangan kendaraan bermotor
rugi tidak hanya disebabkan oleh dengan menggunakan jasa perparkiran
perbuataannya sendiri, akan tetapi juga karena seharusnya mendapat ganti rugi oleh pelaku
perbuatan-perbuatan orang-orang yang usaha jasa perparkiran, karena sudah jelas
menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh diatur dalam Pasal 7 UUPK tentang kewajiban
barang-barang yang berada di bawah pelaku usaha terutama huruf f, Pasal 19 UUPK
pengawasannya seperti tanggung jawab tentang tanggung jawab pelaku usaha, Pasal 22
majikan-majikan dan mereka yang mengangkat UUPK tentang pembuktian ada tidaknya unsur
orang-orang lain untuk mewakili urusan-urusan kesalahan dalam kasus pidana dan Pasal 23
mereka terhadap kerugian yang ditimbulkan UUPK tentang gugatan melalui BPSK atau
sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan peradilan.
oleh pelayan-pelayan atau bawahan-bawahan Berdasarkan pada uraian mengenai
mereka. tanggung jawab menurut KUHPerdata dan
Dengan demikian, bahwa segala sesuatu UUPK diatas, penulis menyimpulkan bahwa
yang terjadi pada wilayah perparkiran atau pada intinya dalam lingkup perparkiran
dibawah pengawasan manajemen perparkiran terutama perparkiran yang dikelola secara
merupakan tanggung jawab dari pelaku usaha profesional harus mengacu pada Pasal 1365,
jasa perparkiran termasuk petugas-petugas Pasal 1366, Pasal 1367 KUHPerdata dan Pasal
parkir yang secara langsung maupun tidak 19 UUPK, segala kerusakan, pencemaran,
langsung mengurusi perparkiran didalam kerugian, dan/atau kehilangan yang
wilayah parkirnya. Tanggung jawab yang harus timbul/terjadi sebagai akibat dari pemanfaatan
ditanggung oleh pelaku usaha tidak hanya jasa perparkiran oleh konsumen perparkiran
sebatas pada barang-barang yang rusak atau mutlak merupakan tanggung jawab pengelola
hilang, namun termasuk segala kerugian yang parkir untuk memberikan ganti rugi baik berupa
dialami oleh konsumen, baik yang bersifat pengembalian uang atau penggantian barang
kerugian materiil maupun immateriil atau dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya
kerugian atas ketidak nyamanan pada yang sesuai dengan ketentuan peraturan
pelayanan perparkiran yang ditimbulkan oleh perundang-undangan yang berlaku.
pelaku usaha jasa perparkiran. Sesuai dengan the due care theory atau teori
Untuk lebih melindungi konsumen dari sikap perhatian, setiap pelaku usaha berkewajiban
pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab, untuk memberikan perhatian atau
selain KUHPerdata, tanggung jawab pelaku menyampaikan kepada konsumen setiap
usaha secara jelas diatur dalam Bab VI Pasal 19 produk atau jasa yang mereka jual. Kelebihan
sampai dengan Pasal 28 UUPK. Praduga selalu ataupun kekurangan produk atau jasa yang
bertanggung jawab (Presumption of liability) pelaku usaha jual wajib diketahui oleh
adalah prinsip praduga selalu bertanggung konsumen selaku pengguna produk atau jasa
jawab sampai ia dapat membuktikan ia tidak tersebut, agar konsumen terhindar dari luka
bersalah. Jadi beban pembuktian ada pada si
10
tergugat. Tampak beban pembuktian terbalik Sukarmi. 2005. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Atas
(omkering van bewijslas) diterima dalam prinsip Kerugian Konsumen Yang Disebabkan Oleh Perjanjian
Baku ( Standard Contract ) Dalam Transaksi Elektronik.
tersebut. UU Perlindungan Konsumen Prinsip Tanggung Jawab”. Melalui
mengadopsi pembuktian terbalik ini ditegaskan vanbanjarechts.wordpress.com/2013/01/01/prinsip-
tanggung-jawab/

30
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

atau kerugian yang disebabkan oleh produk menimbulkan permusuhan diantara pihak yang
atau jasa yang pelaku usaha jual. bersengketa.13
Demikian juga dengan usaha jasa Berdasarkan pada Pasal 45 ayat ( 2 ) dan
perparkiran, pelaku usaha jasa perparkiran Pasal 47 UUPK sebagaimana tersebut diatas,
wajib menyampaikan informasi atau konsumen penyelesaian sengketa konsumen di luar
wajib mengetahui bagaimana situasi dan pengadilan dapat ditempuh dengan dua cara,
kondisi perparkiran yang pelaku usaha yaitu:14 1) Penyelesaian tuntutan ganti kerugian
sediakan. Pelaku usaha bisa menyajikan seketika; 2)Penyelesaian tuntutan ganti
informasi-informasi penting yang harus kerugian melalui BPSK. Seorang konsumen yang
diketahui oleh konsumen, baik tentang faktor dirugikan karena mengkonsumsi barang
keamanan, tarif parkir, jumlah petugas parkir, dan/atau memanfaatkan jasa, hanya akan
fasilitas yang disediakan dan lain-lain. Dengan mendapatkan ganti rugi apabila mengajukan
demikian, pelaku usaha melaksanakan permintaan atau tuntutan atas hal tersebut.
kewajiban dan tanggung jawabnya selaku Permintaaan atau penuntutan penggantian
penyedia jasa layanan parkir kepada konsumen. kerugian ini mutlak dilakukan oleh konsumen
The social cost view of the manufacturer’s yang merasa berhak untuk mendapatkannya.
duties, teori ini menekankan pada kewajiban Melihat isi dari Pasal 19 UUPK, dapat
pelaku bisnis atau produsen untuk memberikan disimpulkan bahwa konsumen yang telah
ganti rugi terhadap kerugian yang dialami oleh dirugikan sebagai akibat dari mengkonsumsi
konsumen akibat produk yang digunakan.11 barang dan/atau memanfaatkan jasa dapat
Menurut teori diatas serupa dengan teori dan mengajukan tuntutan langsung kepada pelaku
aturan-aturan yang digunakan oleh penulis, usaha, dan pelaku usaha harus memberi
bahwa pelaku usaha mempunyai kewajiban tanggapan dan/atau penyelesaian dalam jangka
untuk memberikan ganti rugi atas kerugian waktu tujuh hari sejak pengajuan tuntutan
yang dialami oleh konsumen akibat dari diterima oleh pelaku usaha. Penyelesaian
penggunaan produk dan/atau jasa. sengketa yang dimaksudkan disini bukanlah
Kerugian yang diderita seseorang secara penyelesaian yang rumit dan melalui
garis besar dapat dibagi atas dua bagian, yaitu pemeriksaan mendalam terlebih dahulu,
kerugian yang menimpa diri dan kerugian yang melainkan bentuk penyelesaian sederhana dan
menimpa harta benda seseorang. Sedangkan praktis yang ditempuh dengan jalan damai.
kerugian harta benda sendiri dapat berupa Sebagai suatu penyelesaian perdamaian,
kerugian nyata yang dialami serta kehilangan maka tetap terbuka kemungkinan untuk
keuntungan yang diharapkan.12 menuntut pelaku usaha secara pidana.
Secara teoritis penyelesaian sengketa dapat Penyelesaian sengketa konsumen secara damai
dilakukan melalui dua cara. Cara penyelesaian dimaksudkan penyelesaian sengketa antar para
sengketa pertama melalui proses litigasi di pihak, dengan atau tanpa kuasa/pendamping
dalam pengadilan, kemudian berkembang bagi masing-masing pihak, melalui cara-cara
proses penyelesaian sengketa melalui damai. Dengan cara penyelesaian sengketa
kerjasama (kooperatif) di luar pengadilan. konsumen secara damai ini, sesungguhnya ingin
Proses litigasi menghasilkan putusan yang diusahakan bentuk penyelesaian yang mudah,
bersifat pertentangan (adversarial) yang belum murah, dan cepat. Dasar hukum penyelesaian
mampu merangkul kepentingan bersama, tersebut terdapat pula dalam KUHPerdata
bahkan cenderung menimbulkan masalah baru, (Buku Ke-III, Bab 18, Pasal 1851 s/d 1854
lambat dalam penyelesaiannya, membutuhkan tentang Perdamaian/Dading).15
biaya yang mahal, tidak responsif, dan Pasal 1 angka 1 UUPK jo. Pasal 1 angka 6
Peraturan Mendag No. 17 Tahun 2007

13
Rachmadi Usman. Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar
11
Pratanto, C. 2012. “Perlindungan Konsumen”. Melalui Pengadilan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal 3.
14
http://cpratanto.blogspot.com/2012/12/perlindungan- Janus Sidabalok. Hukum Perlindungan Konsumen di
konsumen.html Indonesia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2010, hal 145.
12 15
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Az Nasution, 2002. Hukum Perlindungan Konsumen:
Konsumen. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004, hal 133. Suatu Pengantar. Cet. 2. Jakarta : Diadit media, hal 225.

31
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

mendefinisikan BPSK sebagai badan yang sampai Pasal 48 UUPK tentang mekanisme
bertugas menangani dan menyelesaikan penyelesaian sengketa dan Pasal 61 sampai
sengketa antara pelaku usaha dan konsumen Pasal 63 UUPK tentang ketentuan pidana.
yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, Keberadaan klausula baku dalam perjanjian
pencemaran dan/atau yang menderita kerugian didasarkan pada asas kebebasan berkontrak.
akibat dari mengkonsumsi barang dan/atau Pada umumnya klausula yang dibuat oleh satu
memanfaatkan jasa.16 Penyelesaian sengketa pihak sangat merugikan konsumen yang
konsumen melalui BPSK dilakukan secara memiliki posisi lemah, karena beban atau
sederhana, cepat dan murah, dengan tujuan kewajiban yang seharusnya menjadi tanggung
untuk mencari kesepakatan tentang bentuk dan jawab pelaku usaha dengan adanya klausula
besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tersebut menjadi beban konsumen.18 Hakekat
tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan klausula baku dalam perjanjian tidak lain adalah
terjadi kembali atau tidak akan terulang adanya pembagian beban resiko yang layak,
kembali kerugian yang diderita konsumen.17 namun dalam praktik makna klausula baku
Suatu gugatan konsumen kepada pelaku usaha disalahgunakan oleh mereka yang memiliki
dan atas kewenangannya, BPSK dapat keunggulan ekonomi dengan maksud untuk
menyelesaikan sengketa konsumen dengan membebaskan diri dari beban tanggung jawab
cara konsiliasi, mediasi dan arbitrase. yang berlebihan tetapi juga sampai pada
a. Perlindungan Dan Kepastian Hukum Yang pengalihan tanggung jawab. Oleh karena itu
Diperoleh Korban Pencurian Kendaraan perlu adanya pembatasan terhadap pengunaan
Bermotor Sebagai Konsumen Pengguna Jasa klausula baku dalam perjanjian.
Layanan Parkir Sejak berlakunya UUPK, pelaku usaha
Dalam perkembangannya, perlindungan termasuk pengelola parkir wajib menyesuaikan
konsumen di Indonesia masih belum klausula baku yang bertentangan dengan UUPK.
mengakomodir kepentingan masyarakat Dalam hal pelaku usaha tetap melanggar
dibidang perlindungan konsumen. Banyaknya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
masalah yang terjadi tentang perlindungan 18 UUPK tersebut akan diberikan sanksi, baik
konsumen, belum bisa teratasi dengan baik dan sanksi pidana penjara atau pidana denda
belum memberikan perlindungan serta sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat ( 1 )
kepastian hukum sesuai dengan yang UUPK.
diharapkan masyarakat. Atas kebatalan demi hukum dari
Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan klausula baku sebagaimana disebutkan dalam
hukum, dimana asas kepastian hukum telah Pasal 18 ayat (3), Pasal 18 ayat (4) UUPK
tertuang dalam Pasal 2 UUPK. Adapun selanjutnya mewajibkan para pelaku usaha
penjelasan asas kepastian hukum ialah baik untuk menyesuaikan klausula baku yang
pelaku usaha maupun konsumen mentaati bertentangan dengan UUPK ini. Jadi apabila
hukum dan memperoleh keadilan dalam kasus mengenai klausula baku dimajukan ke
penyelenggaraan perlindungan konsumen, sidang pengadilan, pada sidang pertama hakim
serta negara menjamin kepastian hukum. harus menyatakan bahwa perjanjian atau
Bahwa UUPK menjamin terwujudnya kepastian klausula itu batal demi hukum.19
hukum dengan mengatur beberapa pasal yang Sengketa konsumen secara umum timbul
harus ditaati oleh masyarakat, khususnya karena tidak terpenuhinya hak konsumen atas
pelaku usaha. Pasal-pasal yang mengakomodir barang dan/atau jasa yang ditawarkan oleh
tentang kepastian hukum, antara lain: Pasal 8 pelaku usaha dan tidak terpenuhinya kewajiban
UUPK tentang perbuatan yang dilarang bagi dan tanggung jawab pelaku usaha sebagaimana
pelaku usaha, Pasal 18 UUPK tentang
pencantuman klausula baku, Pasal 19 UUPK 18
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan
tentang tanggung jawab pelaku usaha, Pasal 45 Konsumen. Cet.1. Jakarta : Rajawali Press, 2004, hal 107.
19
Dony Lanazura. Ketentuan Hukum (Baru) yang Diatur
dalam UU Perlindungan Konsumen dan Mekanisme
16
Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor Penyelesaian Sengketa. Makalah, disampaikan pada
17/M-Dag/Per/4/2007 Program Pembekalan PPDN, diadakan Yayasan Patra
17
Ibid, Pasal 2 Cendekia. Jakarta, 4 Nopember 2000, hal 3.

32
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

diatur dalam UUPK. Pada umumnya sengketa berdasarkan beberapa putusan Mahkamah
yang timbul dalam lingkup usaha perparkiran agung tersebut, kini pengelola parkir sudah
adalah sengketa yang bersumber dari hukum tidak seenaknya lagi untuk tidak mau
dimana pengelola parkir tidak memenuhi bertanggung jawab bilamana kendaran atau
kewajibannya dan/atau bahkan mengalihkan barang milik pengguna jasa parkir hilang.
sebagian atau seluruh tanggung jawabnya Satu hal lagi yang tidak diatur dalam UUPK
kepada konsumen parkir seperti dalam hal ialah tidak ada bab yang memuat atau
tidak mau bertanggung jawab terhadap mengatur tentang asuransi, baik dari pelaku
hilangnya kendaraan konsumen parkir yang usaha maupun dari konsumen. Padahal
diparkir di dalam area parkir yang dikelolannya asuransi sangat penting dikaitkan dengan
dengan aling-aling bahwa hal tersebut telah perlindungan konsumen, selain itu dalam UUPK
diperjanjikan didalam karcis parkir dan telah disinggung mengenai pelaku usaha,
konsumen parkir dianggap setuju dengan isi konsumen, tanggung jawab, kerugian,
perjanjian di dalamnya. kompensasi, ganti rugi dan lain sebagainya.
Pasal 48 UUPK menyebutkan bahwa Termasuk dalam hal perparkiran yang besar
penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan kemungkinan timbul resiko di area perparkiran
mengacu kepada ketentuan yang berlaku dalam serta persengketaan antara pelaku usaha dan
peradilan umum dengan memperhatikan konsumen. Alangkah bagusnya seandainya
ketentuan Pasal 45 UUPK. Selain itu, menurut masalah asuransi dimuat secara detail, agar
ayat ( 1 ), Pasal 48 penyelesaian sengketa dapat tujuan dari perlindungan konsumen lebih
pula dilakukan diluar jalur pengadilan. tercapai, sehingga perlindungan dan kepastian
Penyelesaian diluar jalur pengadilan ini dapat yang diharapkan masyarakat dapat terwujud.
dilakukan dengan memanfaatkan Badan Melalui pemakaian asuransi parkir, maka
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) para pelaku usaha merasa aman dan mendapat
sebagaimana bunyi Pasal 49 sampai dengan jaminan bahwa apabila terjadi kehilangan atau
Pasal 58 UUPK.20 kerusakan di area perparkiran maka itu bukan
Gugatan melalui pengadilan hanya menjadi tanggung jawab pelaku usaha lagi,
dapat di tempuh jika upaya di luar pengadilan karena telah dialihkan kepada pihak asuransi.
dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak Sehingga bila konsumen mengajukan klaim
atau oleh para pihak yang bersengketa. Ini ganti rugi atas kerusakan atau kehilangannya
berarti penyelesaian sengketa melalui maka pelaku usaha bisa mengganti tanpa harus
pengadilan tetap dibuka setelah para pihak mengalami kerugian pada harta kekayaannya.
gagal menyelesaikan sengketa mereka di luar Pelaksanaan asuransi parkir ini ditujukan
Pengadilan.21 untuk memberikan kemudahan bagi pihak
Ternyata banyak kasus yang dimenangkan konsumen dan pihak pengelola parkir. Sehingga
oleh para pengguna jasa parkir lainnya melalui segala risiko yang mungkin terjadi di area parkir
putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah tidak akan memberatkan salah satu pihak,
Agung Seperti pada hilangnya kendaraan Afifah pihak konsumen maupun pihak pengelola akan
Dewi, Sumito Y. Viansyah dan Vovo Budiman. mendapatkan keuntungan tersendiri dari
Putusan Mahkamah Agung tersebut selalu pemakaian asuransi parkir ini.
membatalkan klausul tentang pengelola parkir Berdasarkan penjelasan di atas dapat
tidak bertanggung jawab atas dikatakan bahwa apabila pihak konsumen tidak
kehilangan/kerusakan barang. Maka mendapatkan ganti rugi sebagimana yang
dikemukakan oleh pihak pengelola parkir maka
20
Heri Tjandrasari. 2003. Badan Penyelesaian Sengketa konsumen dapat mengajukan gugatan
Konsumen ( BPSK ) Dan Upaya Perlindungan Hukum Bagi penyelesaian sengketa konsumen di luar
Konsumen, 05 Jun 2003, 14:00:15 WIB -
pemantauperadilan.com. Melalui
ataupun di dalam pengadilan seperti yang
http://www.pemantauperadilan.com/detil/detil.php?id=9 dirumuskan dalam Pasal 23 jo. Pasal 45 ayat ( 2
3&tipe=opini [26/2/14] ) UUPK. Sehingga konsumen secara pasti
21
Muchsin. Tugas dan Wewenang Peradilan Terhadap mendapatkan ganti kerugian meskipun tidak
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dalam
melalui jalan yang mudah, karena harus melalui
Varia Peradilan, No. 278 Januari 2009. Jakarta :
Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2009, hal 16. gugatan penyelesaian sengketa terlebih dahulu.

33
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

dirumuskan dalam Pasal 23 jo. Pasal 45


PENUTUP ayat ( 2 ) UUPK. Agar konsumen secara
1. Kesimpulan pasti mendapatkan ganti kerugian
a. Yang terjadi di Kota Manado selama ini, meskipun tidak melalui jalan yang
pelaku usaha jasa perparkiran selalu mudah, karena harus melalui gugatan
menolak atau tidak mau bertanggung penyelesaian sengketa terlebih dahulu.
jawab apalagi memberikan ganti rugi atas Banyak kasus serupa juga dimenangkan
kerusakan maupun kehilangan kendaraan oleh konsumen lainnya melalui putusan
bermotor konsumen. Dalam lingkup Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah
perparkiran terutama perparkiran yang Agung. Putusan Mahkamah Agung
dikelola secara profesional harus tersebut selalu membatalkan klausula
mengacu pada Pasal 1365, Pasal 1366 baku tentang pengelola parkir yang tidak
dan Pasal 1367 KUHPerdata serta Pasal bertanggung jawab atas
19 UUPK. Apabila pelaku usaha jasa kehilangan/kerusakan barang konsumen
perparkiran tidak melaksanakan yang sekarang menjadi yurisprudensi.
kewajibannya selaku pelaku usaha, Dengan demikian, maka konsumen
sehingga ada kerugian yang dialami pengguna jasa layanan parkir
konsumen sebagai pengguna jasa mendapatkan perlindungan dan
perparkiran, maka pelaku usaha wajib kepastian hukum sesuai dengan asas dan
mengganti kerugian yang dialami tujuan perlindungan konsumen.
konsumen. Segala kerusakan,
pencemaran, kerugian, dan/atau 2. Saran
kehilangan yang timbul/terjadi sebagai a. Beberapa hal yang menjadi kelemahan
akibat dari pemanfaatan jasa perparkiran dalam UUPK perihal pemberian ganti
oleh konsumen perparkiran mutlak rugi, antara lain: tata cara atau
merupakan tanggung jawab pengelola mekanisme tentang penggantian atau
parkir untuk memberikan ganti rugi baik pemberian ganti rugi tidak dijelaskan
berupa pengembalian uang atau secara rinci, apa dan bagaimana langkah-
penggantian barang dan/atau jasa yang langkah yang harus dilakukan konsumen
sejenis atau setara nilainya, atau apabila konsumen dirugikan oleh pelaku
perawatan kesehatan dan/atau usaha. Kriteria kehilangan atau kerusakan
pemberian santunan yang sesuai dengan yang mendapatkan ganti rugi sejenis atau
ketentuan peraturan perundang- setara nilainya, serta kriteria kesalahan
undangan yang berlaku. konsumen sehingga tidak mendapatkan
b. Pelaku usaha jasa perparkiran dalam ganti rugi. Hal-hal yang telah disebutkan
menjalankan usahanya sebaiknya tidak diatas, seharusnya dituangkan lebih
melanggar isi dari UUPK, fakta yang detail dalam UUPK. Sedangkan di Kota
ditemukan masih adanya klausula baku Manado sendiri peran pemerintah dalam
pengalihan tanggung jawab yang perlindungan konsumen masih belum
dicantumkan dalam karcis parkir terlihat, belum ada BPSK ataupun
sehingga bertentangan dengan Pasal 18 lembaga perlindungan konsumen
UUPK. Namun demikian apabila pelaku swadaya masyarakat yang berfungsi
usaha menghindar dari tanggung untuk menampung keluhan masyarakat
jawabnya dan konsumen tidak ataupun menyelesaikan sengketa
mendapatkan ganti rugi dalam hal konsumen diluar pengadilan. Tiap-tiap
terjadinya kerusakan maupun kehilangan provinsi, kabupaten dan kota wajib ada
kendaraan bermotor dalam wilayah dan dibentuk BPSK ataupun lembaga
perparkiran, maka konsumen dapat perlindungan konsumen swadaya
mengajukan gugatan penyelesaian masyarakat.
sengketa konsumen di luar ataupun di b. Didalam UUPK sebaiknya memuat
dalam pengadilan seperti yang tentang asuransi, baik dari pelaku usaha

34
Lex et Societatis, Vol. III/No. 8/Sep/2015

maupun dari konsumen. Karena asuransi Miru, Ahmadi dan Yodo, Sutarman, Hukum
sangat penting dikaitkan dengan Perlindungan Konsumen. Cet.1. Jakarta :
perlindungan konsumen, selain itu dalam Rajawali Press, 2004.
UUPK telah disinggung mengenai pelaku Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8
usaha, konsumen, tanggung jawab, Tahun 1999 tentang Perlindungan
kerugian, kompensasi, ganti rugi dan lain Konsumen
sebagainya. Termasuk dalam hal Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17/M-
perparkiran yang besar kemungkinan Dag/Per/4/2007 tentang Perlindungan
timbul resiko di area perparkiran serta Konsumen.
persengketaan antara pelaku usaha dan Lanazura, Dony, Ketentuan Hukum ( Baru ) yang
konsumen. Dalam UUPK mewajibkan Diatur dalam UU Perlindungan Konsumen
para pihak, terutama pelaku usaha untuk dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa.
mengasuransikan kendaraan bermotor Makalah disampaikan pada Program
atau yang menjadi obyek parkir. Adanya Pembekalan PPDN. Jakarta : Yayasan Patra
nota kesepahaman atau MOU antara Cendekia, 2000.
pelaku usaha dan pihak asuransi untuk Laporan Tahunan Polresta Manado TA. 2012
lebih melindungi dan memberikan dan TA. 2013 tentang Laporan Kesatuan.
kepastian hukum terhadap konsumen Putra, Tria Sasangka., S.H., LL.M., Perlindungan
ataupun pelaku usaha itu sendiri. Dengan Konsumen dalam Era Consumerism-Wise di
demikian tujuan dari perlindungan Indonesia. Jakarta : Harian Pelita, 2006.
konsumen lebih tercapai, sehingga Widijantoro, Ruang Lingkup Persoalan
perlindungan dan kepastian yang Penegakan Hukum Pelindungan Konsumen
diharapkan masyarakat dapat terwujud. Indonesia. Diktat Hukum Persaingan dan
Perlindungan Konsumen. Yogyakarta :
DAFTAR PUSTAKA Program Studi Magister Hukum, Universitas
Miru, Ahmadi, Prinsip-Prinsip Perlindungan Atmadjaya, 2001.
Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia. Jakarta Pratanto, C. 2012. “Perlindungan Konsumen”.
: Raja Grafindo Persada, 2011. Melalui
Muchsin. 2009, Tugas dan Wewenang http://cpratanto.blogspot.com/2012/12/per
Peradilan Terhadap Putusan Badan lindungan-konsumen.html [14/05/14]
Penyelesaian Sengketa Konsumen, dalam Sukarmi. 2005. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Varia Peradilan, No. 278 Januari 2009. Atas Kerugian Konsumen Yang Disebabkan
Jakarta : Mahkamah Agung Republik Oleh Perjanjian Baku ( Standard Contract )
Indonesia, 2009. Dalam Transaksi Elektronik. Prinsip
Nasution, Az., Hukum Perlindungan Konsumen: Tanggung Jawab”. Melalui
Suatu Pengantar. Cet. 2. Jakarta : Diadit vanbanjarechts.wordpress.com/2013/01/01
media, 2002. /prinsip-tanggung-jawab/ [25/06/15]
Sam Ratulangi, Universitas, Pedoman Tjandrasari, Heri. 2011. “Badan Penyelesaian
Penyelenggaraan Pendidikan Progam Studi Sengketa Konsumen ( BPSK ) dan Upaya
S2 Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Perlindungan Hukum Kepada Konsumen”,
Sam Ratulangi. Manado : Program Studi S2 diterbitkan oleh MaPPI-FHUP, tahun dan
Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana, 2013. tanggal terbit tidak disebutkan, diakses dari
Sidabalok, Janus, Hukum Perlindungan www.pemantauperadilan.com [26/02/14]
Konsumen di Indonesia. Bandung : PT. Citra Tjandrasari, Heri. 2003. “Badan Penyelesaian
Aditya Bakti, 2010. Sengketa Konsumen ( BPSK ) Dan Upaya
Usman, Rachmadi, Pilihan Penyelesaian Perlindungan Hukum Bagi Konsumen”, 05
Sengketa di Luar Pengadilan. Bandung : PT. Jun 2003, 14:00:15 WIB -
Citra Aditya Bakti, 2003. pemantauperadilan.com. Melalui
Asshiddiqie, Jimli, dan M. Ali Safa’at, Teori http://www.pemantauperadilan.com/detil/
Kelsen Tentang Hukum. Jakarta : Sekretariat detil.php?id=93&tipe=opini [26/02/14]
Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi RI, 2006.

35

You might also like