You are on page 1of 6

KONEKSI ANTAR MATERI

  MOHLAS MADANI   APRIL 18, 2023 5 MIN READ 

MODUL 3.1 PANGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN


SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

oleh : Heny Astuti, S.Ag

Menjadi pemimpin itu sangat tidak mudah. Kita dituntut untuk bisa
memakmurkan rakyatnya dan juga memberikan keputusan-keputusan yang
bijaksana. Seorang guru adalah merupakan pemimpin dalam pembelajaran
sehingga kita harus memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan siswa dan siswi
agar semua berjalan dengan baik ketika pembelajaran berlangsung.

Dimulai dari sinilah kita merambah untuk menjadi pemimpin yang lebih luas
seperti kepala sekolah dalam melakukan kebijakan-kebijakan, maka haruslah
lebih mengutamakan keperntingan anggotanya dan mengesampingkan hal
pribadi.  Sebagai pemimpin diharapkan bisa membimbing siswa-siswi dan juga
rekan sejawat utuk bisa memecahkan masalahnya dengan metode coaching
sehingga mereka tidak merasa digurui dan terintimidasi, juga membangun
kreatifitas dalam mengambil keputusan berdasarkan dengan nilai nilai yang
diyakini dan juga peraturan yang ada.

Bagaimana seorang pimpinan  membuat keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan


yaitu perlu adanya pemahaman pengetahuan ketrampilan yang mendalam
dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
telah kita pelajari,  seperti prinsip dan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
Adanya 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan keputusan. Dari sinilah pemimpin belajar untuk menjadi figur
yang bijak

Bagaimana Pandangan KHD  dengan protap Triloka kaitannya terhadap


pengambilan keputusan bagi pemimpin pembelajaran

Dengan sistem amongnya KHD dalam membersamai anak-anak, seorang guru


dituntut untuk bisa menjadi suri tauladan dan mampu membangun komunikasi
bersama murid dan semua warga sekolah dan bisa memotivasi murid-muridnya
berkembang secara optimai. ( ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso
dan tutwuri handayani )

Seorang guru terkadang dihadapkan pada sebuah permasalahan-permasalahan


yang sulit dalam mengambil keputusan yaitu adanya dua pilihan dimana kedua-
duanya benar sesuai aturan, namun ada kebenaran juga di satu pihak,

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola KSE ( Kompetensi sosial


Emosional ) dan pengaruhnya  dalam pengambilan suatu masalah
khususnya dilema etika.

Yang paling utama ada 3 hal yang kita perhatikan dalam mengambil keputusan
yaitu :

1. Berpihak kepada murid

            2. Berdasarkan nilai-nilai kebajikan secara universal

            3. Bertanggung jawab pada solusi yang diambil.

Pimpinan seharusnya mengetahui keputusannya itu, sudahkah berpihak pada


murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai universal, dan yang paling penting
apakah sudah bermanfaat bagi orang banyak, dan dapat dipertanggung
jawabkan. Hal ini tentunya tidak mudah karena sebagai pendidik harus mampu
memahami kebutuhan belajar siswa serta kondisi sosial dan emosionalnya.

Guru juga harus mampu menggali potensi yang dimiliki oleh murid dengan
membangun pertanyaan-pertanyaan pemantik sehingga membangun potensi
yang dimiliki dan  mampu menemukan masalahnya sendiri (dengan praktek
coaching pada siswa)

Bagaimana dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh
pada prinsip- prinsip yang kita gunakan  dalam mengambil keputusan

Nilai-Nilai tersebut menentukan cara pandang terhadap situasi atau masalah,


bagaimana cara mengambil keputusan, Penulis menggunakan 3 prinsip dalam
pengambilan keputusan yaitu :

1. Berpikir berbasis hasil akhir (Ends Based Thinking)


2. Berpikir berbasis peraturan  (  Rule Based Thinking)
3. Berpikir berbasis rasa perduli (Care based Thinking)

Pengambilan keputusan tentunya tidak lepas dengan tiga prinsip ini, suatu misal
guru memiliki rasa empati yang tinggi, rasa kasihan, kasih sayang dan
kepedulian disini seorang guru memperlihatkan bahwa dirinya cenderung pada
prinsip berpikir berbasis perduli. Sedang guru yang punya komitmen yang tinggi
dan tunduk pada peraturan menandakan beliau berpikir berbasis peraturan dan
ada juga guru yang berpikir berbasis hasil akhir. Beliau cenderung berjiwa sosial
dan mempertimbangkan kedepannya kelak.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan


keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching yang diberikan pendamping
atau fasil dalam perjalanan proses pembelajaran kita terutama dalam
pengambilan pengujian yang telah kita ambil apakah telah efektif masihkan
ada pertanyan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut, hal ini tentunya bisa dibantu dengan sesi coaching yang telah di
bahas pada modul 2 sebelumnya.

Menurut penulis sebagai seorang pemimpi yang bijaksana maka  akan


membimbing seperti coaching .yaitu coach akan membimbing coachee untuk
menemukan solosinya sendiri, maka dari sini coaching merupakan ketrampilan
yang dianggap penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya
terjadidan menyelesaikanya secara sistemik, dengan alur TIRTA.
Trimakasih kami sampaikan kepada Fasilitator, dan pembimbing yang telah
merubah pola pikir kami, sehingga membantu kami dalam mengevaluasi kasus
dan mengambil keputusan. Sehingga menjadi keputusan yang bisa
dipertanggunjawabkan,

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial


emosional akan berpengaruh terhadap pengembangan keputusan.

Sepagai pemimpin pembelajara kiat harus mampu mengidentifikasi minat


belajar dan gaya belajar murid sehingga dalam pembelajaran nantinya sangat
menyenangkan sesuai denga gaya belajar masing-masing. KSE sangat dibutuh
kan agar guru vokus dalam memberikan pembelajaran dan pengambilan
keputusan yang tepat.

Bagai mana pembahasan study kasus yang fokus pada masalah moral atau
dilema etika kembali pada nilai-nilai yang dianut seorang guru.

Keberpihakan pada murid dirasa utama  dan kejelian pendidik dalam dalam
membedakan suatu kasus apakah bujukan moral atau dilema etika serta cara
menyelesaikanya itu berpengaruh besar dari nilai-nilai yang dianutnya yang
nantinya sangat berpengaruh ketika pengambilan keputusan.

Jika nilai yang dianutnya positif maka pengambilan keputusanya akan lebih
tepat.dan bisa dipertanggung jawabnya. dan juga sebaliknya

Apakah kesulitan-kesulitan yang anda rasakan di lingkungan anda  sehingga


sulit dalam pengambilan keputusan di terapkan terutama kasus dilema
etika

Hal-hal yang sulit jika ada ketidak sesuaian kedua belah pihak yang menganggap
benarnya sendiri sehingga mengakibatkan emosi dan susah dalam membangun
komunikasi. Contoh merubah paradikma yang telah lama tertanam di sekolah
dengan paradigma baru yang harus mulai dari awal lagi.biasanya sangat susah
untuk adanya perubahan. Sehingga dalam mengambil keputusan ditemukan
kendala yang begitu besar.

Dan pada akhirnya apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita


ambil dengan pengajaran memerdekakan murid kita.

Memerdekakan murid dalam belajar artinya murid dapat berkembang sesuai


potensi dan kodrat yang dimiliki. Kita sebagai pemimpin pembelajar hanya dapat
menuntun sesuai kodrat dan mungkin bisa dikatakan sebagai fasilitator yang
bertugas menjembatani dari tujuan yang akan mereka capai.

Bagaimana pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat


mempengaruhi masa depan dalam kehidupan muridnya.

Dengan merdeka belajar maka murid akan menjadi seorang yang kreatif inovatif
dalam mengambil keputusan yang bisa mendukung bagi masa depan mereka.
Mereka  akan menjadi pribadi yang matang penuh pertimbangan, cermat dalam
bertindak dikehidupanya kelak.

Apa kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul ini
dan kaitanya dengan modul sebelumnya.

Pengambilan keputusan adalah potensi yang harus dimiliki pemimpin


pembelajaran. Hal ini relevan dengan pemikiran KHD tentang pendidik itu
adalah suri tauladan bagi murid muridnya. Pengambilan keputusan harus
berdasarkan pada berpikir positif sehingga di temukan wellbeing.

Unuk mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran diharapkan untuk


memiliki kesadaran penuh, dalam mengantarka murid muridnya agar tidak
salah dalam bertindak Metode coaching dapat memberikan pencerahan dalam
menggali solusi terhadap coache. sehingga pemimpin  dalam pengambilan
keputusan , berpedoman nilai nilai kebajikan

Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep yang telah anda pelajari
dengan modul ini yaitu dilema etika ataukah bujukan moral, 

setelah belajar banyak di materi 3.1 maka saya menyimpulkan bahwa dilema
etika jika benar melawan kebenaran dan kalau bujukan moral adalah sudah
tentu salah setelah melewati 5 pengujian.,dengan mengunakan4 paradikma
pengambilan keputusan, 3 pinsip dan sembilan langkah pengujian
keputusan

Sebelum mempelajari ini pernahkan anda menerapkan pengambilan


keputusan sebagai pemimpin disituasi moral dilema bila pernak apa
bedanya setelah belajar modul ini

Pernah hanya saja dulu pertimbangan kebaikan bagi kedua belah pihak dan juga
bagaimana dampak kedepanya, setelah belajar modul ini ternyata banyak sekali
pertimbangan yang kita pakai dan kemungkinan besar dalam mengambil
keputusan lebih akurat.
Bagai mana konsep mempelajari modul ini buat anda,  perubahan apa yang
terjadi

Yang saya rasakan adalah  bertambahnya ilmu yang sangat luar biasa tentang
pengambilan sebuah keputusan, tidak sesederhana yang kita terapkan
dulu,Perubahan diri saya adalah akan lebih selektif dalam bersikap jika
menemui permasalahan.

Seberapa penting mempelajari modul ini bagi individu atau pemimpin.

Sangat penting, mengingat baik menjadi individu atau  pemimpin, sering


menjumpai masalah yang rumit dalam penyelesaikanya  hal mengambil
keputusan sangat  diperlukan baik Pribadi atau kelompok dengan belajar modul
ini menjadi lebih tertata dalam bersikap.

You might also like