You are on page 1of 15

Volume 8 Number 1, April 2023, pp.

xx~xx
P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225
DOI: 10.59052/edufisika.vXiX.XXX

ANALISIS NILAI ARUS: PENERAPAN LAMPU PIJAR SEBAGAI PENGGANTI RESISTOR


DAN PERBANDINGANNYA DALAM SIMULASI PHET DENGAN METODE PRAKTIKUM
PROBLEM SOLVING

Rahma Anne Ahdinier1, Dr. Adam Malik, M.Pd 2


1,2
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, Jalan A.H Nasution No. 105 Cibiru, Bandung 40614, Indonesia
Corresponding author email: rahmaanne01@email.com

Article Info Abstract :


Recieved: This study aims to analyze current values and compare the use of
Accepted: incandescent lamps as a substitute for resistors in PhET simulations,
Publication: using the practical problem solving method. The research method
used includes problem identification, hypothesis formulation,
hypothesis testing, and solution evaluation. PhET simulation was
used as a tool to support this research process.
In this study, a series of virtual experiments using PhET simulations
were carried out. The experiment involved using an incandescent
lamp as a substitute for a resistor in an electrical circuit. The current
data generated by the incandescent lamp is observed and compared
with the use of traditional resistors. This observation was made to test
the effectiveness of using incandescent lamps as a substitute for
resistors.
The results showed that incandescent lamps can function as a
substitute for resistors quite well. Comparison between the current
values generated by incandescent lamps and traditional resistors
shows no significant difference. This shows that incandescent lamps
can replace resistors with nearly the same results.
Through practical problem solving methods, this research provides a
deeper understanding of the ability of incandescent lamps to replace
resistors in electrical circuits. Additionally, the use of PhET
simulations as a research tool helps in designing experiment
scenarios, collecting data, and facilitating the evaluation of solutions.
This research provides an important contribution in the field of
electronics, by considering the alternative use of incandescent lamps
as a substitute for resistors in electrical circuits. It is hoped that this
research can provide new insights and become a reference for the
development of electronic technology in the future.

Keywords: Resistor Incandescent Lamp, Phet simulation


This is open access article under the CC BY-SA licence

INTRODUCTION
Model pembelajaran Problem Solving adalah model pembelajaran yang mengharuskan
seorang siswa/mahasiswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecahkan suatu soal menjadi
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana (Dakhi 2022). Dalam model pembelajaran ini
menekankan pada kegiatan merumuskan soal yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal (Komariah 2011). Model praktikum problem solving melibatkan
pemahaman dan penyelesaian masalah dalam konteks pendidikan. Model ini didasarkan pada
pemikiran bahwa kemampuan problem solving merupakan keterampilan penting yang harus
dikembangkan oleh siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan
mereka untuk masa depan yang sukses (Kiranadewi and Hardini 2021). Ada beberapa faktor yang
mendasari penggunaan model praktikum problem solving dalam pendidikan yaitu model praktikum
problem solving membantu siswa mengembangkan keterampilan ini sehingga mereka dapat menjadi
pekerja yang efektif dan inovatif (Harefa 2020).
Problem solving mengarah pada pendidikan berbasis keterampilan abad ke-21, yang meliputi
keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, dan komunikasi
(Malik, Handayani, and Nuraini 2015). Keterampilan abad-21 dapat peningkatan pemahaman konsep
dengan menggunakan model praktikum problem solving, siswa tidak hanya belajar konsep-konsep
teoritis, tetapi juga diberi kesempatan untuk menerapkannya dalam situasi dunia nyata (M. Ariyanto,
F. Kristin 2018). Melalui penyelesaian masalah praktis, siswa dapat mengembangkan pemahaman
yang lebih mendalam tentang materi pelajaran dan melihat hubungan antara konsep-konsep tersebut
(Subekti 2017). Model praktikum problem solving mendorong pembelajaran aktif di mana siswa aktif
terlibat dalam memecahkan masalah, mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan, dan
merencanakan strategi untuk mencapai solusi yang diinginkan (Kamarudin et al. 2022). Hal ini
menggeser peran guru dari penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran, dengan siswa
menjadi subjek utama dari proses pembelajaran (Rahman Fadli, Subiki, and Astutik 2019).
Model pembelajaran problem solving membantu melatih keterampilan siswa dalam beberapa
keterampilan, seperti: Pemecahan Masalah, model pembelajaran problem solving memberikan siswa
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Mereka belajar untuk
mengidentifikasi masalah, menganalisis faktor-faktor yang terlibat, menghasilkan strategi
penyelesaian, dan mengimplementasikan langkah-langkah yang tepat. Kreativitas, melalui problem
solving, siswa diberi kesempatan untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi yang inovatif dan efektif
(Ladino and Rond 2019). Mereka dihadapkan pada tantangan dan diberikan kebebasan untuk berpikir
di luar kotak serta mengembangkan solusi yang tidak konvensional. Keterampilan Berpikir Kritis
(Sadler 2020), model pembelajaran problem solving melibatkan siswa dalam analisis mendalam dan
pemikiran kritis terhadap masalah yang dihadapi. Mereka diajak untuk mengevaluasi informasi,
mengidentifikasi asumsi, dan mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang logis dan rasional
(Kanchi and Uttarkar 2012). Kolaborasi dan Komunikasi, dalam memecahkan masalah, siswa sering
kali bekerja secara kolaboratif dalam tim (Palaniappan et al. 2021). Mereka belajar untuk berbagi ide,
mendengarkan sudut pandang orang lain, dan bekerja sama untuk mencapai solusi yang terbaik. Selain
itu, mereka juga diajarkan keterampilan komunikasi efektif untuk menyampaikan ide dan argumen
dengan jelas. Ketekunan dan Ketangkasan Mental, problem solving memerlukan ketekunan dan
ketangkasan mental dalam menghadapi tantangan dan mengatasi rintangan (Hundert 2020). Siswa
belajar untuk tidak mudah menyerah, tetapi terus mencoba dan mencari solusi alternatif ketika
menghadapi kesulitan. Kemampuan Transfer, melalui problem solving, siswa dapat mengembangkan
kemampuan transfer, yaitu kemampuan untuk menerapkan pemahaman dan keterampilan yang
diperoleh dari satu situasi ke situasi lain yang serupa atau berbeda. Mereka belajar untuk
menghubungkan konsep-konsep dan pengetahuan yang telah mereka pelajari ke dalam konteks yang
baru. Model pembelajaran problem solving merupakan pendekatan yang efektif untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan ketekunan siswa (Galih et al.
2020). Dengan mempraktikkan pemecahan masalah secara terus-menerus, siswa dapat menjadi
pemikir yang lebih terampil, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Dalam model pembelajaran Problem solving ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan,
seperti: Identifikasi masalah yaitu pilihlah sebuah masalah yang ingin diselesaikan (Oliveira and
Carniato 2019). Pastikan masalah tersebut cukup spesifik dan terukur. Analisis masalah yaitu dengan
pahami akar penyebab masalah dan efeknya terhadap situasi yang ada. Identifikasi faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap masalah tersebut. Buatlah rencana tindakan yang berdasarkan analisis masalah,
buatlah rencana tindakan yang terperinci . Pecah masalah menjadi langkah-langkah yang dapat
The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
2
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

diambil untuk mencapai solusi (Zanetti 2019). Implementasikan rencana yaitu dengan memulailah
melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat (Seifan, Robertson, and Berenjian 2020). Pastikan
terorganisir, disiplin, dan berkomitmen untuk melaksanakan langkah-langkah yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan pantau hasil (Moreno 2011) yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap rencana yang
telah dijalankan. Apakah solusi yang diterapkan berhasil mengatasi masalah atau memperbaiki situasi,
pantau progres dan perubahan yang terjadi. Refleksi, setelah melalui proses implementasi dan
evaluasi, refleksikan hasilnya (Reisslein et al. 2006).

Penggunaan Lampu Pijar Sebagai Resistor Dalam Rangkaian Listrik melibatkan pemahaman
tentang komponen elektronik yang penting dalam sirkuit listrik (Ristiasari et al. 2012). Resistor adalah
komponen pasif yang menghambat aliran arus listrik dan menghasilkan penurunan tegangan (Pertiwi,
Sudjito, and Rondonuwu 2019). Resistor digunakan dalam sirkuit elektronik untuk mengontrol aliran
arus listrik (Ukhtikhumayroh and Rahmatsyah 2021). Mereka menghambat aliran arus dengan cara
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Resistor juga digunakan untuk membagi tegangan,
mengubah energi listrik menjadi energi panas, menstabilkan sirkuit, dan melakukan berbagai tugas
penting lainnya. Resistor dengan resistansi yang lebih tinggi akan menghasilkan hambatan yang lebih
besar terhadap aliran arus (Khairani and Safitri 2018).
Hubungan antara aliran arus dengan hukum Ohm dimana Resistor mematuhi hukum Ohm,
yang menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui resistor berbanding lurus dengan beda
potensial atau tegangan dan berbanding terbalik dengan resistansi. Hukum Ohm (I = V/R) sangat
penting dalam memahami bagaimana resistor berperilaku dalam sirkuit listrik (Reisslein and Martin
2020). Dalam rangkaian listrik, resistor dapat digunakan untuk mengontrol arus listrik, membagi
tegangan, mengatur daya, atau melindungi komponen lain dari arus yang terlalu besar (Agam et al.
2021). Resistor juga dapat digunakan dalam kombinasi seri dan paralel untuk mencapai nilai resistansi
yang diinginkan. Penerapan hukum Ohm dan penggunaan resistor dalam rangkaian listrik
memungkinkan perancangan dan pengaturan yang tepat dari arus dan tegangan dalam rangkaian, serta
memastikan kinerja yang aman dan efisien .
Penggunaan Lampu Pijar Sebagai Resistor Dalam Rangkaian Listrik,etika arus listrik mengalir
melalui filamen yang memiliki resistansi tinggi (Verawati et al. 2022), energi listrik diubah menjadi
energi panas. Akibat pemanasan ini, filamen memancarkan cahaya. Filamen yang digunakan dalam
lampu pijar umumnya terbuat dari tungsten karena memiliki titik leleh yang tinggi dan tahan terhadap
panas yang dihasilkan (Prasti et al. 2021). Meskipun lampu pijar memberikan cahaya yang terang,
mereka memiliki efisiensi energi yang rendah. Sebagian besar energi listrik yang dikonsumsi oleh
lampu pijar diubah menjadi energi panas daripada cahaya (Nurhayati and Maisura 2021). Hal ini
menyebabkan lampu pijar menjadi boros energi dan menghasilkan biaya operasional yang tinggi
dalam jangka panjang.
Penggunaan lampu pijar dapat menggantikan resistor dalam rangkaian listrik dalam beberapa
kasus. Lampu pijar, selain berfungsi sebagai sumber cahaya, juga memiliki sifat resistif yang dapat
digunakan untuk mengontrol aliran arus dalam rangkaian (Hege, Effendi, and Pasangka 2019). Lampu
pijar memiliki nilai resistansi yang bervariasi tergantung pada jenis dan daya lampu yang digunakan.
Resistansi lampu pijar mungkin tidak presisi dan stabil seperti resistor yang dirancang khusus (Saputro
and Sukmadi 2019). Tetapi resistor memiliki nilai resistansi yang lebih akurat dengan toleransi yang
dinyatakan dalam persentase (Romadhon and Budiyanto 2020). Hal ini memungkinkan perancang
rangkaian untuk mendapatkan nilai resistansi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik. Lampu pijar
umumnya tidak memiliki toleransi resistansi yang spesifik, sehingga penggunaannya mungkin tidak
cocok untuk aplikasi yang membutuhkan toleransi resistansi yang ketat.
Lampu pijar dirancang untuk menghasilkan cahaya dengan memanaskan filamen logam.
Filamen tersebut memiliki hambatan yang rendah untuk memungkinkan arus listrik yang cukup besar
mengalir melaluinya dan memanaskan filamen tersebut (Evans and Division 1998). Resistor, di sisi
lain, adalah komponen khusus yang dirancang untuk memiliki hambatan tertentu dalam rangkaian
listrik (Koll 2013). Resistor dapat digunakan untuk mengatur aliran arus, membagi tegangan, atau
melindungi komponen lain dari arus yang terlalu besar. Meskipun lampu pijar memiliki hambatan,
penggunaannya sebagai resistor tidak dianjurkan karena hambatan lampu pijar dapat bervariasi secara

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
3
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

signifikan tergantung pada suhu filamen. Selain itu, lampu pijar juga dirancang untuk tujuan
penerangan, bukan sebagai komponen resistor.
Lampu pijar memiliki karakteristik temperatur yang signifikan (Herlan and Prabowo 2009).
Ketika lampu pijar dinyalakan, filamen di dalamnya menjadi panas dan resistansinya berubah. Hal ini
dapat mempengaruhi performa dan stabilitas rangkaian, terutama jika ada perubahan suhu yang
signifikan (Bielecki et al. 2020). Resistor yang dirancang khusus untuk karakteristik temperatur
tertentu akan memberikan stabilitas yang lebih baik dalam rangkaian listrik. Lampu pijar umumnya
kurang efisien secara energi dibandingkan dengan resistor. Sebagian besar energi yang dikonsumsi
oleh lampu pijar diubah menjadi energi panas, sedangkan resistor menghasilkan sedikit atau tidak ada
energi panas (Hege, Effendi, and Pasangka 2019). Oleh karena itu, penggunaan lampu pijar sebagai
pengganti resistor dapat menghasilkan pemborosan energi yang tidak diinginkan dalam rangkaian
(Abdussamad 2022).
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan potensi penggunaan lampu pijar sebagai
pengganti resistor dalam rangkaian listrik (Qu, Wang, and Liu 2018). Namun, perlu diingat bahwa
eksperimen ini hanya merupakan langkah awal dalam penelitian dan pengembangan penggunaan
lampu pijar sebagai pengganti resistor dalam rangkaian listrik (Husnayain et al. 2023). Diperlukan
studi lebih lanjut untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan valid, serta evaluasi yang lebih
mendalam terhadap aspek teknis, efisiensi, dan keselamatan dalam penerapan praktisnya (Effendi and
Sudarminto 2010).

RESEARCH METHOD
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam analisis penggunaan lampu pijar sebagai resistor
dalam rangkaian listrik menggunakan metode praktikum problem solving melibatkan identifikasi
masalah, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan evaluasi solusi. Dalam konteks penggunaan
simulasi PhET, merancang percobaan virtual, mengamati hasilnya, dan menganalisis apakah lampu
pijar dapat menggantikan resistor secara efektif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
pengukuran. Peneliti akan mengamati dan mencatat fenomena yang terjadi dalam penggunaan lampu
pijar sebagai resistor dalam rangkaian listrik. Selanjutnya, data yang terkumpul akan dianalisis
menggunakan metode analisis yang sesuai, seperti analisis statistik, untuk menghasilkan temuan dan
kesimpulan.

RESULTS AND DISCUSSION


Berdasarkan pada tujuan dibuatnya artikel ini, peneliti melakukan beberapa kali percobaan
dengan menggunakan variabel yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama, peneliti menggunakan
resistor pada rangkaian listrik. Percobaan dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan tegangan
yang berbeda-beda yaitu dari 1V sampai 15 V. Pada setiap tegangan dilakukan 3 kali pengulangan.
Sehingga data yang diperoleh dari percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel yang tertera pada Tabel
1.
Tabel 1. Resistor dengan Resistor
No. Voltage Resistor 1 Resistor 2 Arus
1 1V 10 Ω 10 Ω 0,05
2 2V 10 Ω 10 Ω 0,10
3 3V 10 Ω 10 Ω 0,15
4 4V 10 Ω 10 Ω 0,20
5 5V 10 Ω 10 Ω 0,25
6 6V 10 Ω 10 Ω 0,30
7 7V 10 Ω 10 Ω 0,35
8 8V 10 Ω 10 Ω 0,40
The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
4
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

9 9V 10 Ω 10 Ω 0,45
10 10 V 10 Ω 10 Ω 0,50
11 11 V 10 Ω 10 Ω 0,55
12 12 V 10 Ω 10 Ω 0,60
13 13 V 10 Ω 10 Ω 0,65
14 14 V 10 Ω 10 Ω 0,70
15 15 V 10 Ω 10 Ω 0,75

Pada percobaan Kedua percobaan dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan tegangan
yang berbeda-beda yaitu 1V samapi 15V dan lampu pijar yang memiliki tegangan 10Ω. Pada setiap
tegangan dilakukan 3 kali pengulangan Sehingga data yang diperoleh pada percobaan kedua tersebut
dapat dilihat pada data yang tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Resistor dan Lampu Pijar
No. Voltage Resistor 1 Lampu Pijar Arus
1 1V 10 Ω 10 Ω 0,05
2 2V 10 Ω 10 Ω 0,10
3 3V 10 Ω 10 Ω 0,15
4 4V 10 Ω 10 Ω 0,20
5 5V 10 Ω 10 Ω 0,25
6 6V 10 Ω 10 Ω 0,30
7 7V 10 Ω 10 Ω 0,35
8 8V 10 Ω 10 Ω 0,40
9 9V 10 Ω 10 Ω 0,45
10 10 V 10 Ω 10 Ω 0,50
11 11 V 10 Ω 10 Ω 0,55
12 12 V 10 Ω 10 Ω 0,60
13 13 V 10 Ω 10 Ω 0,65
14 14 V 10 Ω 10 Ω 0,70
15 15 V 10 Ω 10 Ω 0,75

Dilakukan perbandingan antara nilai arus yang dihasilkan oleh resistor dengan resistor dan
resistor dengan lampu pijar. Data arus yang diperoleh dari kedua sumber tersebut dianalisis untuk
melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan nilai
arus antara lampu pijar dan resistor tidak ada dan menghasilkan nilai arus yang sama, Seperti pada
Grafik berikut.

Perbandingan Nilai Arus


0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Arus Percobaan 1 Arus Percobaan 2

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
5
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

Dengan melihat data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan peningkatan tegangan
yang diberikan, arus dalam rangkaian juga meningkat. Namun, perlu diperhatikan bahwa hubungan
antara tegangan dan arus dalam lampu pijar tidak memiliki karakteristik yang linier seperti pada
resistor.
Pada lampu pijar, ketika tegangan V dalam rangkaian semakin besar, disipasi daya listrik
yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini mengakibatkan peningkatan suhu pada penghambat lampu
pijar. Ketika suhu meningkat, hambatan penghantar dalam lampu pijar juga meningkat, dan ini
tercermin dalam kemiringan grafik beda potensial terhadap arus.
Grafik beda potensial terhadap arus pada lampu pijar menunjukkan bahwa karakteristiknya
tidak linier jika dibandingkan dengan resistor. Ini berarti lampu pijar memiliki perilaku yang berbeda
dengan resistor ketika tegangan yang dihubungkan memiliki nilai kecil dan waktu yang singkat.
Namun, ketika tegangan meningkat menjadi besar dan diberikan dalam waktu yang lama, karakteristik
lampu pijar akan berbeda secara signifikan karena faktor temperatur yang mempengaruhinya.
Dalam kesimpulannya, data percobaan menunjukkan bahwa hubungan antara tegangan dan
arus dalam rangkaian resistor dan lampu pijar tidak bersifat linier. Lampu pijar memiliki karakteristik
yang berbeda dengan resistor, terutama ketika tegangan yang dihubungkan cukup tinggi dan diberikan
dalam waktu yang lama. Akan tetapi, pada percobaan yang dilakukan menggunakan virtual laboratory
menghasilkan nilai arus yang sama. Hal ini dikarenakan pada virtual laboratory tidak dapat membuat
perbedaan yang sangat kecil, berbeda dengan real laboratory. Sehingga nilai arus yang dihasilkan
antara rangkaian yang menggunakan lampu dan tidak menggunakan lampu besarnya sama.

CONCLUSION

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bola lampu dapat berfungsi sebagai pengganti
salah satu resistor dalam rangkaian DC tanpa mempengaruhi arus yang dihasilkan. Namun, perlu
dicatat bahwa besar voltage yang digunakan dalam rangkaian memiliki pengaruh signifikan terhadap
arus yang mengalir melalui resistor dan lampu pijar. Ketika voltage ditingkatkan, arus yang mengalir
melalui resistor dan lampu pijar juga akan meningkat secara proporsional. Dengan kata lain, semakin
besar voltage yang diberikan pada rangkaian, semakin besar pula arus yang akan mengalir melalui
resistor dan lampu pijar sebagai pengganti resistor. 

REFERENCES
Abdussamad, Syahrir. 2022. “Implementasi Pengukuran Beban Resistif Pada Lampu Pijar.”
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering 4 (1): 83–86.
https://doi.org/10.37905/jjeee.v4i1.12064.
Agam, Bima Brilliando, Trapsilo Prihandono, Dosen Program, Studi Fisika, and Universitas
Jember. 2021. “Pengaruh Jenis Dan Bentuk Lampu Terhadap Intensitas Pencahayaan Dan Energi
Buangan Melalui Perhitungan Nilai Efikasi Luminus 1),” 384–89.
Bielecki, Joseph, Ahmad Sameh Jwania, Fadi El Khatib, and Thomas Poorman. 2020.
“Thermal Considerations for LED Components in an Automotive Lamp.”
Dakhi, Oskah. 2022. “Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk
Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar.” Educativo: Jurnal Pendidikan 1 (1): 8–15.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.2.
Effendi, M Zaenal, and S Sudarminto. 2010. “Rancang Bangun Inverter Multipulsa Untuk
Beban Penerangan Rumah Tangga Jenis Lampu Pijar,” no. Lcd: 1–5.
Evans, David L, and Optoelectronics Division. 1998. “High Luminance LEDs Replace
Incandescent Lamps in New Applications” 3002: 142–53.
Galih, Valentinus, Vidia Putra, Andrian Wijayono, and Endah Purnomosari. 2020.
“Pengembangan Alat Uji Efisiensi Lampu Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno Untuk Evaluasi
Tingkat Pencahayaan Lampu Meja Belajar Di Laboratorium Fisika-Mekatronika Politeknik STTT” 4
(2): 65–71.

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
6
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

Harefa, Darmawan. 2020. “Perbedaan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran
Problem Posing Dan Problem Solving Pada Siswa Kelas X-MIA SMA Swasta Kampus Telukdalam.”
Sinasis 1 (1): 103–16.
Hege, Asih Pitasari, Jauhari Effendi, and Bertholomeus Pasangka. 2019. “Analisis Dan
Perancangan Pengendali Intensitas Lampu Pijar Jarak Jauh Dengan Sistem Remote Control Terhadap
Efisiensi Energi.” Bumi Lestari Journal of Environment 19 (2): 31.
https://doi.org/10.24843/blje.2019.v19.i02.p04.
Herlan, Herlan, and Briliant Adhi Prabowo. 2009. “Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi
Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC.” INKOM Journal of Informatics, Control Systems,
and Computers 3 (1): 14–21.
Hundert, Edward M. 2020. “A Model for Ethical Problem Solving in Medicine , With
Practical Applications PRINCIPLES VERSUS MORAL” I (4).
Husnayain, Faiz, Dicky Syachreza Himawan, Agus R Utomo, I Made Ardita, and Budi
Sudiarto. 2023. “Analisis Perbandingan Kinerja Lampu LED , CFL , Dan Pijar Pada Sistem
Penerangan Kantor” 6 (01).
Kamarudin, Kamarudin, Muhammad Ridwan, Jefri Saputra, and Kemas Muhammad Aby.
2022. “Sistem Pengukuran Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian Kombinasi Virtual Lab.” Jurnal
Integrasi 14 (2): 103–9. https://doi.org/10.30871/ji.v14i2.4384.
Kanchi, Raghavendra Rao, and Naveen Kumar Uttarkar. 2012. “Study of Heat Loss from Hot
Tungsten Filament Bulb Using AT89C51 Based Data Acquisition System” 2 (3): 8–10.
Khairani, Indah, and Rini Safitri. 2018. “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Usaha Dan Energi Di Man Rukoh
Banda Aceh.” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 5 (2): 32–40. https://doi.org/10.24815/jpsi.v5i2.9814.
Kiranadewi, Dhea Fatar, and Agustina Tyas Asri Hardini. 2021. “Perbandingan Efektivitas
Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Pembelajaran PPKn.” Journal for Lesson and Learning Studies 4 (1): 1.
https://doi.org/10.23887/jlls.v4i1.33860.
Koll, Bas. 2013. “Conceptual Understanding of Electrical Circuits in Secondary Vocational
Engineering Education : Combining Traditional Instruction with Inquiry Learning in a Virtual Lab”
102 (3): 375–93. https://doi.org/10.1002/jee.20022.
Komariah, Kokom. 2011. “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya
Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas IX J Di SMPN 3
Cimahi.” Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 181–88.
Ladino, Luis A, and Hermilda S Rond. 2019. “In Search of the Dimensions of an Incandescent
Light Bulb Filament.”
M. Ariyanto, F. Kristin, I. Anugraheni. 2018. “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa.” Jurnal Guru Kita
2 (3): 106–15. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/view/10392/9331.
Malik, A., Wahyuni Handayani, and Rany Nuraini. 2015. “Model Praktikum Problem Solving
Laboratory Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.” Prosiding Simposium
Nasional Inovasi Dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 2015 (Pembelajaran): 193–96.
Moreno, Roxana. 2011. “Teaching With Concrete and Abstract Visual Representations :
Effects on Students ’ Problem Solving , Problem Representations , and Learning Perceptions” 103 (1):
32–47. https://doi.org/10.1037/a0021995.
Nurhayati, Nurhayati, and Besty Maisura. 2021. “Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Nyala
Lampu Dengan Menggunakan Sensor Cahaya Light Dependent Resistor.” CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro 5 (2): 103. https://doi.org/10.22373/crc.v5i2.9719.
Oliveira, Christopher A De, and Leonardo A Carniato. 2019. “LOAD MODELLING IN
ELECTRIC SYSTEMS : COMPUTATIONALLY IMPLEMENTATION OF GRAPHICAL
INTERFACE AND QUALITATIVE ANALYSIS.” CILAMCE.
Palaniappan, Ramaswamy, Senior Member, Surej Mouli, Senior Member, Evangelia Fringi,
Howard Bowman, I A N Mcloughlin, and Senior Member. 2021. “Incandescent Bulb and LED Brake
Lights : Novel Analysis of Reaction Times.” https://doi.org/10.1109/ACCESS.2021.3058579.
The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
7
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

Pertiwi, Sinta, Debora Natalia Sudjito, and Ferdy Semuel Rondonuwu. 2019. “Perancangan
Pembelajaran Fisika Tentang Rangkaian Seri Dan Paralel Untuk Resistor Menggunakan
Understanding by Design (UbD).” Jurnal Sains Dan Edukasi Sains 2 (1): 1–7.
https://doi.org/10.24246/juses.v2i1p1-7.
Prasti, D, M I Rusdi, S Kasma, and ... 2021. “Implementasi Nodemcu Untuk Mengontrol Alat
Listrik Rumah Tangga Menggunakan Google Assistant.” Proceeding KONIK (Konferensi Nasional
Ilmu Komputer), 571–75. https://prosiding.konik.id/index.php/konik/article/view/126%0Ahttps://
prosiding.konik.id/index.php/konik/article/download/126/111.
Qu, Na, Jianhui Wang, and Jinhai Liu. 2018. “An Arc Fault Detection Method Based on
Current Amplitude Spectrum and Sparse Representation,” 1–8.
https://doi.org/10.1109/TIM.2018.2880939.
Rahman Fadli, Arif, Subiki, and Sri Astutik. 2019. “Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Solving Laboratory Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa Di Man 2 Banyuwangi.”
Jurnal Pembelajaran Fisika 8 (2): 53–58.
Reisslein, Jana, Robert K Atkinson, Patrick Seeling, and Martin Reisslein. 2006.
“Encountering the Expertise Reversal Effect with a Computer-Based Environment on Electrical
Circuit Analysis” 16: 92–103. https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2006.02.008.
Reisslein, and Martin. 2020. “Pre-College Electrical Engineering Instruction : The Impact of
Abstract vs . Contextualized Representation and Practice,” 225–35.
Ristiasari, Tia, Bambang Priyono, Sri Sukaesih, and Jurusan Biologi. 2012. “Model
Pembelajaran Problem Solving Dengan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.”
J.Biol.Educ 1 (3): 50229. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb.
Romadhon, Haris, and Budiyanto Budiyanto. 2020. “Pemanfaatan Intensitas Radiasi Cahaya
Lampu Dengan Reflektor Panel Surya Sebagai Energi Harvesting.” RESISTOR (Elektronika Kendali
Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) 3 (2): 45. https://doi.org/10.24853/resistor.3.2.45-56.
Sadler, John. 2020. “Clinical Problem Solving and the Biopsychosocial Model,” no.
November 1992. https://doi.org/10.1176/ajp.149.10.1315.
Saputro, Jimy Harto, and Tejo Sukmadi. 2019. “ANALISA PENGGUNAAN LAMPU LED
PADA PENERANGAN DALAM RUMAH Metode.”
Seifan, Mostafa, Nigel Robertson, and Aydin Berenjian. 2020. “Use of Virtual Learning to
Increase Key Laboratory Skills and Essential Non-Cognitive Characteristics.” Education for Chemical
Engineers 33: 66–75. https://doi.org/10.1016/j.ece.2020.07.006.
Subekti, Pri. 2017. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V.” Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual 2 (2): 130.
https://doi.org/10.28926/briliant.v2i2.46.
Ukhtikhumayroh, and Rahmatsyah. 2021. “Efek Model Problem Based Learning (PBL)
Berbantuan Alat Praktikum Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pokok Elastisitas
Dan Hukum Hooke.” Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika 8 (4): 83–88.
Verawati, Yuni, Dedy Hamdani, Iwan Setiawan, Jl Wr Supratman Kandang, and Limun
Bengkulu. 2022. “Pengembangan Alat Peraga Ada Materi Energi Dengan Menggunakan Solar Cell,
Sensor Ultrasonik Dan Light Dependent Resistor Berbasis Arduino Uno.” Amplitudo : Jurnal Ilmu
Pembelajaran Fisika 1 (2): 166–73.
Zanetti, Vittorio. 2019. “Temperature of Incandescent Lamps” 546 (1985).
https://doi.org/10.1119/1.14410.

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
8
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

LAMPIRAN
Tabel Data Pengamatan Resistor-Lampu Pijar

Nomor Voltage (V) Resistor (Ω) Lampu Pijar (Ω) Arus (A)
1 1 0,05
2 2 0,10
3 3 0,15
4 4 0,20
5 5 0,25
6 6 0,30
7 7 0,35
8 8 10 Ohm 10 Ohm 0,40
9 9 0,45
10 10 0,50
11 11 0,55
12 12 0,60
13 13 0,65
14 14 0,70
15 15 0,75

Tabel Data Pengamatan Resistor-Resistor

Nomor Voltage (V) Resistor (Ω) Resistor (Ω) Arus (A)


1 1 0,05
2 2 0,10
3 3 0,15
4 4 0,20
5 5 0,25
6 6 0,30
7 7 0,35
8 8 10 Ohm 10 Ohm 0,40
9 9 0,45
10 10 0,50
11 11 0,55
12 12 0,60
13 13 0,65
14 14 0,70
15 15 0,75

Pengolahan Data
Pengolahan Data Tabel 1

 Data Tunggal
1. Resistor = 10 Ω

1
∆ Ω= × NST
2
The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
9
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

1
∆ Ω= ×0,1=0,05 Ω
2

∆Ω 0,05
KSR : × 100 %=¿ ×100 %=¿ 0,5 % (4 AP)
Ω 10
KTP : Ω=10,00± 0,0500 Ω

2. Lampu Pijar = 10 Ω

1
∆ Ω= × NST
2
1
∆ Ω= ×0,1=0,05 Ω
2

∆Ω 0,05
KSR : × 100 %=¿ ×100 %=¿ 0,5 % (4 AP)
Ω 10
KTP : Ω=10,00± 0,0500 Ω

 Data Majemuk

1. Voltage =
X 1 + X 2+ X 3 +… X n
V =¿ =8 V ¿
n

V V2
1 1
2 4
3 9
4 16
5 25
6 36
7 49
8 64
9 81
10 100
11 121
12 144
13 169
14 196
15 225

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
10
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

∑ ¿120 ∑ ¿1240
1
ΔV = √
n ∑ 1
2
n x −¿¿ ¿ ¿

1
ΔV =
15 √
15 ∑ x 1−¿ ¿ ¿ ¿
2

1
ΔV = . √ 233,33
15
Δ V =1,018
ΔV 1,018
KSR=¿ × 100 %= × 100 %=12,7 % (2 angka penting)
V 8

KTP=( V ± ΔV )=( 8,0 ± 1,0 )V

2. Arus =
X 1+ X 2+ X 3 +… X n
A=¿ =0,4 V ¿
n

A A2
0,05 0,0025
0,10 0,01
0,15 0,0225
0,20 0,04
0,25 0,0625
0,30 0,09
0,35 0,1225
0,40 0,16
0,45 0,2025
0,50 0,25
0,55 0,3025
0,60 0,36
0,65 0,4225
0,70 0,49
0,75 0,5625
∑ ¿6 ∑ ¿3,1
1
Δ A=
n√n ∑ x1−¿ ¿¿ ¿
2

1
Δ A=
15 √
15 ∑ x 1−¿ ¿ ¿ ¿
2

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
11
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

1
Δ A= . √ 0,75
15
Δ A=0,058
ΔA 0,058
KSR=¿ × 100 %= ×100 %=14,5 % (2 angka penting)
A 0,4

KTP=( V ± ΔV )=( 0,40 ± 0,06 ) A

Pengolahan Data
Pengolahan Data Tabel 2

 Data Tunggal
1. Resistor 1 = 10 Ω

1
∆ Ω= × NST
2
1
∆ Ω= ×0,1=0,05 Ω
2

∆Ω 0,05
KSR : × 100 %=¿ ×100 %=¿ 0,5 % (4 AP)
Ω 10
KTP : Ω=10,00± 0,0500 Ω

2. Resistor 2 = 10 Ω

1
∆ Ω= × NST
2
1
∆ Ω= ×0,1=0,05 Ω
2

∆Ω 0,05
KSR : × 100 %=¿ ×100 %=¿ 0,5 % (4 AP)
Ω 10
KTP : Ω=10,00± 0,0500 Ω

 Data Majemuk

3. Voltage =
X 1 + X 2+ X 3 +… X n
V =¿ =8 V ¿
n

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
12
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

V V2
1 1
2 4
3 9
4 16
5 25
6 36
7 49
8 64
9 81
10 100
11 121
12 144
13 169
14 196
15 225
∑ ¿120 ∑ ¿1240
1
ΔV =
n√n ∑ x 1−¿¿ ¿ ¿
2

1
ΔV =
15 √
15 ∑ x 1−¿ ¿ ¿ ¿
2

1
ΔV = . √ 233,33
15
Δ V =1,018
ΔV 1,018
KSR=¿ × 100 %= × 100 %=12,7 % (2 angka penting)
V 8

KTP=( V ± ΔV )=( 8,0 ± 1,0 )V

4. Arus =
X 1+ X 2+ X 3 +… X n
A=¿ =0,4 V ¿
n

A A2
0,05 0,0025
0,10 0,01
0,15 0,0225
0,20 0,04
0,25 0,0625
0,30 0,09
0,35 0,1225
The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
13
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

0,40 0,16
0,45 0,2025
0,50 0,25
0,55 0,3025
0,60 0,36
0,65 0,4225
0,70 0,49
0,75 0,5625
∑ ¿6 ∑ ¿3,1
1
Δ A= √
n ∑ 1
n
2
x −¿ ¿¿ ¿

1
Δ A=
15 √
15 ∑ x 1−¿ ¿ ¿ ¿
2

1
Δ A= . √ 0,75
15
Δ A=0,058
ΔA 0,058
KSR=¿ × 100 %= ×100 %=14,5 % (2 angka penting)
A 0,4

KTP=( V ± ΔV )=( 0,40 ± 0,06 ) A

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
14
EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 8 Number 1, April 2023

The first three words of the title .... (Author's name) pp:1-15
15

You might also like