Kebutuhan listrik Indonesia hingga tahun 2013 perlu mendapat tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 6.161 megawatt (MW). Perinciannya 5.338 MW proyek PLN dan 823 MW proyek swasta dan pemerintah daerah. Kebutuhan energi listrik masyarakat mencapai 99 tetra Watt jam (TWh), sementara kapasitas produksi energi listrik hanya 87 TWh. Dengan demikian perlu penambahan produksi sebesar 13.000 MW (1 tetra Watt jam = 1.000 MW). Investor kurang tertarik di bidang kelistrikan ini karena : 1. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS, harga jual rata-rata menjadi lebih rendah dari harga pokok penjualan 2. Fluktuasi kurs valas juga mengakibatkan meningkatnya biaya produksi listrik, terutama komponen biaya pembelian gas alam, listrik swasta, uap panas bumi, batu bara, suku cadang dan beban pinjaman, termasuk selisih kurs yang sebagian besar diperhitungkan dengan menggunakan valas. 3. Diberlakukannya otonomi daerah juga menyulitkan aktifitas PLN karena adanya pengenaan pajak daerah dan retribusi daerah oleh pemda mulai dari hulu hingga hilir. Permohonan PLN pada Pemerintah dalam menghadapi hal ini : 1. Adanya Insentif fiskal : keringanan dan penundaan pembayaran pajak penghasilan (PPh) dan/atau pajak pertambahan nilai (PPN) 2. Insentif dalam hal kemudahan ekspor – impor 3. Pengenaan tingkat bunga yang bersaing 4. Kemudahan keringanan bea masuk Tabel 1. Konsumsi Listrik di Indonesia tahun 2004 Wilayah Konsumsi Konsumsi (%) Jumlah Jumlah (TWh) Pelanggan Pelanggan (%) Jawa-Bali 79,7 80,5 22,6 juta 68,48 Sumatera 11,6 11,7 5,9 17,9 Kalimantan- 3,2 Sulawesi 3,1 7,8 5,4 13,62 Wilayah lain 1,3 TOTAL 100 33 100 Tabel 2. Konsumsi Listrik di Indonesia tahun 2010 Wilayah Konsumsi (TWh) Jawa-Bali 125.9 Sumatera 16,3 Kalimantan 4,5 Sulawesi 4,4 Wilayah lain 5,3
Angka rasio elektrifikasi diperkirakan meningkat dari 54,8 % (2004) menjadi
70 % (2010). Tabel 3. Angka Elektrifikasi di Indonesia Wilayah % Angka Elektrifikasi Jawa – Bali 59,42 Sumatera 53,1 Sulawesi 47,2 Kalimantan 46,6 Wilayah lain 33
Tabel 4. Komposisi Bahan Bakar Listrik tahun 2004
Jenis Bahan Bakar % Penggunaan Batu Bara 43 Gas 24 Air (Hidro) 9,7 BBM 18 Dari komposisi di atas dapat disimpulkan sektor kelistrikan Indonesia belum efisien. Dan setiap tahun permintaan akan meningkat 6-7 persen yang disebabkan oleh adanya pertambahan penduduk,, pertumbuhan ekonomi dan peralihan penggunaan listrik non-PLN ke listrik PLN yang menjadi relatif lebih murah karena kenaikan harga BBM sejak Maret 2005. Faktor yang tidak kalah penting lainnya adalah penggunaan energi yang boros oleh masyarakat maupun industri. Total kapasitas pembangkit di Indonesia berjumlah 24.000 MW . Tabel 5. Penyebaran Kapasitas Listrik di Indonesia Wilayah % Penyebaran Jawa – Bali 77 Sumatera 13 Sulawesi 2,7 Kalimantan 3 Wilayah lain 4,3 Secara umum pertumbuhan pasokan listrik belum mampu mengimbangi permintaan. (Sumber: Kompas, Fokus – Investasi, 25 Maret 2005)