You are on page 1of 2

Tak seharusnya dunia ini begini bukan? Tak seharusnya aku terlambat memahami.

Oh
bukan, bukan aku terlambat memahami tapi mau mu yang memang tidak bisa ku pahami.
Dilatar biru yang begitu kelabu kau menyembunyikan ragu hingga tak kau temui jalan
pulang. Sementara aku menanti kau kembali pada jalan pulang. Kau ragu memahami setiap
suku kata yang tiap kali aku utara kan. Kau belagak menerima setiap perasaan yang ku utara
kan. Tak mesti begini, tek mesti seperti ini tapi aku tau dunia mu terlalu sulit ku kejar dunia
mu terlalu fana untuk kumiliki.

Kini telah benar hilang kau hilang pada setiap kegelisahan, kau hilang tanpa arah
hingga aku tersesat begitu saja mencari mu untuk kembali pulang. Akan kah benar ini semua
telah usai? Apakah benar 2 tahun terlewati ini hanya tertinggal seperti ini? Kau meninggalkan
ku ditengah persimpangan hingga tak ku ketahui langkah mana selanjutnya akan ku lampaui.
Kau hilang dengan kekosongan kenyataan yang begitu menampar bagian-bagiannya. Kau
terbang dibawa angin atau kau menyerahkan diri mu pada angin? Hingga hanya tersisa
beberapa kepingan kenangan digenggaman.

Coba saja waktu itu kau tidak begitu saja hadir pada kekosongan hati. Coba saja sapa
hangat mu tidak membuat hati ku tergoyah, coba saja nada panggilan mu tidak menjadi
dering favorit ku setiap hari. Kini usai tidak ada dering favorit itu bergema ditelinga ku sejak
terakhir kali kau menyatakan hal yang membuat seluruh energi yang kupunya lunglai. kau
menampar bagian-bagian yang sudah kurangkai untuk menjalani hidup kedepanya kau
merusak segala ekspetasi yang ku buat setiap malam.

Aku menyadari semua bermula di hari itu disaat kau menolak untuk pergi ke barat
untuk melihat senja tenggelam, untuk pertama kalinya kau membiarkan aku menikmati
golden hours yang menjadi bagian favorit ku sendirian. Aku memaaf kan mu, aku
membiarkan hal itu terjadi supaya kita tetap aman supaya kita tetep bersama walau dihari itu
aku tenggelam bersama senja yang meninggalkan siang hingga membawa malam yang begitu
gelap menarik aku untuk pulang.

Aku tidak pernah mengetahui alasan apa yang membawa mu seperti ini. Apakah ada
bagian yang tidak engkau suka dari ku? Bagian mana yang bisa ku ubah untuk membuat mu
tetap bersama ku? Bagian mana yang seharusnya ada dalam diri ku. Tapi kau hanya diam,
mengunci jawaban membiarkan aku mencari-cari sendiri jawaban. Hinga aku meminta mu
untuk tetap tinggal beberapa waktu untuk menyakini diri mu untuk tetap menjani cerita
rumpang bersama ku. Namun, akhirnya aku tetap menyerah dan kau pun menyerah. Aku
menyadari ada bagian yang memang harus dilepaskan jika memang ia harus dilepaskan.

Mungkin kalimat-kalimat manis mu hanya sampai pada ujung pangkal lidah mu


hanya keluar dari pikiran mu bukan dari hati mu hingga kau begitu cepat melupakan bagian-
bagian itu. Lucu, aku masih saja seperti ini masih membayangkan kau masih ada di setiap
lukisan hari-hari ku. Atau bahkan sampai sekarang aku masih mengharapkan mu, masih terus
membuka pesan lama mu untuk ku baca ulang.

You might also like