Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
net/publication/353356819
CITATIONS READS
0 916
1 author:
Juan Sijabat
Universitas Gadjah Mada
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Juan Sijabat on 21 July 2021.
Tugas Khusus:
AUDIT ENERGI GRATE COOLER SAAT OPERASI WHITE CLAY
Periode: 12 April – 12 Juni 2021
Disusun Oleh:
Anjuan Krisna Yobel Sijabat
17/413716/TK/46156
Dosen Pembimbing:
Indra Perdana, S.T., M.T., Ph.D.
LEMBAR PENGE$AHAN
LI\PORAN KETiJA PRAKTEK
Disueun oleh:
r714137r6lTKl46r56
NIK. TSES!'S6
It
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek
dengan tugas khusus yaitu “Audit Energi Grate Cooler Saat Operasi White Clay”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterimakasih kepada:
1. Bapak Indra Perdana., S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan, memberi saran, serta memberi bimbingan kerja praktek di PT.
Semen Baturaja (Persero) Tbk.
2. Bapak Akhwari Pamungkas, S.T. M.T. selaku pembimbing kerja praktek di PT
Semen Baturaja yang telah memberikan arahan dan penjelasan mendetail
perihal PT Semen Baturaja.
3. Bapak Rakhmat Adiwijaya, S.T. selaku pembimbing kerja praktek di PT
Semen Baturaja yang telah membimbing dan memberikan data yang
dibutuhkan selama pengerjaan tugas khusus.
4. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, dorongan,
motivasi, serta mendoakan kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan kerja
praktek.
5. Pandu Timur Bhaskara, selaku partner kerja praktek yang telah banyak
membantu penulis menyelesaikan tugas akhir kerja praktek ini
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Demikian pengantar dari penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan, sehingga penulis berharap kritik dan saran dari
pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis,
iii
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
INTISARI
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. merupakan salah satu pabrik semen
terbesar yang berada di pulau Sumatera. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
mempunyai tiga tempat pabrik, yaitu Pabrik Baturaja (Sumatera Selatan), Pabrik
Palembang (Sumatera Selatan), dan Pabrik Panjang (Lampung). Kapasitas total
produksi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. sebesar 3,85 juta ton semen per tahun.
Semen yang diproduksi di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. ada lima
jenis, yaitu Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, OPC Tipe II, OPC Tipe V,
Portland Composite Cement (PCC), dan White Clay. Bahan baku pembuatan semen
adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika, pasir besi, serta bahan aditif berupa
gipsum. Komposisi bahan baku tersebut diantaranya 75-90% (79,49%) batu kapur,
7-20% (14,85%) tanah liat, 1-5% (4,49%) pasir silika, dan 1-6% (1,17%) pasir besi.
Proses pembuatan semen secara garis besar dibagi dalam tiga proses. Proses
tersebut yaitu proses persiapan bahan baku, proses pembentukan semen, dan proses
pengantongan semen. Proses persiapan bahan baku meliputi penambangan dan
penggilingan bahan baku. Proses pembentukan semen meliputi homogenisasi,
pemanasan awal, pembakaran, pendinginan klinker, dan penggilingan akhir.
Setelah keluar dari kiln, semen perlu didinginkan supaya tidak terjadi reaksi
pembentukan semen yang diinginkan, pada pabrik semen digunakan pendingin
berupa grate cooler yang menggunakan pendingin berupa udara. Udara ini
kemudian digunakan sebagai udara pembakaran pada calciner, dan sebagai
pemanas pada preheater.
Kinerja dari grate cooler dapat dilihat dari efisiensi. Perhitungan heat loss
didapat dari neraca massa dan neraca panas yang ada di grate cooler. Efisiensi grate
cooler yang terukur adalah sebesar 95,73%.
iv
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
ABSTRACT
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. is one of the largest cement plant in
Sumatera island. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. has three cement plants are
located in Baturaja (South Sumatera), Palembang (South Sumatera), and Panjang
(Lampung), with the total capacity is 3,85 million ton cement per year.
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. has produce five type of cements are
Ordinary Portland Cement (OPC) Type I, OPC Type II, OPC Type V, Portland
Composite Cement (PCC), and White Clay. Raw materials for produce cement are
limestone, clay, silica sand, iron sand, and additive substance is gypsum. The
composition of raw materials are 75-90% (79,49%) limestone, 7-20% (14,85%)
clay, 1-5% (4,49%) silica sand, dan 1-6% (1,17%) iron sand.
The outline of cement production is divided into three main processes. The
processes are preparation dan procurement of raw materials, formation process of
cement, and packing process of cement. The preparation process and procurement
of raw materials are mining and milling the raw materials. Cement formation
process includes homogenizing, preheating, burning, cooling clinker, and finish
milling.
After leaving the kiln, the cement needs to be cooled from 1400O C so that
the desired cement formation reaction does not occur, the cement factory uses a
grate cooler that uses air as a cooler. This air is then used as combustion air in the
calciner, and as a heater in the preheater.
The performance of the grate cooler can be seen from the efficiency.
Calculation of heat loss is obtained from the mass balance and heat balance in the
grate cooler. The measured grate cooler efficiency is 95,73%.
v
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
DAFTAR ISI
vi
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
DAFTAR TABEL
vii
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
DAFTAR GAMBAR
viii
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Logo PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. dapat dilihat pada gambar 1
berikut.
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. memakai lambang tiga gajah dalam satu
lingkaran dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau, dan tulisan
Baturaja Portland Cement berwarna merah. Arti lambang tersebut adalah:
1. Tiga gajah
Gajah merupakan hewan yang besar dan kuat yang sampai sekarang masih
banyak terdapat di Sumatera Selatan, selain itu gajah juga merupakan maskot
Sumatera Selatan. Tiga gajah menunjukkan bahwa PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. mempunyai tiga lokasi pabrik, yaitu di Baturaja (OKU),
Kertapati (Palembang) dan Panjang (Bandar Lampung).
2. Warna dasar hijau
Menunjukkan pemerataan pembangunan untuk mencapai kemakmuran.
3. Warna tulisan merah
Menunjukkan kesiapan para karyawan untuk bekerja keras untuk menghadapi
setiap tantangan atau hambatan.
4. Warna putih
2
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
3
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
percobaan dilakukan pada bulan September 1980 sampai April 1981. PT. Semen
Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 April 1981,
sedangkan pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) baru selesai pada
tanggal 30 Mei 1981 dan operasi komersilnya dimulai pada tanggal 1 Juni 1981
dengan kapasitas produksi 450.000 ton klinker per tahun.
Pada tahun 1991, pemerintah mengambil alih saham kepemilikan PT.
Semen Baturaja (Persero) sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Modal saham PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan
seluruhnya menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia terhitung dari tanggal 4
Januari 1991 berdasarkan PP No. 3 tahun 1991, sehingga kepemilikan PT. Semen
Baturaja (Persero) menjadi 100% milik Pemerintah Republik Indonesia dengan
nilai modal saham 60,4 milyar.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi kebutuhan semen,
maka dilaksanakan optimalisasi produksi klinker secara bertahap. Mulai tanggal 11
Juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT. Semen Baturaja (Persero)
mengadakan Proyek Optimalisasi I (OPT I) secara swakelola yang bertujuan untuk
mencapai target produksi dengan cara mengatasi beberapa masalah peralatan,
sekaligus memulai perencanaan untuk meningkatkan kapasitas menjadi dua kali
lipat dari kapasitas sebelumnya. Hasil dari OPT I meningkatkan kapasitas produksi
semen dari 450.000 ton per tahun menjadi 550.000 ton per tahun.
Pada tahun 1996, PT. Semen Baturaja (Persero) melanjutkan
pengembangan perusahaan melalui Proyek Optimalisasi II (OPT II) untuk
meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat sebesar 1.250.000 ton
semen per tahun. Pada proses pengerjaannya proyek OPT II memakan waktu yang
cukup lama disebabkan adanya krisis moneter berkepanjangan sehingga proyek
OPT II baru dapat diselesaikan pada tahun 2001. Hasil dari proyek OPT II masih
aktif beroperasi hingga sekarang.
Pada tahun 2011, Perseroan terlibat dalam pembangunan proyek Cement
Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun. Proyek ini
meningkatkan kapasitas semen menjadi 2.000.000 ton semen per tahun dan
beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2013.
4
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
5
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
luas area mencapai 534 ha. Kapasitas produksi terak di Pabrik Baturaja I dan
II sebesar 2.700.000 ton terak per tahun dan kapasitas penggilingan dan
pengantongan semen sebesar 3.150.000 ton semen per tahun.
2. Pabrik Palembang
Pabrik Palembang berlokasi di Jalan Abikusno Cokrowiyoso Kertapati
yang merupakan pabrik pengolahan dari klinker menjadi semen Portland Tipe
I, pengantongan dan pemasaran, sekaligus sebagai kantor pusat dari PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk. dengan luas area 4,3 ha. Disini juga terdapat Cement
Mill Plant dengan kapasitas produksi 350.000 ton semen per tahun.
3. Pabrik Panjang
Pabrik Panjang berlokasi di Jalan Yos Sudarso km. 7 yang merupakan
pabrik pengolahan klinker menjadi semen Portland Tipe I, pengantongan dan
pemasaran dengan luas area 4 ha. Kapasitas produksi semen disini sama seperti
pada Pabrik Palembang yaitu 350.000 ton semen per tahun.
6
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
7
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
8
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
efisien serta mencari karyawan yang benar-benar qualified sehingga karyawan yang
tidak sesuai dengan kualifikasi departemen akan di pindahkan ke departemen yang
sesuai dengan kualifikasinya.
Dari visi dan misi yang dibentuk PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk,
diciptakanlah struktur organisasi yang berintegritas tinggi dengan tujuan untuk
mewujudkan visi dan misinya. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. yang dipimpin
oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh empat Direktur, yaitu:
1. Direktur Produksi dan Pengembangan
2. Direktur Umum dan SDM
3. Direktur Keuangan
4. Direktur Pemasaran
9
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
10
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
11
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
12
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
13
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
15
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
16
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
pada tipe ini adalah 5% MgO dan 2,5-3% SO3. Kandungan mineral dalam
semen tipe ini:
C3S = 48-52 %
C3A = 10-15 %
b. Moderat Heat Hardening Portland Cement (Tipe II)
Semen Portland Tipe II digunakan untuk pemakaian umum yang
memerlukan ketahanan terhadap sulfat sedang dan panas hidrasi sedang,
misalnya bendungan, dermaga. Kandungan mineral:
C3S = ± 46%
C3A = Maksimum 8%
c. High Early Strenght Cement (Tipe III)
Semen Portland Tipe III merupakan tipe semen Portland yang
dapat memberikan kekuatan tinggi pada periode awal, kira-kira dalam
waktu seminggu atau kurang. Tipe ini biasanya digunakan untuk
bangunan-bangunan sementara yang hanya digunakan sesaat. Meskipun
semen Tipe I juga memberikan kekuatan dini yang tinggi, tapi semen Tipe
III, yang sering disebut high early strengtht cement.
d. Low Heat Portland Cement (Tipe IV)
Semen Portland Tipe IV adalah semen dengan panas hidrasi yang
rendah dan digunakan apabila laju dan jumlah pembentukan panas harus
diminimalisai. Laju pengerasannya lebih lambat dari pada semen Tipe I.
Semen Tipe IV diperuntukan dalam pembangunan struktur beton masif,
misalnya bendungan besar.
Komposisi senyawa yang terdapat pada semen tipe ini adalah 6,5%
MgO, 2,3% SO3, dan 7% C3A. Semen tipe ini mempunyai kandungan C3A
lebih rendah dari semen Tipe III, sehingga proses pengerasannya lebih
lambat dari semen Tipe III.
e. Sulfate Resistance Portland Cement (Tipe V)
Sulfate Resistance Portland Cement Tipe V dalah semen Portland
yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap sulfat dan memiliki
kandungan C3A lebih rendah dibandingkan tipe-tipe lain tetapi kandungan
17
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
18
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
dalam setahun kekuatannya sudah sama. Jenis semen ini diproduksi untuk
pengecoran beton, irigasi, bangunan ditepi laut, dan tanah rawa yang
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi rendah.
e. Portland Blast Furnace
Pringadi (1995) menjelaskan bahwa Portland Blast Furnace
adalah semen yang dibuat dengan cara menggiling campuran clinker
semen portland dengan kerak dapur tinggi secara homogen. Kerak (slag)
adalah bahan nonmetal hasil samping dari pabrik pengecoran besi dalam
tanur yang mengandung campuran antara batu kapur, silika, dan alumina.
a. Bahan utama
Bahan utama terdiri dari :
1. Batu Kapur (Lime Stone)
Batu kapur merupakan komponen utama dalam proses
pembuatan semen. Pemakaiannya dalam tepung baku sebanyak
77%. Komposisi utama batu kapur yaitu CaCO3 dengan kandungan
minimal 93% dan MgCO3 dengan kandungan tidak lebih dari 2%.
Sifat fisika batu kapur (CaCO3) :
Wujud : Padat
Warna : Putih kekuningan
Bentuk : Bongkahan
Kadar air : 5 - 10%
Bulk density : 1,3 ton/m3
Spesific Gavity : 2,49
Ukuran material : 0,1 - 30 mm
Kuat tekan : 31,6 N/mm2
Titik leleh : 1339 oC
2. Tanah Liat (Clay)
19
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
20
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
21
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
22
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Kerugian:
• Kiln yang digunakan lebih panjang
• Membutuhkan filter
3. Proses Semi Kering (Semi Dry Process)
Umpan kiln pada proses ini berupa tepung kering, lalu dengan alat
granulator (pelletizer) disemprot dengan air untuk dibentuk menjadi granula
dengan kadar air 10-12% dan ukurannya 10-12 mm seragam. Konsumsi panas
pada umumnya sekitar 1.000 kcal/kg terak. Proses ini menggunakan tungku
tegak (shaft kiln) atau long rotary kiln maka harus dilengkapi grate preheater
dan kapasitasnya bisa lebih tinggi.
Keuntungan:
• Kiln yang digunakan lebih pendek
• Diperoleh terak yang seragam
Kerugian:
• Menghasilkan debu
• Membutuhkan filter
4. Proses Kering (Dry Process)
Pada proses ini bahan baku dipecah dan digiling sampai kadar air 1%
dan tepung baku yang telah homogen ini diumpankan dalam keadaan kering
untuk mendapatkan terak. Terak sealanjutnya didinginkan dan dicampur
dengan gipsum dalam perbandingan 96:4 kemudian digiling dalam finish mill
hingga menjadi semen.
Keuntungan:
• Kiln yang digunakan lebih pendek
• Heat comsumption rendah yaitu sekitar 800-1.000 kcal/kg terak sehingga
bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
• Kapasitas produk besar
• Biaya operasi rendah
Kerugian:
23
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
• Kadar air sangat menggangu operasi karena material lengket pada inlet
chute
• Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran
• Campuran kurang homogen
• Banyak debu yang dihasilkan sehingga perlu dibutuhkan alat penangkap
debu
Pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. proses pembuatan semen
menggunakan teknologi proses kering, karena biaya operasi yang dibutuhkan
paling rendah daripada proses lainnya dan dapat menghasilkan produk dengan
kapasitas yang tinggi.
24
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Reaksi kalsinasi terjadi pada fase padat dan gas dan bersifat
irreversible. Reaksi ini terjadi pada awalnya di suspension preheater kemudian
selanjutnya di kiln dengan keadaan operasi pada 700-900 oC. Reaksinya adalah:
700−900𝑜 𝐶
𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝑠) → 𝐶𝑎𝑂(𝑠) + 𝐶𝑂2 (𝑔)
700−900𝑜 𝐶
𝑀𝑔𝐶𝑂3 (𝑠) → 𝑀𝑔𝑂(𝑠) + 𝐶𝑂2 (𝑔)
3. Klinkerisasi
Reaksi klinkerisasi terjadi pada fase cair dan bersifat irreversible
eksoterm. Reaksi ini terjadi pada rotary kiln dengan suhu operasi 850-1450 oC
dan tekanan 4,10-7,40 bar. Reaksinya meliputi pembentukan C2S, C3S, C3A,
dan C4AF. Reaksinya adalah:
a. Reaksi pembentukan senyawa semen C2S
2CaO(l) + SiO2(l) → 2CaO.SiO2(l) atau C2S yang berlangsung pada suhu
800-900 oC.
b. Reaksi pembentukan senyawa semen C3A dan C4AF
3CaO(l) + Al2O3(l) → 3CaO.Al2O3(l) atau C3A yang berlangsung pada
suhu 900-1250 oC.
4CaO(l) + Al2O3(l) + Fe2O3(l) → 4CaO.Al2O3.Fe2O3(l) atau C4AF yang
berlangsung pada suhu 900-1250 oC.
c. Reaksi pembentukan senyawa semen C3S
2CaO.SiO2(l) + CaO(l) → 3CaO.SiO2(l) atau C3S yang terjadi pada suhu
1250-1450 oC.
25
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB III
DESKRIPSI PROSES
Proses produksi semen yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk. dilakukan menggunakan proses kering (dry process). Secara ringkas, proses
produksi semen pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut:
26
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
dalam pembuatan semen terdiri dari empat kategori yaitu bahan baku utama, bahan
baku penunjang (korektif), dan bahan baku tambahan (additive). Penjelasan
mengenai keempat bahan baku tersebut yaitu:
1. Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung
komposisi kimia oksida-oksida kalsium, silika, dan alumina. Bahan baku
utama yang digunakan yaitu batu kapur (limestone) dan tanah liat (clay).
a. Batu Kapur (Limestone)
Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis
yang pada umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portlad
sebagai sumber senyawa kapur (CaO).
b. Tanah liat (Clay)
Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen
yang mempunyai sumber utama senyawa silika, senyawa alumina, dan
senyawa besi.
Bahan baku utama pembuatan semen memiliki sifat-sifat fisika seperti
yang ditunjukkan pada Tabel II berikut ini.
27
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama
apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksida-oksidanya
belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya,
bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida
alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir
besi (iron sand).
a. Pasir silika (silica sand)
Pasir silika digunakan sebagai bahan pengkoreksi kadar SiO2
dalam tanah liat yang rendah. Umumnya pasir silika yang ada di Indonesia
memiliki komposisi SiO2 minimum 90%, Fe2O3 antara 0,01 - 0,4%,
Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Na2O, TiO2, dengan warna putih, putih
kecoklatan, atau putih kemerahan.
28
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
29
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
langsung dengan air. Trass yang digunakan pada produksi semen baturaja
berasal dari tambang rakyat Muara Dua, OKU Selatan.
c. Limestone
Limestone juga dimanfaatkan sebagai bahan additive pembuatan
semen. Tujuan dari penambahan limestone adalah untuk mengurangi
penggunaan klinker. Dengan penggunaan klinker maka kapasitas produksi
akan meningkat.
30
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
• Buldozer
• Pompa listrik
• Greader
• Wheel loader
Kegiatan penambangan batu kapur yang dilakukan PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk. meliputi:
1) Clearing
Clearing adalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun
bongkahan-bongkahan batu dan tanah humus di bagian atas lokasi
yang menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas harus
ditimbun pada tempat tertentu dan ditanami rumput agar tidak terjadi
erosi, sehingga kelak dapat dipakai sebagai reklamasi bekas-bekas
penambangan.
2) Stripping of Over Burden
Stripping of over burden merupakan salah satu tahapan dalam
proses penambangan dengan melakukan kegiatan pengupas tanah
penutup yang mempunyai ketebalan lebih kurang 4 meter dengan
menggunakan alat gali Bulldozer Backhoe UH 20. Lapisan tanah
selanjutnya digali dan dimuat ke dalam Dump Truck HD 200
kemudian dibuang ke tempat pembuangan di sebelah tenggara front.
3) Drilling (Pengeboran)
Drilling merupakan suatu proses sebelum melakukan
penambangan batu kapur dengan melakukan pengeboran terlebih
dahulu guna pembuatan lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang
digunakan pada front penambangan batu kapur ada tiga jenis yaitu:
a) Jack Hammer
Digunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang
terdapat pada bagian atas dari batu kapur untuk memudahkan
operasi.
b) Wagon Drill dan Rotary Drill
31
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
32
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
membentuk impact wall lining. Produk yang lolos dari saringan (grate
basket) masuk discharge steel conveyor, sedangkan material jatuhan
dari appron feeder ditampung oleh drag chain dan masuk discharge
steel conveyor. Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan
melalui rangkaian seri belt conveyor dicurahkan dengan membentuk
layer-layer ke tempat penumpukan yang dibagi dua bagian yaitu stock
pile I dan II.
b. Penambangan Tanah Liat (Clay)
Berbeda dengan batu kapur, penambangan tanah liat tidak
membutuhkan proses drilling dan blasting karena tanah liat tidak berada
jauh dari permukaan tanah sehingga dapat langsung diambil. Proses
penambangan clay terdiri dari:
1) Clearing
Sebelum penambangan tanah liat, dilakukan pembersihan atau
pembabatan semak belukar dan tumbuhan penutup yang berada di
permukaan lokasi yang menghalangi proses penambangan. Alat yang
digunakan adalah Bulldozer tipe D7G.
2) Stripping
Pengupasan tanah penutup permukaan lokasi penambangan
dengan Bulldozer Backhoe tipe PC 400 dan D7G.
3) Loading
Loading adalah proses pemuatan tanah liat ke dalam bak dump
truck. Pemuatan ini menggunakan excavator shovel tipe E450.
4) Hauling
Hauling merupakan proses pengangkutan tanah liat dari
tambang menuju ke proses penghancuran dan penghalusan tanah liat.
Alat angkut yang digunakan adalah dump truck dengan kapasitas
angkut 15 sampai dengan 35 ton.
5) Crushing
Dengan alat angkut Dump Truck, tanah liat dari tambang
diangkut dan dituangkan ke dalam clay hopper. Appron feeder yang
33
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
34
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal dari hot gas generator
ataupun dari kiln exchaust gas.
Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk
dengan menggunakan reclaimer dari stock pile masing-masing, kemudian
bahan koreksi yang berupa pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan
mentah utama dalam sebuah belt conveyor untuk di umpankan ke dalam
vertical mill. Di dalam vertical mill keempat bahan mentah yang telah
bercampur dengan proporsi tertentu itu mengalami proses penggilingan dan
pengeringan. Selanjunya, material yang telah halus di hisap dengan sebuah fan.
Untuk mendapatkan produk vertical mill tepung baku atau raw meal yang
memiliki kehalusan sesuai dengan standar, maka material yang terhisap harus
melewati separator terlebih dahulu dan selanjutnya di pisahkan dari gas panas
dengan menggunakan 4 buah cyclone.
Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di
masukkan ke CF Silo (Continous Flow Silo) dengan menggunakan alat
transport berupa fluxoslide dan belt bucket elevator. Di dalam CF Silo, raw
meal akan dihomogenisasi dan disimpan serta siap di umpan ke kiln. Produk
atas dari Cyclone separator adalah uap air, gas panas dan sebagian debu yang
terikat pada waktu pemisahan ini ditransportasikan ke Electric Precipitator. Di
dalam Electric Precipitator ini debu ditangkap oleh elektroda-elektoroda yang
bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi ke CF Silo.
Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu yang tidak tertangkap
oleh elektroda-elektroda Electric Precipitator ditransportasikan ke cerobong
(stack) dengan bantuan sebuah fan.
a. Penggilingan Batubara
Raw coal yang diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk
dalam dome storage, selanjutnya reclaimer akan menggaruk batubara
untuk dijatuhkan dalam belt conveyor. Kemudian oleh bucket elevator
material dibawa ke raw coal silo.
b. Penggilingan Raw Coal
35
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
36
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
37
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
38
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
39
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
40
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB IV
UTILITAS
41
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
42
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
43
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
membandingkan teori yang didapat di kuliah dengan yang terjadi di industri
sesungguhnya. Setelah melakukan kerja praktek, penulis dapat mengambil
kesimpulan:
1. Lokasi pabrik yang dipilih strategis karena tersedianya jalur transportasi, dekat
dengan bahan baku dan pasar, serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
kelancaran produksi.
2. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. memproduksi semen jenis Ordinary
Portland Cement (OPC) Tipe I, OPC Tipe II, OPC Tipe V, Portland Composite
Cement (PCC), dan White Clay dengan kapasitas 3,85 juta ton semen per tahun.
3. Kualitas produk yang dihasilkan terjamin karena pengawasannya dilakukan
secara kontinyu mulai dari bahan baku hingga menjadi produk semen.
4. Sistem manajemen lingkungan yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. mengurangi pencemaran lingkungan dan bermanfaat bagi
masyarakat sekitar pabrik.
5.2. Saran
Saran terhadap PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. yaitu:
1. Memperbaiki beberapa alat yang kinerjanya kurang baik agar lebih terkontrol
kondisi operasi yang dijalankan.
2. Meningkatkan kapasitas produksi terak/klinker agar sesuai dengan kapasitas
produksi semen.
3. Disediakan video edukasi di kanal youtube PT SMBR untuk edukasi khalayak
umum maupun akademisi terkait proses pembuatan semen di PT SMBR
44
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
DAFTAR PUSTAKA
Perry, R.H and Chilton, C.H. 1999. Perry’s Chemical Engineering Handbook. 7th
ed. McGraw Hill Book Co.Inc.: New York.
45
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
LAMPIRAN 1
Flow Diagram Process
46
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
LAMPIRAN 2
Tugas Khusus
47
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Disusun oleh:
(17/413716/TK/46156)
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2021
48
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah mengevaluasi neraca massa dan panas
dari grate cooler untuk mengetahui efisiensinya.
49
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Tugas khusus ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan grate cooler,
antara lain prinsip kerja, perhitungan neraca massa dan panas, serta efisiensi
thermal dari grate cooler.
1.4. Metodologi
50
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
51
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
ditransport, dan panas yang dimiliki dapat dimanfaatkan ulang untuk proses
pembakaran dalam kiln. Parameter-parameter yang penting dalam proses
pendinginan klinker adalah laju pendinginan klinker dan efisiensi clinker cooler.
52
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
menurunkan kuat tekan akhir dari semen serta menyebabkan C3S bertambah
besar ukuran kristalnya yang aktif terhadap air sehingga memperbesar kuat
tekan awal tapi menurunkan kuat tekan akhir.
2) Efisiensi clinker cooler
Efisiensi clinker cooler adalah perbandingan antara selisih panas
klinker yang masuk ke grate cooler dan panas yang terbuang ke lingkungan
dengan panas klinker yang masuk ke grate cooler. Semakin rendah panas yang
terbuang ke lingkungan, proses pendinginan klinker semakin efisien. Akan
lebih baik lagi bila jumlah udara yang dibutuhkan untuk pendinginan semakin
sedikit karena biasanya udara sisa yang tidak dipergunakan untuk pembakaran
akan dibuang kembali ke lingkungan.
53
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
1) Klinker yang keluar dari kiln jatuh di atas grate plate bagian depan (mulden
plate) membentuk suatu tumpukan (bed) dengan ketebalan tertentu.
2) Udara pendinginan klinker ditiup dengan sejumlah fan dari bawah plate
menembus kisi-kisi grate plate dan bed klinker diatas grate plate. Sehingga
terjadi kontak antara udara pendingin dengan klinker panas, dengan adanya
kontak tersebut maka terjadi perpindahan panas (efek pendinginan klinker).
Sisa udara pendinginan masuk ke dalam kiln sebagai udara bakar (udara
sekunder) dan udara pendingin masuk kedalam Kalsiner (udara tersier) dan
selebihnya dihisap oleh fan sebagai udara buang setelah terlebih dahulu melalui
alat perangkap debu (EP).
3) Grate plate dipasang dengan susunan baris selang-seling antara baris yang
statis dan baris yang bergerak maju mundur, dengan adanya gerakan tersebut
klinker bergerak terdorong ke belakang dan seterusnya menuju klinker crusher
selanjutnya chain conveyor.
4) Grate plate digerakkan dengan hydraulic drive. Klinker yang berukuran halus
akan turun kebawah menembus kisi-kisi grate plate dan ditampung didalam
hopper yang dilengkapi dengan flap damper dan sensor level. Flap damper
akan membuka secara otomatis apabila hopper penuh dan klinker jatuh
diterima drag chain menuju chain conveyor.
54
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
5) Untuk menjaga ketebalan material diatas grate cooler (grate plate) konstan
dipasang satu buah fan pendingin khusus jika tekanan fan naik secara otomatis
grate plate akan bergerak lebih cepat demikian selanjutnya.
6) Untuk material yang berukuran besar masuk pada breaker/crusher untuk
dipecah dan hasilnya akan keluar bercampur dengan material dari grate plate
cooler menuju alat transport.
a) Proses Quenching
Proses quenching merupakan pendingin klinker secara mendadak, efek
pendinginan yang timbul karena adanya hembuasan dari beberapa cooling air
fan yang langsung kontak dengan klinker outlet kiln. Efek pendingin yang
terjadi akan mengakibatkan klinker turun temperaturnya secara drastis yaitu
1350oC menjadi 90oC. Tujuan dari proses quenching yaitu untuk memperoleh
klinker yang berbentuk granular/bulat dan rapuh, sehingga memudahkan pada
proses penggilingan selanjutnya. Disamping itu proses quenching juga
berpengaruh terhadap mutu semen yang dihasilkan.
b) Menaikkan temperatur udara bakar
Udara bakar ini berasal dari udara sisa pendinginan klinker. Sebagian
udara yang masih mempunyai temperatur tinggi akan ditarik IDF masuk ke kiln
dan kalsiner. Sebagian lagi yang temperaturnya rendah akan dikeluarkan
melewati saluran udara buang menuju ESP (EP grate cooler). Tujuan dari
naiknya temperatur udara bakar yaitu untuk efisiensi pemakaian bahan bakar
pada proses pembakaran di kiln dan kalsiner.
Perpindahan panas yang terjadi dalam grate cooler ada tiga, yaitu:
55
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
terjadi di dalam grate cooler adalah perpindahan panas antara sesama partikel
(klinker).
2) Perpindahan panas secara konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas dari satu bagian ke bagian lain
yang disertai dengan partikelnya ikut berpindah. Gradien temperatur
tergantung pada laju alir fluida pembawa panas. Kecepatan aliran yang tinggi
akan menyebabkan gradien temperatur menjadi tinggi. Jadi gradien temperatur
pada dinding bergantung pada distribusi kecepatan. Sehingga perpindahan
panas konveksi dipengaruhi pula oleh distribusi kecepatan fluida tersebut.
Perpindahan panas konveksi antara gas dengan partikel yang terjadi dalam
grate cooler merupakan konveksi transient, artinya temperatur gas dan partikel
berubah sepanjang waktu aliran.
3) Perpindahan panas secara radiasi
Berbeda dengan mekanisme konduksi dan konveksi, panas juga dapat
berpindah melalui daerah hampa atau melalui fluida ke permukaan lain dengan
cara pemancaran gelombang elektromagnetik yang disebut dengan radiasi.
Perpindahan panas secara radiasi terjadi antara udara panas yang ada di dalam
grate cooler dengan udara lingkungan sekitar.
56
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB III
PERHITUNGAN
Data Pengukuran I
Tabel IV. Data Umpan Kiln dan Coal Mill
Komponen % Berat
SiO2 12,76%
Al2O3 3,40%
Fe2O3 2,24%
CaO 44,39%
MgO 0,62%
H2O 0,89%
K2O 0,00%
(Sumber: Laboratorium Proses PT. Semen Baturaja, Februari 2021)
Komponen % Berat
C 41,77%
H2 3,77%
N2 0,51%
57
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
O2 21,32%
S 0,32%
H2O 29,86%
Ash 2,45%
Total 100,00%
(Sumber: Laboratorium Proses PT. Semen Baturaja, Februari 2021)
Data Pengukuran II
1. Batubara
Jumlah pemakaian total bahan bakar pada:
Kiln = 12.095,4545 kg/jam
Kalsiner = 19.178,7878 kg/jam
Total = 31.274,2424 kg/jam
NHV = 5.210,8238 kcal
2. Raw Mill After Mill (Umpan Kiln Masuk Kalsiner)
Total = 325.682,7273kg/jam
3. Klinker
Suhu klinker masuk grate cooler = 1350 oC
Suhu klinker keluar grate cooler = 100 oC
4. Udara Panas ke Raw Mill
58
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
59
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Gambar 6. Neraca Massa Grate Cooler di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
60
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BM CO
CO yang terbentuk = x Berat C
BM C
= 383,5367 kg/jam
1 BM O 2
O2 yang diperlukan = x Berat C
2 BM C
= 219,1639 kg/jam
b. Reaksi 2:
C + O2 CO2
Jumlah C yang bereaksi = 8.010,6671 – 164,3729
= 7.846,2946 kg/jam
BM CO 2
CO2 yang terbentuk = x Berat C
BM C
= 28.769,7454 kg/jam
BM O 2
O2 yang diperlukan = x Berat C
BM C
= 20.923,4512 kg/jam
c. Reaksi 3:
S + O2 SO2
Jumlah S yang bereaksi = 61,8792 kg/jam
BM SO 2
SO2 yang terbentuk = xBerat S
BM S
= 123,7584 kg/jam
BM O 2
O2 yang diperlukan = xBerat S
BM S
= 61,8792 kg/jam
d. Reaksi 4:
H2 + ½ O2 H2O
Jumlah H2 yang bereaksi = 723,7177 kg/jam
BM H 2 O
H2O yang terbentuk = x Berat H 2
BM H 2
61
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
= 6513,4593 kg/jam
1 BM O 2
O2 yang diperlukan = x Berat H 2
2 BM H 2
= 5789,7416 kg/jam
1) Total O2 yang diperlukan untuk bereaksi
= O2 dari reaksi 1 + O2 dari reaksi 2 + O2 dari reaksi 3 + O2 dari reaksi 4
= 26.994,2358 kg/jam
O2 dalam batu bara = 4.089,4086 kg/jam
2) Kebutuhan O2 teoritis = total O2 yg diperlukan - O2 dalam batubara
= ( 26.994,2358 - 4.089,4086)
= 22.904,8273 kg/jam
Udara pembakaran yang digunakan 26,16% excess, sehingga:
Kebutuhan O2 sesungguhnya = 126,16% x kebutuhan O2 teoritis
= 126,16% x 22.904,8273 kg/jam
= 28.897,4905 kg/jam
100
1) Kebutuhan udara sesungguhnya = x Kebutuhan O2 sesungguhnya
21
100 28.897,4905𝑘𝑔 𝑘𝑔
( Udara tersier ) = ( 21 . 𝑘𝑔 ) 𝑥 28,84 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
32
𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
= 124.116,4985 kg/jam
79
2) N2 dari udara = x Kebutuhan O2 Sesungguhnya
21
100 42.097,8142 𝑘𝑔 𝑘𝑔
= ( 21 . 𝑘𝑔 ) 𝑥 28 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
32
𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
= 95.219,0081 kg/jam
3) O2 sisa pembakaran = kebutuhan O2 sesungguhnya – kebutuhan O2 teoritis
= (28.897,4905– 22.904,8273) kg/jam
= 5.992,6632 kg/jam
Komposisi Gas Hasil Pembakaran (GHP) yaitu:
62
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
63
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
1 BM O 2
O2 yang diperlukan = x Berat C
2 BM C
= 96,8812 kg/jam
b. Reaksi 2:
C + O2 CO2
Jumlah C yang bereaksi = (5.052,0742– 72,6609) kg/jam
= 4.979,4133 kg/jam
CO2 yang terbentuk = 18.257,8489 kg/jam
O2 yang diperlukan = 13.278,4335 kg/jam
c. Reaksi 3
S + O2 SO2
Jumlah S yang bereaksi = 39,0253 kg/jam
SO2 yang terbentuk = 78,0505 kg/jam
O2 yang diperlukan = 39,0253 kg/jam
d. Reaksi 4
H2 + ½ O2 H2O
Jumlah H2 yang bereaksi = 456,4258 kg/jam
H2O yang terbentuk = 4.107,8326 kg/jam
O2 yang diperlukan = 3.651,4068 kg/jam
1) Total O2 yang diperlukan untuk bereaksi
= O2 dari reaksi 1 + O2 dari reaksi 2 + O2 dari reaksi 3 + O2 dari reaksi 4
= 17.065,7488 kg/jam
O2 dalam batu bara = 2.579,0606 kg/jam
Kebutuhan O2 teoritis = O2 yang diperlukan – O2 dalam batu bara
= 14.486,6882 kg/jam
Udara pembakaran yang digunakan 18,68% excess:
1) Sehingga, keb. O2 sesungguhnya = 118,68% x kebutuhan O2 teoritis
= 17.193,4639 kg/jam
100
2) Kebutuhan udara sesungguhnya = x Kebutuhan O2 Sesungguhnya
21
= 73.788,6157 kg/jam
64
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
79
x Kebutuhan O2 Sesungguhnya
3) N2 dari udara = 21
= 56.595,1519 kg/jam
4) O2 sisa = Kebut. O2 sesungguhnya – Kebut. O2 teoritis
= 2.706,7757 kg/jam
Udara primer dimasukkan melalui nozel bersama dengan bahan bakar.
Udara primer diasumsikan 82% dari kebutuhan udara sesungguhnya.
a. Kebutuhan udara primer = 82% x 73.788,6157 kg/jam
= 60.506,6649 kg/jam
b. Massa udara sekunder = Keb. udara sesungguhnya – Massa udara primer
= (73.788,6157– 60.506,6649)
= 13.281,9508 kg/jam
Komposisi Gas Hasil Pembakaran (GHP) yaitu:
Tabel X. Komposisi Gas Hasil Pembakaran (GHP) di Kiln
65
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Dari data yang diperoleh di pabrik, Persentase tonase Raw Mill Drying Air dengan
Exhaust Air adalah 38%.
Massa Exhaust Air = 751.621,8182 kg/jam – (13.281,9508 + 73.788,6157)
kg/jam
= 664.551,2516 kg/jam
Massa Raw Mill Air = 38% x 664.551,2516 kg/jam
= 252.529,4756 kg/jam
Massa Waste Air = (664.551,2516 – 252.529,4756) kg/jam
= 412.021,776 kg/jam
Neraca massa untuk grate cooler ditunjukkan oleh Tabel XI. berikut:
INPUT OUTPUT
NO
Material kg/jam % Material kg/jam %
Massa Klinker
1 187.040,2124 19,93% Massa Klinker Out 187.040,2124 19,93%
Masuk
Massa Udara
2 751.621,8182 80,07% Massa Udara Sekunder 132.81,9508 1,41%
Pendingin
3 Massa Udara Tersier 73.788,6157 7,86%
4 Massa Udara Raw Mill 252.529,4756 26,90%
5 Massa Udara EP 412.021,7760 43,89%
66
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Gambar 7. Neraca Panas Grate Cooler di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Suhu Referensi = 25 oC
67
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
maka dapat diperoleh hasil perhitungan panas klinker feed grate cooler sebagai
berikut:
Tabel XII. Perhitungan Panas Sensibel Klinker Umpan Grate Cooler
Komponen A B C D E BM % mol
Oxygen 29,5260 -0,0089 3,81E-05 -3,26E-08 8,86E-12 31,999 0,2100
Nitrogen 29,3420 -0,0035 1,01E-05 -4,31E-09 2,59E-13 28,013 0,7900
Total 28,9647 1,0000
68
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
T dalam Kelvin
Berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan (1) dan (2), diperoleh Q2
sebesar 3.783.263,474 kJ/h
Dengan menggunakan cara yang sama saat seperti menghitung Q1 dan Q2, maka
arus panas keluar dapat dihitung.
1. Klinker dingin (Q7)
Suhu = 100 oC
Entalpi = 12.922.186,178 kJ/h
2. Secondary Air (Q3)
Suhu = 811,43 oC
Entalpi = 11.145.272,58 kJ/h
3. Tertiary Air (Q4)
Suhu = 1.307,05 oC
Entalpi = 104.441.038,0835 kJ/h
4. Raw Mill Air (Q5)
Suhu = 350 oC
Entalpi = 84.289.204,0038 kJ/h
5. Waste Air (Q6)
Suhu = 290,95 oC
Entalpi = 112.032.733,5248 kJ/h
Panas Radiasi
Diketahui: Tambient = 300C = 303,15 K
Trat = 1.059,040C = 1.332,38 K
(3)
Keterangan:
69
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
Diperoleh
Q8 = 15.697.538,1006 kJ/jam
Keterangan:
Qin = Jumlah panas yang masuk dalam grate cooler (kJ/jam)
Q1 = Kalor sensibel klinker masuk grate cooler (kJ/jam)
Q2 = Kalor sensibel udara pendingin di grate cooler (kJ/jam)
Q3 = Kalor sensibel sirkulasi udara sekunder (kJ/jam)
Q4 = Kalor sensibel sirkulasi udara tersier (kJ/jam)
Q5 = Kalor udara panas ke raw mill (kJ/jam)
Q6 = Kalor udara buang ke EP cooler (kJ/jam)
Q7 = Kalor sensibel keluar dari grate cooler (kJ/jam)
Q8 = Panas hilang ke lingkungan (kJ/jam)
Q9 = Kalor yang diserap oleh peralatan grate cooler (kJ/jam)
ɳ = 95,73%
Neraca panas untuk grate cooler ditunjukkan oleh Tabel XIV. berikut:
70
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
INPUT OUTPUT
NO
Material kJ/jam Material kJ/jam
Panas Klinker Panas Udara
1 367.321.221,1744 11.145.272,5830
Masuk Sekunder
Panas Udara Panas Udara
2 3.783.263,4744 104.441.038,0835
Pendingin Tersier
Panas Udara Raw
3 84.289.204,0038
Mill
4 Panas Udara EP 112.032.733,5248
5 Panas Klinker Out 12.922.186,1777
6 Panas Radiasi 15.697.538,1006
7 Panas Terserap 30.576.512,1755
TOTAL 371.104.484,6488 TOTAL 371.104.484,6488
71
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB IV
Grate cooler merupakan salah satu unit proses yang penting dalam
pendinginan semen. Pada grate cooler dilakukan proses pendinginan mendadak
terhadap klinker dengan memanfaatkan udara lingkungan menggunakan fan yang
dihembuskan ke dalam grate cooler. Tujuannya adalah untuk menghasilkan klinker
yang baik dan memudahkan dalam transport massa menuju klinker silo. Udara yang
masuk ke dalam grate cooler sebesar 751.621,8182 kg/jam digunakan untuk
mendinginkan material masuk dari kiln sebanyak 187.040,2124 kg/jam dengan
suhu awal 1.350 oC menjadi 100oC dan menghasilkan suhu udara sekunder sebesar
811,43 oC, serta suhu udara tersier sebesar 1.307,05 oC. Dari data tersebut, dapat
terlihat bahwa proses perpindahan panas yang terjadi di dalam grate cooler antara
klinker panas dan udara pendingin cukup baik.
Udara panas hasil dari pendinginan klinker akan dimanfaatkan sebagai
udara sekunder, udara tersier, udara ke raw mill, dan udara ke electrostatic
precipitator (EP). Udara sekunder merupakan udara yang masuk dari grate cooler
ke dalam kiln. Temperatur udara sekunder sangat tinggi yaitu sebesar 811,43 oC
yang akan digunakan sebagai udara bakar dengan tujuan untuk menghemat bahan
bakar batu bara yang digunakan. Udara tersier merupakan udara yang akan
dialirkan menuju kalsiner. Temperatur udara tersier yaitu sebesar 1.307,05 oC akan
digunakan untuk reaksi pembakaran di kalsiner dan juga akan digunakan dalam
pemanasan di preheater.
Sebagian udara juga akan mengalir ke dalam raw mill sebagai udara
pengering dan udara sisa yang memiliki temperatur rendah akan dihisap oleh fan.
Udara sisa tersebut mengalir ke electrostatic precipitator (EP) untuk dilakukan
penyaringan gas buang dari grate cooler dan kemudian akan dibuang ke lingkungan
sekitar. Udara yang dibuang ke lingkungan yaitu sebesar 412.021,7760 kg/jam
dengan suhu 290,95 oC. Udara tersebut tidak dimanfaatkan lagi sebagai udara bakar
karena memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan temperatur
72
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
73
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
BAB V
KESIMPULAN
74
Laporan Kerja Praktek
PT. Semen Baturaja Tbk.,
DAFTAR PUSTAKA
75