You are on page 1of 10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Merek

Menurut Kotler (2002), American Marketing Association (AMA)

menyebutkan bahwa merek (brand) adalah sebuah nama, tanda, istilah,

rancangan atau simbol, atau bauran dari hal-hal tersebut, yang digunakan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa yang disediakan secara baik oleh perseorangan

maupun sekelompok penjual serta untuk dapat membedakan dengan produk

lainnya.

Merek pada hakikatnya merupakan tujuan penjual untuk secara konsisten

memberikan feature, kegunaan, dan jasa tertentu kepada pengguna produk

maupun jasa tersebut. Merek-merek unggulan merupakan merek yang mampu

memberikan jaminan kualitas, dimana merek harus lebih representatif dari

sekedar simbol. Menurut Kotler (2002) pada dasarnya merek memiliki enam

tingkat pengertian yang terdiri dari:

1. Atribut. Merek dapat mencantumkan atribut-atribut

tertentu sebagai identitas dan karakteristik perusahan. Mercedes

menjelaskan bahwa sesuatu yang mahal akan dibuat dengan baik,

dirancang sebaik mungkin dan sebisa mungkin tahan lama,

bergengsi tinggi, memiliki nilai jual kembali yang tinggi,

kecepatan berbagai aspek, dan lain- lain. Perusahaan kemudian

dapat menggunakan beberapa atribut tersebut untuk

12
13

mempromosikan mobil. Selama bertahun-tahun Mercedes telah

melakukan promosi, “Dirancang tidak seperti mobil mana pun

juga di dunia ini”. Langkah tersebut berfungsi sebagai landasan

penentuan posisi dalam pemanfaatan berbagai atribut lain mobil

tersebut.

2. Manfaat. Suatu merek lebih dari serangkain beberapa

atribut. Pembeli maupun pelanggan tidak akan membeli atribut,

mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk

diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional.

Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional, “Saya tidak perlu membeli mobil baru setiap beberapa

tahun”. Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat

emosional, “Mobil ini membuat saya merasa penting dan

dihargai”. Atribut “dibuat dengan baik” diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional dan emosional, “Saya aman seandainya terjadi

kecelakaan”.

3. Nilai. Merek juga harus mampu menunjukkan nilai

produsen. Menjadi Mercedes berarti memiliki kinerja terbaik,

keamanan yang maksimal, gengsi, dan lain-lain. Pemasar merek

juga harus mampu memahami kondisi dan situasi pasar serta

beberapa kelompok pembeli mobil yang memiliki kebutuhan

sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

4. Budaya. Merek dapat dikatakan sebagai perwakilan dari


14

budaya tertentu. Misalnya seperti Mercedes yang mewakili budaya

negara Jerman dengan hasil terorganisasi, efisien serta kualitas

yang tinggi.

5. Kepribadian. Merek juga harus mampu menunjukkan

kepribadian tertentu dari identitas perseorangan maupun

kelompok. Jika merek merupakan orang, binatang, atau obyek, apa

yang akan terpikir oleh kita? Mercedes mencerminkan seorang

pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah

(binatang), atau suatu istana yang agung (obyek). Kadang-kadang

merek mengambil kepribadian seorang terkenal sesungguhnya.

6. Pemakai. Merek mampu menunjukkan tipe dari konsumen

atau pengguna produk maupun jasa tersebut. Pada umumnya orang

akan terkejut jika melihat seseorang diawal usianya yang baru

mencapai usia 20 tahun dan tingkatan karir yang lebih rendah

mengendarai sebuah brand Mercedes. Berbeda dengan seorang

manajer yang puncak umurnya sekitar 50-55 tahun yang

mengendarai Mercedes maka akan nampak wajar. Dimana

konsumen pemakai Mercedes merupakan orang-orang yang

menghargai sebuah nilai, budaya, dan kepribadian terhadap produk

tersebut.

Pada intinya merek (brand) adalah sebuah nama atau simbol yang dibuat

oleh suatu perusahaan atau seorang yang bertujuan untuk membedakan dengan

perusahan atau individu-individu lainnya.


15

2.2 Strategi Merek

Ada lima strategi merek menurut Kotler (2004) yang dapat digunakan

dalam strategi bisnis yang sedang dijalankan ke depannya:

1. Perluasan lini (Line Extensions)

Perluasan lini merupakan langkah strategis dengan cara menambah varian

atau jenis baru pada produk yang mereka ciptakan. Perluasan lini

dilakukan untuk memperluas target pasar yang mereka jadikan sasaran

dan membuat merek tersebut mudah diingat di benak para pelanggan.

Misalnya, Cimory Group memperluas lini produk yogurtnya dari rasa

original menjadi beberapa rasa seperti rasa strawberry, blueberry, red

grape, lychee, apple, mango, orange, guava dan mixfruit.

2. Perluasan merek (Brand Extensions)

Strategi ini sering dilakukan perusahaan besar untuk menguasai pasar.

Mereka memanfaatkan merek yang sudah lama dikenal banyak orang,

untuk mengeluarkan produk baru guna menjangkau pangsa pasar yang

lebih luas. Misalnya, Lifebuoy yang dulu dikenal sebagai merek sabun,

namun sekarang mulai melebarkan sayapnya dengan meluncurkan

produk handwash dan shampo.

3. Strategi multi merek (Multibrands)


16

Tidak hanya dengan menambah jumlah varian baru pada produk, namun

salah satu langkah strategi pemasaran yang cukup efektif yaitu dengan

menggunakan tambahan merek untuk kategori produk yang sama, dan

strategi ini dapat dilakukan oleh para pengusaha untuk menarik minat

daya beli konsumen dan mengaet pembelian agar lebih luas. Misalnya,

Indofood memasarkan banyak merek berbeda dalam masing-masing

kategori produknya.

4. Luncurkan merek baru (New Brand)

Jika sebuah perusahaan meluncurkan sebuah produk dalam kategori

baru, namun tidak memungkinkan untuk menggunakan merek yang

sudah ada. Maka tidak ada salahnya jika mereka menawarkna sebuah

merek baru bagi produk yang akan mereka luncurkan. Misalnya, Toyota

menciptakan merek Scion yang terpisah. Matsushita Jepang

menggunakan nama terpisah untuk berbagai kelompok produk

elektronik seperti, Panasonic, Technics, JVC, dan Quasar.

5. Merek bersama (Co-Brand)

Co-brand merupakan langkah strategis dengan menggabungkan dua atau

lebih merek yang sudah cukup dikenal kedalam kegiatan yang

perusahaan tawarkan. Misalnya, Kolaborasi antara Apple dan Nike

membuahkan produk baru berupa sensor nirkabel di sepatu yang bisa

berkomunikasi dengan iPhone.

2.3 Strategi Pengembangan Merek melalui Analisis SWOT


17

Perusahaan atau Usaha Kecil dan Menengah harus harus memiliki

perencanaan strategis. Pemimpin perusahaan harus berusaha mencari ksesuaian

antara kekuatan-kekuatan internal dan kekuauatn-kekuatan eksternal (peluang

dan ancaman) suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati

persaingan, peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan

konsumen, serta faktor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan

ancaman.

Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi

ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan,

dan evaluasi strategi-srtategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama

perencanaan strategis adalah agar perusahaa dapat melihat secara objektif

kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantiipasi

lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi

manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Perencanaan strategis penting

untuk memperoleh keunggulan bersaing (Rangkuty, 2003”2-3).

Rangkuty (2003: 18-20) menjelaskan analisis SWOT sebagai berikut.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara otomais untuk

merumuskan strategi perusahaan atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Analisis ini didasarkan pada logina yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimilkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses

pengambilan keputusan strateguis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikiajn perencana


18

strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini

disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk menganalisis

situasi semacam ini adalah Analisis SWOT.

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal. Kedua faktor itu harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses

serta lingkungan eksternal opportunities dan theats yang dihadapi dunia bisnis.

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman

dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Gambar berikut menunjukkan

analisis SWOT.

Gambar 2.1. Diagram Analisis SWOT

Keterangan Kuadran
1. Kuadran 1, merupakan situasi sangat menguntungkan.

Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan


19

mendukung kebijakan pertumbuhan dan perkembangan secara

agresif.

2. Kuadran 2, meskipun ada ancaman perusahaan masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara difersivikasi produk dan pasar.

3. Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang

sangat besar tetapi memiliki beberapa kendala atau kelemahan

internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan

masalah internal sehingga merebut peluang yang lebih baik.

4. Kuadran 4, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan

kelemahan internal sehingga situasinya tidak menguntungkan.

Strategi yang diterapkan dengan cara bertahan yang difokuskan

pada perbaikan perusahaan.

2.4 Perencanaan Strategis

Setelah dilakukan analisis SWOT, tahap berikutnya adalah melakukan

perencanaan strategis. Perencanaan strategis dilakukan melalui tiga tahap

analisis, yaitu (a) pengumpulan data, analisis, dan pengambilan keputusan.

1. Pengumpulan data

Tahap ini melakukan kegiatan pengumpulan data,

pengklasifikasian data, dan pra- analisis. Pada tahap ini data

dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal. Dari data


20

eksternal dapat diperoleh data dari lingkungan luar perusahaan,

seperti: analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas,

analisis pemasok, analisis pemerintah, dan analisis kelompok

kepentingan tertentu.

Data internal dapat diperoleh melalui data dalam

perusahaan sendiri, seperti dalam laporan keuangan, laporan

kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasuonal,

dan laporan kegiatan pemasaran.

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang

berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap

selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasitersebut

dalam model-model perumusan strategi. Ada beberapa model

yang dapat digunakan, dalam kesempatan ini akan digunakan

matriks SWOT seperti pada gambar 2.2 sebagai berikut

Gambar 2.2. Matriks Analisis SWOT


21

Keterangan Matriks

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

organisasi, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-

besarnya.

2. Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WO

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat definisif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

You might also like