Professional Documents
Culture Documents
4 Bipolar
4 Bipolar
A. DEFINISI
a. Menurut PNPK JIWA : Gangguan afektif bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa
yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi,
dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.
b. Menurut PPDGJ III : Gangguan Bipolar adalah Gangguan yang bersifat episode
berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek
disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu
lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
c. National Alliance on Mental Illness (NAMI) : bipolar adalah gangguan yang
ditandai oleh perubahan mood atau suasana perasaan yang parah.
B. EPIDEMIOLOGI
a. WHO (2017) menunjukkan gangguan bipolar mempengaruhi sekitar 60 juta orang
di seluruh dunia. Sekitar 1 dari setiap 100 orang dewasa terkena gangguan bipolar
pada beberapa titik dalam kehidupan mereka. Biasanya dimulai antara usia 15
sampai 19 tahun dan jarang terjadi setelah usia 40 tahun
b. Prevalensi bipolar diestemasikan 1-5% pada populasi umum
c. Setiap tahun 2,9% populasi Amerika Serikat didiagnosis menderita gangguan
bipolar, dan hampir 83% kasus tergolong parah
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
a. Faktor biologi
i. Faktor genetik : Risiko terjadinya gangguan bipolar adalah 10-25%
ketika salah satu orang tua memiliki gangguan mood. Kromosom 18q dan
22q memiliki bukti terkuat dikaitkan dengan gangguan bipolar.
ii. Teori biokimia : kelainan pada monoamin termasuk serotonin,
norepinefrin, atau dopamin pada sistem saraf pusat.
iii. Teori neuroendokrin : Karena adanya gangguan pada hypothalamic
pituitary adrenal (HPA) axis sehingga ada disregulasi adrenocorticotropic
hormone disregulasi glukokortikoid sprt cortisol cortisol
menimbulkan respons stress pada tubuh dan meningkatkan dari sitokin pro
inflamasi gangguan fungsi regulasi otak gangguan mood. Intinya
berhubungan dengan hormone dari hipotalamus (acth : dapat memicu
regulasi neurotransmitter) memicu disregulasi dari neurotransmitter.
b. Faktor psikososial
Kejadian-kejadian traumatis yang memiliki efek pada episode bipolar.
D. GEJALA
a. EPISODE MANIA
i. Onset minimal 1 minggu dan mengganggu aktivitas sosial. Bisa disertai
maupun tidak disertai gejala psikotik.
ii. Suasana hati ekspansif, mudah tersinggung, dan ada peningkatan energi
atau aktivitas tetapi secara abnormal (negative) sepanjang dan hampir
setiap hari.
iii. Muncul 3 atau lebih gejala yang menunjukan perubahan perilaku
1. Harga diri tinggi.
2. Kebutuhan tidur menurun.
3. Lebih banyak bicara dari biasanya.
4. Pikiran tidak fokus.
5. Pikiran mudah terdistraksi.
6. Peningkatan aktivitas tertentu untuk aktivitas tertentu.
7. Keterlibatan berlebihan di suatu aktivitas yang menyebabkan
masalah.
8. Gangguan mood cukup parah yang menyebabkan gangguan fungsi
sosial dan pekerjaan atau perlunya dirawat karena menghindari
pasien melukai diri sendiri ataupun orang lain atau ada gejala
psikotik.
9. Episodenya tidak timbul karena physiological efek atau karena zat
dan obat-obatan tertentu atau karena kondisi medis.
b. EPISODE HIPOMANIA
i. Onset menetap minimal beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat
intensitas dan tidak disertai halusinasi.
ii. Memiliki gejala serupa dengan episode mania tapi tidak terlalu berat tidak
sampai mengganggua fungsi sosial, pekerjaan dan pasien tidak perlu
dirawat.
c. EPISODE DEPRESIF
i. Onset berlangsung selama minimal 2 minggu. Terbagi menjadi gejala
utama dan gejala lainnya.
ii. Gejala utama.
1. Memiliki mood yang sedih dan mengekspresikan afek seperti
menangis.
2. Kehilangan minat dan kegembiraan.
3. Energi berkurang sehingga mudah lelah.
iii. Gejala lainnya.
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang.
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.
3. Pikiran merasa bersalah dan tidak berguna.
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.
5. Gagasan untuk membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
6. Tidur terganggu.
7. Nafsu makan berkurang.
iv. Kriteria klasifikasi
b. BIPOLAR II DISORDER
c. CYCLOTHYMIC DISORDER
F. PROGNOSIS
a. Prognosis Bipolar tipe I umumnya buruk pasien mengalami episode kedua
dalam 2 tahun setelah episode pertama.
b. Sepertiga pasien dengan Bipolar tipe I memiliki gejala kronis dan penurunan
sosial