Professional Documents
Culture Documents
Kel.5 Manajemen Resiko
Kel.5 Manajemen Resiko
MANAJEMEN RESIKO
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat karunia-Nya kami dapat menulis Makalah ini dengan baik.Dalam makalah ini kami
menyampaikan pokok pikiran mengenai sistematika penulisan. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyusunannya.Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini ke jenjang
yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
ii
COVER.................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
INSTRUMEN DERIVATIF....................................................................................................3
a. Pengertian Instrumen Derivatif..........................................................................................3
b. Jenis-jenis Instrumen Derivatif..........................................................................................3
c. Contoh Instrumen Derivatif................................................................................................4
d. Contoh Call Option dalam Investasi..................................................................................4
e. Contoh Put Option dalam Investasi...................................................................................5
MANAJEMEN RESIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PERUBAHAN........................5
A. Pengendalian Kualitas sebagai Strategi Menghadapi Risiko Operasional......................5
B. Manajemen Perubahan Kurs............................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar keuangan dunia tumbuh dengan pesat antara lain dengan ditandaiadanya
penemuan produk keuangan generasi baru guna mendapatkan hasil yangtinggi dengan tingkat
risiko yang terkendali. Beberapa produk dimaksuddinamakan dengan transaksi ”Derivative”.
Sejak tahun 1980-an, transaksiderivatif berkembang sangat pesat dan banyak perusahaan
besar tingkat duniamempergunakan instrumen ini guna mendapatkan sumber pendanaan
yangmurah. Bagi yang meguasai dan dapat mengelola produk derivatif akanmendapatkan
minimalisasi risiko dengan maksimalisasi hasil. Sebaliknya,terhadap para pihak yang kurang
mengenal secara mendalam dan tidak dapatmengelola secara benar, maka bukannya hasil
maksimal yang diperoleh, tetapikerugian yang sangat besar. Ibaratnya, instrumen derivatif
bagaikan pedangbermata dua yang dapat berfungsi sebagai sarana konstruktif, sekaligus
bisadestruktif. Transaksi derivatif itu sendiri sebenarnya merupakan bentukinstrumen
keuangan yang dipakai untuk mengurangi risiko yang muncul akibatpergerakan
harga.Pengertian Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumentkeuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan padanilai dari aktiva,
instrument, atau komoditas yang lain. Definisi ini bisa didapatdi berbagai situs di internet
maupun buku-buku teks. Secara ringkas, bisadikatakan bahwa derivative hanya ada kalau
aktiva, instrumen, atau komoditas lain sebagai instrument utamanya ada. Contoh dari
derivative adalah opsi right. Selain pengertian derivative, ada satu istilah yang berkaitan erat
dengan derivative yaitu “manajemen resiko”. Manajemen resiko dapat di definisikan sebagai
proses keseluruhan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan meminimalkan pengaruh
dari ketidak pastina suatu kejadian.
Dalam manajemen risiko, tentunya perlu adanya sebuah teknik agar risiko tersebut
dapat dihindari. Salah satu risikonya adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah
risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari ketidakcukupan atau kegagalan
proses internal, manusia, sistem, atau peristiwa-peristiwa dari eksternal. Risiko operasional
merupakan risiko yang paling tua tetapi belum banyak diketahui karakteristiknya
dibandingkan beberapa risiko lain seperti risiko pasar, risiko tingkat bunga, risiko kredit.
1
Dikatakan paling tua, karena perusahaan berurusan dengan aspek operasional sejak
perusahaan berdiri.
Dalam makalah ini akan membahas tentang teknik manajemen risiko untuk risiko operasional
dan manajemen risiko untuk eksposur perubahan kurs. Manajemen risiko operasional
memfokuskan pada manajemen kualitas, yang intinya adalah bagaimana memperbaiki
kualitas produk atau pelayanan dengan memperbaiki proses produksi atau pelayanan.
Sehingga nantinya akan dibahas manajemen kualitas melalui konsep six-sigma, yang
kemudian diteruskan dengan alat statistik yang bermanfaat untuk pengendalian kualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
INSTRUMEN DERIVATIF
a. Pengertian Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan turunan yang nilainya bergantung pada
aset yang mendasarinya. Adapun derivatif merupakan perjanjian kontrak antara dua pihak
yang harganya bergantung pada fluktuasi aset yang menjadi tolak ukurnya.
Hal-hal yang terkait dengan derivatif di Negara Indonesia, semuanya telah di atur
dalam UU nomor 8 tahun 95 yang berisi tentang hal yang berkaitan dengan pasar modal
Indonesia. Di dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa instrumen derivatif diatur
sebagai jenis efek yang diajukan emiten pada publik sebagai lanjutan dari efek yang
dahulu sudah pernah masuk ke pasar.
Sementara aturan pajak instrumen derivatif diatur pemerintah melalui PP no. 17 tahun
2009. Pajak yang berlaku adalah PPh Final berupa 2,5% dari keuntungan. Jadi, peraturan
aset turunan ini berbeda dengan pajak penjualan saham pribadi.
3
Sementara itu, forward contract adalah kontrak atau persetujuan untuk membeli atau
menjual aset dengan harga dan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan
sebelumnya. Perjanjian ini lebih fleksibel karena kedua pihak dapat mengubah
komoditas yang diperdagangkan, juga kuantitas dan tanggal transaksinya.
4. Futures
Ada pula istilah Futures. Future contract adalah kontrak atau persetujuan untuk
membeli atau menjual aset pada harga yang sudah ditentukan sebelumnya pada waktu
tertentu di masa yang akan datang.
5. Swap
Swap contract adalah kontrak atau persetujuan untuk menukarkan satu aset sekuritas
dengan yang lain. Tujuannya adalah untuk mengubah persyaratan sekuritas yang
dikenakan kepada tiap pihak yang terlibat.
4
e. Contoh Put Option dalam Investasi
Sementara itu, put option memiliki fungsi mirip dengan asuransi. Contoh put option
dalam investasi saham adalah sebagai berikut.
Anggaplah Pak Aldi membeli option A yang sedang diperjualbelikan dengan harga
Rp500.000, serta dengan harga kesepakatan (strike price) senilai Rp470.000. Dalam
hal ini, bahkan jika harga aset A jatuh ke angka Rp400.000, Pak Aldi masih bisa
menjual aset A dengan harga Rp470.000 sesuai harga kesepakatan di awal. Namun,
untuk bisa melakukan hal ini, Pak Aldi harus membayar premi sebesar Rp50.000.
Apabila dihitung, Pak Aldi berhasil menghindari kerugian sebesar Rp20.000
dibandingkan jika ia tidak menggunakan put option.
a. Definisi Kualitas
Kualitas adalah fitur dan karakteristik produk atau pelayanan secara keseluruhan yang
bisa memuaskan kebutuhan tertentu. Kualitas mengukur seberapa baik produk atau
pelayanan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas akan menentukan daya
saing organisasi,karena itu organisasi perlu menjaga dan memonitor kualitas.
Jaminan mutu (quality assurance) adalah sistem menyeluruh dari kebijakan, prosedur,
pedoman yang diterapkan oleh organisasi untuk menjaga dan mencapai kualitas.
Jaminan kualitas terdiri dari dua fungsi pokok:
1. Rekayasa kualitas, membuat proses dan desain produk yang berkualitas.
5
2. Pengendalian kualitas, inspeksi untuk melihat apakah standar kualitas sudah
terpenuhi.
b. Six-sigma
Six-sigma dapat didefinisikan sebagai metodologi untuk mengelola variasi dalam
suatu proses yang menyebabkan produk rusak, yaitu produk yang mempunyai
penyimpanan yang lebih besar dari standar penyimpangan tertentu, dan secara
sistematis bekerja untuk mengelola variasi tersebut, untuk menghilangkan produk
rusak tersebut.
Tujuan dari six sigma adalah untuk mengurangi variasi output dari suatu proses
tertentu,sehingga dalam jangka panjang bisa menghasilkan produk rusak kurang dari
3,4 produk rusak per 1 juta output.
Six sigma mempunyai dua metodologi kunci yaitu DMAIC dan DMADV :
1. DMAIC (define, measure, analyze, improve,control) digunakan untuk
memperbaiki proses bisnis saat ini yang berada di bawah standar, dan digunakan
untuk mencari perbaikan secara gradual.
2. DMADV (define, measure, analyze, design, verify) digunakan untuk menciptakan
proses atau output yang baru yang mempunyai kualitas dengan standar six-sigma.
DMADV juga bisa digunakan jika proses saat ini membutuhkan lebih dari
perbaikan gradual.
6
mengukur proses dan menetapkan mekanisme pengendalian, untuk
memastikan bahwa variasi diperbaiki sebelum memunculkan produk rusak.
7
5) Pemegang sabuk hijau adalah karyawan yang melaksanakan six-
sigma berbarengan dengan pekerjaannya. Mereka bekerja di bawah
pengarahan pemegang sabuk hitam.
8
suatu output mempunyai ukuran di luar batas yang ditentukan, maka proses produksi
seharusnya dievaluasi ulang, sebelum dilanjutkan lagi.
Garis vertikal menyajikan skala pengukuran variabel yang diamati. Garis tengah
menyajikan rata-rata dari proses jika proses masih terkendali. Dua batas yaitu batas
atas dan batas bawah. Jika suatu sampel diamati berada diantara kedua batas tersebut,
maka dikatakan bahwa ada probabilitas yang tinggi bahwa proses masih terkendali.
Jika sampel mempunyai variabel diatas batas atas atau di bawah batas bawah, maka
ada indikasi proses tersebut di luar kendali, sehingga tindakan perbaikan seharusnya
dilakukan. Dari waktu ke waktu sampel akan diambil untuk diamati. Garis kanan
adalah garis waktu.
g. Bagan R (R-chart)
Yaitu bagan yang memperlihatkan variabilitas suatu proses. Untuk membuat bagan
ini, kita bisa mengasumsikan range sebagai variabel random dengan nilai rata-rata
dan standar deviasinya. Rata-rata range memberikan estimasi rata-rata
variabel random tersebut. Standar deviasi dari range bisa dihitung sebagai berikut:
9
= d3( R̅ / d2)
Dimana d3 dan d2 adalah konstanta yang nilainya tergantung dari ukuran sampel.
Batas atas dan batas bawah untuk range tersebut bisa dihitung sebagai berikut:
= R̅ + 3(
= R̅ – 3 (
Alternatif dari R-chart adalah bagan pengawasan standar deviasi (s-chart). Jika
sampel kurang dari 10, maka R-chart dan s-chart akan memberikan hasil yang sama.
Jika ukuran sampel lebih dari 10, maka s-chart biasanya lebih dipilih.
Money-market Hedge
Misalkan instrumen derivatif tidak ada, hedging dengan money-market
instrument bisa dilakukan. Misalkan eksportir Indonesia akan memperoleh $1 juta
tiga bulan mendatang. Is menghadapi risiko perubahan kurs, dan ia ingin
10
menghilangkan risiko tersebut. Hedging tersebut bisa dilakukan seperti berikut ini.
Misalkan tingkat bunga dalam $ untuk tiga bulan adalah 5%.
T = 0 (sekarang) Pinjam sebesar $1 juta / (1,05) = $952.381
Konversi ke rupiah dengan kurs spot Rp10.000/$, untuk memperoleh rupiah sekitar
Rp9,52 miliar
Kas tersebut digunakan untuk melunasi hutangnya, sehingga ia membayar sebesar $952.381
× (1,05) = $1 juta
Pada saat sekarang, ketika ia mengkonversi $ ke rupiah, ia sudah terbebas dari risiko
perubahan kurs. Apapun yang akan terjadi dengan kurs rupiah/dolar tiga bulan mendatang,
tidak akan berpengaruh terhadap posisinya, karena ia sudah menerima sekitar Rp9,52 miliar.
Risk Shifting
Netting Exposure
11
Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan, khususnya perusahaan multinasional melakukan
konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sebagai contoh,
perusahaan multinasional AS mempunyai anak perusahaan di Indonesia. laporan keuangan
perusahaan Indonesia (dalam rupiah) akan dikonsolidasikan ke $. Dalam proses konversi
tersebut ada kemungkinan timbul rugi/untung karena perubahan kurs. Manajemen tehadap
eksposur akuntansi bisa dilakukan dengan menyesuaikan aset atau kewajiban tergantung
prediksi kurs di masa mendatang. Tabel berikut ini menyajikan manajemen eksposur
akuntansi tersebut.
Dalam situasi di atas, jika rupiah diperkirakan melemah, maka alternatif yang bisa dilakukan
adalah mengurangi aset (misal kas cepat-cepat dipindahkan ke dolar) dan/atau menambah
kewajiban (misal menambah hutang dalam rupiah). Tetapi cara seperti itu tidak sepenuhnya
menghilangkan risiko, karena masih menebak-nebak arah perubahan kurs. Dalam hal ini
disebut dengan spekulasi. Jika tebakan salah, maka akan merugi. Jika pasar sudah efisien,
maka alternatif semacam itu tidak akan menghasilkan keuntungan. Alternatif lain adalah
dengan menggunakan derivatif untuk mencegah kerugian yang muncul akibat perubahan
kurs.
Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs akan mengakibatkan terganggunya operasi
perusahaan. Manajemen eksposur operasi bisa dilakukan sebagai berikut:
12
Memanfaatkan Situasi Perubahan Kurs
Misalkan perusahaan Jepang sedang bersiap-siap untuk meluncurkan produk baru di Amerika
Serikat. Tiba-tiba yen melemah signifikan terhadap dolar. Jika yen melemah terhadap dolar,
maka harga produk tersebut dalam $ akan menurun. Karena harganya turun, maka situasi
tersebut merupakan kesempatan baik untuk merebut pangsa pasar di Amerika Serikat.
Pengurangan sensitivitas pada dasarnya merubah produk atau konsumen agar menjadi tidak
sensitif terhadap perubahan harga (harga berubah karena kurs berubah). Jika mereka tidak
sensitif terhadap perubahan harga, maka perubahan kurs tidak akan banyak berpengaruh
terhadap permintaan produk tersebut. Pengurangan sensitivitas tersebut bisa dilakukan
melalui beberapa cara seperti berikut:
Aspek Pemasaran
Cara lain adalah dengan mendiversifikasikan pasar di luar negeri. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan Jepang 90% ekspornya ke Amerika Serikat maka penguatan yen terhadap dolar
akan menimbulkan masalah. Perusahaan tersebut bisa mendiversifikasikan pasarnya sehingga
akan mengekspor produknya ke AS, Inggris, Indonesia, India, dan lainnya. Penguatan yen
terhadap dolar kemungkinan dikompensasi oleh pelemahan yen terhadap, misal rupiah.
Aspek Produksi
13
Perusahaan bisa melakukan manajemen eksposur operasi melalui aspek produksi. Sebagai
contoh, perusahaan bisa mendiversifikasikan input-nya. Misalkan suatu perusahaan Jepang
menghadapi masalah dengan penguatan yen terhadap dolar. Jika perusahaan tersebut
membeli input-nya tidak hanya dari Jepang, tetapi juga dari negara lain, seperti Indonesia,
Inggris, India, dan lainnya. Penguatan yen tersebut akan dikompensasi oleh penguatan yen
terhadap mata uang lain, yang mengakibatkan harga input menjadi lebih murah. Alternatif
lain, perusahaan bisa memindahkan fasilitas produksinya. Sebagai contoh, untuk menghadapi
kenaikan nilai yen terhadap dolar yang diperkirakan permanen (jangka panjang), Toyota
memutuskan untuk mendirikan fasilitas pabrik di Amerika Serikat. Dengan cara tersebut
Toyota bisa mengurangi dampak negatif penguatan yen tersebut karena
sebagian input Toyota dan tenaga kerjanya berasal dari Amerika Serikat, dan dibayar dalam
$.
Aspek Lain
Masih banyak aspek dan teknik lain yang bisa digunakan untuk manajemen eksposur operasi.
Sebagai contoh, perusahaan Jepang yang menjual produknya ke Amerika Serikat akan
menerima $. Perusahaan tersebut bisa meminjam dalam $, sehingga eksposur bersihnya
adalah nol (antara pendapatan $ dengan pembayaran hutang $ akan saling mengkompensasi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan turunan yang nilainya bergantung pada
aset yang mendasarinya. Adapun derivatif merupakan perjanjian kontrak antara dua pihak
yang harganya bergantung pada fluktuasi aset yang menjadi tolak ukurnya.
Manajemen risiko perubahan kurs dilakukan berdasarkan tipe eksposur yang dihadapi
oleh perusahaan, yaitu eksposur transaksi, akuntansi, dan operasi. Untuk masing-masing
eksposur tersebut, beberapa alternatif manajemen risiko bisa dilakukan.
15
B. Saran
Setelah mengetahui tentang teknik manajemen risiko pada manajemen kualitas dan
manajemen perubahan kurs, hendaknya jika kita nantinya bekerja dalam sebuah
perusahaan, kita mengamalkan apa yang telah kita ketahui dan pahami.
16