Professional Documents
Culture Documents
Kti Gabung Baru
Kti Gabung Baru
DISUSUN OLEH:
TARI MELAKA PASARIBU
Disetujui oleh :
Pembimbing,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma Tiga Farmasi Politeknik Bhakti Kartini
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI
NON STERIOD (AINS) ORAL SEBAGAI PEREDA NYERI PADA PASIEN
BPJS POLI BEDAH UMUM DI RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI
RS UMUM BELLA BEKASI”. Proposal Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu
syarat yang disusun guna memenuhi persyaratan untuk menempuh tugas akhir
sebagai ahli madya farmasi di Program Studi Diploma Tiga Farmasi Politeknik
Bhakti Kartini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yusnita Yusfik, S.KM., M.KM selaku Direktur Politeknik Bhakti Kartini
serta para Wakil Direktur Politeknik Bhakti Kartini.
2. Ibu apt. Ayu Fajariyani, S.Farm., M.Farm.selaku Ketua Program Studi
Farmasi Politeknik Bhakti Kartini serta para Dosen Politeknik Bhakti Kartini
atas bimbingannya.
3. Bapak apt. Feby Supradono, S.Si.,M.Farm. selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing dan memotifasi.
4. Ibu apt. Budi Setyorini S.Si. selaku Kepala Instalasi Rumah Sakit Umum
Bella Bekasi atas arahan dan Bimbingannya.
5. Teristimewa orang tua, keluarga dan teman – teman yang selalu memberikan
dukungan moril, materil, maupun doa.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat kemampuan penulis yang terbatas. Semoga Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
3. Bagi kampus
Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka perpustakaan
Politeknik Bakti Kartini.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyeri
2. Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi
a. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi dari beberapa detik sampai
enam bulan. Pada umumnya nyeri akut terjadi kurang dari enam bulan dan
kurang dari satu bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang terjadi selama enam bulan atau
lebih, meskipun enam bulan merupakan suatu periode yang dapat berubah
untuk membedakan antara nyeri akut dan nyeri kronik
2. Nyeri berdasarkan lokasi
Nyeri dari kulit adalah nyeri yang dirasakan di kulit atau jaringan
subkutan. Nyeri dari kulit memiliki lokalisasi yang jelas di suatu
dermatome dan disalurkan secara tepat.
Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang berasal dari tulang dan
sendi, tendon, otot rangka, pembuluh darah atau tekanan syaraf dalam.
Salah satu contoh nyeri yang dianggap sebagai nyeri dalam adalah nyeri
kepala.
c. Nyeri visceral
a. Nyeri nosiseptif
b. Nyeri non-nosiseptif
Gejala dan tanda nyeri terdapat dalam bermacam – macam perilaku yang
tercermin dari pasien. Menurut Mohamad, (2012), secara umum orang yang
mengalami nyeri akan didapatkan respon psikologis berupa:
1. Budaya
Latar belakang etnik dan warisan budaya telah lama dikenal sebagai faktor
– faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri dan ekspresi nyeri tersebut. Perilaku
yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah bagian dari proses sosialisasi
(Kozier,2010).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dengan respon nyeri laki-laki dan perempuan berbeda. Hal
ini terjadi karena laki-laki lebih siap untuk menerima efek, komplikasi dan nyeri,
sedangkan perempuan suka mengeluhkan sakitnya dan menangais (Adha,2014)
3. Usia
4. Makna nyeri
5. Kepercayaan Spiritual
6. Perhatian
7. Ansietas
9. Pengalaman
d. Distraksi
Dikutip dari Nursalam, 2005. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Untuk itu dengan melakukan teknik
distraksi dengan melakukan permainan anak (bermain puzzle) makan akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya. Karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar
anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas Kesehatan di
rumah sakit. Perawat dapat mengkasi perasaan dan pikiran anak melalui
ekspresi nonverbal yang ditunjukan selama melakukan permainan atau
melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman
kelompok bermainnya.
e. Teknik relaksasi
f. Imajinasi terbimbing
g. Hipnosis
Dua isoform utama complex enzim ini aktif dan sering disebut sebagai
COX-1 dan COX-2. Oksigenasi asam arakidonat menengah ke ketidakstabilan
antara prostaglandin H2 (PGH 2), yang akhirnya dikonversi ke berbagai
prostaglandin, tromboksan, dan prostasiklin dalam sel dan jaringan. Efek
terapeutik AINS yang mungkin Sebagian besar dimediasi oleh penghambatan
COX-2; COX-1 menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan terutama
menyebabkan gangguan pada lambung. AINS termasuk aspirin irreversible
acetylates COX 1 & 2, dan beberapa kelas asam – asam organic bersaing dengan
asam arakidonat pada siklooksigenase aktif. AINS menghambat COX-1 dan
COX-2, tetapi selektivitas pada COX-1 dan COX-2, (yaitu, keseimbangan antara
interaksi ini) bervariasi sesuai obat. Obat COX-2 selektif memiliki resiko yang
relative lebih sedikit pada gangguan gastrointestinal (GI).
Aktifitas COX dihubungkan dengan dua isoenzim, yaitu ubiquitously dan
constitutive yang di ekpresikan sebagai COX-1 dan yang di induksikan inflamasi
COX-2. COX-1 terutama terdapat pada mukosa lambung, perenkim ginjal dan
platelet. Enzim ini penting dalam proses hemeostatik seperti agregasi platelet,
keutuhan mukosa gastrointestinal dan fungsi ginjal. Sebaliknya COX-2 bersifat
inducible dan di ekspresikan terutama terdapat pada tempat trauma ( otak dan
ginjal) dan menimbulkan inflamasi, demam, nyeri dan kardiogenesis (Naharuddin,
2013 ). Mekanisme inhibisi ini berperan penting dalam aksi anti inflamasi dari
obat AINS. Di bawah ini ada beberapa obat AINS yang paling sering digunakan
sebagai pereda nyeri :
1. Asam Mefenamat
Asam Mefenamat merupakan salah satu obat wajib apotek banyak digunakan
oleh masyarakat untuk pengobatan ringan hingga sedang, misalnya nyeri
kepala, gigi, otot, perut nyeri haid, nyeri akibat benturan. Asam mefanamat
memiliki efek samping menimbulkan gangguan lambung usus.
3. Ketorolac
Ketorolac merupakan analgetik yang termasuk golongan anti inflamasi non
steroid yang mempunyai efek anti inflamasi sedang yang bekerja dengan cara
menghambat enzim COX non selektif ( Hidayat dkk,2014 ) Efektifitas dosis
tunggal ketorolac diberikan pasca operasi untuk pengobatan nyeri sedang
sampai berat paska operasi dalam tinjauan kuantitatif dan hasilnya
menunjukan efek yang menguntungkan ( Smith dkk, 2010)
4. Ibuprofen
Ibuprofen besifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu
kuat. Efek samping ibuprofen terhadap saluran cerna lebih ringan di
bandingkan dengan aspirin, indometasin, atau naproksen. Efek samping lain
dari ibuprofen adalah eritema kulit, sakit kepala dan trombositopenia
(Pengestuti, 2013)
5. Ketoprofen
Ketoprofen memiliki efektivitas sama seperti ibuprofen dengan sifat anti
inflamasi sedang, efek samping dari ketoprofen adalah menyebabkan
gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensitivitas (FKUI, 2009)
8. Celecoxib
Celecoxib adalah obat antiradang untuk meredakan nyeri dan bengkak pada
berbagau kondisi, seperti rheumatid arthritis, osteoarthritis, ankylosing
spondylitis, atau nteri saat menstruasi. Celecoxib termasuk dalam obat anti
inflamasi non-steroid (AINS) jenis COX-2 inhibitor. Obat ini bekerja dengan
cara menghambat enzim COX-2 yang berperan dalam memproduksi
prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan timbulnya rasa sakit, bengkak dan
peradangan.
9. Etoricoxib
Etoricoxib adalah obat anti nyeri yang dapat meredakan rasa nyeri pada
beberapa penyakit. Obat yang satu ini termasuk ke dalam golongan obat anti
inflamasi non-steroid (AINS) yang merupakan obat keras, sehingga
penggunaannya tidak dapat sembarangan dan memerlukan resep dokter.
Beberapa merk dagan Etoricoxib yaitu Arcoxia 60mg tab, Orinox, Coxiron,
dan Etorvel. Obat Etoricoxib bermanfaat dalam mengobati rasa nyeri sendi
yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis, ankylosing, spondylitis,
osteoarthritis, dan asam urat. Selain itu obat etoricoxib juga bermanfaat
sebagai anti nyeri pasca operasi gigi.
10. Dexketoprofen
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjamin
mutunya dengan berorientasi pada “customer satisfaction” yang berarti
cepat, tepat, akurat dengan biaya yang terjangkau.
b. Memberikan pelayanan yang informatif, didukung oleh SDM dan
manajemen profesional dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
kesehatan.
2.8 Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita (Marjoni dan
Yusman, 2017). Penulisan resep yang lengkap menurut Syamsuni (2006),
terdiri dari :
1. Nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio atau ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (siganatura)
6. Tanda tangan penulis resep sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku (subscrpitio)
Penyebab: Gejala:
1. Pasca operasi 1. Merintih
2. Gelisah
3. Otot tegang
2. Sakit kepala Nyeri seperti
4.
3. Kram ditusuk jarum
4. Radang sendi
5. patah tulang
Keterangan:
= Dibahas
= Tidak dibahas
Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmojo, 2010).
Resep
Obat AINS
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n= Ukuran sampel
N= Ukuran populasi (556 resep)
E= Batas toleransi kesalahan (5%)
Sehingga akan didapat perhitungan sebagai berikut:
556
n=
1 + 556 (0,052)
556
=
2,39
= 223 resep
Definisi Operasional adalah uraian tentang batas variabel yang dimaksud, atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmojo, 2012).
Definisi Operasional yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan:
P. = Persentase
F = Frekuensi
n = Jumlah total observasi
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu
saja yang akan dijadikan sebagai hasil riset
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laki-laki 93 41,7
Perempuan 130 58,3
Jumlah 223 100
(sumber: data sekunder penelitian)
Berdasarkan Persentase pada tabel 4.1 menunjukan bahwa jenis kelamin yang
paling banyak menggunakan obat Anti Inflamasi Non Steroid pada Poli Bedah Umun
periode Oktober – Desember 2022 di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Bella
Bekasi adalah perempuan dengan jumlah 130 pasien (58,3%). Kemudian untuk
pasien laki-laki persentase nya adalah 41,7% atau sebanyak 93 pasien. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Febriyanti (2021) dimana prevalensi obat
AINS untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 137 responden (56,84%) dan laki-
laki hanya 104 responden (43,15%) karena laki-laki memiliki sensitifitas nyeri yang
rendah dibandingkan dengan perempuan yang memiliki intensitas nyeri yang tinggi.
0 - 17 20 8,96
18 - 65 203 91,04
Jumlah 223 100
(sumber: data penelitian sekunder)
Dapat dilihat pada Tabel 4.2 bahwa pada penelitian ini pasien terbanyak adalah
pada kelompok usia 18 – 65 tahun sebesar 91,04% atau sebanyak 203 resep kemudian
rentan usia 0 – 17 tahun memiliki persentase 8,96% atau sebanyak 20 resep. Dapat
dilihat dengan seksama bahwa usia 18 – 65 tahun persentase pasien yang mengalami
nyeri semakin bertambah. Hal ini sesuai dengan penelitian Sesa dan Effendi (2015) ,
bahwa di usia 18 tahun keatas, seseorang akan mulai mengalami penurunan fungsi
fisiologis dan perubahan-perubahan struktur yang menyebabkan penurunan kekuatan
otot maupun mudahnya seseorang menderita penyakit.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Penggunaan Obat Anti Inflamasi
Non Steroid atau AINS Oral Sebagai Pereda Nyeri di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Bella Bekasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat AINS yang terdapat
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Bella Bekasi pada bulan Oktober –
Desember 2022 sebagai terapi tunggal adalah Asam Mefenamat (44,8%), Kalium
Diklofenak (20,2%), Ketoprofen (11,2%), Ibuprofen (10,7%), Ketorolac (10,3%) dan
Natrium Diklofenak (2,8%).
5.2 Saran
Saran yang diberikan terkait dengan hasil dan pembahasan ini adalah sebagai
berikut:
Foto Keterangan
Foto 1: Potret RSU Bella Bekasi
dari depan jalan