You are on page 1of 4

NAMA : MUSFIRAH NASIR

NIM : J011181037
FAKULTAS : KEDOKTERAN GIGI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

A. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam


1. Prinsip Optimal
Telah tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 bahwa
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan apa
yang tertuang dalam Undang- Undang tersebut, berarti optimalisasi pengelolaan
sumber daya alam memang harus dilakukan. Optimalisasi pengelolaan sumber
daya alam ini boleh berati sumber daya alam dimanfaatkan secara menyeluruh,
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian demi kemakmuran
rakyat seutuhnya, namun tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam
tersebut di masa depan.

2. Prinsip Lestari
Lestari sendiri artinya keadaan yang seimbang dan utuh. Maksud lestari
disini adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta dengan ekosistemnya
dengan tujuan mempertahankan sifat asli dan juga bentuknya. Dengan kata lain,
prinsip lestari disini merupakan berbagai upaya yang dilakukan untuk menjaga
sumber daya alam yang ada supaya tetap ada, baik itu dilihat dari sifatnya maupun
dari bentuknya. Beberapa contoh konsep dalam prinsip lestari antara lain sebagai
berikut:
a. Penggunaan pupuk organik atau pupuk alami
Penggunaan pupuk organik atau pupuk alami ini merupakan pilihan yang
paling tepat karena dapat menyuburkan tanah sevara alami tanpa
menghilangkan zat- zat asli yang terkandung di dalam tanah. Selain itu
kesuburan tanah juga akan terjaga karena selalu mengalami regenerasi akibat
kandungan dari pupuk organik tersebut. Pupuk organik menjadi salah satu
penyumbang mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah. Meskipun secra
umum pupuk kimia juga menyuburkan tanah, namun kandungan zat kimianya
terkadang dapat menyebabkan stuktur tanah malam menjadi rusak.
b. Penggunaan pestisida sesuai dengan kebutuhan
Kita tahu bahwa pestisida merupakan sebuah obat yang digunakan untuk
membasmi hama dalam pertanian, supaya tanaman tidak rusak. Namun perlu
diingat bahwa dalam menggunakan pestisida, tidak boleh berlebihan karena
residu yang diendapkannya apabila terlalu banyak akan bisa menjadi racun
bagi tanah, dan mempengaruhi kesuburan tanah.
c. Pelestarian tanah
Pelestarian tanah ini bisa dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan
yang dapat membuat tanah menjadi lebih baik. Beberapa contoh upaya
pelestarian tanah antara lain adalah melakukan reboisasi atau penanaman hutan
kembali, pembangunan terasering pada tanah yang miring dan lain sebagainya.
3. Prinsip Efisien
Efisien merupakan nama lain dari hemat. Hemat atau efisien disini
merupakan penggunaan sumber daya alam yang tidak berlebih-lebihan atau
disesuaikan dengan kebutuhan rakyat. Benar sekali ,bahwa optimal merupakan
penggunaan sumber daya alam yang sebesar-besarnya, namun perlu diketahui
bahwa dalam menggunakan sumber daya alam ini tetap harus memperhatikan
kelangsungan hidup generasi masa depan. Maka dari itulah ini juga disebut
dengan efisien.

B. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan


Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan adalah usaha sadar
untuk mengelola sumber daya alam sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian suatu
lokasi dengan potensi produktivitas lingkungannya. Pengelolaan SDA berwawasan
lingkungan bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam agar lingkungan tidak
cepat rusak. Selain itu bertujuan untuk menghindarkan manusia dari bencana
lingkungan seperti banjir, longsor, pencemaran lingkungan dan berkurangnya
keragaman flora dan fauna. Pelestarian lingkungan harus senantiasa dijaga agar terjadi
keseimbangan lingkungan, keselarasan, keseimbangan lingkungan dan
mempertahankan daya dukung lingkungan serta memberikan manfaat secara tetap
dari waktu ke waktu. Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berwawasan
lingkungan adalah sebagai berikut : 1) menggunakan pupuk alami atau organik; 2)
penggunaan pestisida sesuai kebutuhan; 3) penggunaan peralatan yang tepat dalam
pembukaan tanah agar topsoil tidak hilang; 4) tidak membuang zat pencemar dan
beracun ke saluran air, sungai dan laut; 5) setiap pabrik industri harus membuat
cerobong asap yang tinggi dan melakukan penyaringan asap; 6) tidak membangun
perumahan atau industri di wilayah resapan air; 7) membuat terasering atau
sengkedan pada lahan miring.

C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan


Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan merupakan suatu upaya sadar
dan berencana menggunakan serta mengelola sumber daya alam secara bijaksana
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di masa sekarang dan di masa depan.
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan didasarkan pada dua prinsip yaitu SDA
yang tidak dapat diperbaharui memiliki persediaan yang terbatas sehingga harus
dijaga ketersediaannya dan digunakan secara bertanggung jawab. Kedua,
pertambahan penduduk setiap tahun meningkat maka kebutuhan hidup akan
meningkat pula. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam harus mendukung
kebutuhan sekarang dan masa depan.
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan harus memerhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Pemenuhan kebutuhan penduduk saat ini tidak mengorbankan kebutuhan
penduduk di masa mendatang.
b. Tidak melampaui daya dukung lingkungan (ekosistem).
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan menyelaraskan
kebutuhan manusia dan kemampuan mengolah dengan ketersediaan sumber daya
alam.
D. Permasalahan yang Muncul dan Memicu Terjadinya Kerusakan Sumber Daya Alam
Serta Solusinya
1. Terus menurunnya kondisi hutan Indonesia
Laju kerusakan hutan di Indonesia setiap tahun mencapai 1,09 juta hektar
(Departemen Kehutanan, 2007). Salah satu penyebab kerusakan hutan ini adalah
penebangan liar. Maraknya penebangan liar disebabkan oleh kelemahan
penegakan hukum, kesenjangan antara produksi lestari hutan dengan kebutuhan
bahan baku, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah, masalah
pengelolaan hutan serta sebab-sebab lainnya. Penebangan liar dapat dilakukan
secara sederhana oleh masyarakat untuk bertahan hidup sampai dengan
penebangan liar dalam skala besar yang terorganisir dan melibatkan banyak
pihak.
Upaya penanggulangan penebangan liar memerlukan komitmen yang kuat
dari pemerintah, penegakan supremasi hukum, perbaikan sistem pengelolaan
hutan dan kegiatan lain yang perlu diprogramkan untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2. Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai)
Praktik penebangan liar dan konversi lahan menimbulkan dampak yang
luas, yaitu kerusakan ekosistem dalam tatanan DAS. Akibatnya, DAS berkondisi
kritis meningkat dari yang semula 22 DAS pada tahun 1984 menjadi berturut-
turut sebesar 39 dan 62 DAS pada tahun 1992 dan 1998. Pada saat ini
diperkirakan sekitar 282 DAS dalam kondisi kritis. Kerusakan DAS tersebut juga
dipacu oleh pengelolaan DAS yang kurang terkoordinasi antara hulu dan hilir
serta kelembagaan yang masih lemah. Hal ini akan mengancam keseimbangan
ekosistem secara luas, khususnya cadangan dan pasokan air yang sangat
dibutuhkan untuk irigasi, pertanian, industri dan konsumsi rumah tangga.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu upaya yang serius baik
melalui pendekatan fungsional (penerapan perundang-undangan dan
pembentukan kelembagaan) atau pendekatan struktural berupa pencegahan alih
fungsi lahan, reboisasi, penghijauan dan lain-lain.
3. Rusaknya ekosistem laut
Pengambilan ikan yang masih menggunakan bahan kimia dan bahan
peledak masih menjadi tradisi bagi beberapa nelayan di Indonesia. Tentu saja ini
merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Seperti yang adan ketahui
sendiri, terumbu karang menjadi potensi alam di Indonesia. Untuk mengatasi ini,
pemerintah berperan penting untuk mengetatkan peraturan mengenai larangan
pemakaian peledak dan bahan kimia.
4. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity)
Hutan bakau di Jawa dan Kalimantan menyusut tajam, disertai rusaknya
berbagai ekosistem. Gambaran etrsebut menempatkan Indonesia pada posisi kritis
berdasarkan Red Data Book IUCN (International Union for the Conservation of
Nature). Disisi lain, pelestarian plasma nutfah asli Indonesia belum berjalan baik.
Kerusakan ekosistem dan perburuan liar, yang dilatar belakangi rendahnya
kesadaran masyarakat, menjadi ancaman utama bagi keanekaragaman hayati di
Indonesia.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah menumbuhkan kesadaran
yang tinggi untuk menjaga serta melestarikan keanekaragaman hayati;
pengembangan agrowisata, dengan ini maka akan mendapatkan dua fungsi
sekaligus untuk menjaga keanekaragaman hayati dan juga fungsi ekonomi; dan
melaksanakan pembangunan ramah lingkungan.

You might also like