You are on page 1of 6

RETORIKA DAKWAH HABIB HUSEIN JA’FAR AL-HADAR DALAM

SIMPLIFIKASI AJARAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu:
Ahmad Izudin, M.Si.

Mochammad Ridho Dwi Prasetyo (2102030034)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan proposal dengan judul Retorika Dakwah Habib Husein Ja’far Al-
Hadar dalam Simplifikasi Ajaran Agama Islam ini di buat dalam rangka memenuhi
tugas UAS pada mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif.
Dalam penyusunan proposal, Penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan proposal ini. Namun, penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Yogyakarta, 11 Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Retorika adalah sebuah teknik komunikasi yang bisa digunakan dalam dakwah,
sedangkan Dakwah secara Bahasa adalah ajakan, seruan, dan undangan. Dakwah islam
dapat diartikan sebagai ajakan untuk Kembali ke jalan Allah SWT. Retorika Dakwah
mempunyai tujuan untuk ‘amar ma’ruf (mengajak kepada kabaikan), dan Nahi Munkar
(Mencegah kepada keburukan/kemungkaran).

Dakwah yang digunakan Habib Ja’far ini adalah dakwah dengan simplifikasi ajaran
agama islam. Karena memang dijelaskan dalam hadits Nabi SAW bahwa islam itu
Yassiru wala tu’assiru wa Bassyiru wala tunafiru (mudahkanlah dan janganlah engkau
persulit dan bahagiakanlah dan janganlah kau buat sedih). Habib Ja’far bisa sukses untuk
ber-dakwah dengan membawa simplifikasi itu, selalu memberi kabar gembira dan
menyenangkan.

Metode Dakwah yang digunakan Habib Ja’far adalah dengan menebar kecintaan,
seperti yang diutarakan beliau dalam salah satu bukunya yakni “jika seseorang itu bukan
saudaramu dalam agama, maka dia saudaramu dalam kemanusiaan”. Maka tidak ada
alasan untuk menghakimi seseorang, sehingga dakwah beliau dapat diterima dengan
mudah oleh berbagai kalangan.

Menurut saya dengan zaman sekarang ini, metode dakwah Habib Ja’far yang penuh
dengan cinta, yang santai, bahkan terkadang di selipkan komedi-komedi. Juga simplikasi
beliau dalam memandang agama, sangat cocok sekali, maka tidak heran dakwah beliau
dapat diterima oleh berbagai kalangan, dari yang tua sampai yang muda, dari pemabuk
sampai pemakai narkoba, bahkan sampai non muslim.

Karena memang ajaran islam yang benar adalah seperti itu, kata Nabi Muhammad
SAW
Islam itu Rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi seluruh alam) bukan hanya Rahmatan lil
muslimin (Rahmat bagi orang islam). Islam itu menyeluruh dalam mengajarkan agama
islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya retorika dakwah ?
2. Kenapa dakwah Habib Husein Ja’far Al-Hadar ?
3. Bagaimana dakwah beliau dalam simplifikasi ajaran agama islam ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami retorika dakwah
Habib Husein Ja’far Al-Hadar dalam simplifikasi ajaran agama islam. Juga bagaimana
cara dakwah beliau sehingga dapat diterima di berbagai kalangan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantaranya :
1. Dapat dijadikan sebagai contoh untuk para da’i atau pendakwah dalam menyebarkan
agama islam.
2. Untuk mengambil suri tauladan terhadap dakwah yang dilakukan Habib Husein Ja’far
Al-Hadar .
E. Tinjuan Pustaka
Selain untuk menghindari menjiplak hasil penelitian, tinjauan Pustaka juga bertujuan
untuk mempertajam metode penelitian, memperkuat kerangka teoritik dan memperoleh
informasi tentang penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Pertama, skripsi yang disusun oleh Kholis Qodiyah 2012 Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Retorika Dakwah Ustadz Awan Abdullah dan
Adi Abdillah dalam Program Mas Kembar di Radio MQ 92.3 FM Yogyakarta”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana retorika dakwah Ustadz Awan
Abdullah dan Adi Abdillah dalam Program Mas Kembar di Radio MQ 92.3 FM
Yogyakarta.
Kedua, skripsi yang disusun oleh Khamid Marzuqi 2015 Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Retorika Dakwah Emha Ainun Nadjib dalam
Acara Majelis Ma’iyah Mocopat Syafa’at”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana retorika dakwah Emha Ainun Nadjib dalam Acara Majelis Ma’iyah Mocopat
Syafa’at.
Ketiga, skripsi yang disusun oleh M. Wardan Salim 2005 Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Retorika Dakwah Ustadz Wijayanto Pada
Acara Sasisoma di Radio Geronimo Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang
bagaimana organisasi pesan, penggunaan Bahasa dan penggunaan bentuk persuasive
yang digunakan oleh Ustadz Wijayanto.
F. Kajian Teori
Retorika bertitik tolak pada Bahasa dan berbicara, berbicara seperti mengucapkan
kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa retorika dalam konteks penelitian ini
adalah suatu cara atau kaidah tertentu, sehingga pesan dakwah dapat disampaikan dengan
jelas, dan tepat mengenai sasaran atau tujuan.
Dakwah adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau
kepada masyarakat agar mau untuk mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama secara
sadar, sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang itu, dan dapat
hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Retorika dakwah Habib Husein Ja’far adalah dengan selalu menebarkan kegembiraan,
penyederhanaan nilai-nilai islam. Beliau memperindah dakwah nya dengan pendapat
yakni “Islam itu Agama Cinta”. Dalam video beliau yang berjudul bagaimana berdakwah
ala Nabi, Habib Ja’far mencontohkan, dulu Ketika Islam belum dating Wanita hanya
dijadikan sebuah objek tidak memperoleh pengakuan yang layak, kemudian Islam datang
dan mengangkat derajat perempuan itu setara dengan laki-laki.
Mengangkat Bilal Bin Rabbah seorang kaum minoritas sebagai muadzin. Tetapi yang
sering terjadi sekarang ini adalah islam adalah agama ekslusif, yang paling benar,
sehingga mudah menyalahkan, membid’ahkan, menyesatkan, menggunakan kekerasan
dan menyebar ketakutan, dan tentu saja itu salah.
G. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif kualitatif, maka peneliti akan menggali
data berdasarkan informasi yang diperoleh melalui apa yang diucapkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh partisipan atau sumber data agar mengetahui metode apa yang digunakan.
Peneliti kualitatif dalam hal ini harus bersifat “perspective emic” artinya memperoleh
data bukan “sebagaimana seharusnya” bukan berdasarkan adanya fakta yang terjadi di
lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, strategi-
strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi, wawancara, teknik pelengkap dll.
Strategi penelitian bersifat fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik
untuk mendapatkan data yang valid. Kenyataan yang berdimensi jamak merupakan
sesuatu yang kompleks tidak dapat dilihat secara apriori dengan satu metode saja.

Peneliti menambahkan dalam hal ini, bahwa penelitian kualitatif yang dilakukan ini
berupaya untuk mendeskripsikan dan menginterprestasikan fakta-fakta yang terjadi
sebagaimana adanya yang berkaitan dengan Retorika Dakwah Habib Husein Ja’far Al-
Hadar dalam Simplifikasi Ajaran Agama Islam.

H. Daftar Pustaka
Habib Husein Ja’far Al-Hadar, Tuhan Ada Di Hatimu, (Jakarta:Noura Book,2020), hlm.94
Habib Husein Ja’far Al-Hadar, Tuhan Ada Di Hatimu, (Jakarta:Noura Book,2020), hlm.54
Jeda Nulis, Bagaimana Berdakwah Ala Nabi?, (Youtube,2018)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan ContohProposal dan
laporan Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2008 ), hlm 295-296.
Nana Syaodiah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), cet ke 6 hlm, 95.

You might also like