Professional Documents
Culture Documents
PAI Ibadah Puasa
PAI Ibadah Puasa
PUASA RAMADHAN
A. Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata soum atau siyam yang artinya sama dengan imsak yaitu menahan
Sedangkan menuru istilah syariat islam puasa adalah suatu amal ibadah yang dilakukan denggan menahan diri
dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari disertai
sengan niat karena Allah dengan syarat dan rukun tertentu,
Ramadhan berarti panas terik dari sengatan matahari/ membakar/ bulan yang membakar dosa.
Jadi puasa ramadhan adalah suatu amal ibadah puasa yang dilakukan dalam bulan ramadhan.
b) Menahan diri daripada makan dan minum atau menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari
keluarnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
F. Orang yang Boleh Tidak Berpuasa
Orang-orang berikut ini boleh tidak berpuasa tapi harus melakukan kafarat/denda.
a) Orang sakit
b) Orang dalam perjalanan(Musyafir)
sebagaimana firman Allah:
َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َوالَ ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah dia berpuasa di hari lain. Allah
menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak menghendaki kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat:
185)
c) Wanita haid dan nifas
d) Wanita yang sedang hamil & menyusui, karena dikhawatirkan menganggu kesehatan dirinya dan anaknya.
e) Orang yang lanjut usia
G. Denda/ Kafarat Puasa
Denda atau kafarat puasa adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkan
dengan berdasarkan ketentuan Allah SWT. Jika seseorang tidak melakukan puasa ramadhan dengan alasan atau
sebab tertentu yang dibolehkan syara’ maka berlaku ketentua denda/ kafarat sbb:
1) Wajib mengkhodo’ pada hari lain sesuai dengan jumlah hari yng ditinggalkan:
a) Orang sakit yang masih bisa sembuh
b) Orang yang sedang dalam perjalanan (Musyafir)
Sebagaimana firman Allah:
َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َوالَ ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah dia berpuasa di hari lain. Allah
menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak menghendaki kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat:
185)
c) Wanita yang sedang hamil & menyusui, jika mengkhawatirkan membahayakan diri sendiri dan anaknya maka
wajib mengkhodo’, tapi jika hanya mengkhawatirkan anaknya saja maka wajib baginya mengkhodo’ dan
membayar fidyah
2) Wajib membayar fidyah yaitu memberi makan(makanan pokok) fakir miskin pada tiap hari yang ditinggalkan
sebesar 1 mud (6 ons).
a) Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh
b) Orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Sebagaimana firman Allah:
ٍ َو َعلَى الَّ ِذينَ ي ُِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك
ين
Artinya:” Dan atas orang yang mampu tetapi amat payah menunaikannya (kerana tua, lemah atau sebagainya)
hendaklah dia membayar fidyah, (iaitu) memberi makan orang miskin”
H. Sunah-Sunah Puasa
Diantara Sunah-Sunahnya Puasa Yaitu:
a) Makan Sahur, Rasulullah bersabda:
ًُور بَ َر َكة
ِ تَ َس َّحرُوا فَاِ َّن فِى ال ُّسح
Artinya:”Hendaklah kalian makan sahur karena didalam sahur itu terdapat keberkahan”(Mutafaqun Alaih)
b) Mengakhiri sahur, Rasulullah Bersabda:
إن تأخير السحور من سنن المرسلين
Artinya:” Sesungguhnya melewatkan bersahur itu adalah sunnah Para Rasul”(Diriwayatkan oleh Ibn. Hibban)
c) Menyegerakan berbuka, Rasulullah Bersabda:
ال يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
Artinya:” Manusia akan tetap berkeadaan baik selagi mereka menyegerakan berbuka”(Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim)
d) Meninggalkan perkataan yang tidak baik, seperti berbohong, mengumpat, menfitnah dan sebagainya, Rasulullah
Bersabda:
من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya maka Allah tidak
mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
e) Berbuka dengan kurma atau yang manis-manis atau dengan air sebelum makan yang lain
f) Memberi makan orang lain untuk berbuka
g) Berdoa ketika berbuka, Doa itu antara lain:
تُ ْك اَ ْفطَر َ ِت َوعَلي ِر ْزق ُ ت َوبِكَ اَ َم ْن ُ َاّلَّلهُ َم لَك
ُ ص ْم
Artinya;” Wahai Tuhanku, karena-Mulah aku berpuasa dan dengan rizki-mulah aku berbuka”
I. Makruh Puasa
Beberapa hal yang dimakruhkan pada saat puasa yaitu:
a) Berkata yang tidak baik, seperti berbohong, mengumpat, menfitnah dan sebagainya, Rasulullah Bersabda:
من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya maka Allah tidak
mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
b) Sengaja melambatkan berbuka meskipun sudah masuk waktu maghrib
c) Berbekam, kecuali kalau terpaksa
d) Bersiwak, sikat gigi dan berkumur secara berlebihan pada saat matahari sudah tergelincir ke barat(waktu
Dhuhur), kecuali terpaksa
e) Sebagaian ulama’ berpandapat bahwa: suntik cacar termasuk makruh, jika tidak ada keperluan mendesak.
J. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
a) Murtad(keluar dari agama islam)
b) Muntah dengan sengaja
c) Makan dan minum dengan sengaja termasuk juga merokok
d) Haid, Nifas, Wiladah
e) Gila, Mabuk, Pingsan
f) Jimak pada saat puasa, Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW :
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah S.A.W, Dan berkata: “Celaka aku, wahai Rasulullah.” Nabi S.A.W berkata:
“Apakah yang mencelakakan engkau?.” lelaki itu menjawab:” Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada waktu
siang di bulan Ramadan.” Rasulullah S.A.W berkata: “Sanggupkah engkau memerdekakan hamba?”. lelaki itu
menjawab: “Tidak sanggup.” Rasulullah S.A.W berkata: “Hendaklah engkau berpuasa dua bulan berturut-turut?.”
lelaki itu menjawab: “Tidak mampu.” Rasulullah S.A.W berkata: “Adakah engkau mempunyai makanan untuk
diberikan kepada enam puluh orang miskin?.” lelaki itu menjawab:” Tidak.” Kemudian lelaki itu duduk, sekejap
lepas itu datang seseorang kepada Nabi s.a.w dengan memberi satu bakul besar berisi tamar. Lalu Rasulullah
S.A.W bersabda: “Sedekahkanlah kurma ini.” Kata lelaki itu: "Kepada siapakah?. Kepada yang lebih miskin
daripada aku? Demi Allah tidak ada penduduk kampung ini yang lebih berhajat kepada makanan selain dari kami
seisi rumah.” Nabi S.A.W tertawa sehingga terlihat gigi taringnya dan berkata:” Pulanglah, berikanlah kurma itu
kepada ahli rumahmu.”(Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)
g) Keluar Mani dengan sengaja, yaitu Dengan cara yang pada adatnya bisa membuat mani keluar. Atau dengan
sengaja memandang, atau berfikir-fikir, cium, sentuh dan sebagainya sehingga keluar maninya.
Akan tetapi sekiranya keluar kerana bermimpi maka tidak membatalkan puasa.
K. Hikmah-hikmah berpuasa
Berpuasa disamping dapat menambah takewa pada Allah, juga mengandung beberapa hikmah diantaranya
sbb:
a) Akan timbul rasa hibah terhadap fakir miskin yang sering kali tidak makan sehingga timbul keinginan untuk
menolong.
b) Dapat mendidik diri untuk bersabar dalam menghadapai cobaan dan penderitaan. Sebab orang yang berpuasa
itu harus mampu menahan penderitaan lapar dan haus, sehingga akan terlatih kesabaran hatinya.
c) Dapat mendidik diri untuk bersifat amanah dan percaya diri. Karena orang yang berpuasa dengan menahan lapar
dan haus tidak ada orang yang tahu kecuali hanya Allah, sehingga akan terlatih sifat amanah dan percaya dirinya.
d) Dapat mendidik untuk tidak berbuat dusta dan berkata keji
e) Dapat memelihara kesehatan tubuh.