You are on page 1of 6

REVIEW JURNAL

Internet-of-Things (IoT)-Based Smart Agriculture: Toward Making the Fields Talk

Dosen Pengampu: Zaini, Ph.d

Nama:

1. Syahlan Habib 1910951028

2. Heryunof Obit Pradana 1910952049

3. M. Arieffadillah 1910953033

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
Internet-of-Things (IoT)-Based Smart Agriculture: Toward Making the Fields Talk

II. Major Aplication

Teknologi pengindraan dan IoT digunakan untuk membantu petani tradisional di


berbagai hal, seperti respon kekeringan, optimalisasi hasil panen berdasarkaj kesesuaian
lahan, irigasi, pengendalian hama, dll.

A. Soil Sampling and Mapping

Sistem ini memungkinkan untuk memantai sifat-sifat tanah, seperti tekstur, kemamouan
menahan air, dan tingkat penyerapan, yang pada akhirnya membantu meminimalkan erosi,
densifikasi, salinisasi, pengasaman, dan polusi (dengan menghindari penggunaan pupuk
yang berlebihan).

Menggunakan sensor moderateresolution imaging spektroradiometer (MODIS) untuk


memetakan sifat fungsional tanah untuk memperkirakan risiko degradasi lahan. Sensor dan
teknologi berbasis sensing (pengidraan) sangat membantu untuk manabur benih secara
efisien.

B. Irigasi
Berbagai metode irigasi terkontrol seperti irigasi tetes dan irigasi springkel sedang
dipromosikan untuk mengatasi masalah pemborosan air. Crop water stress index (CWSI)
merupakan sistem pemantauan berbasisi sensor nirkabel yang slaing terhubung untuk
pengukuran . Selanjutnya dikirim ke pusat pemrosesan pada peranfkar cerdas untuk
menganalisa pertanian. Informasi Dari sumber sepeerti data cuaca Dan pencitraan satelit
diterapkan pada cwsi untuk penilai an kualitas air Dan nilai index irigasi pada lokasi nya.

C. Pupuk

Pendekatan pemupukan berbasis IoT baru akan membantu dalam memperkirakan


kebutuhan nutrisi dengan akurasi yang lebih tinggi dan kebutuhan tenaga kerja minimum.
Misalnya, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) menggunakan citra udara/satelit
untuk memantau status nutrisi tanaman. Pada dasarnya, NDVI didasarkan pada pantulan
cahaya tampak dan inframerah-dekat dari vegetasi dan digunakan untuk memperkirakan
kesehatan tanaman, kekuatan vegetasi, dan kerapatan, selanjutnya berkontribusi untuk
menilai tingkat nutrisi tanah. Implementasi yang tepat seperti itu dapat meningkatkan
efisiensi pemupukan secara signifikan, sekaligus mengurangi efek samping terhadap
lingkungan.

D. Pengendalian Penyakit Tanaman dan Hama

Perangkat cerdas berbasis IoT baru-baru ini, seperti sensor nirkabel, robot, dan drone
memungkinkan petani memangkas penggunaan pestisida secara signifikan dengan
menemukan musuh tanaman secara tepat.

Pendekatan seperti penyemprotan tepat kendaraan dan kemigasi VRT otomatis, umumnya
digunakan di bawah pemupukan cerdas, juga dapat digunakan untuk pengobatan penyakit dan
aplikasi pestisida lainnya.
E. Pemantauan Hasil, Peramalan, dan Panen

Farm area network (FAN) yang dapat memotret seluruh pertanian kepada
petani secara real time. Monitor hasil, yang dikembangkan dapat diinstal pada
gabungan pemanen apa pun dan ditautkan dengan aplikasi seluler FarmRTX, yang
menampilkan data panen langsung dan mengunggahnya secara otomatis ke platform
berbasis web pabrikan. Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan peta
hasil berkualitas tinggi dan membagikan peta ini dengan ahli agronomi, dan petani
juga memiliki opsi untuk mengekspor ke perangkat lunak manajemen pertanian lain
untuk menganalisisnya. Untuk memperkirakan produksi dan kualitas hasil dengan
tepat, pengukuran pertumbuhan buah bisa sangat bermanfaat.
II. MAJOR EQUIPMENT AND TECHNOLOGIES

Sebagian besar tugas pertanian modern berskala besar dilakukan dengan peralatan
berat dan sopan, seperti traktor, pemanen, dan robot lain yang didukung penuh atau sebagian
oleh penginderaan jarak jauh dan teknologi komunikasi lainnya.

A. Wireless Sensors
a. Acustic Sensors

Sensor ini berfungsi untuk mengukur perubahan tingkat kebisingan saat alat berinteraksi
dengan bahan lain, misalnya partikel tanah. Sensor akustik biasanya digunakan untuk
pemantauan dan deteksi hama dan mengklasifikasikan varietas benih menurut spektrum
serapan suaranya.
b. FIELD-PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA)-BASED Sensors

Sensor berbasis FPGA mulai digunakan dalam pertanian baru-baru ini karena fleksibilitas
konfigurasi ulangnya. Pilihan utama di mana ini dapat digunakan termasuk mengukur
transpirasi tanaman secara real-time, irigasi, dan kelembaban.

c. Optical Sensor

Sensor ini menggunakan fenomena pemantulan cahaya dan membantu mengukur zat
organik tanah, kelembaban dan warna tanah, keberadaan mineral dan komposisinya,
kandungan tanah liat, dll.

d. Ultrasonic Ranging Sensors

Penggunaan umum adalah pemantauan tangki, pengukuran jarak semprotan (misalnya,


kontrol tinggi dan lebar boom untuk melakukan cakupan semprotan yang seragam, deteksi
objek, dan penghindaran tabrakan), dan pemantauan kanopi tanaman.

e. OPTOELECTRONIC SENSORS

Sensor optoelektronik dapat membedakan jenis tanaman; karenanya, mereka


membantu mendeteksi gulma, herbisida, dan tanaman lain yang tidak diinginkan, terutama
pada tanaman baris lebar.

You might also like