Professional Documents
Culture Documents
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
OLEH :
LIA ETIKA AMELIA
NIM : 712402S09021
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara
dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI
yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI
tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein
vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu
pada beras.
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering
ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan
Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada
hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum ibu
menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan
ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI
Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif pada bayi yang
menyusu. Setiap ibu yang melahirkan bayinya harus menolak pemberian susu formula
Untuk mencapai pencapaian ASI Eksklusif secara optimal, tenaga kesehatan dan
ASI Eksklusif pada ibu/anggota keluarga bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan
air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan
tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering
dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun
keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat
pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau
susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan
ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan
untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI .
provinsi Lampung tahun 2009 sebesar 35,82 % dan pada tahun 2010 meningkat menjadi
49,86%, akan tetapi angka ini belum memenuhi target yang diinginkan yaitu 75,00%
eksklusif tahun 2012 di Kota Mataram terbanyak di Desa Raman Aji yaitu 50,68%.
Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran faktor-
faktor pendukung pemberian ASI Eksklusif di Desa Raman Aji Lampung Timur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah yang
dapat di rumuskan adalah : Faktor- faktor apa saja yang mendukung pemberian ASI
pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Ampenan.
Ampenan.
Ampenan.
3. Mengidentifikasi mitos yang dipercaya ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di
Puskesmas Ampenan.
4. Mengidentifikasi sosial ekonomi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas
Ampenan.
5. Mengidentifikasi dukungan tenaga kesehatan kepada ibu dalam memberikan ASI
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
tentang faktor – faktor yang menyebabkan ibu berhasil memberikan ASI Eksklusif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
1) Gambaran
Gambaran adalah lukisan, bayangan yang terpateri dalam pemikirannya lebih bagus
Indonesia)
2) Faktor
Faktor adalah sesuatu yang turut serta menyebabkan atau mempengaruhi sehingga
Faktor adalah hal keadaan atau peristiwa yang ikut menyebabkan dan mempengaruhi
3) Ibu
Ibu adalah wanita yang sudah melahirkan seorang anak, sebutan untuk wanita yang
sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami mapun
sesuatu terjadi yang berhubungan dengan wanita yang sudah melahirkan seorang anak.
1) Pengetahuan
Kurangnya informasi kepada ibu yang menyusui juga mempengaruhi pengetahuan ibu
dalam pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula
itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila
merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan
informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. (Prasetyono,2009)
Banyak faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam menyusui secara ekslusif
kepada bayinya, beberapa penelitian yang telah dilakukan didaerah perkotaan maupun
perdesaan di Indonesia dan Negara berkembang lainnya, menunjukan bahwa faktor sistem
dukungan, pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI secara ekslusif, promosi susu formula
dan makanan tambahan mempunyai pengaruh terhadap praktek pernberian ASI ekslusif itu
sendiri. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat memberikan dampak negatif maupun positif dalam
2) Pekerjaan
Kebiasaan para ibu yang bekerja, terutama yang tinggal di perkotaan, juga turut
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial,
maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang
ditinggalkan dirumah.(Siregar,2010.www.menmedia.co.uk)
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaanya dan
singkatnya pemberian cuti melahirkan yang diberikan oleh pemerintah terhadap ibu yang
bekerja, merupakan alasan-alasan yang sering diungkapkan oleh ibu yang tidak berhasil
3) Mitos
Kebiasaan membuang kolostrum (cairan yang keluar pertama dari susu ibu setelah
kuningan, padahal kolostrum memberikan zat kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai
penyakit. (Prasetyono,2009)
Memberikan ASI diselingi atau ditambah minuman atau makanan lain pada waktu bayi
baru lahir beberapa hari. Cara ini tidak tepat karena pemberian makanan atau minuman selain
ASI akan menyebabkan bayi kenyang sehingga mengurangi keluarnya ASI. Selain itu, bayi
menjadi malas menyusui karena sudah mendapat minuman atau makanan tersebut terlebih
dahulu.(Prasetyono,2009)
Berbagai tahayul untuk berpantangan makanan yang seharusnya tidak dimakan oleh ibu
yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan ASI akan berbau amis sehingga bayi
tidak menyukainya. Anggapan tersebut tidak tepat karena ikan mengandung banyak ptotein
Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui secara eksklusif
dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan untuk membeli susu formula beserta
peralatannya.(Prasetyono,2009)
Ditinjau dari sosial banyak masyarakat yang mangartikan salah bahwa menyusui
dapat merusak payudara sehingga dapat mengganggu kecantikan ibu dan sebagian
beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku yang kuno. Bila ibu ingin disebut modern
Bidan, perawat atau dokter adalah orang yang mebantu pertama ibu bersalin di tempat
pelayanan kesehatan ataupun di rumah sakit. Petugas kesehatan di kamar bersalin harus
memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan harus mempunyai
sikap yang positif terhadap penyusuan dini. Petugas kesehatan diharapkan meluangkan waktu
untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk memberikan ASI eksklusif.
(Prasetyono,2009)
a. Pengertian
1) Pemberian
Sesuatu yang diberikan atau sesuatu yang didapat dari orang lain karena diberi.
Pemberian air susu ibu tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk,
madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan.
(Sulistyawati,2009)
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.(WHO,2001)
ASI Eksklusif adalah pemberian Asi saja kepada bayi berumur 0-6 bulan tanpa
memberikan makanan atau minuman lain, menurut ahli kesehatan, bayi pada usia tersebut
sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal
Indonesia)
Adalah sesuatu yang diberikan berupa air susu ibu tanpa makanan dan minuman
pendamping yang diberikan kepada bayi yang baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI EKSKLUSIF
0-6 BULAN
SOSIAL EKONOMI
PEKERJAAN
KETERANGAN :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo 2010, modifikasi Prasetyono 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
1) Gambaran
Bahasa Indonesia)
2) Faktor
Faktor adalah hal keadaan atau peristiwa yang ikut menyebabkan dan
3) Ibu
Ibu adalah wanita yang sudah melahirkan seorang anak, sebutan untuk
wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah
7
Adalah lukisan, bayangan pemikiran untuk menjadi sesuatu yang
pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Banyak ibu yang
merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI
sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas
ASI secara ekslusif, promosi susu formula dan makanan tambahan mempunyai
2) Pekerjaan
Kebiasaan para ibu yang bekerja, terutama yang tinggal di perkotaan, juga
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas
sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan
3) Mitos
Kebiasaan membuang kolostrum (cairan yang keluar pertama dari susu ibu
Memberikan ASI diselingi atau ditambah minuman atau makanan lain pada
waktu bayi baru lahir beberapa hari. Cara ini tidak tepat karena pemberian makanan
atau minuman selain ASI akan menyebabkan bayi kenyang sehingga mengurangi
keluarnya ASI. Selain itu, bayi menjadi malas menyusui karena sudah mendapat
oleh ibu yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan ASI akan berbau
amis sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan tersebut tidak tepat karena ikan
(Prasetyono,2009)
Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui secara
eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan untuk membeli susu
menyusui dapat merusak payudara sehingga dapat mengganggu kecantikan ibu dan
sebagian beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku yang kuno. Bila ibu
ingin disebut modern ibu yang menggunakan susu formula. (DEPKES RI,2005)
5) Dukungan tenaga kesehatan
kepada bayi. Bidan, perawat atau dokter adalah orang yang mebantu pertama ibu
di kamar bersalin harus memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas
kesehatan harus mempunyai sikap yang positif terhadap penyusuan dini. Petugas
a. Pengertian
1) Pemberian
Sesuatu yang diberikan atau sesuatu yang didapat dari orang lain karena
Pemberian air susu ibu tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk
air jeruk, madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6
bulan. (Sulistyawati,2009)
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
ASI Eksklusif adalah pemberian Asi saja kepada bayi berumur 0-6 bulan
tanpa memberikan makanan atau minuman lain, menurut ahli kesehatan, bayi pada
usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI Eksklusif
yaitu agar bayi kebal terhadap beragam penyait pada usia selanjutnya
(Depkes,2006).
3) Bayi usia 0-6 bulan
Anak yang belum lama lahir sampai berumur 6 bulan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
Adalah sesuatu yang diberikan berupa air susu ibu tanpa makanan dan minuman
pendamping yang diberikan kepada bayi yang baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI EKSKLUSIF
0-6 BULAN
SOSIAL EKONOMI
PEKERJAAN
KETERANGAN :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo 2010, modifikasi Prasetyono 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
faktor-faktor pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di lokasi penelitian
yaitu di wilayah kerja Puskesmas Ampenan. Ditinjau dari segi waktu penelitian ini
dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak
terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa
setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau
bayinya cukup tinggi di Puskesmas Ampenan, yaitu pada tahun 2011 ibu yang
13
(Notoatmodjo, 2010).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
bayi berumur 7-12 bulan dan telah berhasil diberikan ASI Eksklusif di Puskesmas
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
Sampel yang diambil adalah seluruh populasi yang diambil dari responden di
Puskesmas Ampenan. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian
yaitu ibu yang memiliki bayi berumur 7-12 bulan yang telah berhasil memberikan ASI
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan Central Limit
Theory bahwa sampel penelitian disebut sampel besar jika subyek yang diteliti ≥ 30,
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data yang
Ampenan.
Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan yaitu dengan
menggunakan kuesioner.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang
lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah Faktor – faktor yang
mendukung pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan meliputi faktor
Skala
No Variabel Definisi Oprasional Cara Ukur Kriteria
Ukuran
1 Pengetahuan Tingkat pengetahuan ibu Wawancaraa. Baik Nominal
tentang menyusui secara menggunakb. Cukup
dini an kuesioner Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan berkeadilan
5.
17
Upaya peningkatan gizi
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
2 Cukup 24 76,7
3 Kurang 6 23,3
Total 30 100
Tabel 4.2 Disrtibusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Dalam Pemberian Asi
Esklusif Di Puskesmas Ampenan Tahun 2012.
No Pekerjaan n %
1 IRT 26 86,7
2 Swasta/PNS 0 0
Lain-lain (petani,
3 4 13,3
buruh)
Total 30 100
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Mitos Yang Dipercaya Ibu Alam
Memberikan Asi Eksklusif Di Puskesmas Ampenan Tahun 2012.
No Mitos n %
1 Ada 3 10
3 Tidak ada 27 90
Total 30 100
Total 30 100
1 Ada 30 100
2 Tidak ada 0 0
Total 30 100
Eksklusif karena selalu diingatkan oleh kader dan adanya penyuluhan tentang ASI
Eksklusif.
Pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah fakta dan teori yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dari 30 ibu yang menyusui
cukup tentang pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti pengalaman ibu tersebut, kematangan cara berfikir, keaktifan ibu dalam
media elektronik dan masyarakat serta ibu rajin untuk menghadiri berbagai
2. Pekerjaan
Tangga, ibu berjualan tidak lebih dari 5 jam setiap harinya dan meninggalkan
diri seseorang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hendra, 2009). Jenis
sulit untuk memperoleh informasi, dan semakin mudah bagi ibu rumah tangga untuk
Dari hasil penelitian terlihat bahwa untuk tingkat pekerjaan sebagian besar
responden adalah ibu rumah tangga sehingga ibu dapat memiliki waktu luang yang
banyak untuk mencari berbagai informasi tentang ASI Eksklusif dan memperhatikan
kebutuhan bayinya.
3. Mitos
Berdasarkan pernyataan resonden di lahan penelitian bahwa tidak ada mitos
yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, akan tetapi ada beberapa
responden yang mengatakan memiliki mitos dari keluarganya tetapi ibu tidak
melakukannya karena ibu telah mendapat informasi dari tenaga kesehatan bahwa
tidak ada makanan pantangan dalam memberikan ASI Eksklusif dan tidak boleh
dimakan oleh ibu yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan ASI akan
berbau amis sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan tersebut tidak tepat
karena ikan mengandung banyak ptotein dan akan mempengaruhi rasa pada ASI.
(Prasetyono,2009)
Kebiasaan membuang kolostrum (cairan yang keluar pertama dari susu ibu
sebagian besar ibu tidak memiliki mitos yang berhubungan dengan pemberian ASI
Eksklusif.
yang didapatkan setiap bulan kurang lebih hampir mendekati satu juta setiap
bulannya.
secara eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan untuk membeli
kepada bayi. Bidan, perawat atau dokter adalah orang yang membantu pertama ibu
di kamar bersalin harus memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas
kesehatan harus mempunyai sikap yang positif terhadap penyusuan dini. Petugas
NICE.
BAB V
A. KESIMPULAN
a. Pengetahuan
pengetahuan ibu cukup tentang pemberian ASI Ekskklusif. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor seperti pengalaman ibu tersebut, kematangan cara berfikir, keaktifan
ibu dalam bertanya, dan mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, media
cetak dan masyarakat serta ibu rajin untuk menghadiri berbagai penyuluhan tentang
kesehatan.
b. Pekerjaan
Dari hasil penelitian terlihat bahwa untuk tingkat pekerjaan sebagian besar
responden adalah ibu rumah tangga sehingga ibu dapat memiliki waktu luang yang
banyak untuk mencari berbagai informasi tentang ASI Eksklusif dan memperhatikan
kebutuhan bayinya.
c. Mitos
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dari 30 responden
sebagian besar ibu tidak memiliki mitos yang berhubungan dengan pemberian ASI
Eksklusif.
26
sebagian besar memiliki penghasilan < 1.000.000, dimana sosial ekonomi ibu
kesehatan yang rutin dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas Ampenan itu
NICE.
B. SARAN
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan penelitian
berikutnya bagi peneliti lainnya, terutama untuk faktor-faktor yang belum diteliti.
2. Bagi Puskesmas Ampenan
Diharapkan bagi instansi puskesmas untuk terus memberikan KIE kepada ibu
tentang ASI Eksklusif sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi penerus
bangsa.