You are on page 1of 20

PENGARUH KEIKUTSERTAAN INDONESIA PADA TRANS PACIFIC PARTNERSHIP

(TPP) TERHADAP REGULASI BIDANG PERKERETAAPIAN

THE IMPACT OF INDONESIA PARTICIPATION ON TRANS PACIFIC PARTNERSHIP (TPP)


TOWARD RAILWAY REGULATIONS
1
Purwoko, 2Tazkiyah, dan 3Buni Lukito Hadi Fahma
Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Jl. Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta-Indonesia
1
albert.purwoko@gmail.co
2
ya_2ch@yahoo.com
3
bunilukitohadifahma@yahoo.co.id
Diterima: 17 Oktober 2016, Direvisi: 24 Oktober 2016, Disetujui: 14 November 2016

ABSTRACT
Trans Pacific Partnership (TPP) is a free trade agreement that includes issues of 21st Century commerce and attended by
almost 37% of world GDP and 28% of world imports. Indonesia's exports to the countries of TPP reached 48% of
Indonesia's total exports to the world. Impact of the implementation of the TPP would be very devastating for Indonesian
exports. The purpose of this study is to identify policy and regulatory field of railway transport if Indonesia joins the TPP,
mapped the impact, and drafting of policies that support to join the TPP. This study used a descriptive qualitative analysis
approach to the aspects of political, economic and legal in order to determine the advantages and disadvantages if
Indonesia become member of the Trans Pacific Partnership. The conclusions of this study are they are some advantages
by enabling regulations for railway and related regulations to be harmonized and amended so as not to conflict with the
TPP agreement, while the disadvantages, it should change the entire legislation that is contrary to the rules of TPP.
Which means it may effect the interests of Indonesia. Therefore, if Indonesia joined the Trans-Pacific Partnership (TPP)
many disadvantages that must be faced from the profits, especially in the field of railway transport, as yet there are
international agreements in the field of railways.
Keywords: trans pacific partnership, railways, regulations

ABSTRAK
Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan perjanjian perdagangan bebas yang mencakup isu-isu perdagangan Abad
ke-21 dan diikuti oleh hampir 37% dari GDP dunia dan 28% impor dunia. Ekspor Indonesia ke negara-negara TPP
mencapai 48% dari total ekspor Indonesia ke dunia. Dampak pemberlakuan TPP akan sangat dahsyat bagi ekspor
Indonesia. Maksud dan tujuan dilakukan kajian ini adalah dalam rangka melakukan identifikasi kebijakan dan regulasi
bidang transportasi perkeretaapian yang akan berpengaruh apabila Indonesia bergabung kedalam TPP serta
memetakan dampaknya, dan tersusunnya kebijakan agar kita dapat bergabung. Dalam menyelesaikan masalah kajian
ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan metode pendekatan aspek politis, ekonomi dan hukum, sehingga
menghasilkan untung dan ruginya bilamana Indonesia menjadi anggota Trans Pacific Partnership. Keuntungan
membuka peluang terhadap peraturan-peraturan tentang perkeretaapian ataupun yang terkait untuk diselaraskan dan
diubah supaya tidak bertentangan dengan perjanjian TPP, sedangkan kerugiannya harus mengubah seluruh peraturan
perundang-undangan yang bertentangan dengan aturan TPP dimana tidak menutup kemungkinan dapat mengorbankan
kepentingan Indonesia. Sehingga bilamana Indonesia masuk menjadi anggota Trans Pacific Partnership (TPP) banyak
terjadi kerugian yang harus dihadapi dari pada keuntungannya, terutama dari transportasi di bidang perkeretaapian,
karena belum terdapat perjanjian-perjanjian internasional di bidang perkeretaapian.
Kata Kunci: kemitraan transportasi pasifik, perkeretaapian, peraturan

PENDAHULUAN
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang terkait dengan perkembangan teknologi
(RPJP) 2004-2025 arah kebijakan transportasi antara perkeretaapian serta perubahan lingkungan secara
lain, bahwa peran pemerintah difokuskan pada global yang tidak terpisahkan dari sistem
perumusan kebijakan dimana peran swasta semakin perdagangan global, dimana menitikberatkan pada
ditingkatkan terutama untuk sarana dan prasarana asas perdagangan bebas dan tidak diskriminatif serta
yang sudah layak secara komersial. Selain itu meningkatkan peran serta pemerintah daerah dan
pembangunan transportasi dilaksanakan dengan swasta nasional maupun swasta asing dalam
pendekatan pengembangan wilayah untuk penyelenggaran perkeretaapian, hal tersebut
mendukung kegiatan ekonomi, membentuk dan dipandang perlu untuk mendorong partisipasi
memperkukuh kesatuan nasional, dan memantapkan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk ikut serta
pertahanan dan keamanan. Dalam Undang-Undang dalam penyelenggaraan perkeretaapian. Sehingga
Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan apabila bergabung dengan TPP maka kebijakan

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 265
transportasi perkeretaapian sangat terbuka bagi pihak Tahun 2005), perkeretaapian diarahkan untuk dapat
swata nasional maupun swasta asing untuk berperan diselenggarakan oleh swasta.
serta dalam penyelenggaraan perkeretaapian yang Kronologis terbentuknya pembina kelembagaan
bersifat global sesuai dengan tuntutan TPP. regulator perkeretaapian adalah dimulai dengan
Secara historis bahwa penyelengaraan kereta api dikeluarkannya Keputusan Menteri Perhubungan
dimulai sejak zaman Pemerintahan Kolonial Hindia Nomor 58 Tahun 1996 tentang Perubahan Direktorat
Belanda (1840-1942), kemudian dilanjutkan pada Jenderal Perhubungan Darat, dimana salah satu
masa penjajahan Jepang (1942-1945) dan Direktorat yang berada dibawahnya yaitu Direktorat
selanjutnya diselenggarakan oleh Pemerintah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Rel. Selanjutnya
Indonesia (1945-sampai sekarang). Pada pasca Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun
Proklamasi Kemerdekaan (1945-1949) setelah 2001 tentang Perubahan Direktorat Jenderal
terbentuknya Djawatan Kereta Api Republik Perhubungan Darat, menetapkan perubahan nama
Indonesia (DKARI) pada tanggal 28 September Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Rel
1945 masih terdapat beberapa perusahaan kereta api menjadi Direktorat Perkeretaapian. Selanjutnya
swasta yang tergabung dalam Staatsspoorwagen/ berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
Vereningde Spoorwagenbedriff atau gabungan 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I,
perusahaan kereta api pemerintah dan swasta pada Pasal 27 menetapkan Direktorat Jenderal
Belanda (SS/VS) yang berada di Pulau Jawa dan Perkeretaapian menjadi salah satu organisasi eselon
Deli Spoorweg Maatscappij (DSM) yang berada di satu di bawah Departemen Perhubungan yang
Sumatera Utara, masih menghendaki untuk beropersi mengurusi pembinaan perkeretaapian Indonesia.
di Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 33 ayat
Tantangan yang dihadapi pada era sebelumnya
(2), bahwa angkutan kereta api dikategorikan sebagai
dalam upaya pengembangan penyelenggaraan
cabang produksi penting bagi negara yang
perkeretaapian nasional antara lain disebabkan
menguasai hajat hidup orang banyak, oleh karena itu
lemahnya keberpihakan negara pada sektor kereta
pengusahaan angkutan kereta api harus dikuasai oleh
a p i . K e be r pi h a ka n p eme r i n t a h t e r h a d ap
negara. Maka pada tanggal 1 Januari 1950
penyelenggaraan transportasi darat melalui
dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA) yang
pembangunan infrastruktur jalan mempengaruhi
merupakan gabungan DKARI dan SS.
perkembangan industri otomotif. Keberpihakan
Pada tanggal 25 Mei 1963 terjadi perubahan status pemerintah yang serupa dapat juga mendorong
DKA menjadi Perusahaan Negara Kereta Api revitalisai sektor perkeretaapian secara menyeluruh,
(PNKA) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor termasuk industri perkeretaapian. Penyediaan sarana,
22 Tahun 1963. Sedangkan pada tahun 1971 penyediaan persinyalan, telekomunikasi dan listrik
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun (sintelis), dan pendukung keselamatan (untuk
1971 terjadi pengalihan bentuk usaha PNKA prasarana dan sarana). Demikian pula halnya apabila
menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Indonesia mengikuti TPP, maka berbagai regulasi
Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan Peraturan t e r ka i t a n gku t a n perkeretaapian p e r l u
Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990 PJKA beralih disempurnakan, tidak hanya guna mendukung
bentuk mejadi Perusahaan Umum Kereta Api
kelancaran dan keselamatan angkutan kereta api
(Perumka), dan terakhir pada tahun 1998
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun nasional, tetapi juga agar transportasi kereta api bisa
1998, Perumka beralih bentuk menjadi PT. KA mempunyai daya saing yang tinggi dan mendukung
(Persero). Dalam sejarah perjalanannya PT. KA distribusi angkutan barang dan penumpang dengan
(Persero) guna memberikan layanan yang lebih baik biaya yang efisien.
pada angkutan kereta api komuter telah Rumusan masalah bagaimana dampaknya (kerugian
menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah dan manfaat) apabila Indonesia bergabung dan tidak
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan bergabung dalam TPP bidang perkeretaapian?
Bekasi (Jabotabek) serta pengusahaan bidang usaha
Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan
non angkutan penumpang membentuk anak
perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek yang identifikasi kebijakan dan regulasi bidang
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 transportasi perkeretaapian yang akan berpengaruh
dan surat Menteri Negara BUMN Nomor: S-653/ apabila Indoenesia bergabung kedalam TPP serta
MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Dilihat dari memetakan bagaimana dampaknya dan tujuannya
sejarah transformasi kelembagaan dapat disarikan adalah tersusunnya kebijakan di bidang
bahwa penyelenggaraan perkeretaapian dimulai dari perkeretaapian agar kita dapat bergabung dalam
swasta (pada jaman Belanda), nasionalisasi republik, TPP. Sedangkan hasil yang diharapkan dari kajian
perusahan negara (BUMN), dan sekarang dengan ini adalah dapat dijadikan bahan masukan untuk
regulasi yang mendorong keterlibatan swasta dalam kebijakan di bidang transportasi perkeretaapian
penyelenggaraan infrastruktur (Perpres nomor 67 apabila bergabung dengan TPP.

266 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2)
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/
menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang
Kota. Dalam pembentukan peraturan tersebut
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
peraturan yang berada dibawahnya tidak boleh
orang banyak dikuasai oleh negara, dan ayat (3)
bertentangan dengan peraturan sebelumnya. Dan
menyebutkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam
kekuatan hukum peraturan perundang-undangan
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
sesuai dengan hierarki peraturan perundang-
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
undangan di atas.
kemakmuran rakyat.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.43
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkereraapian
Rencana P e mb a n gu n a n J a n gka Panjang
Nasional menyebutkan bahwa arah kebijakan dan
menyebutkan bahwa memberikan arah sekaligus
menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa peranan perkeretaapian nasional dalam keseluruhan
didalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional moda transportasi terkait dengan perpindahan orang
sesuaidengan visi, misi dan arah pembangunan yang dan barang dengan rencana kebutuhan prasarana dan
disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang sarana, kebuthan sumber daya manusia, selain
dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifatsinergis, membentuk kelembagaan, alih teknologi,
konduktif, dan saling melengkapi satudengan lainnya pengembangan industri, strategi investasi dan
didalam satu pola sikap dan pola tindak. p e r ku a t an p e n d an a an penyelenggaraan
perkeretaapian.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian, Pasal 23 ayat (1) menyebutkan Dalam tulisannya, Naeli Fitria (2015) menyebutkan
bahwa penyelenggaraan prasarana perkeretaapian bahwa TPP adalah kerjasama perdagangan bebas di
umum dilakukan oleh Badan Usaha sebagai kawasan Asia Pasifik yang memliki tujuan ambisisus
penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri maupun untuk menjadi model perdagangan percontohan abad
melalui kerjasama. Sedangkan Pasal 31 ayat (1) 21. TPP tidak hanya mencakup kerjasama liberalisasi
menyebutkan bahwa penyelenggaraan sarana perdagangan barang, jasa dan investasi namun juga
perkeretaapian umum dilakukan oleh Badan Usaha membahas next generation trade issues seperti e-
sebagai penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri commerce, HAKI dan Kebijakan perburuhan.
maupun melalui kerjasama.
Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 16 November 2013
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang menyebutkan bahwa perjanjian TPP bersifat
Penanaman Modal Pasal 4 ayat (2) huruf (a) komprehensif, yang meliputi liberalisasi disemua
menyebutkan bahwa dalam menetapkan kebijakan sektor menyangkut barang, jasa dan investasi
dasar penanaman modal pemerintah memberi disamping isu-isu lain seperti HAKI, kebijakan
perlakuan yang sama bagi penanam modal asing kompetisi dan fasilitas perdagangan. TPP adalah
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, kesepakatan perjanjian perdagangan bebas dengan
dan huruf (c) menyebutkan bahwa membuka standar yang sangat tinggi, yang berada di atas
kesempatan bagi perkembangan dan memberikan standar kesepakatan-kesepakatan perdagangan bebas
perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah di WTO, APEC maupun ASEAN.
dan koperasi. Pasal 5 ayat (2) menyebutkan bahwa
Penanam modal asing wajib dalam bentuk perseroan Dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan disebutkan bahwa sasaran pengembangan
berkedudukan di dalam wilayah negara Republik kelembagaan perkeretaapian nasional sampai dengan
Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang- tahun 2030 adalah untuk mewujudkan:
undang. 1. Penyelenggaraan prasarana perkeretaappian
Pasal 10 ayat (2) menyebutkan bahwa Perusahaan monimal 8 (delapan) badan usaha dengan
penanam modal berhak menggunakan tenaga ahli tingkat penyebaran masing-masing 1 (satu)
warga negara asing untuk jabatan dan keahlian badan usaha pada setiap pulau-pulau besar
(Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
dan Papua), serta 3 (tiga) badan usaha di
perundang-undangan.
wilayah perkotaan.
Undang–undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
2. Penyelenggara sarana perkeretaapian minimal 5
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pasal
(lima) badan usaha.
7 menyebutkan bahwa jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri dari UUD 1945, 3. Badan pengatur penyelenggara prasarana dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, UU/ sarana perkeretaapian.
Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 267
METODOLOGI PENELITIAN dilakukan oleh negara-negara dengan
Metodologi penelitian ini meliputi antara lain pola perekonomian besar, sehingga memiliki
pikir kajian, alur pikir kajian dan model analisis. Pola dampak besar bagi perdagangan dunia.
pikir penelitian ini melalui pendekatan Peraturan Sedangkan ASEAN menegosiasikan Regional
Perundang-undangan dan kebijakan terhadap Comprehensive Economic Partnership (RCEP)
regulasi di bidang perkereraapian terkait dengan bersama enam mitra dialognya, antara lain
Trans Pacific Partnership, berorientasi kepada meliputi Australia, New Zealand, China, Korea
tingkat persaingan global dan perkembangan Selatan, India, dan Jepang. Negara-negara
teknologi perkeretaapian dan mendorong peran anggota APEC yang terdiri dari dua belas
swasta terlibat dalam pengelolaan di bidang negara yaitu Amerika Serikat, Canada, Mexico,
prasarana, sarana serta menjadikan Perkeretaapian Peru, Chile, Singapura, Malaysia, Brunei
Nasional menjadi terbuka untuk tingkat pasifik Darussalam, Vietnam, Australia, New Zealand,
didalam pengelolaannya. dan Jepang telah berhasil menyelesaikan
Teori analisis penelitian ini menggunakan Analisis negosiasi Trans-Pacific Partnership (TPP) dan
Deskriptif Kualitatif melalui pendekatan normatif telah menandatanganinya pada tanggal 15
hukum, serta hirarki peraturan perundang-undangan Oktober 2015. Sementara itu di jazirah
dari tingkat tertinggi sampai tingkat terendah pada Amerika dan Eropa, antara Amerika Serikat
bidang transportasi perkeretaapian. dan Uni Eropa telah melangsungkan
perundingan Trans Atlantic Trade and
Menurut Sugiyono (2004) analisis deskriptif adalah Investment Partnership (TTIP).
statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan Pergerakan trend Free Trade Agreement (FTA)
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa dunia yang sangat dinamis akan berakibat besar
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk pengaruhnya bagi daya saing bangsa. Dengan
umum atau generalisasi. kondisi ini Indonesia tidak bisa tinggal diam
dalam menghadapi dinamika dunia yang begitu
Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis dengan
cepat. Untuk itu perlu melakukan perubahan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
didalam meningkatkan daya saing bangsa di era
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
globalisasi. Pembangunan infrastruktur,
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
reformasi peraturan, dan berbagai macam
generalisasi dengan menggunakan kalimat, sehingga
reformasi di dalam negeri sudah menjadi
lebih informatif dan mudah dipahami.
keharusan untuk meningkatkan daya saing
Menurut Lexy J. Moloeng (2007), penelitian bangsa. Indonesia salah satu negara yang aktif
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk dalam menjalin kerja sama perdagangan (Free
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh Trade Agreement - FTA) dengan negara-negara
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, di dunia. Tahun 2015 Indonesia mempunyai
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan delapan FTA yang terdiri dari enam FTA
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan regional - AFTA, ASEAN-Australia and New
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan Zealand, ASEAN-China, ASEAN-India,
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. ASEAN Japan dan ASEAN-Korea dan dua
Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002) FTA bilateral - Indonesia-Japan EPA dan
metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai Indonesia-Pakistan FTA. Didalam kunjungan
keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, kenegaraan ke Amerika Serikat pada Oktober
masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan 2015 Presiden Joko Widodo mengungkapkan
sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan minat Indonesia untuk bergabung menjadi
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. anggota Trans Pacific Partnership.
Menurut Nasution (2003) penelitian kualitatif disebut Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan
juga penelitian naturalistik, karena dalam penelitian perjanjian perdagangan bebas yang mencakup
kualitatif dilakukan dalam setting latar yang alamiah isu-isu perdagangan Abad ke-21 dan diikuti
atau natural. oleh hampir 37% dari GDP dunia dan 28%
impor dunia. Ekspor Indonesia ke negara-
HASIL DAN PEMBAHASAN negara TPP mencapai 48% dari total ekspor
A. Hasil Pengumpulan Data Indonesia ke dunia. Dampak pemberlakuan
TPP akan sangat dahsyat bagi ekspor Indonesia.
Gambaran umum kondisi perdagangan dunia Vietnam dan Malaysia sebagai negara anggota
saat ini adalah terkait dengan munculnya Mega TPP akan menikmati bea masuk nol persen ke
Trend Free Trade Agreement (FTA) dimana A me r i ka S er i ka t d a n J e pa n g s ej a k
268 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
pemberlakuan TPP. Malaysia akan menghemat integrasi lintas-perbatasan, serta membuka
sekitar USD 1,2 milyar sebagai akibat pasar domestik.
diterapkannya bea masuk nol persen oleh 3. Mengatasi tantangan perdagangan baru:
negara anggota TPP. Daya saing Indonesia T P P me mp r o mo s i ka n i n o va s i ,
yang menjadi anggota TPP akan meningkat produktivitas, dan daya saing dengan
pesat dan akan menggerus ekspor Indonesia di mengedepankan isu-isu baru, termasuk
negara-negara T P P . B e r d as a r ka n i s i pengembangan ekonomi digital, dan peran
perjanjiannya, TPP merancang Liberalisasi BUMN dalam perekonomian global.
perdagangan barang dan jasa secara
komprehensif, terjadwal dan mengikat. 4. Perdagangan inklusif: TPP mencakup
unsur-unsur baru yang memastikan bahwa
1. Setiap negara anggota diharapkan dapat semua anggota TPP dengan tingkat
menurunkan tarifnya hingga 0% secara kemajuan ekonomi yang beragam dapat
bertahap pada semua pos tarif di semua mendapatkan keuntungan dari skema
sektor, seperti barang dan jasa, investasi perdagangan TPP termasuk komitmen
dan modal. Termasuk diantara sektor- untuk membantu usaha kecil dan
sektor yang juga sangat mendapat menengah.
perhatian adalah liberalisasi sektor
kesehatan, asuransi, jasa keuangan dan 5. Platform integrasi regional: TPP dirancang
transportasi yang selama ini dianggap sebagai platform untuk integrasi ekonomi
sektor sensitif di banyak negara. regional dan merangkul negara-negara di
wilayah Asia-Pasifik.
2. Ketentuan ini berlaku resiprokal atau
timbal balik terhadap sesama negara B. Pro dan Kontra Keikutsertaan Indonesia
anggota saja dan tidak berlaku terhadap Dalam TPP
negara non-anggota. Setiap negara Perjanjian TPP terdiri dari 30 bab yang meliputi
anggota juga harus mengikut jadwal perdagangan dan isu-isu terkait perdagangan
liberalisasi dengan ketentuan yang seperti perdagangan barang, sanitary dan
mengikat (legally binding) dan tidak bisa phytosanitary; bea cukai dan fasilitasi
diubah (Irreversible). perdagangan; hambatan teknis perdagangan;
3. Pada dasarnya, TPP adalah sebuah trade remedies; investasi; jasa; perdagangan
perjanjian yang disusun dengan standar elektronik; pengadaan pemerintah; hak-hak
tinggi, ambisius serta komprehensif guna intelektual; tenaga kerja; dan lingkungan hidup.
mempromosikan pertumbuhan ekonomi, Perjanjian TPP berpotensi meningkatkan PDB
menjaga sekaligus menciptakan lapangan negara-negara anggotanya sebesar rata-rata
kerja baru, meningkatkan inovasi, 1,1% pada tahun 2030. Hal ini dibarengi
produktivitas dan daya saing, standar dengan meningkatnya perdagangan negara-
h i d u p s e r t a me n gu r a ngi t i n gka t negara anggota sebesar 11% pada tahun 2030.
kemiskinan di negara anggota. Perjanjian Perjanjian TPP diperkirakan tidak akan
TPP juga mempromosikan praktek mempunyai d a mp a k p o s i t i f yang terlalu
pemerintahan yang transparan serta signifikan bagi negara di luar anggota TPP,
meningkatkan perlindungan terhadap namun juga tidak akan merugikan negara non-
buruh/pekerja dan lingkungan. a n ggo t a ( P o t e n t i al M a c r o ec o n o m i c
Implications of the Trans-Pacific Partnership
Perjanjian TPP mempunyai 5 fitur utama yaitu: (January 2016) - World Bank).
1. Akses pasar yang komprehensif: TPP Trans-Pacific Partnership menuntut tingkat
menghilangkan atau m e n gu r a n gi liberalisasi yang luas dan dalam. TPP yang
hambatan tarif dan non-tarif di hampir memuat 30 bab ini menuntut liberalisasi pada
semua aspek perdagangan barang, jasa dan isu-isu yang cukup sensitif di WTO, seperti isu
investasi sehingga menciptakan peluang p e n ga d a a n p e me r i n t ah ( g o v er n m e nt
dan manfaat baru untuk pelaku bisnis, procurement), isu BUMN. Isu-isu sensitif ini
pekerja, dan konsumen. p e r l u d i t a n gga p i s ec a r a ha t i -h a t i
2. Pendekatan regional terhadap komitmen: d a n memerlukan kajian yang komprehensif.
TPP memfasilitasi pengembangan Pernyataan Presiden Joko Widodo tersebut
produksi dan rantai pasokan, perdagangan harus diikuti dengan kajian yang komprehensif,
yang terintegrasi, peningkatkan efisiensi, sehingga Indonesia benar-benar melangkah
membuka l a p a n ga n p e ke r j aa n , secara kuat dan pasti untuk mendapatkan
peningkatan standar hidup, konservasi, manfaat yang sebesar-besarnya dalam

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 269
perjanjian perdagangan bebas dimaksud. Mengingat TPP memiliki karakteristik berbeda
Manfaat yang akan diperoleh dengan dibandingkan perjanjian komprehensif lainnya,
memutuskan untuk bergabung dengan TPP seperti FTA di Uni Eropa (EFTA). Sementara
harus didasarkan pada kepentingan nasional, konsep EFTA lebih banyak berfokus pada
yaitu membantu mencapai tujuan-tujuan perdagangan dan investasi seperti penurunan
pembangunan ekonomi, sosial, dan politik, tarif dan sebagainya. SedangkanTPP lebih
seperti yang dimandatkan oleh UU Nomor 17 fokus kepada kepatuhan aturan atau regulatory
Tahun 2007 (RPJP). TPP bisa membantu compliance. Sehingga terkait dengan TPP akan
Indonesia mencapai target pembangunan lebih banyak membahas tentang regulasi dan
ekonomi: pertumbuhan tentang ekonomi, Indonesia harus siap kalau nanti memutuskan
kesempatan kerja, ketahanan pangan, dan lain- untuk masuk.
lain (kepentingan ekonomi); bagaimana TPP
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
bisa membantu keamanan nasional serta
Ade Sudrajat mengatakan, TPP merupakan
stabilitas politik, geopolitik, demokrasi (politik);
kebutuhan mendasar bagi pertumbuhan
bagaimana TPP bisa membantu kemajuan
lapangan kerja dan peningkatan devisa. Namun,
teknologi, kesehatan, pendidikan (sosial).
menurut dia, meski tergabung dalam TPP
Aksesi Indonesia dalam TPP pada dasarnya
merupakan kesempatan yang mumpuni,
adalah mengamankan kepentingan nasional.
pemerintah harus tetap realistis dalam
Isu-isu penting dalam negeri harus ditangani
perundingan nantinya. Dalam perundingan
terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja,
Indonesia dan AS akan saling membutuhkan
investasi, kekayaan intelektual, dan BUMN.
dan bergantung baik dari segi ekonomi dan
Perkembangan ekonomi politik global, berarti
politik. Kesamaan ini yang harus dijadikan
bahwa Indonesia harus mengamankan masa
kesamaan fundamental perundingan.
depan dengan kelembagaan yang diperlukan
untuk dapat terlibat, memajukan dan membela Kemitraan Indonesia dalam TPP dengan
kepentingan-kepentingannya. Amerika Serikat dan Comprehensive Economic
Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni
Data dan Informasi pengamat ekonomi Faisal
Eropa (UE) dinilai sangat penting. Karena hal
Basri pada sebuah diskusi di Jakarta Sabtu 14
ini merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
Nopember 2015, mengatakan bahwa untung
pertumbuhan lapangan kerja dan peningkatan
dan ruginya Indonesia masuk ke anggota TPP.
devisa, begitu pula bagi AS dan UE. Jadi
“Dari sisi keuntungannya, akan memiliki akses
kemitraan tersebut sangat dibutuhkan, masalah
mudah untuk memasarkan produknya ke AS,
untung rugi dalam suatu perjanjian selalu ada,
mengingat selama ini ekspor masih sering
sangat tidak mungkin dalam situasi dan kondisi
menghadapi kendala. Selain itu harus disadari
dapat untung semua. Setiap FTA harus
juga bahwa dengan akses terbatas, Indonesia
diberikan ruang untuk renegoisasi berdasarkan
menghadapi berbagai kesulitan, sementara
sifat sektor tertentu dan dalam jumlah tertentu.
Vietnam sudah punya jalan tol ke AS. Sehingga
Secara fundamental Indonesia harus memiliki
makin susah Indonesia bersaing dengan
database yang terintegrasi di berbagai sektor
Malaysia, Vietnam, karena tidak menjadi
ekonomi dan sosial secara nasional. Hal ini
bagian (TPP). Sementara kerugian bagi
penting sebagai bahan dasar untuk mengambil
Indonesia, kekuatan industri masih belum
berbagai keputusan strategis.
terlalu kuat, sehingga nantinya lebih banyak
menjadi sasaran empuk negara-negara anggota Sekjen API Ernovian menambahkan, dari sisi
TPP lainnya untuk memasarkan produk industri TPT, bergabungnya Indonesia dengan
mereka”. TPP akan banyak menguntungkan, karena
untuk pengembangan pasar. Namun,
Menurut Direktur Perdagangan, Investasi dan pemerintah harus mempelajari apa saja syarat
Kerjasama Internasional Bappenas Amalia dan ketentuan yang harus dipenuhi secara
Adininggar Widyasari mengatakan pemerintah mendetail. Sejauh ini, syarat antara lain
akan lebih dulu melakukan kajian mendalam mengenai ketenagakerjaan dan lingkungan
sebelum memutuskan bergabung dengan TPP. tidak ada masalah. “Industri garmen Indonesia
Secara umum bisa saja bergabung, tetapi harus itu kuat, yang melemahkan selama ini adalah
diketahui terlebih dahulu secara datail, karena masuknya barang-barang ilegal. Ini yang harus
a d a t i ga p ul u h bi d a ng ya n g h a r u s diperangi, jika Indonesia tidak bergabung
dikomitmenkan. Sehingga kajian yang dengan TPP, maka dipastikan akan sulit untuk
komprehensif menjadi syarat mutlak didalam bersaing masuk ke negara yang memiliki pasar
memutuskan Indonesia menjadi anggotaTPP. besar seperti AS, karena Indonesia akan
270 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
langsung kalah dengan anggota TPP lainnya Institute for Development of Economics and
yang mendapatkan banyak kemudahan. Finance (INDEF) Enny Sri Hartati berpendapat,
“Lawan Vietnam saja kita langsung kalah, sebelum memutuskan untuk bergabung dengan
karena Vietnam sudah bergabung dengan TPP. satu kawasan perdagangan bebas, sebaiknya
pemerintah memiliki landasan kajian yang jelas
Ketua Umum DPP Perhimpunan Perusahaan
mengenai manfaat dan kerugian yang bakal
dan Asosiasi Kosmetika (PPAK) Putri Wardani
diperoleh. Pemerintah juga harus melakukan
mengatakan, para pengusaha sudah membahas
identifikasi mengenai produk-produk unggulan
bersama-sama mengenai rencana perjanjian
yang dimiliki Indonesia serta potensi produk
TPP yang akan dilakukan pemerintah. Namun,
mana saja yang akan menguntungkan
pembahasan belum dilakukan secara detail
perdagangan secara nasional. Dari sekitar enam
karena pengusaha belum mendapatkan rincian
free trade area yang kita ikuti, bagaimana
perjanjiannya seperti apa. Secara umum, TPP
dampaknya terhadap neraca perdagangan kita,
akan memberikan manfaat bagi Indonesia
bukan semakin baik malah semakin defisit.
karena akses pasar menjadi lebih luas sehingga
Berarti ini ada yang salah. Apakah kita akan
memudahkan pengusaha melakukan ekspor.
mengulang kesalahan yang sama.
“Jika Indonesia sudah menjalankan TPP maka
harus siap dengan segala prosedurnya. PLT Menurut Enny, kenapa pemerintah tidak fokus
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag saja pada MEA yang sudah ada di depan mata,
Karyanto Suprih mengatakan, manfaat yang ketimbang masuk lagi ke kawasan perdagangan
diperoleh Indonesia jika bergabung dengan TPP bebas lainnya. Dia tak memungkiri bahwa
adalah akses pasar akan terbuka lebar dan lebih dalam satu kerja sama memang pasti akan ada
luas sehingga sesama negara anggota bisa keuntungan yang akan diperoleh. Namun
meningkatkan perekonomian dan ekspor. masalahnya, apakah keuntungan itu sepadan.
Namun pihak Kemendag masih mempelajari Enny menilai, industri yang diuntungkan dari
lebih detail mengenai TPP. TPP ini hanyalah segelintir saja yakni tekstil
Sementara itu, Direktur Utama PT. Bank dan minyak sawit mentah (CPO). Untuk tekstil,
Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin kata dia, karena kompetitior utama yakni
menuturkan, free trade agreement (FTA) saat Vietnam itu bergabung dalam TPP, sementara
ini sudah banyak dilakukan Indonesia melalui untuk CPO kompetitior utama yakni Malaysia
APEC maupun forum-forum lain. Menurut dia, juga bergabung dengan FPP. “Jangan sampai
selama itu baik bagi Indonesia, maka FTA akan kita sekadar ikut-ikutan, atau hanya membela
dapat menguntungkan bagi Indonesia. "Tapi pengusaha komoditas tertentu sementara untuk
jangan sampai industri belum siap tapi komoditas lain kita akan babak belur.
dilakukan FTA, harus negosiasi dengan baik
karena mereka (pihak lain) juga ada Menurut Abdulkadir Jailani (Direktur
kepentingan yang dibawa. Direktur Utama PT Perjanjian Internasional Ekonomi Sosial dan
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Budaya Kementerian Luar Negeri) ada 3 aspek
Achmad Baiquni juga menilai, di bidang jasa, yang patut dipertimbangkan secara mendalam
FTA sebenarnya mulai dilakukan melalui sebelum memutuskan untuk bergabung ke TPP,
implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yaitu aspek politik, ekonomi dan hukum.
(MEA). Jika nantinya dilakukan FTA dengan Dengan bergabungnya ke dalam TPP justru
Amerika Serikat, mau tidak mau industri jasa dikawatirkan dapat menghadapi upaya dalam
keuangan perlu mempersiapkan diri. "Rasanya mewujudkan kemandirian ekonomi nasional
kalau untuk perbankan, relatif siap," sesuai Nawa Cita. Menurut Pakar Hukum
Internasional UI, Hikmahanto Juwana terdapat
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) 3 hal yang dapat merugikan Indonesia:
David Sumual mengatakan, saat ini FTA
dengan AS dan Uni Eropa belum dilakukan, 1. Pemerintah Indonesia tidak mengikuti dari
karena mungkin belum ada penjajakan dari awal pembentukan Trans Pacific
pemerintah Indonesia. Sedangkan Indonesia Partnership (TPP);
telah menjalankan FTA dengan Tiongkok. 2. Banyak peraturan yang diubah salah
Untuk itu, dia menilai, saat ini Indonesia satunya pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945;
memang perlu melakukan penjajakan FTA
dengan AS dan Uni Eropa. “Bagi negara yang 3. Bilamana menjadi anggota TPP semua
sudah maju, mungkin dampak FTA tidak begitu keistimewaan yang diberikan pada BUMN
besar. Tetapi bagi negara berkembang ini tidak ada lagi,sementara Indonesia belum
adalah peluang besar. Di sisi lain, Direktur siap menuju kesana.
Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 271
Pada sektor transportasi perkeretaapian masih bidang perkeretaapian telah dituangkan dalam
banyak diperlukan prasarana dan sarana dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
mendukung pergerakan penumpang dan (RIPNAs) pada tahun 2011 sampai dengan
barang. Untuk angkutan barang sangat tahun 2030 untuk beberapa pulau besar di
dibutuhkan di luar Pulau Jawa sedangkan Indonesia, yaitu Pualu Jawa dan Bali, Pulau
angkutan penumpang banyak diperlukan di Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi
Pualu Jawa. Dalam rangka menjamin dan Pulau Papua. Maka terkait dengan beberapa
terlaksananya sasaran di bidang perkeretaapian pulau tersebut, untuk penataan infrastruktur
maka perlu dilakukan penataan dari sisi sarana saat sekarang ini biaya yang diperlukan dalam
maupun prasarana. Kebutuhan sarana dan pembangunan sangat besar. Lebih jelasnya
prasarana di bidang perkeretaapian masih mengenai kebutuhan sarana kereta api barang
sangat besar memerlukan dana untuk dan penumpang per pulau dapat dilihat dalam
pengadaan dan pembangunannya. Penataan Tabel 1 dan 2.
kebutuhan sarana dan prasarana transportasi di
Tabel 1.
Kebutuhan Sarana Kereta Api Penumpang per Pulau

Tahun
Kebutuhan Sarana
2011-2015 2016-2020 2021-2025 2026-2030
Pulau Jawa-Bali
Lokomotif 870 1.175 1.740 2.585
Kereta 8.660 11.705 17.385 25.825
Pulau Sumatera
Lokomotif 30 50 85 145
Kereta 285 470 815 1.435
Pulau Kalimantan
Lokomotif - 5 15 20
Kereta - 45 105 185
Pulau Sulawesi
Lokomotif - - 35 50
Kereta - - 315 470
Pulau Papua
Lokomotif - - - 5
Kereta - - - 45
Sumber: RIPNAs Perkeretaapian (Tahun 2011)

Tabel 2.
Kebutuhan Sarana Kereta Api Barang per Pulau

Tahun
Kebutuhan Sarana
2011-2015 2016-2020 2021-2025 2026-2030
Pulau Jawa-Bali
Lokomotif 55 180 595 1.010
Gerbong 1.050 3.525 11.835 20.115
Pulau Sumatera
Lokomotif 130 285 655 760
Gerbong 2.555 5.630 1.320 15.170
Pulau Kalimantan
Lokomotif - 25 60 95
Gerbong - 470 1.195 1.860
Pulau Sulawesi
Lokomotif - - 85 105
Gerbong - - 1.695 2.040
Pulau Papua
Lokomotif - - - 25
Gerbong - - - 470
Sumber: RIPNAs Perkeretaapian (Tahun 2011)

272 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
Berdasarkan Rencana Induk Perkeretapian Papua memerlukan antara 100 s.d. 200 km
Nasional (RIPNAs) bahwa kebutuhan panjang panjang rel tetapi dengan mempertimbangkan
jalan rel minimal dari hasil perhitungan untuk faktor lain, misalnya jarak antar kota didalam
Pulau Sumatera dengan jalan rel eksisting 1.348 provinsi dan jarak antar provinsi pulau-pulau
km (tahun 2009) maka sampai tahun 2030 tersebut serta kebutuhan masyarakat di wilayah
masih dibutuhkan 1.050 sampai dengan 1.150 tersebut maka kebutuhan panjang rel dapat
km panjang jalan rel untuk melayani kebutuhan disesuaikan dengan kondisi dilapangan
angkutan kereta api penumpang dan barang hal (misalnya di P u l a u S ul a w e si dengan
ini masih kebutuhan minimal sifatnya. perencanaan Makasar-Pare-pare ± 120 km,
Sedangkan di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Makasar-Takalar ± 80 km, Gorontalo-Bitung ±
Papua, jika memperhatikan hasil perhitungan 300 km maka total terbangun ± 500 km). Lebih
hanya memerlukan 1.000 sampai dengan 1.100 jelasnya untuk mengetahui panjang rel yang
km untuk Kalimantan. Pulau Sulawesi dan diperlukan pada tabel 3.
Tabel 3.
Kebutuhan Panjang Rel s.d. Tahun 2030

Panjang Minimal Panjang Terbangun


Kebutuhan Jaringan
Berdasarkan Hitungan (km) Tahun 2030 (km)

Pulau Jawa-Bali 6.700-6.800 6.800


Pulau Sumatera 2.400-2.500 2.900
Pualau Kalimantan 1.000-1.100 1.400
Pulau Sulawesi 100-200 500
Pulau Papua 100-200 500
Total Nasional 10.300-10.800 12.100
Sumber: RIPNAs Perkeretaapian (Tahun 2011)

Selain kebutuhan panjang rel terdapat asumsi kota dengan panjang kebutuhan jaringan jalan
kebutuhan panjang jaringan jalan rel kereta api rel sepanjang 1.740,00 km. Kebutuhan panjang
perkotaan adalah yang meliputi keliling kota jalan rel kereta api perkotaan dari ke lima belas
ditambah 2 (dua) kali diameter kota, dan di kota-kota besar di Indonesia terpanjang adalah
asumsikan juga bahwa kota dengan jumlah kota anglomerasi Jabodetabek, yaitu sepanjang
penduduk lebih besar 3 juta jiwa harus dilayani 890,00 km dan untuk terpendek adalah
oleh jalan kereta api double track. Jumlah Yogyakarta sepanjang 70,00 km. Sedangkan di
kebutuhan panjang rel secara keseluruhan luar Pulau Jawa dan Bali terpanjang adalah
adalah sepanjang 3.760,00 km yang meliputi pada Kota Manado sepanjang 330,00 km.
Pulau Jawa, Pulau Bali dan di luar kedua pulau Kebutuhan minimal panjang jaringan jalan rel
tersebut. Untuk Pulau Jawa dan Bali terdiri dari kereta api perkotaan yang terdiri dari luas,
7 kota dengan panjang kebutuhan jalan rel kaliling, dan diameter, maka untuk mengetahui
sepanjang 2.020,00 km, sedangkan untuk secara terinci kebutuhannya terdapat pada tabel
pulau-pulau di luar Jawa dan Bali terdiri dari 8 4.
Tabel 4.
Kebutuhan Panjang Jaringan Jalan Rel Perkotaan
Kebutuhan Jalan
Luas Keliling Diameter
Kota Kereta Api
(km2) (km) (km)
Perkotaan (km)
Jawa-Bali
Jabodetabek 5789,11 269,65 85,88 890,00
Bandung Raya 164,91 45,51 14,49 150,00
Surabaya 1221,55 123,87 39,45 410,00
Semarang 365,30 67,74 21,57 230,00
Yogyakarta 32,25 20,13 6,41 70,00
Malang 110,03 37,17 11,84 130,00
Denpasar 133,78 40,99 13,05 140,00

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 273
Kebutuhan Jalan
Luas Keliling Diameter
Kota Kereta Api
(km2) (km) (km)
Perkotaan (km)
Luar Jawa-Bali
Batam 370,58 68,22 21,73 230,00
Medan 460,28 76,03 24,21 250,00
Palembang 93,34 34,24 10,90 120,00
Pekanbaru 766,09 98,09 31,24 330,00
Padang 199,90 50,11 15,96 170,00
Lampung 178,50 47,35 15,08 160,00
Makasar 159,02 44,69 14,23 150,00
Manado 770,27 98,36 31,32 330,00
Total 3.760,00
Sumber: RIPNAs Perkeretaapian (Tahun 2011)

C. Analisis dan Pembahasan dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional


(RIPNas) sampai pada tahun 2030, sehingga
Indonesia salah satu negara yang aktif dalam perlu mengundang investor asing untuk terlibat
menjalin kerja sama perdagangan Free Trade dalam pengelolaan sarana dan prasarana kereta
Agreement dengan negara-negara di dunia. Hal api. Namum perlu juga mempertimbangkan
ini dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan keuntungan dan kerugian bilamana masuk
ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, menjadi anggota Trans Pacific Parthership.
meningkatkan inovasi, produktivitas dan daya Karena ditinjau dari perangkat aturan di bidang
saing, serta standar hidup dan mengurangi transportasi perkeretaapian Indonesia belum
tingkat kemiskinan di negara-negara banyak terlibat terkait dengan tatanan hukum
anggotanya. Pada tahun 2015, tercatat internasional, dengan demikian banyak
Indonesia mempunyai delapan FTA yang berkonsentrasi untuk kepatuhan aturan di
terdiri dari enam FTA regional-AFTA, bidang perkeretaapian (regulatory compliance).
ASEAN-Australia and New Zealand, ASEAN- Bilamana ditinjau dari Undang-undang Nomor
China, ASEAN-India, ASEAN Japan dan 23 Tahun 2007 telah diamanatkan bahwa
ASEAN-Korea dan dua FTA bilateral- penyelenggaraan sarana dan prasarana
Indonesia-Japan EPA dan Indonesia-Pakistan perkeretaapian umum dilakukan oleh badan
FTA. Di dalam kunjungan kenegaraan ke usaha sebagai penyelenggara, baik secara
Amerika Serikat pada Oktober 2015 Presiden sendiri-sendiri maupun melalui kerjasama.
Joko Widodo mengungkapkan minat Indonesia Apabila dalam hal penyelenggaraan tersebut
untuk bergabung menjadi anggota Trans tidak ada badan usaha yang menyelenggarakan
Pacific Partnership (TPP). Delapan asosiasi prasarana dan sarana perkeretaapian umum
perdagangan dengan negara-negara di dunia Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat
akan memberikan atau mendorong beberapa menyelenggarakan prasarana dan sarana
aspek perekonomian di Indonesia. Trans perkeretaapian. Sesuai dengan semangat
Pacific Partnership adalah sebuah perjanjian undang-undang tersebut, pemerintah
yang disusun dengan standar tinggi, ambisius berkewajiban untuk menyediakan biaya
serta komprehensif. Mengingat TPP memiliki pembangunan dan pemeliharaan prasarana
karakteristik berbeda dibandingkan perjanjian perkeretaapian. Sedangkan untuk pengadaan
komprehensif lainnya, seperti FTA di Uni sarana merupakan kewajiban operator sebagai
Eropa (EFTA). Sementara konsep EFTA, lebih penyelenggara sarana perkeretaapian. Namun
banyak berfokus pada perdagangan dan kenyataannya pendanaan prasarana maupun
investasi seperti penurunan tarif dan sarana perkeretaapian belum sepenuhnya
sebagainya. SedangkanTPP lebih fokus kepada didukung oleh kerangka regulasi, kelembagaan
kepatuhan aturan atau regulatory compliance. dan kebijakan pemerintah yang kondusif,
Sehingga terkait dengan TPP akan lebih banyak efisien dan akuntabel.
membahas tentang regulasi dan Indonesia harus
Sumber pembiayaan pemerintah untuk investasi
siap kalau nanti memutuskan untuk masuk.
semakin terbatas, akibatnya adalah lemahnya
Secara umum pada bidang perkeretaapian pemeliharaan prasarana yang semakin masif.
Indonesia masih banyak memerlukan Oleh karena itu diperlukan upaya mobilisasi
kebutuhan sarana dan prasarana hal ini sesuai sumber daya dari berbagai alternatif, seperti
274 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
swasta asing maupun dalam negeri, masyarakat, Transit (MRT) atau angkutan cepat terpadu dan
atau negara-negara donor, dan lebih jauh lagi Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan.
dalam era otonomi daerah sumber pembiayaan Dalam mendukung perkembangan transportasi
daerah dapat menjadi alternatif yang perlu di di bidang perkeretaapian pelaksanaan kebijakan
dorong. Saat ini pembiayaan penyelenggaraan peningkatan investasi dan pendanaan serta
perkeretaapian diatur melalui skema PSO mendorong keterlibatan swasta asing maupun
(Compensation for Public Service Obligation), dalam negeri, maka penyelenggaraan
IMO (Infrastructure Maintenance and perkeretaapian perlu dilakukan program-
Operation Fund), dan TAC (Track Access program sebagai berikut:
Charge). Kelemahan dari tiga skema tesebut,
1. Penyusunan regulasi dan mekanisme
selama ini disebabkan oleh ketiga-tiganya
perizinan yang kondusif bagi iklim
masih di bundle sehingga lemah akan
investasi penyelenggaraan perkeretaapian,
transparansi. Program investasi dan pendanaan
dalam pengertian pemerintah perlu
infrastruktur perkeretaapian diarahkan untuk
mendorong kontribusi swasta asing
mewujudkan iklim investasi kondusif dan
maupun lokal dalam penyelenggaraan
pendanaan yang kuat dalam penyelenggaraan
perkeretaapian melalui penciptaan iklim
perkeretaapian nasional. Pengertian dari skema
investasi yang kondusif. Bentuk dukungan
pembiayaan penyelenggaraan perkeretaapian
pemerintah tersebut dapat diwujudkan
adalah sebagai berikut:
melalui upaya menghilangkan berbagai
1. Public S e r v i c e O bl i gat i o n (PSO) hambatan investasi melalui regulasi dan
pembiayaan atas pelayanan umum mekanisme perizinan yang kondusif bagi
angkutan kereta api penumpang kelas terciptanya iklim investasi pada sektor
ekonomi, berupa subsidi pemerintah transportasi perkeretaapian.
kepada penumpang kereta api kelas
ekonomi yang dihitung berdasarkan selisih 2. Pembetukan lembaga pembiayaan
tarif angkutan yang ditetapkan oleh infrastruktur perkeretaapian, hal ini dalam
pemerintah dengan tarif yang dihitung rangka menjamin ketersediaan dan
oleh penyelenggara sarana perkeretaapian keberlanjutan pembiayaan infrastuktur
berdasarkan pedoman penetapan tarif yang perkeretaapian perlu dibentuk lembaga
ditetapkan oleh pemerintah. keuangan khusus yang bertugas
menyediakan dana untuk pembangunan
2. Infrastructur Maintenance and Operation infrastruktur termasuk infrastruktur
(IMO) adalah pembiayaan atas perawatan perkeretaapian. Keberadaan lembaga ini
dan pengoperasian prasarana kereta api, diharapkan mampu menanggulangi dan
berupa biaya yang harus ditanggung oleh menjamin kekurangan dana pembangunan
pemerintah a t a s p e r aw a t a n dan infrastruktur yang disediakan oleh
pengoperasian prasarana kereta api yang pemerintah melaui APBN maupun APBD.
dimiliki pemerintah. Program ini merupakan kebijakan yang
3. Track Acess Charges (TAC) adalah biaya bersifat institusional sebagai salah satu
atas penggunaan prasarana kereta api, usaha pemerintah untuk memberikan
berupa biaya yang harus dibayar oleh kemudahan dan fasilitasi dalam
penyelenggara sarana perkeretaapian pembiayaan infrastruktur (infrastructure
kepada penyelenggara prasarana financing facilities atau IFF). Selain itu,
perkeretaapian atas penggunaan prasarana lembaga keuangan ini harus mampu
kereta api yang dimiliki pemerintah. memberikan jaminan dalam penyediaan
dana untuk pembebasan lahan.
Perkembangan t r a n spo r t as i bi d a n g
perkeretaapian di Indonesia sangat pesat sekali, 3. Pengembagan pola dan mekanisme
namun sampai saat ini untuk operatornya masih pembiayaan/investasi melaui pola
mono operator yaitu PT. Kereta Api Indonesia Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
(Persero) dan penyelenggaraan prasarana masih Skema kerjasama pemerintah dan swasta
pemerintah, yaitu D i r ekt o r a t Jenderal dalam penyelenggaraan perkeretaapian
Perkeretaapian. Perkembangan tersebut yang nasional merupakan alternatif yang paling
saat sekarang ini telah melakukan operasi antara tepat dalam penyelenggaraan infrastruktur
lain Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ), KA perkeretaapian umum karena selain
Logistik dan KA penumpang jarak sedang dan membutuhkan investasi yang besar dan
jauh. Selain itu terdapat beberapa lokasi sedang waktu yang relatif lama juga menuntut
di bangun infrastruktur diantaranya Mass Rapid keterlibatan pemerintah khususnya terkait
Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 275
dengan penyediaan transportasi publik. khusus. Dengan skema pembiayaan ini
KPS difokuskan untuk mendanai memberikan konsekwensi terhadap
pengembangan sarana dan prasarana adanya hak istimewa atau monopoli
transportasi yang memiliki kelayakan penyelenggaraan perkeretaapian pada jalur
finansial tinggi. Hal ini dapat dilihat dari yang dibangunnya selama masa tertentu
besar Financial Internal Rate of Return atau masa konsesi yang diizinkan oleh
(FIRR) atau indikator untuk mengukur pemerintah. Pola pembiayaan/investasi ini
besarnya pengembalian investasi di masa akan ditetapkan khusus untuk angkutan
mendatang. FIRR biasanya digunakan komoditi tertentu seperti angkutan
oleh para investor untuk menentukan batubara, CPO, dan sumber daya alam
keputusan investasinya pada suatu lainnya dalam jumlah besar dan waktu
bidang. Tinggi besarnya FIRR untuk ekplorasi yang relatif panjang.
proyek transportasi dipengaruhi oleh tinggi
besarnya kontribusi pemerintah dalam Dari keempat program dalam mendukung
bentuk government support. kebijakan pemerintah di bidang perkeretaapian,
maka keikutsertaan Indonesia sebagai anggota
Beberapa model skema KPS yang dapat TPP secara umum dapat ditinjau dari tiga
digunakan sebagai alternatif antara lain aspek.
Design Bid Build, Private Contract,
Design Build, Build Operate Transfer 1. Aspek Politis
(BOT), Long Term Lease Agreement, Secara politis bilamana ditinjau dari sektor
Design Build Finance Oprate (DBFO), perdagangan dan investasi bahwa Trans
Build Own Operate (BOO). Untuk Pacific Partnership (TPP) mengatur juga
mendorong keterlibatan swasta secara persoalan lingkungan hidup, perburuhan
bertahap dan proporsional, perlu dilakukan dan persoalan-persoalan lainnya dimana
fragmentasi lingkup pekerjaan sesuai selama ini merupakan urusan domestik
dengan kemampuan pendanaan swasta. suatu negara. Selain itu dalam proses
Strategi fragmentasi tersebut sangat perundingan sangat dipengaruhi oleh
dibutuhan untuk menentukan skala kepentingan Amerika Serikat. Proses
investasi (besar dan sedang) sehingga Trans Pacific Partnership terpisah dan
peran swasta dapat menjadi lebih luas. bukan merupakan bagian dari upaya
4. Pengembangan pola p e mb i a ya a n penguatan Masyarakat Ekonomi Asean
penyelenggaraan perkeretaapian khusus. (MEA) yang saat ini menjadi prioritas
Untuk mengatasi keterbatasan pembiayaan utama diplomasi ekonomi Indonesia.
infrastruktur perkeretaapian, sejumlah Keuntungan dan kerugian Indonesia
upaya a ka n d i l a ku ka n termasuk masuk ke dalam TPP pada bidang
mengundang partisipasi swasta dalam transportasi perkeretaapian dari aspek
bentuk penyelenggaraan perkeretaapian politis sebagaimana disajikan pada tabel 5.

Tabel 5.
Keuntungan dan Kerugian dari Aspek Politis

No. Uraian Keuntungan Kerugian


1. Lingkungan Hidup Tertatanya dan terlaksananya Belum memiliki perangkat aturan
aturan yang terkait dengan lingkungan hidup yang bersifat
lingkungan hidup yang telah internasional di bidang transportasi
tertuang dalam peraturan perun perkereta pian
dang-undangan secara umum di
bidang transporta si di Indonesia.
2. Perburuhan Membuka lapangan kerja di bi dang Indonesia akan di banjiri oleh
transportasi perkeretaapi an baik tenaga kerja asing di bidang
untuk tenaga ahli mau pun tenaga- perkeretaapian, baik tenaga ahli
tenaga buruh dan akan berdampak maupun tenaga pelaksana di
posiitif dalam mengurangi angka lapangan
kemiskinan serta menambah jumlah
penda patan negara

276 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
No. Uraian Keuntungan Kerugian
3. Pembentukan TPP Tidak ada hal yang siginifikan Indonesia tidak mengikuti dari awal
walaupun tidak terlibat pemben dalam pembentuk an Trans Pacific
tukan dari awal Trans Pacific Partnership (TPP), sehingga akan
Partnership (TPP). di dikte oleh negara penggagas dan
anggota yang terlebih masuk
sebagai anggota
4. Pengembangan Pasar Secara umum akan memberikan Harus siap dengan segala prosedur
manfaat bagi Indonesia karena dan aturan yang telah ditetapkan
akses pasar menjadi lebih luas oleh TPP dalam proses ekspor ke
sehingga memudahkan pengu saha negara-negara anggotanya.
melakukan ekspor.
5. Akses Ekspor Produksi Indonesia akan memiliki akses Kekuatan industri Indonesia masih
mudah untuk memasarkan belum terlalu kuat sehingga
produknya ke AS, mengingat nantinya lebih banyak menjadi
selama ini ekspor masih sering sasaran empuk bagi negara-negara
menghadapi kendala. anggota TPP lainnya untuk
memasarkan produknya.
Sumber: Hasil Analisis, 2016

2. Aspek Ekonomi melindungi pengusaha nasional melalui


pembatasan keikutsertaan perusahaan
Dari aspek ekonomi pembentukan TPP
asing dalam proses tender pengadaan
tidak serta merta menjadikan perdagangan
barang dan jasa oleh pemerintah.
di kawasan Asia Pasiffik akan menjadi
Keberlangsungan usaha BUMN di
lebih bebas. Justru sebaliknya Trans
Indonesia akan terpengaruh karena adanya
Pacific Partnership telah menerapkan
larangan pemberian keistimewaan atau
peraturan tentang akses pasar yang lebih
insentif dalam TPP. Dalam hal investasi,
kompleks dan sulit untuk dipenuhi oleh
TPP menekankan pada pemberian hak
produk dan jasa dari Indonesia. Akibatnya
yang lebih dan mengedepankan
b e r d as ar ka n p a d a pe n ga l a ma n
kepentingan investor asing daripada
implementasi perjanjian perdagangan
memperhatikan hak negara untuk
bebas sebelumnya, banyak pihak justru
menegakkan kedaulatan dan melindungi
mengkhawatirkan keikutsertaan Indonesia
kepentingan nasionalnya. Sementara itu,
pada TPP hanya akan menjadikan
ketentuan TPP yang mengutamakan
Indonesia sebagai pasar bagi produk dan
pemberian hak yang lebih kepada
jasa dari negara lain. Sebagian besar
perusahaan multi nasional yang secara
komitmen dalam TPP juga dinilai jauh
faktual menguasai Hak Atas Kekayaan
lebih eksesif dibanding dengan komitmen
Intelektual (HAKI) dikhawatirkan akan
d a l a m W T O ma u p u n p e r j a nj i an
mempengaruhi kemampuan Pemerintah
perdagangan bebas lainya. Hak negara
dalam mengambil langkah-langkah khusus
untuk mengambil kebijakan dalam rangka
guna kepentingan nasionalnya, misalnya
melindungi kepentingan nasional yang
penyediaan obat-obat murah bagi rakyat
strategis dihapuskan. Pemerintah
serta memfasilitasi proses alih teknologi.
Indonesia j u ga t i d a k a ka n b i s a
melaksanakan komitmennya untuk
Tabel 6.
Keuntungan dan Kerugian dari Aspek Ekonomi

No. Uraian Keuntungan Kerugian


1. Produk-produk di bidang Membuat produk-produk Bilamana kalah bersa ing dari sisi
perkeretaapian (kereta, perkeretaapian Indonesia (kereta, produk-produk perkereta apian dari
gerbong, dan lok) gerbong, dan lok) beredar di anggota TPP, produksi kereta api
negara-negara anggota TPP Indonesia terpu ruk, sehingga
menu runkan penjualan
Perdagangan bebas lebih banyak
mengun tungkan negara yang
memiliki produsen kuat

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 277
No. Uraian Keuntungan Kerugian
2. Penyelenggaraan Mengundang investor asing dalam Dari sisi kebijakan Indonesia
Prasarana KA pengelolaan prasarana kereta api banyak di pengaruhi oleh pihak
investor asing
3. Penyelenggaraan Sarana Mengundang investor asing dalam Dari sisi kebijakan Indonesia
KA pengelolaan sarana kereta api banyak di pengaruhi oleh pihak
investor asing
4. Pengadaan Barang dan Mengundang Investor asing untuk Kebijakan pengguna an Produk
Jasa ikut serta dalam melakukan Lokal (TKDN) akan berta brakan
pengadaan Barang dan Jasa dalam langsung dengan pengaturan TPP
Sektor Perkeretaapian terkait dengan Pengadaan Barang
dan Jasa
5. Stated- Owned Terjadi persaingan yang sehat Keistimewaan yang telah diperoleh
Enterprises (SOEs) atau antara Investor Asing dan Badan PT. Kereta Api sebagai BUMN
Badan Usaha Milik Usaha Milik Negara dalam hal ini yang berge rak dalam hal perkere
Negara PT. Kereta Api taapian harus dihapus kan dan hal
ini akan berdampak pada kinerja
PT. Kereta Api.
Sumber: Hasil Analisis, 2016

3. Aspek Hukum Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007


tentang Perkeretaapian, Pasal 23 ayat (1)
Pada aspek hukum, penerapan standar
menyebutkan bahwa penyelenggaraan
kewajiban hukum yang sangat tinggi di
prasarana perkeretaapian umum dilakukan
TPP akan memaksa Indonesia melakukan
oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara,
perubahan peraturan perundangan nasional
baik secara sendiri-sendiri maupun melalui
di berbagai bidang untuk disesuaikan
kerjasama. Sedangkan Pasal 31 ayat (1)
dengan standar TPP (antara lain di sektor
menyebutkan bahwa penyelenggaraan
keuangan, lingkungan hidup, perburuhan,
sarana perkeretaapian umum dilakukan
HAKI, kebebasan penggunaan internet
oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara,
dan berbagai sektor lainnya). Kewajiban
baik secara sendiri-sendiri maupun melalui
untuk melakukan perubahan hukum
kerjasama.
nasional tersebut tentunya dapat
mempengaruhi dan bahkan bertentangan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
dengan strategi pembangunan hukum tentang Penanaman Modal Pasal 4 ayat (2)
nasional. huruf (a) menyebutkan bahwa dalam
menetapkan kebijakan dasar penanaman
Selain itu pada isu hukum lainnya adalah
modal pemerintah memberi perlakuan
persoalan Investor-State Dispute
yang sama bagi penanam modal asing
Settlement (ISDS). Indonesia tidak dapat
dengan tetap memperhatikan kepentingan
menerima ketentuan ISDS yang memberi
nasional, dan huruf (c) menyebutkan
hak kepada investor asing untuk secara
bahwa membuka kesempatan bagi
langsung untuk menggugat Pemerintah ke
p e r ke mb a n ga n dan m e mb e r i ka n
arbitrase internasional tanpa persetujuan
perlindungan kepada usaha mikro, kecil,
sebelumnya dari Pemerintah. Ketentuan
menengah dan koperasi.
tersebut tidak sejalan dengan semangat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal.
Tabel 7.
Keuntungan dan Kerugian dari Aspek Hukum

No. Uraian Keuntungan Kerugian


1. Regulatory Covergance Membuka peluang terhadap Indonesia harus mengubah seluruh
peraturan-peraturan tentang peraturan perundang-undangan
Perkeretaapian ataupun yang tentang perkeretaapian dan per
terkait untuk diselaras kan dan aturan terkait yang bertentangan
diubah supaya tidak dengan aturan TPP dimana
bertentangan dengan perjanjian perubahan tersebut tidak menutup
TPP. kemungkinan dapat mengorbankan
kepen tingan Indonesia

278 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
No. Uraian Keuntungan Kerugian
2. Undang-undang Nomor 23 Membuka peluang bagi swasta Dari sisi kebijakan Indonesia banyak
Tahun 2007, Pasal 23 ayat asing maupun da lam negeri di pengaruhi oleh pihak investor
(1) Penyelenggaraan untuk berparti sipasi dalam asing
prasarana perkeretaapian pengelola an di bidang
umum dilakukan oleh perkeretaapian
Badan Usaha sebagai
penyelenggara, baik secara
sendiri-sendiri maupun
melalui kerjasama
3. Pasal 31 ayat (1) Membuka peluang bagi swasta Dari sisi kebijakan Indonesia banyak
Penyelenggara an prasarana asing maupun da lam negeri di pengaruhi oleh pihak investor
perkeretaapian untuk berparti sipasi dalam asing
umum dilakukan oleh pengelolaan di bidang
Badan Usaha sebagai perkeretaapian
penyelenggara, baik secara
sendiri-sendiri mau pun
melalui kerjasama
4. Undang-undang Nomor 25 Memberikan peluang yang besar Investor Lokal akan tergeser apabila
Tahun 2007 tentang untuk investor asing tidak mempunyai kemam puan yang
Penanaman Modal, pasal 4 menanamkan modal di sek tor lebih besar dari investor asing,
ayat (2) dalam menetapkan Perkeretaapian membahayakan keta hanan ekonomi
kebijakan dasar penanaman dan dapat menyebabkan Capital
modal pemerintah: Flow
a. memberikan perlakuan
yang sama bagi
penanaman modal asing
dengan tetap
memperhati kan
kepentingan nasional
b. menjamin kepastian
hukum, kepastian
berusaha, dan keamanan
berusaha bagi
penanaman modal sejak
proses pengurusan
perizinan sampai dengan
berakhirnya kegiatan
penanaman modal
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
c. membuka kesempatan
bagi perkembangan dan
memberikan
perlindungan kepada
usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi.
5. Pasal 5 ayat (2) Penanaman Memberikan peluang yang besar Banyak melakukan perubahan-
modal asing wajib dalam untuk investor asing perubahan peraturan perundang-
bentuk perseroan terbatas menanamkan modal di sektor undangan yang terkait di bidang
berdasarkan hukum Perkeretaapian perkereta apian, karena Indonesia
Indonesia dan masih belum banyak melakukan
berkedudukan di dalam perjanjian dengan pi hak asing pada
wilayah negara Republik bidang perkeretaapian.
Indonesia, kecuali
ditentukan lain oleh
undang-undang.

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 279
No. Uraian Keuntungan Kerugian
6. Pasal 10 ayat (2) Memberikan peluang yang besar Banyak melakukan perubahan-
Perusahaan penanaman untuk investor asing perubahan peraturan perundang-
modal berhak menggunakan menanamkan modal di sek tor undangan yang terkait di bidang
tenaga ahli warga negara Perkeretaapian perkere taapian, karena Indonesia
asing untuk jabatan dan masih belum banyak mela kukan
keahlian tertentu sesuai perjanjian dengan pihak asing pada
dengan ketentuan peraturan bidang perkeretaapian.
perundang-undangan.
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Dari tabel 5, 6, dan7 dapat disimpulkan P e r d a ga n ga n bebas me r u p a ka n


keuntungan dan kerugian dari aspek politis, implementasi gagasan ekonomi liberal
aspek ekonomi, dan aspek hukum yang pada skala global. Perdagangan bebas
mempengaruhi TPP terhadap regulasi yang menghendaki sedikit intervensi dari
berkaitan dengan perkeretaapian. Hierarki p e me r i n t ah t e r ha d a p a kt i vi t as
peraturan perundang-undangan menurut Pasal 7 perekonomian, termasuk menghapuskan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ruang intervensi negara terhadap aktivitas
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- perekonomian lintas batas negara.
undangan terdiri atas: Sedangkan P a s a l 3 3 U U D 1 9 4 5
1. Undang-undang Dasar Negara Republik menghendaki negara selalu hadir dan kuat
Indonesia Tahun 1945 di dalam kehidupan perekonomian, selama
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan menyangkut cabang produksi penting
Rakyat menyangkut hajat hidup orang banyak dan
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
Pengganti Undang-undang kemakmuran rakyat.
4. Peraturan Pemerintah
Pasal 33 UUD 1945 diimplementasikan
5. Peraturan Daerah Provinsi dengan pemberian hak ekslusif kepada
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota BUMN untuk melaksanakannya. Negara
Sedangkan beberapa peraturan perundang- mengambil kebijakan penggunaan produk
undangan yang akan mempengaruhi terhadap lokal dibandingkan dengan produk luar
keikutsertaan Indonesia sebagai bagian dari negeri dalam rantai supply perusahaan
perjanjian TPP dalam sektor transportasi terkait dengan cabang-cabang produksi
adalah: penting dan sumber daya alam. Corak
1. Undang-Undang Dasar 1945 ekonomi Pasal 33 UUD 1945 memiliki
corak ekonomi proteksionis dan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007
monopolistik yang sangat bertentangan
tentang Perkeretaapian dengan prinsip dan semangat dari
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 perdagangan bebas yang memiliki
tentang Penanaman Modal semangat kompetisi bebas dan anti
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun monopoli.
2016 tentang Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Pada TPP kompetisi bebas dan anti
Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang monopoli merupakan jiwa yang mengatur
Penanaman Modal 30 kluster pengaturan, dimana dua
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun diantaranya, pengaturan BUMN dan
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Pemerintah sangat berpotensi
Pemerintah bertabrakan secara langsung dengan
konstitusi Indonesia. Sebagai contoh,
Dari ke lima peraturan perundang-undangan rumusan-rumusan pertimbangan komersil
yang akan mempengaruhi terhadap (commercial considerations), anti
keikutsertaan Indonesia sebagai bagian dari kompetisi (anticompetitive), non
perjanjian TPP dalam sektor transportasi akan diskriminasi (non-discrimination) atau
dibahas lebih dalam sebagai berikut: non-monopoli (non-monopolised market)
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia pada TPP merupakan rumusan yang
Tahun 1945 berpotensi untuk membatasi BUMN di
dalam melaksanakan fungsinya sebagai
Pada level paradigma, TPP adalah agen pemerintah dalam mewujudkan
bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945. sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
280 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 penanaman modal sesuai dengan
tentang Perkeretaapian ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 23 ayat 1 menyebutkan bahwa
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian c. me mb u ka ke s e mp a t a n b a gi
dilakukan oleh Badan Usaha sebagai perkembangan dan memberikan
penyelenggara baik secara sendiri-sendiri perlindungan kepada usaha mikro,
maupun melalui kerjasama. Implikasi dari kecil, menengah dan koperasi.
pasal ini adalah dihilangkannya hak
Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa
monopoli BUMN PT. Kereta Api
Perjanjian TPP didukung dengan
(Persero) dengan membuka peluang bagi
peraturan mengenai penanaman Modal
pihak swasta dalam penyelenggaraan
Asing di Indonesia dimana pemerintah
perkeretaapian di bidang sarana dan
memberikan perlakuan yang sama bagi
prasarana. Hal ini ditujukan untuk
penanaman modal asing meskipun dengan
mendorong masuknya investasi swasta
memperhatikan kepentingan nasional.
dalam penyelenggaraan perkeretaapian
Kepentingan nasional dalam pasal ini
baik sebagai operator (yang diharapkan
dimaksudkan untuk membatasi investor
juga meningkatkan kualitas sarana
asing dalam menanamkan modalnya di
perkeretaapian yang digunakan) ataupun
beberapa bidang usaha yang terbuka
sebagai investor di bidang prasarana guna
dengan persyaratan tertentu dan bidang
mendorong perluasan jaringan transportasi
usaha yang hanya boleh dengan modal
ke r e t a a p i d i Indonesia. Dengan
dalam negeri sepenuhnya. Pembatasan
bergabungnya Indonesia menjadi anggota
tersebut tertuang dalam daftar negatif
TPP maka pasal tersebut menjembatani
investasi yang diatur dalam Peraturan
dan memberikan peluang kepada pihak
Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Daftar
swasta maupun pihak asing untuk ikut
negatif investasi yang terdapat dalam
serta dalam pengelolaan sarana dan
lampiran perpres tersebut dalam bidang
prasarana perkeretapian. Dengan adanya
perhubungan antara lain:
perjanjian TPP akan mendorong kompetisi
a. Angkutan Barang Umum dan khusus
yang sehat antara pihak swasta dan
dengan Moda Darat
BUMN yang dapat berdampak pada
perbaikan pelayanan perkeretaapian. b. Angkutan Orang dengan Moda Darat
Dengan adanya perjanjian TPP peluang Dalam dan Tidak Dalam Trayek
investasi di bidang perkeretaapian akan c. Angkutan Moda Laut Dalam dan
terbuka lebar setelah sebelumnya masih Luar Negeri
sedikit investor swasta maupun asing yang d. Angkutan Moda Laut Luar Negeri
tertarik dengan pembiayaan Untuk Penumpang dan Barang
perkeretaapian. Pembiayaan untuk e. Angkutan Penyeberangan Umum
investasi sarana dan prasarana Antar Provinsi, Antar Kabupaten/
perkeretaapian dapat dilakukan juga Kota dan Dalam Kabupaten/Kota
dengan skema public private partnership f. Angkutan Penyeberangan Perintis
(PPP). Antar Provinsi dan antar Kabupaten/
Kota
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 g. Angkutan Sungai dan Danau untuk
tentang Penanaman Modal Asing penumpang dengan Trayek Tetap
Pasal 4 ayat (2) dalam menetapkan dan Teratur
kebijakan dasar penanaman modal h. Angkutan Sungai dan Danau dengan
pemerintah: Trayek Tetap dan Teratur untuk
Wisata
a. memberikan perlakuan yang sama i. Angkutan Sungai dan Danau untuk
bagi penanaman modal asing dengan Barang Umum dan/atau Hewan,
tetap memperhatikan kepentingan untuk Barang Khusus, dan Barang
nasional Berbahaya
b. me n j a mi n ke p a s t i a n h u ku m , j. Penyediaan Fasilitas Pelabuhan
kepastian berusaha, dan keamanan k. Penyediaan Fasilitas Pelabuhan
berusaha bagi penanaman modal berupa penampungan Limbah
sejak proses pengurusan perizinan l. Jasa Salvage dan/atau Pekerjaan
sampai dengan berakhirnya kegiatan Bawah Air (PBA)

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 281
m. Usaha Penunjang pada Terminal 4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
n. Jasa Kebandarudaraan 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
o. Jasa Penunjang Angkutan Udara, Pemerintah
Pelayanan Jasa Terkait dengan Pasal 96 Ayat 1 menyebutkan bahwa
Bandar Udara, jasa Bongkar Muat, Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/
Jasa pengurusan Transportasi, dan Jasa, K/L/D/I wajib:
Jasa Ekspedisi Muatan Pesawat a. Memaksimalkan penggunaan barang/
Udara. jasa hasil produksi dalam negeri,
p. Agen Penjualan Umum (GSA) termasuk rancang bangun dan
Perusahaan Angkutan Udara Asing perekayasaan nasional dalam
q. Penyediaan dan Pengusahaan pengadaan barang/jasa
Pelabuhan Penyeberangan, Sungai
dan Danau b. Memaksimalkan penggunaan
r. Pelayaran Rakyat penyedia barang/jasa nasional
s. Angkutan M o da U d a r a N i a ga c. Memaksimalkan penyediaan paket-
Berjadwal Dalam Negeri, Berjadwal paket pekerjaan untuk Usaha Mikro
Luar Negeri dan Tidak Berjadwal dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.
t. Angkutan Udara Bukan Niaga
Ayat 3 menyebutkan bahwa perjanjian/
u. Penyelenggaraan Pengujian Berkala kontrak wajib mencantumkan persyaratan
Kendaraan Bermotor penggunaan:
v. Pembangunan Terminal Penumpang a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Angkutan Darat atau standar lain yang berlaku dan/
w. Angkutan Multimoda atau standar internasional yang setara
Untuk Bidang Perhubungan yang dan ditetapkan oleh instansi terkait
tercantum diatas Penanaman Modal Asing yang berwenang;
dibatasi maksimal 49%, 67% dan 70%. b. Produksi dalam negeri sesuai
Pembatasan penanaman modal asing ini dengan kemampuan industri nasional
sejatinya mengingkari dari perjanjian TPP c. Tenaga ahli dan/atau penyedia
yang memberikan keleluasaan tentang barang/jasa dalam negeri
perdagangan bebas. Namun sektor
Perkeretaapian tidak dalam daftar negatif Ayat 5 menyebutkan bahwa dalam
investasi yang diatur dalam peraturan pelaksanaan pengadaan barang/jasa
presiden tersebut. Hal ini memberikan diupayakan agar penyedia barang/jasa
peluang yang besar dalam sektor dalam negeri bertindak sebagai penyedia
barang/jasa utama, sedangkan penyedia
perkeretaapian untuk asing ikut serta
barang/jasa asing dapat berperan sebagai
dalam berinvestasi baik dalam segi sarana
sub-penyedia barang/jasa sesuai dengan
maupun prasarana. kebutuhan.
Dukungan terhadap perjanjian TPP juga Ayat 6 menyebutkan bahwa penggunaan
dapat dilihat pada pasal 6 ayat 2 tenaga ahli asing yang keahliannya belum
Peraturan tersebut menyebutkan bahwa dapat diperoleh di Indonesia, harus
Perlakuan yang sama kepada semua disusun berdasarkan keperluan yang nyata
penanam modal yang berasal dari dan diusahakan secara terencana untuk
negara manapun yang melakukan semaksimal mu n g ki n t e r j a di n ya
ke gi a t a n p e n a na ma n mo d a l d i pengalihan keahlian pada tenaga kerja
Indonesia.
Indonesia tidak berlaku bagi penanam
mo d a l d a r i s ua t u nega r a ya n g Dalam pasal tersebut mengatur kebijakan
memperoleh hak istimewa berdasarkan dalam pengadaan barang dan jasa untuk
perjanjian dengan Indonesia. Dalam memaksimalkan hasil produksi dalam
negeri selain itu dalam pelaksanaan
pasal tersebut mempertegas apabila
pengadaan barang/jasa diupayakan agar
Indonesia tergabung dalam Perjanjian penyedia barang/jasa dalam negeri
TPP maka hak istimewa dari negara- bertindak sebagai penyedia barang/jasa
negara anggota TPP akan berlaku pada utama, sedangkan penyedia barang/jasa
penyelenggaraan penanaman modal di asing dapat berperan sebagai sub-penyedia
Indonesia. barang/jasa sesuai dengan kebutuhan.

282 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284
Hal ini tidak selaras dengan perjanjian UCAPAN TERIMA KASIH
TPP karena Perjanjian TPP berusaha Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih
untuk tidak membatasi pengadaan kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
pemerintah. Dalam hal praktek pengadaan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian selaku
pemerintah segala kebijakan yang terkait pengarah, Drs. Sabungan Halomoan Hutapea,
dengan perdagangan harus berlandaskan M.Kom selaku pembimbing.
prinsip-prinsip n o n d i kr i mi n a s i ,
keterbukaan dan transparansi sehingga DAFTAR PUSTAKA
memungkinkan untuk membatasi peran Basrowi, Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif
pemerintah negara-negara anggota Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia.
didalamnya juga terdapat prinsip timbal Fitria, Naeli. 2015. Posisi Indonesia Menghadapi
balik yaitu dengan mematuhi aturan Pembentukan Regional Comprehensive Economic
mengenai pengadaan pemerintah, maka Partnership (RCEP) Tahun 2011 dan Trans Pacific
anggota akan mendapatkan akses pasar Partnership (TPP) Tahun 2013. Skripsi. Fakultas
yang lebih luas. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
KESIMPULAN Lemhanas RI. 2013. Implikasi Kerjasama Trans-Pasific
Partnership Guna Meningkatkan Peran Indonesia di
Secara umum Trans Pacific Partnership (TPP)
Kawasan ASEAN Dalam Rangka Ketahanan
dapat di tinjau dari tiga aspek yaitu aspek politis, Regional. Jurnal Edisi 16 November 2013.
ekonomi dan hukum. Dari ketiga aspek tersebut
terdapat untung dan ruginya bagi Indonesia bilamana Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
masuk menjadi anggota Trans Pacific Partnership,
terutama pada bidang transportasi perkeretaapian. Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Pada aspek hukum, penerapan standar kewajiban
hukum yang sangat tinggi di TPP akan memaksa Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Indonesia melakukan perubahan peraturan dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
perundangan nasional di berbagai bidang untuk Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia.
disesuaikan dengan standar TPP (antara lain di sektor Jakarta.
keuangan, lingkungan hidup, perburuhan, HAKI, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
kebebasan penggunaan internet dan berbagai sektor Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
lainnya). Kewajiban untuk melakukan perubahan Jakarta.
hukum nasional tersebut tentunya dapat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
mempengaruhi dan bahkan bertentangan dengan Perkeretaapian. Jakarta.
strategi pembangunan hukum nasional.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Selain itu p a d a i s u h uku m lainnya a d a l a h Penanaman Modal. Jakarta.
persoalan Investor-State Dispute Settlement (ISDS). Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Indonesia tidak dapat menerima ketentuan ISDS Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
yang memberi hak kepada investor asing untuk Jakarta.
secara langsung untuk menggugat Pemerintah ke
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
arbitrase internasional tanpa persetujuan sebelumnya
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta.
dari Pemerintah. Ketentuan tersebut tidak sejalan
dengan semangat Undang-Undang Nomor 25 tahun Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar
2007 tentang Penanaman Modal. Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha
Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal. Jakarta.
SARAN
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Dari hasil kesimpulan dapat disarankan, bahwa Penyelenggaraan Perkeretaapian. Jakarta.
bilamana Indonesia masuk menjadi anggota TPP
banyak terjadi kerugian yang harus dihadapi dari Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Jakarta.
pada keuntungannya, terutama dari transportasi
di bidang perkeretaapian, karena belum terdapat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.43 Tahun
perjanjian-perjanjian internasional di bidang 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian
perkeretaapian. Nasional. Jakarta.

Pengaruh Keikutsertaan Indonesia Pada Trans Pacific Partnership (TPP) Terhadap Regulasi Bidang Perkeretaapian, Purwoko, Tazkiyah, dan Buni Likito Hadi Fahma 283
284 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 18, Nomor 4, Desember 2016: 265-284

You might also like