You are on page 1of 12

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu : Verbena Ayuningsih Purbasari, M.Pd

Disusun Oleh :

Agus setiono (401210008)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penegakan Hukum di
Indonesia ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Verbena
Ayuningsih Purbasari, M.Pd pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penegakan Hukum di
Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan berbagai
kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan itu adalah milik Allah. Oleh karena itu,
sumbangan, saran dan kritik pendapat yang sehat dan membangun, sangatlah kami
harapkan agar makalah ini menjadi hasil karya ilmiah yang baik.

Ponorogo, 30 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB I......................................................................................................................................................
A. Latar belakang..............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................................
BAB II....................................................................................................................................................
A. Kondisi atau Perkembangan Penegakan Hukum di Indonesia....................................................
B. Bentuk Implementasi Penegakan Hukum dalam Kehidupan Sehari-hari....................................
BAB III...................................................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................................
C. Daftar Pustaka...............................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan
keinginan dalam hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat.
Masyarakat Indonesia makin hari makin mendambakan tegaknya hukum yang
berwibawa, memenuhi rasa keadilan dan ketentraman yang menyejukkan hati.
Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia merujuk pada pendekatan
norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan efek jera.1 Tanpa
perasaan tentram dan adil maka hasil-hasil pembangunan negara yang menyangkut
berbagai permasalahan akan terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan yang
maksimal karena itu untuk menegakan hukum dan menjaga kententraman
masyarakat diperlukan suatu organ yang disebut Polisi.
Sejak lama masyarakat menghendaki Kepolisan Negara Republik Indonesia
(Polri) dalam menjalankan tugasnya tidak bersifat militaristik yakni menggunakan
senjata melawan musuh masyarakat, tetapi yang diinginkan masyarakat adalah
Polri bisa lebih berperan sebagai sosok hukum yang hidup yang bertugas
melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta bertindak berdasarkan
hukum yang berlaku.2 Di dalam hukum positif Indonesia, telah terdapat jaminan
adanya kepastian hukum, terutama hukum pidana. Kitab UndangUndang Hukum
Pidana (KUHP) secara langsung mengatur dan menunjuk proses hukum dan materi
hukum anak-anak di bawah umur atau belum dewasa.
Masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala
potensi positif yang mereka miliki seperti bakat, kemampuan, dan minat. Selain itu
masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup, oleh karena itu sebaiknya mereka
diberikan bimbingan agama agar menjadi pedoman hidup baginya.3 Masalah
kenakalan remaja dirasa telah mencapai tingkat yang cukup meresahkan bagi

1
masyarakat. Kondisi ini memberi dorongan kuat kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab mengenai masalah ini, seperti kelompok edukatif di lingkungan
sekolah, dan di lingkungan masyarakat.
Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja biasanya muncul karena
pengaruh atau sebagai akibat dari kondisi sosial yang kurang menguntungkan bagi
perkembangan remaja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenakalan remaja
itu muncul yakni faktor dari diri anak itu sendiri, faktor rumah tangga, faktor
masyarakat, dan faktor yang berasal dari sekolah.
Pihak lain yang ikut bertanggung jawab dalam proses pembinaan remaja
adalah para pendidik di lingkungan sekolah. Pembinaan ini dilakukan secara
formal dalam proses belajar mengajar dan sosialisasi mengenai
pergaulanpergaulan menyimpang di luar lingkungan sekolah agar tidak terjerumus
ke dalam pergaulan menyimpang yang salah satunya mengenai minum-minuman
yang mengandung alkohol seperti ciu

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi atau perkembangan penegakan hukum di indonesia ?
2. Bagaimana bentuk implementasi penegakan hukum dalam kehidupan sehari
hari ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan penegakan hukum di indonesia
2. Untuk mengetahui upaya apa saja agar hukum ditegakkan di kehidupan sehari
hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi atau Perkembangan Penegakan Hukum di Indonesia


Penegakan hukum di Indonesia merupakan permasalahan yang cukup serius.
Kepatuhan masyarakat terhadap hukum yang berlaku sangat memprihatinkan.
Persoalan ini dipicu oleh lemahnya penegakan hukum itu sendiri. Banyak orang
merasa bahwa hukum di negeri ini tajam ke bawah dan tumpul keatas.
Indonesia dikenal dengan negara hukum, dalam artian setiap tindak kejahatan
harus dihukum sesuai dengan aturan dan perundang- undangan yang berlaku di
Indonesia. Namun ada beberapa kasus hukum yang mengusik rasa keadilan publik.
Contohnya, seorang pelajar yang membunuh begal yang menghadang motornya pada
januari 2020 dan kini terancam penjara seumur hidup. Kasus ini seolah menjadi
cerminan betapa penegakan hukum di Indonesia masih tebang pilih. Ketika koruptor
yang merampok uang rakyat masih bisa berkeliaran dan kepastian hukum nya tidak
jelas seperti pada kasus yang terjadi saat ini yaitu tindak pidana korupsi oleh Menteri
sosial di masa pandemi dimana dalam pasal 2 ayat (1) disebutkan, “setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan yang memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000 dan paling banyak 1 miliar”. Sementara itu, pasal 2 ayat (2)
menyebutkan, “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dilakukan. Tetapi dalam hal
ini tidak sedikit para politisi yang tidak setuju jika pasal tersebut dijatuhkan kepada
Menteri sosial dan sampai saat ini KPK belum memutuskan tindakan korupsi bantuan
sosial dimasa pandemi yang dilakukan Menteri sosial. Perbandingan kedua kasus
tersebut seolah menjadi cermin dalam penegakan hukum di Indonesia di mana kasus

3
yang pertama dilakukan karena tidak sengaja dan dalam keadaan yang mendesak
serta upaya melindungi diri sedangkan kasus yang kedua dilakukan secara sadar dan
segala perbuatan korupsi merupakan tindakan kejahatan apalagi yang dilakukan di
masa sulit pandemik saat ini.
Lemahnya mentalitas penegak hukum di Indonesia mengakibatkan pengakan
hukum tidak berjalan dengan semestinya. Banyak faktor yang mempengaruhi
lemahnya penegakan hukum di indonesia yaitu lemahnya pemahaman agama,
kurangnya tanggung jawab, serta proses rekrutmen yang dilakukan tidak transparan.
Sehingga faktor ini memainkan peranan penting dalam memfungsikan hukum. Jika
peratauran hukum sudah baik, tetapi kualitas penegak hukumnya rendah maka akan
menjadi masalah. Sebaliknya jika peraturan hukumnya buruk sedangkan penegak
hukum baik, kemungkinan munculnya sebuah masalah masih terbuka.
Beberapa pemecahan masalah penegakan hukum di Indonesia. Yang pertama
yaitu bagaimana sikap serta tindakan dari para sarjana hukum untuk lebih
memperluas pemahaman atau menganalisis permasalahan yang terjadi saat ini. Dalam
hal ini dibutuhkan pemikiran dan pandangan yang kritis akan makna atau suatu arti
penting penegakan hukum yang sebenarnya. Selain itu juga dibutuhkan ilmu-ilmu
sosial yang mendukung dalam mengidentifikasikan suatu persoalan hukum yang
terjadi saat ini dalam masyarakat agar dalam pembuatan hukum ke depannya
menjadikan sebuah kegagalan yang terjadi di masalalu sebagai sebuah pembelajaran.
Dalam persoalan ini juga perlu adanya kesadaran dalam pelaksanaan hukum serta
kaadilan tanpa memandang suku, ras serta agama seperti yang terkandung di dalam
pasal 27 ayat 1 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
Kemudian yang kedua, cara menyelesaikan berbagai permasalahan terkait hal
tersebut yaitu bagaimana tindakan para aparat penegak hukum mulai dari polisi,
hakim, jaksa, serta pengacara dalam setiap menangani sebuah perkara atau kasus
hukum yang dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, sadar akan keadilan, serta

4
melakukan proses-proses hukum secara transparan dan sesuai dengan undang-undang
negara kita. Hukum seharusnya tidak ditegakkan dalam bentuknya yang paling kaku
atau arogan. Tapi harus berdasarkan rasa keadilan yang tinggi, tidak hanya mengikuti
hukum dalam konteks perundang-undangan hitam putih semata. Karena hukum yang
ditegakkan hanya berdasarkan konteks hitam putih belaka hanya akan menghasilkan
keputusan yang kontroversial dan tidak memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
Upaya penegakan hukum yang ketiga yaitu menyiapkan program jangka
panjang yang perlu dilakukan yaitu penerapan pendidikan karakter di setiap jenjang
pendidikan. Dan juga perlu memberikan penghargaan kepada hakim atau jaksa yang
telah melakukan tugasnya dengan baik dan berprestasi untuk memberikan trobosan
dalam penegakan hukum yang ada di Indonesia.
Permasalahan hukum yang ada di Indonesia tidak terlepas dari kelemahan
hukum, kesadaran akan hukum, pendidikan hukum, tanggung jawab sebagai warga
negara dan juga penegak hukum. Dengan demikian permasalahan hukum dapat di
perbaiki dengan memberikan pemahaman terhadap hukum, segala tindakan para
aparat penegak hukum harus dilakukan secara transaparan dan menjunjung nilai-nilai
keadilan, dan meberikan apresiasi kepada para penegak hukum yang berprestasi, serta
menerapkan pendidikan karakter pada segala jenjang pendidikan.

B. Bentuk Implementasi Penegakan Hukum dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Kegiatan penanaman pohon di lahan bekas penebangan pohon liar, kegiatan ini
tentunya merupakan kegiatan yang sangat baik dalam mendukung program
pemerintah daerah dan sarana untuk pembelajaran bahwa penebangan pohon
liar itu dilarang oleh pemerintah. Kegiatan ini juga dapat digunakan untuk
memberi wawasan tentang hukum penebangan liar itu dilarang sudah diatur
dalam Pasal 82 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan hutan mengancam setiap orang yang melakukan
penebangan liar di kawasan hutan tanpa izin dengan ancaman pidana penjara

5
paling singkat 1 (satu) tahun paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 500.000.000.00 .

2. Program Car Free Day adalah program yang berkaitan dengan berkegiatan
yang tidak menggunakan kendaraan yang bermesin, kegiatan ini dilakukan
pada hari libur didalam Kabupaten Ponorogo sehingga terjadi penghentian
sementara polusi yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor selain itu
juga program car free day menjadi ajang silaturahmi antar warga di Kabupaten
Ponorogo dan juga menjadi sarana para pedagang atau ukm untuk menjajakan
barang atau produk yang menjadi usahanya.

3. Selalu memakai helm jika berpergian naik sepeda montor, guna untuk menjaga
keselamatan diri sendiri dan patuh terhadap peraturan berlalu lintas. Apabila

6
melanggar, ancaman atas pelanggaran tersebut diatur dalam Pasal 291 UU No.
22/2009 yang berbunyi :

(1) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tidak mengenakan helm standar nasional
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).
(2) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor yang membiarkan penumpangnya tidak
mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lemahnya mentalitas penegak hukum di Indonesia mengakibatkan
pengakan hukum tidak berjalan dengan semestinya. Banyak faktor yang
mempengaruhi lemahnya penegakan hukum di indonesia yaitu lemahnya
pemahaman agama, kurangnya tanggung jawab, serta proses rekrutmen
yang dilakukan tidak transparan. Sehingga faktor ini memainkan peranan
penting dalam memfungsikan hukum. Jika peratauran hukum sudah baik,
tetapi kualitas penegak hukumnya rendah maka akan menjadi masalah.
Sebaliknya jika peraturan hukumnya buruk sedangkan penegak hukum
baik, kemungkinan munculnya sebuah masalah masih terbuka.
1. Kegiatan penanaman pohon di lahan bekas penebangan pohon liar

7
2. Program Car Free Day adalah program yang berkaitan dengan
berkegiatan yang tidak menggunakan kendaraan yang bermesin
3. Selalu memakai helm jika berpergian naik sepeda montor

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi
pembaca, pendengar dan pemakalah sendiri. Semoga apa yang telah
didiskusikan menambah pengetahuan tentang materi Penegakan Hukum di
Indonesia.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah agar lebih
baik untuk kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl4957/undang--undangyangmengatur-
penggunaan-helm-standar-kendaraan-roda-dua https://kawanhukum.id/bagaimana-sih-
penegakan-hukum-di-indonesia/4/
https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/news_detail/541/penegakan-
hukumdiindonesia-berjalan-baik
http://www.jimly.com/makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2013_18.pdf

You might also like