You are on page 1of 3

DERMATITIS NUMULARIS

No. Dokumen : SOP/ICDX.131/2021


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 4 Juli 2021
Halaman : 1/3
UPTD Antonius Gabhe. Amd. Kep
PUSKESMAS NIP.19740512 1990 03 1
NUALAIN 008

1. Pengertian Dermatitis Numularis adalah berupa lesi berbentuk mata uang, berbatas
tegas dengan efloresensi berupa papulo vesikula

2. Tujuan Sebagai bahan acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah


dalam penatalaksanaan penyakit Dermatitis Numularis di Puskesmas
Nualain.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nualain Nomor : Pusk.Nln/045/SK/UKP/2019


tentang Pelayanan Klinis.

4. Referensi a. Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
b. Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unair RDUS DR
Soetomo Surabaya, Edisi ke V. Surabaya : Airlangga University
Press, 2008

5. Prosedur Persiapan alat dan bahan

6. Cara/ a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh


Langkah- pasien
Langkah b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien :
Pemeriksaan tanda vital : tensi, nadi, pernapasan dan suhu (bila
perlu)
Tubuh dan ekstrimitas:
1. Kulit : Lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 cm),
berbentuk uang logam, eritematous, sedikit edema, dan
berbatas tegas,
2. Tanda eksudasi, karena vesikel mudah pecah, kemudian
mengering menjadi krusta kekuningan
3. Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar,
bilateral, atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi
d. Penegakan diagnosis dermatitis numularis
e. Penatalaksanaan
1. Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin
memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
2. Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
a. Topikal (2x sehari)
1. Kompres terbuka dengan cairan PZ masing-masing 15-
20 menit/kali kompres (untuk lesi basah) sampai lesi
mengering.
2. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan salep betametason
0,1%
3. Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi
meluas.
b. Oral sistemik
Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
c.
3. Jika ada infeksi bakterial, diberikan antibiotik topikal atau
sistemik bila lesi luas.
f. Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan
g. Konseling dan Edukasi
1. Memberikan edukasi bahwa kelainan bersifat kronis danberulang,
sehingga penting untuk pemberian obat topikal rumatan.
2. Menjaga terjadinya infeksi sebagai faktor risiko terjadinya
relaps.
h. Kriteria rujukan
1. Apabila kelainan tidak membaik dengan pengobatan topikal
standar.
2. Apabila diduga terdapat faktor penyulit lain, misalnya fokus
infeksi pada organ lain, maka konsultasi dan/atau disertai
rujukan kepada dokter spesialis terkait (contoh: Gigi mulut, THT,
obsgyn, dll) untuk penatalaksanaan fokus infeksi tersebut.

7. Diagram Alir Anamnesa & Pemeriksaan fisik

Kartu status

Penegakan diagnosis: Kartu status


dermatitis numularis

Penatalaksanaan:
a. Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin
memprovokasi seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
b. Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Topikal (2x sehari)
Kompres dg cairan PZ (bila lesi basah)
Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan salep betametason 0,1%
Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
2. Oral sistemik
Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
3. Antibiotik bila ada infeksi bakterial

KIE

Apotek KertasResep

8. Hal-hal yang Petugas bersama-sama melaksanakan koordinasi dan tindakan


perlu di
perhatikan

9. Unit Terkait a. Loket pendaftaran


b. Pelayanan Umum
c. Pelayanan Lansia
d. UGD
e. Apotek

10. Dokumen Rekam medic, register


terkait
11. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal dimulai di
Histori berlakukan
perubahan

- - - -

You might also like