You are on page 1of 11

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Etnografi

Wilayah Eropa : “Sentimen Anti-Slavia, di


kalangan masyarakat Eropa Barat”

Disusun Oleh:
Nama: Muhammad Minan
NIM: 22/511142/NSA/00427
Program Studi: Bahasa dan Sastra Prancis
Fakultas / Universitas Asal: FIB / Universitas Brawijaya

Program Studi Antropologi


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2023
Abstrak
Menurut KBBI, “sentimen” adalah suatu keadaan di mana
pendapat dan pandangan didasarkan pada perasaan yang dilebih-lebihkan
tentang sesuatu. Perasaan "sentimen" memiliki banyak jenis yang
memiliki perbedaan, masing-masing perbedaan tersebut memiliki
peranannya masing-masing, jenis perasaan tersebut disebut Sentimen
positif, Sentimen negatif dan Sentimen netral. "Sentimen" juga dapat
digunakan untuk melegitimasi atau melabeli suatu etnis, hal ini
disebabkan beberapa hal seperti stereotip atau prasangka terhadap etnis
tertentu. Salah satu Sentimen yang timbul dari stereotip atau prasangka
terhadap etnis tertentu adalah sentimen anti-Slavia. Sentimen anti-Slavia
adalah ekspresi atau tindakan yang merujuk pada sikap atau prasangka
negatif terhadap orang-orang yang berasal dari Slavia. Sentimen terhadap
bangsa Slavia sudah ada sejak pidato di "Orient" pada tahun 1848 di mana
Kekaisaran Jerman bertanya-tanya tentang posisi wilayah Posen dan
Bohemia di masa depan, selain itu novel berjudul "Soll und Haben" karya
Gustav Freytag juga dipromosikan. citra anti-Semit dan stereotip negatif
tentang orang Polandia milik bangsa Slavia. Mungkin sebagian dari kita
hanya berpikir bahwa yang dimaksud dengan bangsa Slavia hanyalah
orang-orang yang tinggal di negara-negara seperti Rusia, Ukraina dan
Belarusia, namun ternyata bangsa Slavia tidak hanya terdapat di negara-
negara tersebut di atas, melainkan lebih luas lagi. Rusia, Ukraina dan
negara-negara Eropa Timur yang kita kenal adalah negara-negara yang
memiliki keragaman budaya, ekonomi dan lainnya. Hal inilah yang
membuat negara-negara Eropa Timur memiliki otonomi dalam hal
pengelolaan gas alam yang dapat memenuhi kebutuhan gas seluruh Eropa
bahkan dunia. Dengan menulis tugas paper ini, penulis ingin
menunjukkan bagaimana romantisme sejarah masa lalu dapat
menyebabkan munculnya perasaan negatif terhadap bangsa Slavia dalam
kasus yang terjadi di kalangan masyarakat Eropa Barat.

2
Latar Belakang
Sentimen anti-Slavia yang merebak di kalangan masyarakat Eropa
Barat merupakan fenomena yang unik dan menarik untuk diteliti lebih
dalam. Sentimen negatif kepada bangsa Slavia dapat berbentuk stereotip
negatif, prasangka, diskriminasi, dan sikap xenophobia. Bentuk bentuk
tersebut biasa ditujukan kepada orang orang Slavia oleh masyarakat
Eropa Barat dan rata rata kejadian kejadian tersebut berani dilakukan di
Eropa Barat dimana bangsa Slavia merupakan bangsa minoritas di
kawasan tersebut. Menurut saya penelitian ini penting untuk diteliti lebih
mendalam terkait dasar dasar atau alasan yang melatarbelakangi sentimen
tersebut karena akan memberikan wawasan tentang fenomena dan
dinamika sosial dan interaksi antar kelompok dan etnis di Eropa Barat.
Ide tentang pemilihan tema tersebut dikarenakan bangsa Slavia sering
mendapatkan “olok olokan” dari media sosial bahkan pemberitaan yang
terjadi, hal ini menurut saya buah hasil dari produksi film juga yang sering
mengangkat bangsa Slavia sebagai bangsa yang bar bar, bangsa yang
tanpa aturan, alasan unik inilah yang membuat saya ingin mengangkat isu
tersebut kedalam paper tugas Ujian Akhir Semester saya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki penyebab
penyebab sentimen negatif bangsa Slavia oleh masyarakat Eropa Barat.
Fokus yang diberikan dalam penelitian ini adalah pada faktor faktor
penyebab dan yang mempengaruhi terbentuknya sentimen negatif
bangsa-Slavia. Dengan memahami beberapa faktor ini, saya berharap
dapat ditemukannya pemahaman yang lebih baik tentang fenomena sosial
dan dinamika sosial yang terjadi dalam mempengaruhi persepsi dan sikap
masyarakat Eropa Barat kepada bangsa Slavia.
Melalui beberapa literatur yang saya baca dengan seksama,
penelitian ini akan mengumpulkan dan meringkas dari penelitian
penelitian sebelumnya, jurnal akademik, buku, dan sumber sumber
lainnya yang relevan. Diharapkan bahwa rangkuman dari beberapa
literatur tadi yang saya tuangkan di paper ini dapat memberikan wawasan

3
baru tentang kompleksitas dan beragamnya faktor yang berpengaruh
dalam terbentuknya sentimen negatif bangsa Slavia di Eropa Barat.
Dalam paper ini, akan dilakukan analisis kritis terhadap beberapa
penelitian yang terkait dan beberapa argumen yang berguna untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang penyebab
sentimen anti-Slavia di kalangan masyarakat Eropa Barat.

4
Isi dan Pembahasan

A. Sejarah Lahirnya Sentimen Anti-Slavia

Sentimen anti-Slavia atau Slavobia adalah salah satu bentuk


rasisme atau xenophobia. Sentimen anti-Slavia ini mengacu pada
perlakuan negatif terhadap bangsa Slavia. Selain itu, bangsa Slavia
dianggap lebih rendah dari kelompok etnis lainnya. Bangsa Slavia
merupakan etnis yang secara historis bermukim di Eropa Timur
(khususnya Jerman Timur) dan Asia Barat (Anatolia). Bangsa Slavia
memiliki ciri fisik berambut hitam, mata hitam, dan tidak terlalu
tinggi. Pada awal abad ke-20 sentimen anti-Slavia mulai berkembang
di beberapa wilayah Eropa. Salah satunya pada abad ke-20 bangsa
Albania menegaskan dan menolak kedatangan bangsa Slavia. Bangsa
Albania berpendapat bahwa Albania merupakan ras asli sedangkan
bangsa Slavia merupakan ras penakluk dan imigran dari Asia.
Individu Slavia seringkali diberi peran sebagai budak dan
direndahkan bangsa lain. Munculnya sentimen anti-Slavia dibarengi
dengan berbagai bentuk diskriminasi terhadap bangsa Slavia.
Sentimen anti-Slavia mencapai puncaknya ketika Perang Dunia II.
Hal ini terjadi karena Nazi Jerman sempat memberikan pernyataan
untuk bangsa Slavia terkait dengan pemusnahan mayoritas penduduk
Slavia.

Awal abad ke -20, anti-Slavia ini mulai menyebar dan


berkembang di Albania melalui suatu karya yang dibuat oleh para
biarawan Fransiskan yang mama mereka ini pernah mengenyam
pendidikan di biara yang terletak pada Austria-Hongaria (Detreaz,
et.al, 2005). Mengacu pada background history yang telah tercatat,
adanya anti-Slavia di Albania bermula ketika pendeta Katolik
memberikan perlawanan terhadap Slavia karena mereka menolak
adanya gagasan imperialisme Austro-Hungaria yang berada di
Albania (Elsi, 1950).

5
Di Jerman, rasisme anti-Slavia memberikan pengaruh yang
penting terhadap ideologi Nazisme, dimana para tokoh seperti Adolf
Hitler dan Partai Nazi memiliki pandangan bahwa negara-negara
Slavia khususnya Polandia, Uni Soviet serta Yugoslavia dianggap
menjadi untermenschen. Pandangan ini menganggap bahwa negara-
negara Slavia ini merupakan kumpulan yang asing serta tidak menjadi
bagian dari etnis utama (Longerich, 2010). Dari awal, Hitler
menentang dengan keras adanya gagasan serta kebijakan untuk
memperbolehkan negara-negara Slavia ini ke dalam naungan Jerman
Raya. Hal ini dikarenakan anggapan Hitler bahwa bangsa-bangsa
Slavia memiliki kedudukan yang lebih rendah (Wydawnictwo, 2006).
Pengembangan dan peningkatan negara di Eropa Barat menjadi
modern merupakan hasil atas dukungan Jerman, bukan Slavia.
Kebijakan yang dibuat oleh Nazi terhadap bangsa-bangsa Slavia ini
adalah memperbudak serta memusnahkan sebagian besar dari mereka,
tanah milik bangsa Slavia diduduki serta dikuasai oleh bangsa Jerman
(Bendersky, 2007). Fokus utama kebijakan tersebut diterapkan pada
Uni Soviet, Nazi Jerman menganggap bahwa negara tersebut
memiliki potensi yang besar dalam kepemilikan wilayah sehingga
mampu memberikan keuntungan bagi mereka. Dari hasil penerapan
kebijakan tersebut, sejarah mencatat bahwa terdapat 4 juta warga Uni
Soviet yang meninggal akibat kelaparan dari tahun 1941 sampai 1944
(Synder, 2010). Namun, pencapaian akan penerapan kebijakan
yang menghasilkan kontribusi signifikan terjadi pada Polandia, hal
ini dikarenakan letak lokasi yang strategis dan berdekatan dengan
Jerman sehingga memudahkan proses transmigrasi dan efisiensi
tenaga karena jarak yang ditempuh tidak jauh dibandingkan dengan
Uni Soviet.

6
B. Penyebab Lahirnya Sentimen Anti-Slavia

1. Etnis yang ketinggalan zaman


Secara historis bangsa Slavia dianggap sebagai ras
yang terbelakang. Stereotip negatif inilah yang kemudian
memunculkan prasangka dan berakhir pada diskriminasi
bangsa Slavia. Stereotip sebagai negara yang terbelakang
keberadaan bangsa Slavia dianggap dapat menjadi
ancaman bagi ras yang dianggap unggul dan lebih baik
dari bangsa Slavia di Eropa Barat. Slavia dianggap sebagai
etnis yang ketinggalan zaman karena sebagian besar
individu Slavia tidak terdidik.
2. Retorika politik dan gambaran media
Bangsa Slavia dipandang sebagai bangsa yang
penuh dengan kejahatan, pengangguran, dan sering
memberikan ancaman. Pandangan masyarakat Eropa
Barat ini bukan tanpa alasan. Sentimen anti-Slavia ini
terjadi karena retorika politik dan penggambaran melalui
media yang terus terjadi.

3. Konflik sejarah masa lalu


Sentimen anti-Slavia masyarakat Eropa Barat
terjadi karena terdapat konflik secara historis dan sengketa
wilayah. Sejarah masa lalu inilah yang kemudian
berkembang menjadi stereotip buruk kepada bangsa
Slavia. Masyarakat bangsa Eropa Barat memutuskan
hubungan dan memilih tidak berinteraksi dengan
masyarakat Slavia.

4. Individu yang tidak terdidik dan tidak bisa beradaptasi


Stereotip negatif terhadap bangsa Slavia yang
berkembang di kalangan masyarakat Eropa Barat adalah
individu Slavia dianggap tidak dapat dipercaya, tidak
berpendidikan, dan tidak berperilaku baik. Individu yang

7
tidak terdidik dan tidak dapat beradaptasi dikhawatirkan
akan menyebabkan kekacauan. Hal tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya perilaku diskriminatif
masyarakat Eropa Barat terhadap masyarakat Slavia.

5. Persaingan ekonomi, perbedaan budaya, dan ketakutan akan


identitas nasional yang menghilang
Ketegangan etnis Slavia dengan masyarakat Eropa
Barat seringkali terjadi karena munculnya persaingan
dalam bidang ekonomi, perbedaan kebudayaan, dan
kekhawatiran terhadap hilangnya identitas nasional.
Ketegangan ini kemudian berdampak pada pengucilan
etnis Slavia.

6. Tidak manusiawi
Menurut Hitler, bangsa-bangsa Slavia kecuali
Slovakia dianggap tidak manusiawi atau untermenschen.
Mereka dipandang sama negatifnya dengan orang-orang
Yahudi, meski Hitler tidak menyebut secara terbuka
sampai selama terjadinya Perang Dunia II. Terdapat
kebencian dan ketegangan yang dimunculkan. Hitler
memiliki ketertarikan penuh terhadap negara Uni Soviet
karena memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

7. Tenaga kerja yang murah bagi Jerman


Mayoritas bangsa Slavia dijadikan sumber tenaga
kerja yang murah bagi Jerman, hal ini dilakukan dalam
rangka memperlambat degradasi fisik dan mental.
Penerapan keputusan ini dituangkan dengan menetapkan
kebijakan yang ketat dan kejam oleh otoritas selama
Perang Dunia II di Eropa Barat dan Eropa Timur.

8
8. Struktur populasi Austria-Hungaria
Mempertimbangkan populasi multinasional
Austria-Hungaria, Hitler menghadapi masalah dalam
menentukan sikap umumnya terhadap banyak orang Slavia
yang tinggal di negara itu. Dalam literatur ilmiah dapat
ditemukan pendapat yang antara lain diwakili oleh Jerzy
W. Borejsza, yang menurutnya Hitler umumnya dicirikan
oleh anti-Slavisme dengan keengganan terhadap bangsa
Slavia sejak akhir abad ke-19.

9. Keunggulan fisik dan tenaga


Bangsa Slavia memiliki kondisi tubuh yang sangat
subur dan tenaga yang baik, hal ini dapat memberikan
dampak negatif pada negara-negara lain dimana
mengancam invasi pasar tenaga kerja mereka dimana
hanya akan berfokus pada bangsa-bangsa Slavia dan juga
murah.

Sentimen anti-Slavia merupakan salah satu bentuk rasisme yang


diterima oleh masyarakat Slavia. Sentimen anti-Slavia ini semakin
berkembang pasca Perang Dunia II mulai terjadi. Penyebab anti-Slavia
sebagian besar karena stereotip dan pandangan masyarakat Eropa Barat
terhadap etnis Slavia. Individu Slavia selalu dianggap rendah dan
keberadaannya dianggap dapat mengancam keberadaan etnis lain. Slavia
dipandang terbelakang karena sebagian besar masyarakatnya tidak
terdidik. Penyebab lainnya berdasarkan pernyataan di atas adalah retorika
politik dan gambaran media. Media selalu menampilkan berita buruk
terkait dengan keberadaan etnis Slavia. Mereka dianggap sering
melakukan kejahatan, seorang pengangguran, dan sering memberikan
ancaman. Konflik Eropa Barat dengan Slavia turut mendorong sentimen
anti-Slavia ini. Secara historis, Eropa Barat dan Slavia berada dalam
konflik sengketa wilayah. Stereotip lainnya yang timbul dalam diri etnis
Slavia adalah etnis yang tidak terdidik dan tidak bisa dipercaya.

9
Persaingan ekonomi, budaya, dan ketakutan terhadap hilangnya identitas
sosial turut menyebabkan terjadinya sentimen anti-Slavia ini.

10
Referensi
Hans-Christian, Petersen. (2022). “BETWEEN MARGINALIZATION AND
INSTRUMENTALIZATION: Anti-Eastern European and Anti-Slavic
Rasicm”. Diakses pada 20 Juni 2023, dari
https://www.illiberalism.org/between-marginalization-and-
instrumentalization-anti-eastern-european-and-anti-slavic-racism/.
Malik, Kenan. (2015). “Is Eastern Europe really more racist than West?”.
Diakses pada 20 Juni 2023, dari
https://www.nytimes.com/2015/11/04/opinion/who-invented-
fortress-europe.html
Phillips, Megan. (2015). “Don’t believe everything you see at the movies: the
influence of Anti-Communist and Anti-Slavic government propaganda
in Hollywood cinema in the decade following WWII”. Diakses pada
22 Juni 2023, dari
https://journals.troy.edu/index.php/test/article/view/371
Bendersky, Joseph W. (2000). A History of Nazi Germany: 1919–1945.
Plymouth, Inggris: Rowman & Littlefield. hal.177.
Detrez, Raymond; Plas, Pieter. (2005). Mengembangkan Identitas Budaya Di
Balkan: Konvergensi Vs Divergensi. Brussels: PIE Peter Lang SA,
hal. 220, ISBN 90-5201-297-0.
Elsi, Robert. (1950). Great Soviet Encyclopedia Of Moscow. Kegiatan Sastra
Pendeta Katolik Gjergj Fishta Mencerminkan Peran Yang
Dimainkan Oleh Pendeta Katolik Dalam Mempersiapkan Agresi
Italia Melawan Albania.
Longerich, Peter. (2010). Holocaust: Penganiayaan dan Pembunuhan Orang
.

Yahudi oleh Nazi. Oxford; New York: Oxford University Press. P.


241.ISBN 978-0-19-280436-5.
Snyder, Timothy. (2010). Bloodlands: Eropa antara Hitler dan Stalin . New
York: Buku Dasar. hal.411
Wydawnictwo, Neriton. (2006). Seratus Juta Orang Slavia yang Konyol:
Mengenai Pandangan Dunia Adolf Hitler Jerzy Wojciech Borejsza.
Instytut Historii Polskiej Akademii Nauk, halaman 41.

11

You might also like