You are on page 1of 2

Tugas Pertemuan IV

Nadya Khasanah Aini (205110307111013)


Nur Haliza Aprilia (205110307111005)
Muhammad Minan (205110301111022)

Eksistensialisme Jean-Paul Sartre adalah aliran eksistensial hasil pemikiran Jean-Paul Sartre.
Aliran ini dibagi menjadi beberapa bagian, seperti:
1. L'Être-en-Soi : Dalam bahasa Inggris, Etre-en-Ssoi adalah thingness (dunia
benda-benda). Apabila manusia dipandang sebagai benda, maka ia dapat diartikan
sebagai objek bagi manusia lain.
2. L'Être-pour-Soi : Etre-pour-Soi (kesadaran) memiliki arti ada untuk dirinya, hal
itu merupakan salah satu bentuk keistimewaan sebagai manusia karena bisa
menyadari segala suatu hal. Dengan kesadarannya itu dia dapat bertanya tentang apa
saja dan mencari tahu segala maknanya.
3. La Liberté : La Liberté berarti kebebasan. yang dimaksud Sartre dalam
kata tersebut ialah membicarakan mengenai kemerdekaan manusia. yang dapat
bergerak atas kehendaknya sendiri, bebas, dan tidak dikendalikan oleh hal lain, atau
tidak berperilaku secara stagnan seperti mesin.
4. L’Autrui : L’Autrui membicarakan hubungan antar manusia. Hubungan
ini dapat terlihat antara suami dan istri, anak dengan ibunya, atau antara manusia
dengan melihat peran masing-masing apakah ia subjek atau objek.

Dalam karyanya yang berjudul Les Mots, terdapat penerapan kelima bagian tersebut jika
dicermati lebih lanjut. Berikut merupakan kalimat yang kami temui serta bagian yang
digunakan:
1. “Les jours de pluie, Anne-Marie me demandait ce que je souhaitais faire...” memiliki
arti “Pada hari-hari yang hujan, Anne-Marie bertanya kepada saya apa yang ingin
saya lakukan”. Pada kalimat ini, terdapat hubungan antara subjek “Anne-Marie” dan
objek “me” yaitu subjek yang bertanya kepada objek. Selain itu, jika dilihat pada
narasi awal yang berbunyi “...le jeune Jean-Paul Sartre sort avec sa mère
Anne-Marie…” dapat diketahui bahwa objek “me” pada kalimat tersebut adalah
Jean-Paul Sartre muda dan Anne-Marie adalah ibunya, sehingga jika disimpulkan,
hubungan yang ditemukan adalah ibu-anak dan sang ibu bertanya kepada anaknya.
Konsep Eksistensialisme Sartrean yang digunakan dalam kalimat diatas adalah
L’Autrui.
2. “Nous décidons d’entrer dans une salle de projection” yang memiliki arti “Kami
memutuskan untuk memasuki ruangan proyeksi”. Pada kalimat ini, dapat dicermati
bahwa kata “décidons” atau yang berarti “memutuskan” adalah gerakan secara sadar
yang dilakukan manusia dan juga keputusan yang diambilnya tanpa adanya paksaan,
sehingga kalimat ini ditemui menerapkan La Liberté.
3. “Il fronçait les sourcils et elle ajoutait très vite” yang berarti “Dia (kakek Sartre)
mengerutkan kening dan dia (Anne-Marie, ibu Sartre) menambahkan dengan sangat
cepat”. Pada kalimat ini, hal tersirat terjadi saat sang kakek mengerutkan kening yang
berarti meminta penjelasan lebih dari Anne-Marie dan dengan terkesiap ia
menambahkan kalimat yang sebelumnya telah diutarakan. Keadaan tidak sadar yang
dilakukan kakek Sartre adalah mengerutkan kening yang membuat Anne-Marie
bertindak dengan melontarkan perkataan. Kalimat ini menggunakan konsep bagian
L’Etre-en-Soi.
4. “Mon grand-père paraissait à la porte de son bureau quand nous ouvrions celle de
l'appartement” yang memiliki arti “Kakek saya (Sartre) muncul di pintu kantornya
ketika kami (Anne-Marie dan Sartre) membuka pintu apartemen”. Pada kalimat ini,
kami fokus kepada kakek Sartre yang sadar akan kepulangan Sartre dan ibunya, lalu
secara spontan bertanya lebih lanjut kepada mereka. Dalam hal ini, ditemui
penggunaan bagian L’Etre-pour-Soi.

You might also like