You are on page 1of 6

KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM ( P O K J A L U H )

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAABUPATEN GORONTALO


Khutbah Idul Adha 1444 H/2023 M;
HAKIKAT SEBUAH PENGORBANAN
‫ َ ْ َ ُ َ ر ً َ َ ر ُ ه‬Oleh: Usman ‫ ر‬Tahir, َ َ ُ S.Ag ‫ر‬ َ َ ُ ‫ر‬ َ َ ُ
‫لِل‬
ِ ِ ‫ ْوالحمد‬,‫هللا ُأ ك ْب ك ِب ْبا‬,)x3( ,‫ هللا ا َكب‬,)x3َ (,‫ هللا ا ْكب‬,)x3(,‫َهللا اكب‬
َ َ َ ُ َ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ َ ً ُ َ َ ُ َ ً ‫ر‬
ِ ‫ال ِاله ِاال هللا وهللا اك رب َ رهللا اك رب و‬,‫هللا بك َرة وأ ِص ه ريل‬
‫هلل‬ ِ ‫ وس ربحان‬,‫ك ِث ْبا‬
ّ ‫الن‬ َّ َ ‫َ َ َ ُ ُ َ ّ َ َ َ َ َ ََ ر‬ ُ ‫ْ َ ر‬ ُ ‫ْ َ ر ُ ْ َ ر‬
‫ب‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ي‬‫ش‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫أ‬‫و‬ ، ‫م‬ ‫ل‬ ‫الس‬
‫َ ر َ ُ َ َ ر َ َ ُ َ َ ر ِ َ ُ َ َّ ُ َ ِ ً ِ َ ِ ُ ُ ِ ي‬ ‫ل‬ ‫ب‬‫س‬ ‫ا‬ ‫ان‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ذي‬ ‫ال‬ ‫هلل‬
ِ ‫د‬ ‫م‬ ‫لح‬ ‫ا‬ ‫هلل‬
ِ ‫د‬
َ ‫ َالحم‬,‫الحمد‬
َّ َ
َ ‫أ رش َه ُد أن ال إله إال هللا وحده ال‬,‫الكريم‬
َ َّ َ
‫شيك له وأشهد أن مـح َّمدا َع ربده‬
َ‫يا‬,‫ي‬ َْ ‫لله َّم َص ِ ِّل َو ِ َس ِّل رم َع ََل َس ِّيد َنا ُم ِ َح َّمد َو َع ََل آله َو َص رحبه أ رج َمع ر‬ ُ ‫ َأ‬,..‫وله‬ ُِ ُ َ َ
ِْ َ ِِ ِ ِ ‫ُ َ ِ َ َ ُ ٍ َّ َ ر‬ ‫َورس‬
َّ َ ُ
ُ ‫يا أ ُّي َها الن‬,َ ‫الِل َح َّق تقاته َوال ت ُموت َّن إال َوأنت رم ُم رسل ُمون‬ َّ
َ ‫آمنوا اتقوا‬ ُ َّ ُ َ ‫ين‬ َّ
َ ‫أ ُّي َها الذ‬
‫اس‬ ِ
ً َ َ ُ ‫َ َ َ َ َ َ ر َ َ ر َ َ َ َ َّ ر‬ ِ ِ ِ ‫َ َ َ ُ ِّ َّ ر‬ َّ ُ ُ َّ ِ َ ْ ُ َّ
‫س و ِاحد ٍة وخ َلق ِمنها زوجها وبث ِمنهما ِرجاال‬ ٍ ‫اتقوا ربكم ال ِذي خلقكم من نف‬
ُ َ
َ ‫الِل كان َعل ريك رم َرق ًيب‬
‫يا‬,‫ا‬
َ َ َ ‫الِل َّالذي َت َساءلون به َواأل رر َح َام إن‬
‫ه‬ َّ َ ُ َ ‫وا ه‬ ْ ُ َّ َ َ َ ً َ
‫كث ْبا ونساء واتق‬
ُ‫َّ َ ِ َ ُ ُ َ ر ً َِ ِ ً ُ ر ِ ر َ ُ ر َ ر َ َ ُ ر َ َ ر ِ ر َ ر‬ ُ َّ ُ َ َ ِ َّ ِ َ ُّ َ
‫يص ِلح لكم أعمالكم ويغ ِفر لكم‬. ‫أيها ال ِذين آمنوا اتقوا الِل وقولوا قوال س ِديدا‬
ً‫ول ُه َف َق رد َف َاز َف رو ًزا َعظيما‬ َ ُ َ َ َ َّ ‫ُ ُ َ ُ ر َ َ ُ ر‬
‫ذنوبكم ومن ي ِطع الِل ورس‬
ِ
Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad..
Kaum muslimin, Jamaah Shalat Idul Adha yang berbahagia..
Dengan rahmat Allah Swt., pada hari ini kita semua bisa melaksanakan salah satu
dari sunnah yang sangat diagungkan dalam Islam yaitu, shalat ‘Idul Adha.. Lihatlah, langit
yang cerah di pagi yang indah, matahari tersenyum sumringah, semilir angin dengan
ramah mengusir gerah, seakan mengajak kita untuk selalu berhamdalah. Alhamdulillah,
puji syukur kepada Allah yang Maha Pemurah, Tuhan yang masih memberi kesempatan
kepada kita untuk beribadah, melaksanakan salat Idul Adha dengan berjamaah.
Dipagi hari yang syahdu ini, ditengah gemuruh lantunan takbir, tahmid dan tahlil,
diiringi dengan tasbih para makhluk, burung-burung, pepohonan, lautan dan daratan serta
seluruh yang ada di langit dan di bumi. Tasbih berhias suka cita yang terkadang tumpah
dalam linangan air mata bahagia, maka kata syukur dan pujianlah yang pantas kita
ucapkan dan kita dendangkan sebagai wujud kebahagiaan atas segala nikmat yang tak
terhingga dari Zat Yang Maha Memberi. Betapa banyak dosa yang kita angkat kepada-
Nya sedang Dia (Allah) membalas dengan limpahan nikmat, rahmat serta ampunan yang
tiada batasnya.
Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad..
Ayyuhal mukminun ‘ibadallah..
Pada saat ini, umat muslim dari seluruh penjuru dunia, dari beragam suku,
beraneka budaya, bermacam warna, pria maupun wanita, berkumpul memenuhi panggilan
Allah melaksanakan ibadah haji. Saat ini, saudara-saudara kita berada di Mina, tadi
malam bermalam di Muzdalifah, adapun kemarin melakukan wuquf di Arafah seharian.
Mereka datang ke tanah haram memenuhi panggilan Allah.
َ ‫َ َّ ر َ َّ ُ َّ َ َّ ر َ َ َّ ر َ َ ََ ر َ َ َ َ َّ ر‬
‫شيك لك لبيك‬ ِ ‫لبيك ال‬،‫لبيك اللهم لبيك‬
“Aku datang memenuhi panggilanMu, Ya Allah. Aku datang memenuhi
PanggilanMu. Tiada Sekutu bagiMu.”
Adapun umat muslim lainnya yang tidak melaksanakan ibadah haji, ikut larut dalam
meyambut hari besar hari raya Idul Adha, hari raya kurban. Seluruh umat muslim turut
menggemakan kalimat takbir, kalimat tahmid sebagai wujud ketaatan dan pengakuan
seorang hamba akan kebesaran dan keagungan Allah SWT, Tuhan semesta alam raya.
Hari raya Idul Adha atau hari raya kurban tidak dapat terlepas dari kisah teladan
yang digambarkan dalam Al-Quran melalui seorang yang mulia yaitu Nabi Ibrahim AS

1
yang mampu menjalankan perintah Allah SWT untuk mengorbankan anaknya Nabi Ismail
dengan cara menyembelihnya. Namun, pada akhirnya tanpa diduga, Allah mengganti Nabi
Ismail dengan seekor domba yang gemuk. Sungguh sangat luar biasa, ujian yang dialami
oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dapat kita bayangkan, seorang nabi pun
mendapatkan ujian dari Allah SWT, apalagi kita sebagai manusia biasa. Hal ini,
menunjukkan bahwasanya keislaman, keimanan dan ketakwaan kita akan terus diuji oleh
Allah SWT untuk melihat di mana, pada level apa dan kualitas apa kita berada.
Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad
Kaum muslimin yang berbahagia….!
Pada hari ini kaum Muslimin merayakan Hari Idul Adha dengan melaksanakan
shalat id karena telah sampai pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah. Shalat Idul Adha adalah
peristiwa besar yang setiap tahun umat Islam sedunia melaksanakannya dan setelah itu
menyembelih hewan-hewan kurban sebagai sunnah muakkadah. Setiap kali merayakan
Idul Adha, kita tidak bisa lepas dari membicarakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Bapak - anak ini menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam banyak hal, seperti dalam
ketaatan dan kepasrahan diri kepada Allah SWT, kesabaran dan keikhlasan beribadah,
serta dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.
Nabi Ibrahim AS. adalah seorang ayah sekaligus seorang hamba Allah yang lurus,
berhati lembut, lagi penyantun. Beliau seorang Nabi dengan teladan kepemimpinan yang
mencerahkan. Sedangkan sang anak, Nabi Ismail AS., adalah seorang anak yang sabar
dan berbakti kepada kedua orang tua; dan tentunya juga taat kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS menikah dengan Siti Sarah sudah cukup lama, bertahun-tahun,
namun belum dikaruinai seorang anak pun. Beliau telah lama mengidamkan hadirnya
seorang anak. Kemudian oleh Siti Sarah, Nabi Ibrahim dipersilakan untuk menikah lagi
dengan Siti Hajar yang tak lain adalah seorang pembatu bagi keluarga Ibrahim. Dan
akhirnya beliau mendapatkan seorang anak hasil pernikahannya dengan Siti Hajar dan
diberinya nama Ismail. Beliau merasa senang dan tenang bersama sang buah hati. Beliau
melihat Ismail menikmati masa kanak-kanaknya dan menemani kehidupannya dengan
tentram dan damai. Tetapi kemudian, Ibrahim bermimpi dalam tidurnya. Beliau
menyembelih anak satu-satunya itu. Ibrahim pun menyadari bahwa itu adalah perintah
dari Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,
Kita bisa membayangkan betapa Nabi Ibrahim tengah diuji Allah SWT. Anak satu-
satunya yang telah lama beliau nantikan kehadirannya hingga usia beliau hampir 100
tahun, pada akhirnya harus dikorbankan atas perintah Allah dengan cara disembelihnya
sendiri. Bagaimanakah sikap Nabi Ibrahim menghadapi perintah tersebut? Nabi Ibrahim
adalah seorang rasul. Maka beliau tidak ragu-ragu dalam memahami dan menerima
perintrah tersebut. Tidak ada kekacauan dalam pikiran beliau sehingga beliau tidak
melakukan protes atau mencoba bertanya kepada Allah untuk meminta klarifikasi.
Misalnya dengan bertanya, ”Kenapa ya Allah, harus saya sembelih anak tunggal saya
ini?”
Tidak ada pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Yang ada pada Nabi Ibrahim AS
adalah penerimaan total, keridhaan yang mendalam, ketenangan dan kedamaian yang
luar biasa. Itulah sebabnya Nabi Ibahim AS mendapat berbagai macam gelar seperti: ulul
azmi (orang yang sangat sabar), khalilullah (kekasih Allah), hanifan muslima (orang yang
lurus yang berserah diri kepada Allah SWT), abul anbiya (bapak para nabi), dan
sebagainya. Kisah bagaimana Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah SWT bisa

َ ُ َ ‫َ ُ َْ َّ ِّْ َ َ ْ ْ َ َ َ ِّْ َ ر‬
kita simak sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat Ash-Shaffat, ayat 102:
‫يا ب يب ِإ ين أرى ِ يف المن ِام أ ين أذبحك‬
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”.
Ayat tersebut merupakan perintah dari Allah SWT agar Nabi Ibrahim menyembelih
Ismail yang belum cukup dewasa atau masih anak-anak karena baru berusia kurang dari
14 tahun. Maka Nabi Ibrahim sebagai orang tua bertanya kepada Ismail bagaimana
pendapatnya tentang perintah tersebut sebagaimana dikisahkan dalam bagian ayat
berikutnya:
َ َ ُ َ
‫فانظ رر َماذا ت َرى‬
2
“Maka pikirkan, apa pendapatmu tentang perintah itu”.(QS. Ash-Shaffat: 103)
Pertanyaan Nabi Ibrahim kepada Ismail ini sebenarnya mengandung pelajaran
berharga bahwa seorang ayah atau orang tua tidak ada jeleknya, bahkan sangat bagus,
memberikan hak bertanya atau mengemukakan pendapat bagi anak-anaknya berkaitan
dengan masa depan mereka. Apalagi menyangkut soal hidup dan mati. Dengan kata lain,
ini sesungguhnya pelajaran tentang demokrasi atau musyawarah dimana dialog untuk
mencapai persepsi yang sama diperlukan untuk meraih tujuan baik yang akan dicapai
bersama. Dengan cara seperti ini tentu keikhlasan untuk menerima sebuah keputusan
bisa dicapai dengan baik secara bersama pula. Maka tidak mengherankan ketika
memberikan jawaban kepada Ibrahim , Ismail menjawab dengan jawaban yang sangat

ُ َّ ‫َيا َأ َبت راف َع رل َما ُت رؤ َم ُر َس َتج ُد ْن إ رن َش َاء‬


bagus, penuh kesabaran dan keikhlasan sebagai berikut:
َ‫الصابرين‬
َّ ‫الِل م َن‬
ِِ ِ ِ ‫ِ ِي‬ ِ
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS. Ash-Shaffat: 103)
Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu.. Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum muslimin rahimakumullah…!
Dengan ketaatan kepada Allah SWT yang luar biasa sebagaimana ditunjukkan
Nabi Ibrahim dan Ismail, maka Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim sebagaimana

ُ ‫َو َن َاد ري َن ُاه َأ رن َيا إ رب َراه‬


termaktub dalam Surat As-Shaffat, ayat 104 -105 sebagai berikut:
ْ ْ ‫الر رؤ َيا ۚ إ َّنا َك َ َٰذ ِل َك َن رجزي ْال ُم رح ِس ِن‬
َ‫ي‬ ُّ ‫ َق رد َص َّد رق َت‬...‫يم‬ ِ ِ
ِ ِ
"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu; sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik”.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah hanya menghendaki ketundukan dan
penyerahan diri Nabi Ibrahim AS, sehingga tiada lagi tersisa dalam diri beliau kecuali
ketaatan kepada Allah. Nabi Ibrahim meyakini tidak ada perintah yang lebih berharga dan
lebih tinggi daripada perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim rela mengorbankan segalanya,
termasuk yang paling berharga, yakni Ismail dengan pengorbanan yang penuh keridhaan,
ketenangan, kedamaian, dan keyakinan akan kebenaran. Maka, Allah kemudian menebus
putra itu, Ismail–dengan seekor hewan sembelihan yang besar.
Dengan peristiwa inilah, kemudian dimulailah sunnah berkurban pada shalat Idul
Adha hingga sekarang. Disembelihnya hewan-hewan kurban menjadi pengingat kita atas
kejadian besar tersebut. Peristiwa itu akan terus menyibak tabiat keimanan yang kita
genggam supaya kita lebih paham mengenai bagaimana kita berserah diri seutuhnya
kepada Allah SWT; bagaimana kita taat kepada Allah dengan ketaatan yang penuh
keridhaan. Semua itu agar kita makin mengerti, bahwa Allah tidak hendak menghinakan
manusia dengan cobaan. Pun tidak ingin menganiaya dengan ujian. Melainkan, Allah
menghendaki agar kita bersegera memenuhi panggilan tugas dan kewajiban secara total.
Itulah momentum pengorbanan paling akbar dalam sejarah manusia. Itulah
momentum kebesaran paling agung dalam sejarah kehidupan.
Berqurban tidak hanya menyembelih binatang, tapi lebih dari itu, berqurban adalah
membunuh sifat kebinatangan dalam diri kita. Berqurban adalah bagaimana kita menjadi
manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Berqurban adalah bagaimana kita
memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan hidup suatu umat. Berqurban adalah
bagaimana kita bersungguh-sungguh untuk berbagi terhadap sesama. Berqurban tidak
hanya sekedar berqurban. Apa pun bentuk pengorbanan itu harus didasari oleh nilai takwa
yang tinggi terhadap Allah SWT.
Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum muslimin rahimakumullah…!
Subhanallah….! Semua itu dilaksanakan oleh Ibrahim dan putranya. Bisikan jiwa,
godaan setan runtuh berhadapan dengan kekokohan iman dan rasa cinta pada Sang
Pencipta pemilik langit dan bumi. Dan dengan segala pengorbanan itulah nama beliau
diabadikan dalam kitab yang paling mulia (Al-Qur’an) yang terus dibaca hingga akhir
zaman, bahkan menjadi qudwah bagi sekalian alam. Dengan pengorbanan itulah, beliau
telah mendahului kita dengan kenikmatan tiada hingga disisi Tuhan pencipta alam
semesta..
Mari kita belajar memahami dan menangkap makna dari pengorbanan yang

3
sesungguhnya. Karena di balik pengorbanan ada sebuah cinta. Cinta itulah yang
melahirkan suatu energi positif dan kekuatan yang luar biasa dalam jiwa. Dari
kecintaannya kepada Allah lahirlah ketaatan. Ketaatan itu adalah wujud dari rasa cinta.
Cinta harus selalu diperjuangkan, oleh karenanya cinta selalu membutuhkan
pengorbanan. Sebesar apa pengorbanan yang kita berikan, sebesar itulah cinta yang kita
miliki.
Tak pernah berhenti di sepanjang masa.., Allah Ta’ala memilih diantara hamba-
hamba-Nya yang dimuliakan dengan pengorbanan itu.
‫ِّ َ ْ ُ ر َْ َ ٌ َ َ ُ ۟ َ َ َٰ َ ُ ۟ َّ َ َ َ ر َ ر ُ َّ َ َْ َٰ َ ُ ر‬
‫ض ن رح َبهۥ َو ِمن ُهم‬ ‫من ٱلمؤ ِم ِن ْي ِرجال صدقوا ما ع ــهدوا ٱلِل علي ِه ۖ ف ِمنهم من ق‬
ً َ ۟ ُ َّ َ
‫َّمن َينت ِظ ُر ۖ َو َما َبدلوا ت رب ِديل‬
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)”. (QS.
al-Ahzab : 23)
Ada yang berkorban dengan nyawa demi mempertahankan akidah yang kokoh
seperti Asiah bintu Muzahim istri Fir’aun.. Ada yang berkorban dengan dibantai berjamaah
seperti kisah Ashabul Ukhdud.. Ada yang berkorban membeli surga dengan hartanya
seperti Abu Bakr, Utsman bin Affan, Khadijah dan Abdurrahman bin Auf..
Ada yang berkorban dengan masa mudanya seperti Mush’ab bin Umair, pemuda
kaya raya yang diboikot oleh keluarganya karena mengikuti dakwah tauhid, yang diakhir
hidupnya Rasululullah terharu karena tak ada yang menutupi jasadnya kecuali sepotong
kain yang jika ditarik ke kepala tersingkap kaki beliau dan jika ditarik ke kaki tersingkap
kepala beliau… Dan masih banyak lagi hamba-hamba pilihan yang mengorbankan
segalanya demi membuktikan cinta pada Allah..
Selanjutnya, mari kita melihat diri-diri kita… Apakah yang sudah kita korbankan
untuk sampai di surga Allah..?! Apakah yang sudah kita korbankan demi meraih keridhaan
Allah..?! Apakah yang sudah kita korbankan untuk meraih ampunan Allah?!
Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan membuat kita merasa malu pada Allah
dan pada diri kita sendiri.. Betapa sulitnya kita berkorban sampai untuk diri kita sendiri..
Shalat lima waktu sering kita lalaikan atau tidak mengerjakannya di awal waktu, Subuh
terkadang kesiangan, sedangkan jika kita memiliki perjalanan bisnis dengan pesawat
terbang, kita berusaha tidak terlambat untuk hadir di bandara walau waktunya dini hari
sekalipun..
Begitu beratnya kita terbangun di malam hari untuk qiyamullail dan tahajjud,
sedangkan untuk pertandingan sepakbola kita rela begadang semalam suntuk hanya
untuk menyaksikan klub jagoan kita yang merumput di lapangan hijau. Jika yang dibangun
adalah mall-mall, ruko-ruko dan pusat perbelanjaan maka hanya dalam hitungan bulan
sudah berdiri megah, namun untuk merampungkan pembangunan sebuah masjid
terkadang pengurus harus setiap Jumat meminta sumbangan dari jamaah, dan terkadang
itu sampai bertahun tahun… Subhanallah…!.. Manakah bukti bahwa kita adalah para
perindu surga yang rela berkorban dengan segala yang dimiliki untuk meraihnya…?
Allahu akbar 3X, walillahil hamd…
Kaum muslimin rahimakumullah…!
Hari ini, realita yang memilukan, dari sebagian oknum aktivis dakwah, justru yang
dikorbankan adalah kawan sejalan yang sama-sama meniti jalan perjuangan para nabi,
menyeru kepada yang makruf serta mencegah dari kemungkaran. Saling melempar
tuduhan keji tanpa tabayyun, mencemarkan kehormatan sesama dai secara sembunyi-
sembunyi dan terang-terangan, saling berbalas hujatan di dunia maya dan nyata, vonis
prematur yang keji pada sebagian ulama dan penuntut ilmu, merasa diri dan kelompoknya
yang paling benar, menghukumi niat-niat orang yang menyelisihinya tanpa berusaha
memberi udzur dan alasan Ukhuwah Islamiyah yang mulialah yang jadi korban,
kehormatan sebagian ulama dan dai yang menjadi tumbal, waktu dan tenaga tergerus
untuk hal yang sia-sia, padahal musuh-musuh agama semakin solid merapatkan barisan
sedang sebagian kita masih berkutat dan berdebat pada masalah-masalah fiqhiyyah dan
ijtihadiah atau saling klaim siapa yang berada diatas ‘manhaj yang kokoh.’ La hawla wala
quwwata illa billah…

4
Tidakkah seyogyanya kesemuanya itu kita akhiri..? Marilah kita kembali pada
tuntunan al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an memerintahkan kita untuk bersatu,
berukhuwah, berbaik sangka, saling membantu antara yang satu dan lain. Al-Qur’an
melarang perpecahan, perselisihan, saling memusuhi, mencari-cari aib, ghibah, namimah
dan adu domba.
Semua sudah jelas, semua sudah gamblang… Berbeda pendapat adalah
sunnatullah, namun mari kedepankan adab dan nasihat yang bijak dan santun, dahulukan
prasangka baik kepada saudara kita sebelum memvonis. Perkara-perkara yang bisa
menyatukan kita lebih banyak dari hal-hal sepele yang terkadang membuat kita saling
memusuhi antara yang satu dengan yang lain..
Fenomena lain.. Perebutan kekuasaan, kepentingan politik yang menjadikan
persaudaraan sebagai korban. Fenomena saling cekal, saling hujat, saling mencurigai
menjadi sajian rutin setiap waktu, Hoax berseliweran dimana-mana, rakyat kecil yang ikut
menjadi korban yang mana semua selalu mengatasnamakan ‘rakyat’ demi merebut
simpati yang pada kenyataannya hanya untuk keserakahan pribadi dan golongan. Begitu
mudahnya persahabatan yang telah terjalin lama menjadi korban demi kepentingan
sesaat.Betapa murahnya harga diri dijual hanya untuk mengamankan kantong-kantong
pribadi atau perusahaan-perusahaan pribadi.Bahkan betapa gampangnya agama
digadaikan, idealisme menjadi tumbal hanya demi meraih sedikit keuntungan duniawi dan
secuil kekuasaan semu. Wallahul musta’an..
Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd..
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….!
Tidakkah sepantasnya ini kita akhiri…? Bukankah harta, pangkat, jabatan bahkan
dunia ini adalah sesuatu yang fana?! Dunia terlalu hina untuk membuat kita saling
memusuhi antara yang satu dengan yang lain. Hanya karena beda pilihan dalam pilpres
atau pilkada kita saling membelakangi, bahkan yang memilukan berita yang kita dengar
ada sebuah rumah tangga yang terpaksa harus bubar hanya gara-gara beda pilihan dalam
pemilihan kepala desa. Subhanallah..!
Saatnya kita mengorbankan sifat arogansi kita, saatnya kita kuburkan sifat-sifat
jahiliah kita, dan sekaranglah saat untuk kita kembali merajut persatuan dan ukhuwah
demi mencapai keridhaan Allah.
Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada kita kepada jalan-jalan
kebenaran dan keistiqamahan dan menjaga kita dari segala fitnah dan ujian, baik yang
tersembunyi maupun yang tampak.… Aamiin Allahhumma Aamiin..
َ‫العظ ريم َو َن َف َع ْب َوا َّي ُاك رم ب َما ف ريه م َن ال َا َيات و‬ ُ ْ ‫َ َ َ ُ ََُر‬
َ ‫الق ررأن‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ِ ُ َّ ‫ب ْارك َهللا ِ يل َو َل َكم ِ يف ُ ِّ ِ َ ر ِ ُ ِ َ َ َ ُ ِ ي‬
َ ‫السم ري ُع‬
‫الع ِل ري ِم‬ َّ َ ‫ر‬ َ َّ ‫ر‬
ِ ‫ِذك ِرالح ِكي ِم و تقبل هللا ِم ْ يب و ِمنكم ِتلوته ِانه هو‬

5
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫هللا اكب هللا اكب هللا اكب‪,..‬هللا اكب هللا اكب هللا اكب‪,..‬هللا اكب وهلل الحمد‬
‫َّ ر َ ر َ َ َ ر َ ْ ر َ َ ْ ر َ َ ُ َ ِّ ر َ ُ َ ِّ ُ َ َ َ ر ْ َ َ‬ ‫ْ َ ر ُ‬
‫ِهلل ال ِذي أنعمنا ِب ِنعم ِة ا ِ َإليم ِان وا َِإلسل ِم َ‪ .‬ونص يَل ونسلم عَل خ ْ ِب األن ِام‬ ‫الحم َ ِ‬ ‫د‬
‫َ ر َ ُ َ ر َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ر‬
‫ر َ ر َْ َ ُ‬ ‫دو َعَل اله َو َص ر‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َس ِّيدنا ُم َح َّم َ‬
‫شيك‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫‪,‬‬ ‫ي‬ ‫ْ‬
‫َ ُ َ ِ َ ر َ ُ َ َّ َ ً َ ُ ُ َ ِ ُ َ ُ َ َ ِ‬ ‫ع‬‫ِ‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫ح‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫س ِّل رم ِ َع ََل َس ِّيد َنا ُم َح َّمد ِوَ‬ ‫له وأشهد أن ُمـح َّمدا ع ربده و َر ُسوله‪,..‬ألله َّم ص ِّل و َ‬
‫ُ ُ َِ ً ٍ‬
‫ر َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ ر َ ر َ ر َْ َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ َّ ُ‬ ‫ََ‬
‫عَل ِآل ِه و َصح ِب ِه أجم ِع ْي ‪,‬يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا الِل وقولوا قوال س ِديدا‬ ‫‪..‬‬
‫َّ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ر َ َ َ ر ً‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬ ‫ُ ر ر َ ُر ر َ َ ُر ََ ر ر َ ُر ُُ َ ُ‬
‫يص ِلح لكم أعمالكم ويغ ِفر لكم ذنوبكم ومن ي َ ِط ِع الِل ورسوله فقد فاز فوزا‬
‫صلوا َع َل ريه وَ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ ّ َ َ َّ َ َ َ ُ‬ ‫َ ً ‪َ َ ُّ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َّ ..‬‬
‫ِ‬ ‫ع ِظيما ‪ِ ,‬إن الِل و ملئكته يصلون عَل النب يأيها ال ِذين ءامنوا‬
‫ً‬ ‫ِّ ُ َ‬
‫سل يما‬ ‫ت‬ ‫سلموا‬
‫ُ َ َّ ى َ َ َّ ْ َ َ ى ْ َ ْ َ َ َ ى‬ ‫ى ّ ُ َّ َ ِّ ِ َ ى ُ َ َّ َ َ ى‬
‫آل‬ ‫اهيم و َعَل ِ‬ ‫ت عَل ِإبر ِ‬ ‫اللهم ص َّل عَل محم ٍد وعَل آل محمد كما صلي‬
‫الراشدين األئ َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الل ُه َّم َعن الخلفاء َ‬ ‫ى‬ ‫ُ‬ ‫ْ َ ْ َ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ ْ َ َّ‬
‫ض َ َ ُ ْ ِ َ ُ ْ َ ِ َ ِ ْ ِ ُ ِ ْ َ ْ ِ ِ َ َى‬
‫ة‬ ‫م‬
‫ُ‬
‫ك ح ِميد م ِجيد ‪ ،‬وار‬
‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ ن َ َ‬ ‫ى‬ ‫اهيم ِإن‬ ‫ِإبر ِ‬
‫الصدي ِق ‪َ ،‬وع َمر الفارو ِ ىق ‪ ،‬وعثمان ِذي النوري ِن ‪ ،‬وأ َب‬ ‫ِ‬ ‫ي ؛ أ َب بك ٍر‬ ‫ِ‬ ‫المه ِد ِي‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫ي ‪َ ،‬و َعن التابع ْ نَ‬ ‫الص َح َابة أ ْج َمع ْ نَ‬ ‫ض الل ُه َّم َعن َ‬ ‫َّ‬ ‫ي َعَل ‪َ ،‬و ْار َ‬ ‫الح َس َن ْ‬ ‫َ‬
‫ي َو َم ىن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ن‬
‫وع َّنا َم َع ُه ْم ب َم ِّن َك َو ىك َرم َك ِ َوإ ْح ِ َسان َك َيا أ ْك َرمَ‬ ‫ِّ ْ ِ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ُ ْ ِ ْ َِ ِ ى َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ان ِإَل يو ِم الدي ِن ‪،‬‬ ‫ت ِب َعْهم ِب ِإحس ٍ‬
‫ي‬ ‫األ ك َرم ْ نَ‬
‫ي ‪َ ،‬و َد َّم ْر ىأ ْع َداءَ‬ ‫الم ِْشك ْ نَ‬ ‫الش َك َو ُ‬ ‫ي ‪َ ،‬وأ ِذ َّل ِ ِ ْ‬
‫ى‬ ‫الم ْسلم ْ نَ‬ ‫ىا َّلل ُه َّم ِ ىأع َّز اإل ْس ََل َم َو ُ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ِّ ْ َ َ ْ ِ َ ْ َ َ ِّ ْ َ َ َ َّ َ ى ْ نَ ‪ .‬ى َّ ُ َّ ِ ِ َّ ن ى ْ َ َ َ ى ْ ْ‬
‫الدين ‪ ،‬واحم حوزة الدين يا رب العال ِمي اللهم ِآمنا ف أوط ِاننا وأص ِلح‬
‫ى َّ َ َ َ ُ َ َ ُِ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ِ ِ َ َّ َ َ َ َ َ َ َّ‬
‫أ ِئمتنا ووَلة أمو ِرِّنا ‪ ،‬واج ىعل ِوَليتنا ِفيمن خافك واتقاك واتب َ ْع ِرضاك يا رب‬
‫َ‬ ‫َ ى ْ نَ ى َّ ُ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ُّ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ‬
‫الع َال ِمي‪,‬اللهم وفق و ِ َِل أم ِرنا ِلما ت ِحبه وترضاه ِمن س ِدي ِد األقو ِال‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ى‬ ‫َ ْ َ ى َّ ُ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ ُ ْ ْ نَ ُ ْ َ ْ َ ْ نَ ن ُ ِّ َ ى‬
‫ان‪ .‬الله َّم‬ ‫ك‬ ‫واألعمال‪.‬اللهم احفظ إخواننا المسلمي المستضعفي ف كل م‬
‫ُ ُ ِْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ِِّ َ ى ْ َ َ ْ َ ِ َ ِ ْ َ َّ َ ى ْ َ َ ِ ُّ َ ِ َ ِ َ ْ َ َ ى ٍ َّ ُ َّ َّ‬ ‫َ‬
‫آت نفوسنا تقواها وزكها أنت خي من زكاها أنت و ِليها وموَلها‪ .‬ا َّللهم ِإنا‬ ‫ِ‬ ‫و‬
‫ى ى َْ‬ ‫َ ْ ى ُ َ ُ َّ َ َ ُ َّ َ ْ ُ ُّ َ َ َ َ َ َّ ْ ُ َ ِّ َ َ ى ُ ِّ َ َ َّ َ‬
‫ىنسألك حبك وحب من ي ِحبك والعمل ال ِذي يقربنا ِإَل حبك‪,‬ربنا إنا ظلمنا‬
‫ْ َ َّ َ َ ن ُّ ْ‬ ‫ْ ُ َ َ َ ْ َّ ْ َ ْ ْ ى َ َ َ ْ َ ْ َ ى َ ُ ْ َ َّ َ َ‬
‫اِسين‪َ .‬ربنا ِآتنا ِ ِف الدن َيا‬ ‫الخ‬ ‫أنفسنا و ِإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من‬
‫َ ِ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ ِ ٰ َ َ ِ َ ِ َ ِّ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ‬ ‫َ َ ًَ َ ن‬
‫اآلخر ِة ح َسنة و ِق ىنا عذاب الن ِار ِإلـهنا وسيدنا وخ ِال ىقنا وربنا‬ ‫‪.‬‬ ‫ف ىِ‬ ‫َحَ ْس َن َة ىو ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ ْ َ ً َ ْ َ َ ْ نَ َ ْ َ َ ى ْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫وموَلنا أعد علينا ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ان‪،‬‬
‫العيد أعوام َا ع ِدي َد ٍة َ و ِس ِن َي م ِديد ٍ ْة عَل أم ٍن و ِإ َي ْم ٍَ‬ ‫هـذا ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬
‫آخر دعوانا‬ ‫اإلكر ِام ‪,‬و ِ‬ ‫‪..‬‬ ‫ىوسَل َم ٍْة ُو ِإ َّس ََل ٍم ِّ ‪ ،‬و َط ىاع ْ ٍة َ وحس ِن عم ٍل يا ذا الجَل ِل و ِ‬
‫ي‬ ‫ّلِل رب العال ِم ن‬ ‫أ ِن الحمد ِ ِ‬

‫‪6‬‬

You might also like