Professional Documents
Culture Documents
Obat antihistamin biasanya adalah yang pertama kali diberikan apoteker untuk meredakan
gejala alergi. Namun, tahukah Anda obat antihistamin terbagi dalam dua generasi
berbeda? Memang apa bedanya? Obat alergi Anda masuk generasi yang mana?
Obat ini hanya bisa meredakan gejala ringan yang berupa gatal-gatal, bersin, ruam biduran
pada kulit, hidung berair, sesak napas, dan mata merah berair. Obat ini tidak bisa digunakan
untuk mencegah kekambuhan alergi atau mengobati reaksi alergi yang parah
seperti anafilaktik.
Obat alergi ini bekerja mengurangi atau memblokir produksi histamin dalam tubuh. Histamin
adalah zat kimia yang diproduksi oleh sistem imun tubuh untuk melawan alergen yang
sebenarnya tidak berbahaya. Histaminlah yang menyebabkan jaringan di hidung, mata, dan
Anda membengkak sehingga terasa gatal.
Antihistamin itu sendiri terbagi menjadi dua generasi, yaitu generasi pertama dan kedua.
1. Diphenhydramine
Diphenhydramine adalah obat untuk membantu meredakan reaksi alergi seperti bersin,
mata gatal, atau tenggorokan gatal. Diphenhydramine juga dapat digunakan untuk
mengobati serta mengurangi kemerahan akibat gatal di tubuh.
Obat ini bekerja memblokir efek histamin yang menyebabkan gatal. Produk ini juga
mengandung bahan lain (seperti allantoin dan zinc acetate) untuk meredakan masalah
kulit, seperti kering, basah, atau bernanah.
Diphenhydramine bisa didapat bebas di apotek dalam bentuk bentuk topikal, seperti krim
dan gel, serta semprotan hidung. Namun, beberapa jenis dan merek dari obat ini tidak
dianjurkan untuk anak kurang dari 2, 6, atau 12 tahun kecuali bila diresepkan oleh dokter.
Maka itu, baca dulu aturan pakai dan dosisnya yang tertera pada kemasan untuk informasi
lebih lanjut.
2.Chlorpheniramine
Chlorpheniramine adalah antihistamin generasi pertama untuk membantu meredakan pilek,
bersin, mata gatal atau berair, dan hidung dan tenggorokan gatal akibat
alergi. Chlorpheniramin tersedia dalam sediaan tablet kunyah, permen, kapsul, dan suspensi
cair.
Kapsul, tablet telan, tablet kunyah, dan suspensi cair direkomendasikan diminum setiap 4-6
jam sesuai kebutuhan. Sementara unttuk ablet dan kapsul jangka panjang (long acting)
diminum dua kali sehari pada pagi dan sore hari sesuai kebutuhan.
3. Clemastine
Clemastine adalah obat antihistamin generasi pertama untuk meredakan gejala alergi
termasuk bersin, pilek, gatal, dan mata berair.
Versi generik dari Clemastine dalam bentuk tablet dan suspensi cair dapat dibeli di apotek.
Obat ini perlu diminum dua atau tiga kali sehari. Ikuti petunjuk pada label resep dan minum
clemastine persis seperti yang diarahkan dokter atau apoteker.
4. Promethazine
Promethazine juga obat antihistamin generasi pertama untuk mengobati gejala alergi seperti
gatal, pilek, bersin, mata gatal, atau mata berair.
Promethazine dapat dikombinasikan dengan obat-obatan lain untuk mengobati syok
anafilaksis akibat reaksi alergi parah.
Penggunaan obat ini harus dengan resep dan di bawah pengawasan dokter. Pasalnya,
promethazine dapat menyebabkan pernapasan melambat atau berhenti. Promethazine juga
tidak boleh diberikan kepada bayi atau anak-anak karena dapat menyebabkan bahaya yang
fatal.
Kesulitan buang air kecil atau nyeri saat buang air kecil
Efek samping ini lebih sering terjadi pada orang tua.
Obat generasi kedua bekerja lebih cepat dan tahan lama karena langsung menargetkan aksi
pada reseptor yang lebih spesifik. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi minum obat sampai
berulang kali dan dalam dosis yang tinggi.
Obat generasi kedua juga lebih minim risiko efek samping dan tidak begitu membuat
ngantuk sehabis diminum.
Beberapa contoh obat antihistamin generasi kedua adalah:
1. Cetirizine
Cetirizine adalah obat antihistamin generasi kedua yang banyak diresepkan untuk alergi
ringan. Cetirizine tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan obat tetes mata.
Sebuah studi kecil dari San Martino Hospital Italia yang diterbitkan dalam jurnal European
Annals of Allergy and Clinical Immunology melaporkan, penggunaan obat cetirizine setiap
hari selama tiga tahun dapat mengurangi gejala alergi.
Namun, penelitian ini hanya menguji keampuhan cetirizine pada satu jenis alergi saja dan itu
pun pada anak. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi untuk benar-benar menemukan
manfaat tunggal obat ini untuk alergi.
Obat ini hanya perlu diminum sekali sehari. Apabila dokter meresepkan dosis lebih sedikit
atau lebih banyak, konsumsi sesuai anjuran dokter.
2. Loratadine
Loratadine adalah obat yang digunakan untuk mengobati gatal-gatal akibat alergi. Mirip
dengan cetirizine, loratadine tidak menyebabkan kantuk dan cukup diminum sekali sehari.
Meski demikian, efek antihistamin pada obat cetirizine masih lebih cepat mengobati gatal
daripada loratadine.
3. Fexofenadine
Fexofenadine adalah obat antihistamin untuk meringankan gejala alergi termasuk bersin,
mata merah, gatal, atau berair. Obat ini umumnya dapat digunakan pada orang dewasa dan
anak-anak berusia 2 tahun ke atas.
Fexofenadine hadir dalam bentuk tablet dan suspensi (cair) untuk dikonsumsi. Biasanya
diminum dengan cara dicampur air sebanyak sekali atau dua kali sehari. Fexofenadine akan
bekerja lebih baik jika tidak dikonsumsi bersama jus buah seperti jeruk, jeruk bali, atau jus
apel.
Sebelum digunakan, kocok botol agar zat obat tercampur merata. Takar dosis fexofenadine
persis seperti yang diarahkan pada kemasan. Jangan menakar lebih atau kurang dari itu
atau mengonsumsinya lebih sering daripada yang ditentukan oleh dokter Anda.
Mengantuk
Sakit kepala
Sakit perut
Mulut kering
Efek samping yang serius dapat berupa kesulitan bernapas atau menelan.
Obat antihistamin yang lebih baru seperti loratadine dan cetirizine mengandung zat bius
dalam dosis rendah. Artinya, Anda mungkin masih akan merasa mengantuk setelah minum
obat. Namun, efek ngantuknya belum terbukti bisa mengganggu kemampuan Anda untuk
menyetir, berkendara, atau mengoperasikan mesin berat.
Berapa banyak dosis yang digunakan? Dosis obat umumnya bervariasi tergantung pada
hal-hal seperti usia dan berat badan Anda.
Kapan harus meminumnya? Sebelum mengonsumsi obat cari tahu atau tanyakan terlebih
dahulu seberapa banyak Anda harus minum obat ini dalam sehari. Pasalnya, tidak semua
obat harus diminum dalam aturan umum yaitu 3 kali dalam sehari. Ketahui juga kapan harus
minum obat tersebut. Beberapa obat antihistamin ada yang harus diminum sebelum tidur
karena punya efek yang bikin Anda jadi mengantuk.
Berapa lama boleh mengonsumsi obat tersebut? Beberapa jenis dapat digunakan untuk
waktu yang lama. Akan tetapi ada juga obat yang cuma boleh diminum dalam waktu
beberapa hari karena dapat menimbulkan efek samping.
Untuk mengetahui secara jelas serta lengkap beberapa pertanyaan di atas, ada baiknya
Anda tanyakan kepada dokter atau apoteker. Nantinya, mereka akan menjelaskan aturan
minum yang benar. Tanyanya juga apa yang harus dilakukan apabila Anda melewatkan
dosis atau minum dosis lebih banyak dari yang disarankan.
Obat ini tidak boleh diminum berbarengan dengan alkohol karena dapat meningkatkan rasa
kantuk. Obat alergi ini juga tidak boleh digunakan berbarengan dengan pil tidur, obat
penenang, atau pelemas otot.
Selain itu, antihistamin sering dikombinasikan dengan obat dekongestan atau penghilang
rasa sakit. Jika Anda minum obat kombinasi, penting untuk mengetahui setiap bahan aktif di
dalamnya. Karena mengonsumsi satu atau lebih obat pemblokir histamin dapat berinteraksi
dengan obat lain yang Anda gunakan.
Begitu pula jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit hati dan ginjal,
asma, dan pembesaran prostat. Penyakit hati dan ginjal dapat memengaruhi cara tubuh
memproses cetirizine, obat antihistamin jenis kedua.
Sementara dalam kasus yang jarang, obat generasi kedua perna terbukti menyebabkan
kejang bronkial pada penderita asma. Jika Anda mencurigai mengalami overdosis obat
antihistamin, seperti kebingungan, sakit kepala, pupil mata melebar, lemas, mengantuk,
jantung berdebar, sulit bernapas, dan tremor segera beri tahu dokter.
Bagi pria yang memiliki pembesaran prostat, obat-obatan ini dapat memperburuk masalah
buang air kecil Anda.
Anda mungkin perlu mencoba lebih dari satu jenis untuk menemukan yang cocok untuk
Anda. Maka, minta saran dokter obat apa yang harus dicoba, karena tidak semua
antihistamin cocok untuk semua orang.
Jika Anda tidak memiliki kondisi apa pun yang menghalangi konsumsi antihistamin, obat
generasi kedua mungkin jadi pilihan terbaik karena tidak terlalu bikin ngantuk. Sebaliknya
jika gejala alergi justru membuat Anda susah tidur nyenyak, generasi pertama mungkin
adalah solusi buat Anda karena membuat tidur pulas.
Pada umumnya semua orang yang mengalami reaksi alergi boleh mengonsumsi obat
antihistamin. Namun, beri tahu dokter dan apoteker dulu sebelum meminumnya jika Anda
sedang hamil atau menyusui. Ini karena dikhawatirkan obat bisa mengganggu
perkembangan janin atau bayi yang masih menyusu.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun
pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
Subscribe to updates
Baca Juga:
Ternyata Anda tidak boleh asal membeli obat alergi, lho. Terdapat cara tertentu untuk memilih obat alergi agar
kondisi Anda semakin membaik.
Jangan biarkan hidung tersumbat menganggu istirahat dan aktivitas Anda. Berikut pilihan obat untuk atasi hidung
tersumbat yang bisa dibeli di apotek.
Ini Dampaknya Jika Anda Minum Antihistamin Setiap Malam Sebelum Tidur
Antihistamin merupakan kandungan obat yang menyebabkan kantuk. Bolehkah diminum setiap malam sebelum
tidur? Apa saja efek samping antihistamin yang terjadi?
Alco Drop
Alco Drop adalah obat untuk mengatasi gejala pilek. Cari tahu dosis, efek samping, interaksi obat, serta
peringatan pemakaian Alco Drop di Hello Sehat.
INFORMASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN EDITORIAL
INFORMASI KESEHATAN
SITEMAP
HELLO SEHAT
TENTANG KAMI
EXECUTIVE BIOS
LOWONGAN
KONTAK KAMI
MARI BERTEMAN!
© 2020 Hello Health Group Pte. Ltd. Hak cipta dilindungi.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan
cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.