Professional Documents
Culture Documents
Pernyataan Bersama Gereja Lutheran Dan Gereja Ortodoks Perihal Pemahaman Tentang Keselamatan Di Dalam Terang Konsili-Konsili Ekumenis
Pernyataan Bersama Gereja Lutheran Dan Gereja Ortodoks Perihal Pemahaman Tentang Keselamatan Di Dalam Terang Konsili-Konsili Ekumenis
(1995)
Dokumen 3
Tuan El-Janah 1
KATA PENGANTAR
1
PERNYATAAN BERSAMA GEREJA
LUTHERAN DAN GEREJA ORTODOKS
PERIHAL PEMAHAMAN TENTANG
KESELAMATAN DI DALAM TERANG
KONSILI-KONSILI EKUMENIS
(TAHUN 1995)
2
Pada Pertemuan Komisi Gabungan ke-5 Dialog Lutheran-
Ortodoks di Bad Segeberg, Jerman, tahun 1989, diputuskan
untuk melanjutkan karya dialog dengan tema baru, “Otoritas di
dalam dan dari Gereja.” Tema ini, yang secara khusus mengacu
kepada Konsili-konsili Ekumenis, telah dibahas dan
dielaborasikan dengan sebuah pernyataan bersama pada
Pertemuan Komisi Gabungan ke-7 di Sandbjerg, Denmark,
tahun 1993, dan telah disepakati bahwa “Pemahaman tentang
Keselamatan di dalam Terang Konsili-konsili Ekumenis”
menjadi tema Pertemuan Komisi Gabungan ke-8 di Limassol,
Siprus, tahun 1995.
3
2. Misteri Allah tidak boleh dikacaukan dengan rumusan-
rumusan doktrin sehubungan dengan Tritunggal Mahakudus
dan Inkarnasi. Rumusan-rumusan doktrinal ini adalah
petunjuk-petunjuk yang diperlukan di dalam jalan yang
sempit, guna membantu umat beriman dalam menghindari
penyimpangan-penyimpangan sesat dan penyembahan
berhala yang memperkenalkan spekulasi teologis terhadap
substansi dan esensi Allah dan terhadap pribadi-pribadi
Tritunggal Mahakudus. “Tidaklah mungkin untuk
mengekspresikan Allah, dan bahkan lebih tidak mungkin
untuk memikirkan-Nya” (St. Gregorius sang teolog, Oratio
Theologica 2,4).
4
bertumbuh melalui iman di dalam pengalaman akan Allah
sebagai suatu misteri, dipupuk oleh kehidupan liturgi Gereja,
oleh iman apostolik, oleh doa, dan dengan berbagi di dalam
persekutuan Gereja lokal (Lihat Kis 2: 42).
5
perubahan, tanpa pembagian, dan tanpa pemisahan.”
Konsili-konsili Ekumenis selanjutnya mengikuti pengajaran
ini dan menerapkannya terhadap tatangan-tantangan baru
bagi iman. Konsili Ekumenis Kelima menerima dua
terminologi teologis di dalam pengakuan akan satu Tuhan
Yesus Kristus. Konsili Ekumenis Keenam menegaskan dua
kehendak dan energi kodrati, bersama dua sifat kodrati, dari
satu pribadi Logos yang berinkarnasi. Konsili Ekumenis
Ketujuh menarik kesimpulan dari penegasan kesatuan
hypostatis di dalam Kristus guna memastikan venerasi
terhadap ikon-ikon.
6
yakni Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yoh 15: 26),
memanggil, mengumpulkan, menerangi, dan memuliakan
orang-orang percaya di dalam Tubuh Kristus.
7
Kristus yang menghancurkan maut oleh kematian-Nya dan
menghidupkan mereka yang ada di dalam kubur. Dalam
konteks ini, pembenaran (dikaiosis) adalah pemerdekaan dari
kuasa iblis dan pemulihan persekutuan kita bersama Allah.
Mereka yang dibenarkan adalah juga yang dimuliakan (Rom
8: 30) di dalam Tubuh Kristus Sang Gereja. Melalui baptisan
dan partisipasi dalam misteri-misteri (sakramen-sakramen)
Gereja lainnya, umat beriman dibangkitkan ke kehidupan
baru kebenaran yang di dalam Kristus, bersama dengan
seluruh nabi dan orang kudus Perjanjian Lama dan Baru.
Allah memberikan mereka –di dalam Roh Kudus– kekuatan
untuk melewati pemurnian dan penerangan hati, serta tiba
“bersama seluruh orang kudus” (Ef 3: 18) pada permuliaan
(Mat 17: 2; Yoh 17: 22; 2 Kor 3: 18; 2 Pet 1: 4). Di dalam
kehidupan ini, permuliaan mungkin memliki beragam bentuk
dan dialami dengan beragam jangka waktu, dan di kehidupan
selanjutnya akan beralih dari kemuliaan kepada kemuliaan
tanpa akhir.
8
Perjanjian Baru, satu misteri keselamatan diekspresikan
dalam termoninologi berbeda yang pada dasarnya saling
melengkapi, seperti pengudusan, pembenaran, penebusan,
adopsi, pemerdekaan, permuliaan, dst. Dalam menafsirkan
pengajaran apostolik tentang keselamatan, dua tradisi
gerejawi kami mengembangkan titik tekan yang berbeda.
9
hukuman kekal, atau bahwa Allah hanya memilih orang-
orang tertentu dari mereka yang bersalah untuk diselamatkan
tanpa jasa manusia, atau bahwa Kristus wafat di salib hanya
bagi mereka, atau bahwa Kristus hanya mengasihi para
pendosa yang ditakdirkan masuk Sorga, atau bahwa Allah
harus diperdamaikan dengan manusia melalui pemyaliban
Kristus.
10
hubungan baru dengan Allah, seperti yang dikatakan oleh St.
Paulus, “Karena kita dibenarkan oleh iman, kita memiliki
damai bersama Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus”
(Rom 5: 1). Pembenaran adalah suatu partisipasi nyata di
dalam Kristus yang berkeberadaan Allah sejati dan Manusia
sejati. Di dalam Gereja, orang percaya melalui iman
berpartisipasi di dalam Kristus dan segenap karunia-Nya, dan
dengan demikian mendapat bagian dalam kehidupan Ilahi.
Kehadiran Kristus di dalam iman sungguh mempengaruhi
kebenaran Kristus di dalam kita, serta memimpin orang-
orang percaya kepada pengudusan hidup mereka. Dengan
jalan ini, orang-orang percaya mengerjakan keselamatan
mereka dengan takut dan gentar, percaya bahwa Allah di
dalam Kristus sedang bekerja bagi mereka, baik untuk
berkehendak maupun bekerja menurut kerelaan-Nya (Fil 2:
12-13).
11
keselamatan dan pembenaran umat manusia di sepanjang
zaman.
12
SUMBER TERJEMAHAN
13
“… karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut
dan gentar … karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya
…”
TUAN EL-JANAH adalah nama pena Penulis. Penulis adalah seorang profesional dan jemaat di salah satu gereja
tradisional Indonesia. Beliau terobsesi dengan Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dogmatika Kristen, tarombo Batak, dan
ilmu hukum. Buku ini dipersembahkan untuk kalangan sendiri. Soli Deo Gloria! 14