You are on page 1of 7

PANDANGAN REALITY TERAPHY TERHADAP MOVE ON SERTA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI TENTANG


DEFINISI DAN CARA MENGATASI MOVE ON

theodore jeremy alexander, hana premono, kumoro rayi ganeshasi


Universitas Khatolik Atma Jaya

ABSTRAK
Banyak mahasiswa yang salah persepsi tentang move on dan cara menghadapi move on
dalam diri mereka. Kami disini ingin membahas tentang move on dan cara
bagaimana cara move on. Sebelum kami membahas lanjut, menurut kami pengertian move
on adalah suatu cara untuk bergerak maju lebih baik kedepan dari masa lalu kita yang
mendapatkan kegagalan dalam pembelajaran, cinta, dan lain-lain. Selain move on, kita juga
harus mulai move up! Jika move on hanya sekedar “berpindah”, maka kita naik ke level
selanjutnya yaitu move up. Move up diartikan sebagai berpindah menuju level yang lebih
atas. Setelah kita bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik, maka tentunya kita harus
mulai melakukan perubahan agar kualitas pribadi kita menjadi semakin lebih baik dari
sebelumnya.Setiap orang pasti ingin menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Kesalahan,
kegagalan di tahun yang lalu pasti akan menja
Buatlah target-target hidupmu tanpa ragu. Potensi-potensi yang ada dalam diri kita
sangat berharga dan sayang sekali jika tidak dioptimalkan untuk digali. Tataplah deretan
target itu, resapi, rasakan dan yakinkan bahwa kita bisa mencapai semua itu. Tidak ada waktu
lagi untuk ragu, karena waktu tidak akan menunggu keraguan itu hilang. Keluarlah dari zona
nyaman, karena para pemenang tidak lahir dari lautan yang tenang!

Bab I Pendahuluan
Latar belakang
Seperti yang kita ketahui, a move adalah situasi dimana kita akan bepindah dari kebiasaan
lama dan beradapasi pada situasi baru atau membiasakan diri akan kepergian orang yang
penting bagi diri individu. seiring berkembangnya zaman akan sangat signifikan berbeda cara
setiap individu untuk mendefinisikan pengertian move on dan cara menghadapinya .
Move on sendiri diartikan sebagai berpindah dan mencoba melupakan. Move on merupakan
sebuah tekad untuk kembali bangkit dan melupakan hal-hal
yang dianggap menyakitkan.

Tujuan:
Kami mensurvey teman-teman kami melalui kuisioner yang telah kami buat untuk
mengetahui definisi move on, seberapa banyak jumlah orang yang pernah mengalami move
on, perasaan saat mengalami move on, cara mengatasi move on, gagal move on, yang
membuat gagal move on, dll

Ruang lingkup Materi:


Kami disini membahas move on itu tidak hanya dalam masalah cinta saja, namun dalam
kegagalan dalam belajar, dan sebagainya, tetapi banyak orang yang mengartikan bahwa move
on itu harus mengenai cinta. Nah kami menggunakan teori dan pendekatan konseling yaitu
teori relitas terapi. Teori realitas terapi ini dikemukakan oleh William Glasser (1925)
mengembangkan therapy realitas pada pertengahan tahun 1960-an. Robbert
Wubbolding meningkatkan pendekatan ini melalui penjelasan dan penelitiannya
terhadap pendekatan tersebut.
Glasser percaya bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis yang konstan
atau terus menerus hadir sepanjang rentang kehidupannya dan harus dipenuhi.
ketika seseorang mengalami masalah, hal tersebut disebabkan oleh satu faktor yaitu
terlambatnya seseorang dalam memenuhi kebutuhan psikologis. keterhambatan
tersebut pada dasarnya karena penyangkalan terhadap realita, yaitu kecenderungan
seseorang untuk menghindari hal - hal tidak menyenangkan. Hirarki kebutuhan
menurut Glasser, ada 4 yaitu: keanggotaan, cinta, kekuasaan, kebebasan dan
kesenangan
Dalam pendekatan reality theraphy ini memiliki konsep 3R, yaitu responbility,
right dan reality yang ditunjukan dengan penerimaan perilaku total seperti berpikir,
berbuat, merasakan dan menunjukan respon fisiologis. Ada pribadi yang sehat
dalam kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, identitas yang bertanggung jawab
dan menentukan dan mengambil keputusan.
Struktur kepribadian menurut Glasser adalah keberadaan mempengaruhi
persepsi, persepsi terhadap realitas jauh lebih berdampak pada perilaku, tindakan,
pikiran dan perasaan serta menterjemahkan perilaku sebagai “All we know how to
do, think and feel”
Strategi dalam reality therapy adalah menjadi teman, fokus pada perilaku
yang sekarang, mengeksplorasi total behavior konseli, konseli menilai dirinya
sendiri, merencakan tindakan yang bertanggung jawab, membuat komitmen, tidak
menerima permintaan maaf dan tindak lanjut
Teknik yang ada dalam reality therapy ada 4, yakni Want atau keinginan, Do
or direction atau mengarahkan atau melakukan, Evaluation atau evaluasi dan
Planning atau merencanakan yang biasanya disingkat dengan WDEP. Kita bisa
memakai role play, bertindak sebagai model, terapi dan mengkonfrontasi dalam
menggunakan teknik WDEP.

Bab II DATA PENELITIAN

Dari penelitian yang kami lakukan berupa form berupa pertanyaan-pertanyaan, kami
dapat menyimpulkan:
1. apa definisi Move On ?
○ keseluruhan dari responden mendefinisikan Move On sebagai situasi
berpindah dari pasangan

2. apakah anda pernah mengalami situasi Move On?

tanggapan ya tidak

46 89,1% 10,9%

3. bagaimana perasaan anda saat mengalami situasi Move On?


○ dominan responden mengalami sedih saat mengalami situasi Move On, dan
paling sedikit responden merasa senang saat mengalami situasi Move On

4. Bagaimana anda mengatasi situasi tersebut?


○ dominan responden mengatasi Move On nya dengan menghibur diri, sedikit
yang diam, dan tidak ada yang mau untuk meminta teman sekitar untuk
membantunya.

5. apakah anda pernah gagal/ sulit Move On?

tanggapan ya tidak

46 63,2% 36,8%

6. apa yang membuat anda merasa sulit untuk Move On?


○ dominan responden menjawab bahwa kebanyakan sulit Move On utu karena
sudah terlanjur nyaman

7. apakah anda pernah terpaku pada satu hal yang membuat anda sulit Move on?

tanggapan ya tidak

46 62,5% 37,5%
8. apa yang membuat anda merasa sulit untuk Move On?
○ dominan responden menjawab bahwa kebanyakan terlanjur sayang dan terlalu
nyaman.

9. pernahkah anda menceritakan kendala dalam Move On anda kepada orang lain?

tanggapan ya tidak

46 65% 37%

10. pernahkah anda menceritakan kendala dalam Move On anda kepada orang lain?

tanggapan ya tidak

46 69% 31%

Bab III PEMBAHASAN

Dari kuisioner yang kami sebarluaskan kepada teman-teman kami, kami


kaitan ke dalam teori realitas terapi ini, lebih banyak responden yang terlambatnya
seseorang dalam memenuhi kebutuhan psikologis. keterhambatan tersebut pada
dasarnya karena penyangkalan terhadap realita, yaitu kecenderungan seseorang
untuk menghindari hal - hal tidak menyenangkan dan belum mendapatkan
penerimaan perilaku total seperti berpikir, berbuat, merasakan dan menunjukan
respon fisiologi, sehingga pribadi yang tidak dapat kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar, identitas yang bertanggung jawab dan menentukan dan
mengambil keputusan, karena keberadaan diri mempengaruhi persepsi, persepsi
terhadap realitas jauh lebih berdampak pada perilaku, tindakan, pikiran dan
perasaan serta menterjemahkan perilaku sebagai “All we know how to do, think and
feel”. Namun hanya sedikit responden yang mendapatkan penerimaan perilaku total
dan memenuhi kebutuhan dasar manusia, karena keberadaan diri tidak dipengaruhi
oleh persepsi terhadap realitas yang berdampak pada perilaku, tindakan dan pikiran.

Bab IV Penutup

Kesimpulan.
Dari hasil penelitian kami, dapat kami simpulkan bahwa banyak responden yang
belum bisa move on dari kegagalan yang pernah dialaminya, karena dipengaruhi
oleh persepsi dari luar yang mempengaruhi perilaku, tindakan dan pikiran, sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia yang semestinya dan belum
mendapatkan penerimaan perilaku total, sedangkan hanya sedikit yang bisa
menerima kenyataan yang sedang dialaminya.

Saran:
Kami memiliki saran untuk dapat menerima kenyataan yang sedang dihadapi, lalui
kenyataan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia atas
kebebasan, kekuasaan, cinta dan kesenangan.

Daftar pustaka
Gladding, S. 2009. Konseling profesi yang menyeluruh edisi keenam. Jakarta: PT.
Indeks.
Komalasari, G. & Wahyuni, E.2011. Teori dan teknik konseling. Jakarta: PT Indeks.

You might also like