You are on page 1of 3

Angin pada asalnya memiliki banyak fungsi, terkadang ia berfungsi untuk

ِ‫الر ْيح‬
ِّ ‫ب‬ َ ‫النﱠ ْه ُي ع َْن‬
ِّ ‫س‬ membinasakan suatu kaum dan terkadang ia berfungsi untuk memberikan
rahmat. Hal tersebut Allah ‫ ﷻ‬banyak sebutkan di dalam Al-Qur’an, diantaranya
Larangan Mencaci Angin adalah:
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
1. Angin berfungsi sebagai rahmat bagi manusia.
Matan
Allah ‫ ﷻ‬mengabarkan bahwa angin berfungsi untuk mengawinkan serbuk sari dan
macam-macamnya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ّ ِ ‫س ْلنَا‬
‫الريَا َح لَ َواقِ َح‬ َ ‫َوأ َ ْر‬
‫ َوإِذَا َرأ َ ْيت ُ ْم َما ت َ ْك َر ُه ْونَ فَقُ ْولُ ْوا‬،‫الر ْي َح‬ ُ َ ‫ﻻَ ت‬
ّ ِ ‫سب ْﱡوا‬
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan”.([1])
“Janganlah kamu mencaci maki angin. Apabila kamu melihat suatu hal yang tidak
menyenangkan, maka berdoalah:
Allah ‫ ﷻ‬juga mengabarkan bahwa angin berfungsi sebagai pembawa kabar
gembira yaitu turunnya hujan. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
ْ ‫ َو َخي ِْر َما أ ُ ِم َر‬،‫ َو َخي ِْر َما فِ ْي َها‬،‫ْح‬
‫ َونَعُ ْوذُ بِ َك ِم ْن‬،‫ت‬ ِ ‫الري‬ ّ ِ ‫اللﱠ ُه ﱠم إِنﱠا نَسْأَلُ َك ِم ْن َخي ِْر َه ِذ ِه‬
‫ت ِب ِه‬ْ ‫ َوش ِ َّر َما أ ُ ِم َر‬،‫ َوش ِ َّر َما ِف ْي َها‬،‫ْح‬
ِ ‫الري‬ّ ِ ‫ش ِ َّر َه ِذ ِه‬ ‫ي َر ْح َمتِ ِه‬ ّ ِ ‫َو ُه َو الﱠذِي يُ ْر ِس ُل‬
ْ َ‫الريَا َح بُ ْش ًرا بَيْنَ يَد‬
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan “Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau kedatangan rahmatNya (hujan)”.([2])
perintahkan ia, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan
keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan Sebagaimana yang telah kita saksikan bahwasanya angin mengatur dan
ia.” (HR. Tirmidzi, dan hadits ini ia nyatakan shahih). merangkai awan-awan. Setelah itu awan-awan tersebut dibawa untuk dipecah dan
disebar oleh angin ke berbagai tempat-tempat yang Allah ‫ ﷻ‬kehendaki.
Syarah
Inilah di antara contoh-contoh bahwasanya angin merupakan rahmat bagi
Pembahasan tentang mencela angin merupakan pembahasan yang wajar sebab manusia.
angin merupakan makhluk yang diperintahkan dan diatur oleh Allah ‫ﷻ‬. Tidak
seperti manusia yang memiliki kehendak, angin berjalan sesuai dengan apa yang 2. Allah ‫ ﷻ‬kuasakan angin kepada Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.
dikehendaki dan diperintahkan oleh Allah ‫ﷻ‬. Berdasarkan ini, siapa saja yang Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
mencela angin maka seakan-akan secara tidak langsung ia mencela Allah ‫ﷻ‬, sebab
yang meniupkan dan menghembuskan angin tersebut adalah Allah ‫ ﷻ‬semata.
Bermaksud atau tidak bermaksud untuk mencela Allah ‫ﷻ‬, maka perbuatan ‫اب‬
َ ‫ص‬َ َ ‫ْث أ‬
ُ ‫الري َح ت َ ْج ِري ِبأ َ ْم ِر ِه ُرخَا ًء َحي‬
ّ ِ ُ‫س ﱠخ ْرنَا لَه‬
َ َ‫ف‬
tersebut tidak dibenarkan oleh syari’at islam, karena perbuatan tersebut
mencerminkan tidak beradabnya seseorang kepada Allah ‫ ﷻ‬sehingga mengurangi
kadar tauhidnya. Adapun jika mencela angin dengan bermaksud untuk mencela “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik
Allah ‫ﷻ‬, maka tentu ini merupakan kekafiran. menurut ke mana saja yang dikehendakinya”.([3])

Hukum mencela angin sama halnya seperti hukum mencela Ad-Dahr (masa). Masa 3. Allah ‫ ﷻ‬menjadikan angin sebagai tentara Allah ‫ ﷻ‬untuk membinasakan
seharusnya tidak perlu dicela karena masa merupakan tempat berlakunya suatu kaum.
berbagai kegiatan, yang perlu dicela adalah kegiatan itu sendiri. Jika seseorang Allah ‫ ﷻ‬mengabarkan bahwa kaum Quraisy Allah ‫ ﷻ‬hancurkan mereka dengan
mencela masa, berarti ia mencela pengatur masa tersebut yaitu Allah ‫ﷻ‬. Sama angin. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
halnya juga dengan hukum mencela cuaca, secara tidak langsung ia telah mencela
Allah ‫ﷻ‬. Berbeda jika ingin mengabarkan, seperti seseorang ingin mengabarkan
bahwasanya telah terjadi angin yang kencang dan merusak banyak rumah َ ‫س ْلنَا‬
‫علَ ْي ِه ْم ِري ًحا‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم ِإ ْذ َجا َءتْ ُك ْم ُجنُود ٌ فَأ َ ْر‬
َ ِ ‫يَا أَيﱡ َها الﱠذِينَ آ َمنُوا ا ْذ ُك ُروا ِن ْع َم َة ﱠ‬
misalnya, maka hal tersebut tidak mengapa. Adapun jika terdapat kesan mencela, ‫َو ُجنُودًا لَ ْم ت ََر ْوهَا‬
maka hal tersebut tidak boleh.
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah Do’a Ketika Angin Berhembus Kencang
dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami
kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu Angin yang berhembus bisa diklasifikasikan menjadi dua. Pertama angin yang
melihatnya.”([4]) wajar (biasa, tidak mengganggu), kedua angin yang kencang. Jenis angin yang
kedua inilah yang disyariatkan untuk berdo’a. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Ayat ini mengisahkan tentang perang khandaq. Ketika itu datang tentara kaum
Quraisy dengan berjumlah sepuluh ribu tentara mengepung kota Madinah. Maka
Allah ‫ ﷻ‬mengirim angin untuk memporak-porandakan mereka. Allah ‫ ﷻ‬jadikan ……‫فَإِذَا َرأ َ ْيت ُ ْم َما ت َ ْك َر ُه ْونَ فَقُ ْولُ ْوا‬
angin tersebut sebagai tentara-tentara Allah ‫ ﷻ‬untuk membinasakan kaum
Quraisy.
“Apabila kamu melihat suatu hal yang tidak menyenangkan, maka
ucapkanlah….”([7])
Pada ayat yang lain Allah ‫ ﷻ‬mengabarkan bahwa angin juga menghancurkan kaum
Aad. Allah ‫ ﷻ‬berfirman: Kemudian di hadist yang lain,

‫اب ْال ِخ ْزي ِ فِي ْال َحيَاةِ الدﱡ ْنيَا‬


َ َ ‫عذ‬ َ ‫ص ًرا ِفي أَي ٍﱠام ن َِح‬
َ ‫ساتٍ ِلنُذِيقَ ُه ْم‬ َ ‫ص ْر‬ َ ‫علَي ِْه ْم ِري ًحا‬ َ ‫س ْلنَا‬
َ ‫فَأ َ ْر‬ ..…‫ قَا َل‬،‫الري ُح‬
ِّ ‫ت‬ِ َ‫صف‬ َ ‫سلﱠ َم ِإذَا‬
َ ‫ع‬ َ ُ‫صلﱠى ﷲ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫َكانَ النﱠ ِب ﱡ‬
َ ‫ي‬
َ‫ص ُرون‬ َ ْ
َ ‫اب اﻵ ِخ َرةِ أ ْخزَ ى َو ُه ْم َﻻ يُ ْن‬ ُ َ‫َولَعَذ‬
“Biasanya Nabi ‫ ﷺ‬ketika ada angin kencang beliau berdoa…..”([8])
“Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam
beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu Dua hadist diatas menunjukkan bahwa do’a hanya diucapkan ketika angin bertiup
siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan Sesungguhnya siksa dan berhembus kencang. Inilah kemuliaan syari’at islam yang perlu kita terapkan
akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.”([5]) ketika angin bertiup kencang, jangan malah mencaci dan memaki angin tersebut.

Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬juga pernah bersabda: Adapun doa ketika mendapati angin kencang, maka terdapat dua doa yang Nabi ‫ﷺ‬
ajarkan.

ِ ُ‫عاد ٌ ِبالدﱠب‬
‫ور‬ ْ ‫َوأ ُ ْه ِل َك‬
َ ‫ت‬ Pertama,

“Kaum dihancurkan dengan angin yang berhembus dari barat”. ([6])


ُ ‫ وأ‬،‫اللﱠ ُه ﱠم ِإ ِنّي أ َ ْسأَلُ َك َخي َْرها‬
‫عوذ ُ ِب َك ِم ْن ش ِ َّرهَا‬
Angin adalah udara, hanya saja kita tidak dapat melihatnya. Kita dapat merasakan
angin jika ia berhembus dan bergerak. Merupakan sebuah nikmat, Allah ‫ ﷻ‬berikan “Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin ini, dan aku
udara kepada kita. Jika saja udara tidak ada, maka kita tidak dapat bernapas, berlindung kepadaMu dari kejelekannya.”([9])
burung-burung tidak bisa terbang, awan tidak bisa menyebar untuk menurunkan
hujan, kita tidak dapat mendengar suara sebab udara adalah media sebagai
Kedua,
pengantar gelombang suara, dan banyak faedah-faedah lain dari udara.

Jika kita memperhatikan penelitian orang-orang yang berkecimpung dalam ْ ‫ َو َخي ِْر َما أ ُ ِم َر‬،‫ َو َخي ِْر َما فِ ْي َها‬،‫ْح‬
‫ َونَعُ ْوذُ بِ َك ِم ْن‬،‫ت‬ ِ ‫الري‬ ّ ِ ‫اللﱠ ُه ﱠم إِنﱠا نَ ْسأَلُ َك ِم ْن َخي ِْر َه ِذ ِه‬
masalah planet-planet, maka dikatakan bahwa di planet lain juga terdapat
atmosfer, akan tetapi udara yang terdapat disana kebanyakannya bukanlah ‫ت بِ ِه‬ْ ‫ َوش ِ َّر َما أ ُ ِم َر‬،‫ َوش ِ َّر َما فِ ْي َها‬،ِ‫الريْح‬ّ ِ ‫ش ِ َّر َه ِذ ِه‬
oksigen, bahkan disebutkan bahwasanya udara yang terdapat di planet mars
adalah karbon dioksida yang merupakan racun bagi manusia. Berbeda halnya “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu kebaikan angin ini, dan
dengan di dunia, Allah ‫ ﷻ‬telah siapkan atmosfer di dunia ini yang berisikan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau
oksigen, sehingga manusia dapat menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari. perintahkan ia, dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini, dan
Sungguh ini merupakan sebuah nikmat agung yang Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan
hamba-hambanya. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa angin memiliki banyak ia.”([10])
manfaat sehingga tidak boleh kita mencela angin secara mutlak.
Doa-doa ini merupakan dalil bahwasanya jika datang angin yang kencang maka ______________________
kita diperintahkan untuk meminta kebaikan dari angin tersebut dan berlindung ([1]) QS. Al-Hijr: 22
dari keburukan angin tersebut. Hal ini menunjukkan bahwasanya angin itu
terkadang dikirim oleh Allah ‫ ﷻ‬sebagai kebaikan sekaligus sebagai keburukan.
([2]) QS. Al-A’raf: 57
Lihatlah kisah perang Khandaq, Allah ‫ ﷻ‬mengirim angin yang berhembus untuk ([3]) QS. Shad: 36
menghancurkan kaum Quraisy. Sementara bagi kaum muslimin, angin tersebut
([4]) QS. Al-Ahzab: 9
berhembus lembut tidak mengganggu kaum muslimin sama sekali. Padahal angin
tersebut adalah angin yang sama, berhembus di waktu yang sama dan di tempat ([5]) QS. Fushilat: 16
yang berdekatan, akan tetapi memiliki dampak dan kondisi yang berbeda.
([6]) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ketika menyebutkan
mukjizat tersebut:
Sama halnya seperti hujan. Ketika perang badr, Allah ‫ ﷻ‬menurunkan hujan rintik-
rintik bagi kaum muslimin sebagai rahmat dan berkah. Sementara bagi kaum ِ ‫ َوأ ُ ْه ِلكَتْ َعادٌ بِال دﱠب‬،‫صبَا‬
«‫ُور‬ ‫ُصرْ تُ بِال ﱠ‬
ِ ‫»ن‬
musyrikin hujan tersebut menjadi musibah, padahal hujan yang turun pada
keduanya adalah hujan yang sama. Oleh karenanya terkadang Allah ‫ﷻ‬ “Aku ditolong oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan As-Shaba, dan kaum
menurunkan suatu musibah bagi suatu kaum, ternyata musibah tersebut adalah dibinasakan dengan Ad-Dabur” (H.R. Bukhori, No.1035)
rahmat bagi kaum yang lain. Sama halnya juga seperti wabah penyakit. Wabah As-Shoba juga disebut dengan Al-Qobul, karena ia berhembus menghadap
menjadi rahmat bagi siapa saja yang bersabar menghadapinya hingga akhirnya pintu ka’bah, dan dia adalah angin yang berhembus dari arah timur.
meninggal dengan mati syahid. Wabah juga menjadi musibah, azab, siksaan,
bahkan menjadi penambah dosa bagi siapa saja yang tidak bersabar Ad-Dabur adalah angin yang beerhembus dari barat. Ad-Dabur lebih
menghadapinya, hingga kemudian mencela-cela takdir Allah ‫ﷻ‬. ([11]) berbahaya dari As-shaba. Karena Allah ‘Azza wa Jalla tahu akan lembutnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummatnya, maka Allah ‘Azza wa
Jalla hembuskan kepada mereka As-Shoba, karena khawatir akan
Matan
membinasakan mereka semua jika Allah ‘Azza wa Jalla kirimkan Ad-Dabur.
(Lihat Fathul Bari, 2/521)
Kandungan bab ini:
([7]) HR. Tirmidzi No.2252, dishahihkan oleh Al-Albani Silsilah Al-Ahadis Ash-
Shahihah No.2756 6/598
1. Larangan mencaci maki angin.
([8]) HR. Muslim No.899
2. Petunjuk Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk mengucapkan doa, apabila manusia melihat
sesuatu yang tidak menyenangkan (ketika angin sedang bertiup
([9]) HR. Abu Daud No. 5097, disahihkan oleh Al-Albani Sahih Abi Dawud No.
kencang). 5097 1/2

3. Pemberitahuan Rasulullah ‫ ﷺ‬bahwa angin mendapat perintah dari Allah.


([10]) HR. Tirmidzi No.2252, dishahihkan oleh Al-Albani Silsilah Al-Ahadis Ash-
(Oleh karena itu, mencaci maki angin berarti mencaci maki Allah, Tuhan Shahihah No.2756 6/598
Yang menciptakan dan memerintahkan-nya). ([11]) Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang
4. Angin yang bertiup itu kadang diperintah untuk suatu kebaikan, dan penyakit tho’un, yaitu wabah penyakit menular yang mematikan yang
kadang diperintah untuk suatu keburukan. menyebabkan banyaknya luka-luka disekujur tubuh:

‫ يَ ْعلَ ُم‬،‫صابِ ًرا ُمحْ تَ ِسبًا‬


َ ‫ث فِي بَلَ ِد ِه‬ ‫ْس مِ نْ أ َ َح ٍد يَقَ ُع ﱠ‬
ُ ‫ َفيَ ْم ُك‬، ُ‫الطا ُعون‬ َ ‫ لَي‬، َ‫ َوأَنﱠ ﱠ َ َجعَلَهُ َرحْ َمةً ل ِْل ُمؤْ مِ نِين‬،‫»أَنﱠهُ َعذَابٌ يَ ْبعَثُهُ ﱠ ُ َعلَى َمنْ يَشَا ُء‬
Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Kitab At-Tauhid Karya Ustadz DR. «‫ ِإ ﱠﻻ َكانَ لَهُ مِثْ ُل أَجْ ِر َش ِهي ٍد‬،ُ‫َب ﱠ ُ لَه‬ ِ ‫أَنﱠه ُ ﻻَ ي‬
َ ‫ُصيبُهُ ِإ ﱠﻻ َما َكت‬
Firanda Andirja, Lc. MA.
“Sesungguhnya dia adalah adzab yang Allah ‘Azza wa Jalla turunkan
kepada siapa saja yang dikehendaki olehNya. Dan sesungguhnya Allah
‘Azza wa Jalla jadikan ia sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Dan tidaklah ada satu orangpun yang terkena tho’un, kemudian ia bersabar
untuk tetap di negerinya dengan mengaharap pahala, dan ia tau bahwa yang
demikian tidaklah menimpanya kecuali sesuai dengan apa yang Allah taqdirkan
untuknya, kecuali ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mati
syahid” (HR. Bukhori, No.3474)

You might also like