You are on page 1of 14

RUJUKAN ODGJ

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2

Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu


Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian Rujukan pasien gangguan jiwa adalah suatu sistem penyelenggaraan


pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit gangguan jiwa atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani). Pasien
dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/perawat yang
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau Terapi.
2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit
tujuan dengan cepat dan aman

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas agar pelaksanaan


rujukan bagi pasien gangguan jiwa yang tidak bisa ditangani di puskesmas
dapat segera dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut.
3. Kebijakan K Kepala Puskesmas Nomor ………………………….tentang
4. Referensi -UU No 8 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
-Buku Pedoman Kesehatan Jiwa

5. Prosedur/ Langkah- 1) Petugas jiwa menerima laporan dari keluarga atau


masyarakat
Langkah
2) Petugas melakukan kunjungan rumahPetugas melakukan anmnesa
3) Petugas pemegang program kesehatan jiwa/dokter jaga menyatakan
pasien perlu dirujuk
4) Petugas menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi pasien dan
meminta persetujan kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
5) Petugas membuat surat rujukan ke faskes yang dituju (RSJ).
6) Petugas meminta keluarga pasien untuk melengkapi administrasi
yang diperlukan untuk rujukan pasien misalnya seperti kartu BPJS.
7) Petugas menyiapkan obat yang diperlukan jika sewaktu waktu
pasien mengamuk di dalam perjalanan rujukan dan berkonsultasi
dengan dokter dalam pemberiannya/ petugas mengkonsulkan
kepada dokter bila pasien amuk untuk pemberian obat penenang
8) Petugas mempersiapkan pasien dan keluarga
9) Petugas jiwa memberitahukan kepada petugas ambulance agar
menyiapkan ambulance.
10) Petugas mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat tujuan

1
dengan menggunakan ambulance.
11) Setelah sampai di RSJ, petugas meminta tanda tangan surat rujukan
dengan dokter jaga yang menerima pasien tersebut.\
12) Mendokumentasikan dan mencatat hasil kegiatan
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait  BP umum
 BP Lansia
 Lintas Sektoral
8. Distribusi -

2
DETEKSI DINI GANGGUAN
KESEHATAN JIWA MENGGUNAKAN
SDQ ATAU SRQ 20
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
SOP Halaman : 1-2
Tegal

Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono


Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus
gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas
maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu
mendeteksi dini, menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus
gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No. 29 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


- UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
- UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
- Kemenkes RI No.1457 / Menkes / SK / X /2003 tentang Kewenangan
dan SPM di Kabupaten.
- Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Dokter Gigi
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur/ Langkah- 1) salam dan sapa
2) Petugas memberitahukan maksud tujuan tentang deteksi dini dan
Langkah
informasi sekilas tentang Kesehatan jiwa
3) Petugas menjelaskan tentang cara pengisian kuisioner
a.form SDQ dapat diisi klien sendiri atau diisikan oleh petugas
melalui wawancara pada klien berusia 11 sampai dengan 18 tahun,

b.form SRQ 20 diisi oleh klien langsung atau bisa dilakukan oleh
petugas melalui wawancara pada klien berusia 15 tahun ke atas.

4) Petugas meninterprestasikan hasil pemeriksaan berdasarkan

3
jawaban kuisioner

a.Petugas menganjurkan klien untuk datang ke puskesmas untuk


pemeriksaan lebih lanjut apabila terdapat hasil yang tidak normal
( apabila skrening dilakukan di luar puskesmas )
b. Petugas menyampaikan hasil kuisioner apabila terdapat hasil yang
tidak normal pada dokter untuk terapi selanjutnya ( apabila skrening
dilakukan di puskesmas )

5) Petugas mengucapkan salam dan mengakhiri proses


6) Petugas medokumentasikan hasil kegiatan

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait  PTM
 UKS
 BP umum
 BP Lansia
 Pelayanan Konseling
8. Distribusi -

DETEKSI DINI GANGGUAN

4
KESEHATAN JIWA MENGGUNAKAN
SDQ
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
SOP Halaman : 1-2
Tegal

Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono


Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus
gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas
maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu
mendeteksi dini, menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus
gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki.

-Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelaksanaan SDQ


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No. 29 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


- UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
- UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
- Kemenkes RI No.1457 / Menkes / SK / X /2003 tentang Kewenangan
dan SPM di Kabupaten.
- Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Dokter Gigi
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur/ 1) Salam dan sapa
2) Petugas memberitahukan maksud tujuan tentang deteksi dini dan
Langkah-Langkah
informasi sekilas tentang Kesehatan jiwa
3) Petugas menjelaskan tentang cara pengisian kuisioner SDQ
a.Menggambarkan kondisi 6 bulan terakhir

b.Berisi 25 pertanyaan dari 5 domain EMOSI (E),perilaku


(C),hiperaktivitas (H),masalah hubungan teman sebaya
(P),perilaku prososial (Pro)

c.form SDQ diisi oleh klien langsung atau bisa dilakukan oleh
petugas melalui wawancara pada klien berusia 11-18 tahun

5
4) Petugas meninterprestasikan hasil pemeriksaan berdasarkan
jawaban kuisioner
5) Petugas menganjurkan klien untuk datang ke puskesmas untuk
pemeriksaan lebih lanjut apabila terdapat hasil yang tidak normal
( apabila skrening dilakukan di luar puskesmas )
6) Petugas menyampaikan hasil kuisioner apabila terdapat hasil yang
tidak normal pada dokter untuk terapi selanjutnya ( apabila skrening
dilakukan di puskesmas

7) Petugas mengucapkan salam dan mengakhiri proses

8) Petugas medokumentasikan hasil kegiatan

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait  PTM
 UKS
 BP umum
 Pelayanan Konseling
8. Distribusi -

DETEKSI DINI GANGGUAN


KESEHATAN JIWA

6
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa
secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu mendeteksi dini,
menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus gangguan jiwa secara dini
sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No. 29 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


- UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
- UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
- Kemenkes RI No.1457 / Menkes / SK / X /2003 tentang Kewenangan dan SPM
di Kabupaten.
- Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat

5. Prosedur/ 1. Gunakan kartu status yang dipakai di puskesmas


2. pasien dipersilahkan duduk yang sudah disediakan di samping meja
Langkah-Langkah
petugas
3. Anamnesis dilakukan pada semua pasien (anak/dewasa, baru/lama)
oleh dokter/perawat
4. Pada pasien dewasa diatas 18 tahun dan usia lanjut :
a. Tanyakan keluhan utama pasien, catat pada status
b. Golongkan keluhan tersebut apakah termasuk keluhan fisik(F),
keluhan Psikosomatis (PS) atau keluhan mental emosional (ME)
dan berikode
c. Bila keluhan utama termasuk PS atau ME lanjutkan dengan
pertanyaan aktif.
d. Beri paraf dibawahnya dan lanjutkan dengan pemeriksaan tanda-
tanda vital lainnya.
5. Pada pasien anak dan remaja dibawah 18 tahun
a. Tanyakan keluhan utama pada anak/ pengantar, catat pada status
b. Golongkan keluhan tersebut : F, PS atau ME beri kode
disampingnya

7
c. SeIaIu tanyakan adanya keluhan mental emosional dan status
perkembangan anak
d. Lanjutkan dengan pertanyaan no 3 dari pertanyaan aktif
e. Beri paraf di bawahnya.
6. Dokter memeriksa kembali hasil anamnesa dengan melihat keadaan
pasien secara menyeluruh dan menanyakan kembali hal-hal meragukan
atau menanyakan hal-hal lainnya
7. Setelah pemeriksaan fisik dan menetapkan diagnosis cantumkan
kode diagnosisnya dengan member tambahan kode F (jika di diagnosis
penyakit fisik) dan M (jika terdapat gangguan kesehatan jiwa PS atau
ME)
8. Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang diberikan dan diberi
paraf
9. Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang sama seperti di atas
6. Diagram Alir -
Pasien pulang

1. Sapa dan Salam


2. Persiapan Pasien
3. Beritahukan maksud dan tujuan tentang
deteksi dini tentang gangguan jiwa

Pasien dengan keluhan utama dibedakan


menjadi 3 kelompok Keluhan fisik (F),
Psikosometri (PS) atau Mental Emosional (ME).

Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan penderita yang


membuat penderita datang berobat ke Puskesmas :

a. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)

b. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan masalah


kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit, otot, endokrin,
urogenital dan cerebrovaskular dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis
(PS)

c. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran dan perilaku


seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku, gangguan emosi dan gangguan
pikiran dimasukan dalam kelompok gangguan Mental Emosional (ME)

Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan penderita yang


membuat penderita datang berobat ke Puskesmas :

d. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)

e. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan masalah


kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit, otot, endokrin,
urogenital dan cerebrovaskular dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis
(PS)

f. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran dan perilaku


seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku, gangguan emosi dan gangguan
pikiran dimasukan dalam kelompok gangguan Mental Emosional (ME)

7. Unit Terkait  BP Umum


 BP lansia
 Pelayanan Gigi
 Pelayanan KIA
 Pelayanan Hamil

8
 Pelayanan KB
 Pelayanan Koseling
 Mampu Persalinan
 Pelayanan Tindakan
 Pustu
 PKD
 Posbindu
 Pusling
 UKS

8. Distribusi -

EDUKASI PADA KELUARGA PASIEN


DENGAN GANGGUAN JIWA BERAT
No. Dokumen :

9
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Halaman : 1-2 Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian Edukasi pada Orang dengan gangguan jiwa Berat adalah kegiatan
mengunjungi rumah pasien gangguan jiwa berat untuk memantau kondisi
Kesehatan serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan edukasi pasien
gangguan jiwa berat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa


- Buku Pedoman Gangguan Jiwa

5. Prosedur/ 1. Petugas menentukan pasien yang akan dikunjungi


2. Petugas menentukan waktu pelaksanaan
Langkah-Langkah
3. Petugas Melakukan Kunjungan rumah pasien ODGJ Berat
4. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan
5. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dan keluarga
6. Petugas merumuskan masalah Kesehatan pasien
7. Petugas memberikan edukasi terkait masalah Kesehatan pasien
ODGJ pada keluarga
8. Petugas mendokumentasikan kegiatan

f. Diagram Alir

g. Unit Terkait  BP Umum


 BP lansia
 Pelayanan Koseling
 Posbindu

h. Distribusi -

EDUKASI PADA KELUARGA PASIEN


DENGAN GANGGUAN JIWA BERAT

10
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian Edukasi pada Orang dengan gangguan jiwa Berat adalah kegiatan
mengunjungi rumah pasien gangguan jiwa berat untuk memantau kondisi
Kesehatan serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan edukasi pasien
gangguan jiwa berat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa


- Buku Pedoman Gangguan Jiwa

5. Prosedur/ 1. Petugas menentukan pasien yang akan dikunjungi


2. Petugas menentukan waktu pelaksanaan
Langkah-Langkah
3. Petugas Melakukan Kunjungan rumah pasien ODGJ Berat
4. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan
5. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dan keluarga
6. Petugas merumuskan masalah Kesehatan pasien
7. Petugas memberikan edukasi terkait masalah Kesehatan pasien
ODGJ pada keluarga
8. Petugas mendokumentasikan kegiatan
i. Diagram Alir

j. Unit Terkait  BP Umum


 BP lansia
 Pelayanan Koseling
 Posbindu

k. Distribusi -

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN JIWA


No. Dokumen :

11
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian Mengunjungi rumah pasien gangguan jiwa untuk mendapatkan informasi


dan memantau keadaan pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kujungan rumah paisen
dengan gangguan jiwa
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa


- Buku Pedoman Gangguan Jiwa

5. Prosedur/ 1. Petugas menentukan pasien gangguan jiwa yang akan


dikunjungi
Langkah-Langkah
2. Petugas menentukan waktu pelaksanaan
3. Petugas menyiapkan instrument
4. Petugas memberitahukan kepada perangkat desa maksud dan
tujuan kunjungan rumah
5. Petugas melakukan kunjungan rumah
6. Petugas melakukan anamnesa dengan pasien dan keluarga
7. Merumuskan permasalahan Kesehatan pasien
8. Menentukan tindak lanjut pengobatan
9. Memberikan konseling pada pasien dan keluarga
10. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait  BP Umum


 BP lansia
 Pelayanan Koseling
 Posbindu

8. Distribusi -

PENDATAAN ORANG DENGAN


GANGGUAN JIWA
No. Dokumen :

12
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu

1. Pengertian Pelaksanaan pendataan jiwa adalah pengumpulan informasi tentang jumlah


sasaran, identitas sasaran, faktor resiko, riwayat pengobatan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pendataan
kasus gangguan jiwa
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas

4. Referensi - UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan jiwa

5. Prosedur/ 1. Petugas menentukan jadwal kegiatan pendataan


2. Petugas mengirim surat pemberitahuan kepada kepala desa yang
Langkah-Langkah
menjadi lokasi pendataan
3. Petugas berangkat sesuai dengan jadwal pendataan
4. Petugas menyiapkan alat dan bahan
5. Petugas mengumpulkan informasi sesuai kebutuhan
6. Petugas mencatat/ merekap hasil
7. Petugas mengarsipkan hasil pendataan
6. Diagram Alir

Menetukan jadwal

1.Petugas mengirim surat


pemberitahuan kepada desa yang
menjadi lokasi pendataan
2.Petugas berangkat sesuai jadwal
3. Petugas menyiapkan instrument
4.Petugas mengumpulkan
informasi sesuai kebutuhan

5.Petugas mencatat atau merekap


hasil

Mengarsipkan hasil
pendataan

7. Unit Terkait  Kader kesehatan jiwa


 BP Umum
 BP Lansia
 Lintas Sektoral

13
8. Distribusi -

14

You might also like