Professional Documents
Culture Documents
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
1
dengan menggunakan ambulance.
11) Setelah sampai di RSJ, petugas meminta tanda tangan surat rujukan
dengan dokter jaga yang menerima pasien tersebut.\
12) Mendokumentasikan dan mencatat hasil kegiatan
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait BP umum
BP Lansia
Lintas Sektoral
8. Distribusi -
2
DETEKSI DINI GANGGUAN
KESEHATAN JIWA MENGGUNAKAN
SDQ ATAU SRQ 20
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
SOP Halaman : 1-2
Tegal
1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus
gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas
maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu
mendeteksi dini, menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus
gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas
b.form SRQ 20 diisi oleh klien langsung atau bisa dilakukan oleh
petugas melalui wawancara pada klien berusia 15 tahun ke atas.
3
jawaban kuisioner
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait PTM
UKS
BP umum
BP Lansia
Pelayanan Konseling
8. Distribusi -
4
KESEHATAN JIWA MENGGUNAKAN
SDQ
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
SOP Halaman : 1-2
Tegal
1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus
gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas
maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu
mendeteksi dini, menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus
gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
c.form SDQ diisi oleh klien langsung atau bisa dilakukan oleh
petugas melalui wawancara pada klien berusia 11-18 tahun
5
4) Petugas meninterprestasikan hasil pemeriksaan berdasarkan
jawaban kuisioner
5) Petugas menganjurkan klien untuk datang ke puskesmas untuk
pemeriksaan lebih lanjut apabila terdapat hasil yang tidak normal
( apabila skrening dilakukan di luar puskesmas )
6) Petugas menyampaikan hasil kuisioner apabila terdapat hasil yang
tidak normal pada dokter untuk terapi selanjutnya ( apabila skrening
dilakukan di puskesmas
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait PTM
UKS
BP umum
Pelayanan Konseling
8. Distribusi -
6
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu
1. Pengertian . Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa
secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan dasar lainnya di puskesmas maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar mampu mendeteksi dini,
menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus gangguan jiwa secara dini
sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas
7
c. SeIaIu tanyakan adanya keluhan mental emosional dan status
perkembangan anak
d. Lanjutkan dengan pertanyaan no 3 dari pertanyaan aktif
e. Beri paraf di bawahnya.
6. Dokter memeriksa kembali hasil anamnesa dengan melihat keadaan
pasien secara menyeluruh dan menanyakan kembali hal-hal meragukan
atau menanyakan hal-hal lainnya
7. Setelah pemeriksaan fisik dan menetapkan diagnosis cantumkan
kode diagnosisnya dengan member tambahan kode F (jika di diagnosis
penyakit fisik) dan M (jika terdapat gangguan kesehatan jiwa PS atau
ME)
8. Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang diberikan dan diberi
paraf
9. Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang sama seperti di atas
6. Diagram Alir -
Pasien pulang
a. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)
d. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)
8
Pelayanan KB
Pelayanan Koseling
Mampu Persalinan
Pelayanan Tindakan
Pustu
PKD
Posbindu
Pusling
UKS
8. Distribusi -
9
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Pemerintah Kabupaten Halaman : 1-2 Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu
1. Pengertian Edukasi pada Orang dengan gangguan jiwa Berat adalah kegiatan
mengunjungi rumah pasien gangguan jiwa berat untuk memantau kondisi
Kesehatan serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan edukasi pasien
gangguan jiwa berat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas
f. Diagram Alir
10
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu
1. Pengertian Edukasi pada Orang dengan gangguan jiwa Berat adalah kegiatan
mengunjungi rumah pasien gangguan jiwa berat untuk memantau kondisi
Kesehatan serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan edukasi pasien
gangguan jiwa berat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang jenis jenis pelayanan di
puskesmas
11
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu
12
No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
Pemerintah Kabupaten Puskesmas Lebaksiu
Tegal
Ditetapkan Oleh : Tanda tangan Dr. Bambang Sungkono
Kepala Puskesmas NIP. 19620715 198911 1 002
Lebaksiu
Menetukan jadwal
Mengarsipkan hasil
pendataan
13
8. Distribusi -
14