You are on page 1of 13

MESIN PENCACAH PELEPAH

LAPORAN

OLEH :
KELOMPOK 5

Dhafia Fidela Luthfi Anas


210308062

TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM A

LAPORAN MESIN DAN PERALATAN


LABORATORIUM MESIN DAN PERALATAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
MESIN PENCACAH PELEPAH

LAPORAN

OLEH :
Dhafia Fidela Luthfi Anas
210308062
TPB A

Laporan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian mata
Kuliah Praktikum Perbengkelan Teknik Pertanian Dan Biosistem
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:
Dosen Pengampu

(Dr. Taufik Rizaldi STP., MP)


NIP. 197506171999031004

LAPORAN MESIN DAN PERALATAN


LABORATORIUM MESIN DAN PERALATAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENGOPERASIAN TRAKTOR DI LAHAN

LAPORAN

OLEH :
Dhafia Fidela Luthfi Anas
210308062
TPB A

Laporan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian mata
Kuliah Praktikum Perbengkelan Teknik Pertanian Dan Biosistem
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:
Dosen Pengampu

(-)
NIP.

LAPORAN MESIN DAN PERALATAN


LABORATORIUM MESIN DAN PERALATAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mesin pencacah pelepah adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan
atau memotong pelepah kelapa sawit menjadi ukuran kecil sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif atau pupuk organik. Kehadiran mesin
pencacah pelepah sangat penting dalam mengatasi masalah limbah kelapa sawit
yang semakin meningkat. Limbah pelepah kelapa sawit menjadi salah satu limbah
organik yang cukup sulit diolah secara efisien dan ramah lingkungan. Oleh karena
itu, penggunaan mesin pencacah pelepah sangatlah penting untuk mengurangi
dampak limbah kelapa sawit terhadap lingkungan.

Selain itu, keberadaan mesin pencacah pelepah juga memberikan manfaat


ekonomi bagi para petani kelapa sawit. Dengan adanya mesin pencacah pelepah,
pelepah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif atau
bahan bakar biomassa yang ramah lingkungan. Selain itu, hasil cacahan pelepah
kelapa sawit juga dapat dijadikan pupuk organik yang kaya akan unsur hara untuk
tanaman. Dengan memanfaatkan pelepah kelapa sawit secara maksimal, petani
kelapa sawit dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan pendapatan mereka.

Namun, penggunaan mesin pencacah pelepah juga memiliki tantangan


tersendiri. Salah satunya adalah masalah perawatan dan pemeliharaan mesin yang
membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Selain itu, keberadaan mesin pencacah
pelepah juga perlu disertai dengan penanganan limbah yang tepat untuk
menghindari dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya yang berkelanjutan dalam pengembangan teknologi mesin pencacah
pelepah yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta penanganan limbah yang
tepat untuk mengoptimalkan manfaat dari pelepah kelapa sawit.

Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai produsen minyak sawit
dunia. Kondisi geografis Indonesia yang subur dengan panas matahari yang cukup
dan curah hujan cukup tinggi sangat cocok untuk tanaman kelapa sawit. Hal ini
membuat perkembangan lahan perkebunan sawit di Indonesia selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya (Hermawan,2015).

Salah satu produk samping tanaman perkebunan sawit yang belum


dimanfaatkan secara optimal adalah limbah perkebunan kelapa sawit. secara
umum pelepah sawit digolongkan sebagai salah satu limbah yang dihasilkan pada
proses pertanian kelapa sawit, adapun manfaat lain limbah pelepah sawit untuk
pakan ternak, khususnya sapi (Widjaja E, dkk, 2012).

Limbah kelapa sawit terdiri dari limbah padat, limbah cair, dan gas. Salah
satu jenis limbah padat yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit adalah
pelepah kelapa sawit. (Aholoukpe dkk, 2013).

Pelepah merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari tanaman sawit.
Limbah ini mengandung bahan kering, protein kasar dan serat kasar yang nilai
nutrisinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pakan ternak ruminansia
(Sianipar 2013).

Pelepah kelapa sawit mengandung lignin yang tinggi, sehingga


memiliki sifat resisten terhadap serangan mikroba. Pelepah kelapa sawit
terdiri dari daun, rachis, dan petiole. Proses hancurnya pelepah kelapa sawit
secara alami memerlukan waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 4
bulan. Waktu penguraian yang lebih lama dibandingkan dengan penumpukan
limbah pelepah kelapa sawit mengakibatkan jumlah penumpukan yang lebih
cepat sebelum terjadi penguraian limbah secara alami. Penumpukan
tersebut selain mencemari lingkungan, juga berpotensi menjadi sarang hama
seperti ulat, kumbang pemakan daun, tikus, bahkan ular. Sedangkan jenis
penyakit kelapa sawit yang dapat ditimbulkan adalah disebabkan oleh
Ganoderma, Pythium, dan Rhizoctonia (Morel, 2013)
Pelepah kelapa sawit merupakan tanaman yang mempunyai struktur berserat
dan sulit dihancurkan. Selain itu dimensi pelepah kelapa sawit juga cukup besar
sehingga dibutuhkan proses pengecilan dimensi atau disebut juga proses
pencacahan.Proses pencacahan manual yang dilakukan menghasilkan kapasitas
9-10 kg/jam (Risza, 2014).

Kendala utama dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit adalah sifat


fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan. Oleh karena itu
diperlukan alat bantu mesin pencacah agar kapasitasnya menjadi lebih besar.
Hasil cacahan pelepah kelapa sawit tersebut dapat digunakan sebagai
campuran pakan ternak, mulsa atau kompos (Rusadi, 2015).

Sehingga diperlukan teknologi pengolahan pelepah kelapa sawit agar bisa


mempermudah petani, salah satunya dengan teknologi cacahan (chopping).
Chopping atau mencacah adalah teknik merubah tekstur dan ukuran partikel
bahan agar menjadi lebih efisien. Mesin yang akan dirancang dan dibuat untuk
mengatasi masalah tersebut adalah mesin pencacah pelepah dan daun kelapa
sawit yang digerakkan oleh motor bakar. Secara detail target dan luaran yaitu
untuk proses pencacahan pelepah serta daun kelapa sawit untuk pakan sapi,
sehingga dapat membantu parapetani untuk memanfaatkan pelepah dan daun
tersebut sebagai pakan sapi secara efektif dan efisien (Fajrih S, 2018).

Alat yang dapat digunakan untuk pengolahan tersebut adalah chopper atau
mesin pencacah. Alat ini berfungsi merubah bentuk lonjoran pelepah sawit
menjadi cacahan atau potongan kecil. Dengan bentuk cacahan tersebut limbah
pelepah sawit akan lebih mudah untuk dimanfaatkan men (Yusuf dkk,2014).

Pemanfaatan limbah pelepah sawit dapat diolah sebagai pakan ternak,


kompos, pembuatan briket, dan bahan dasar panel komposit. Pemanfaatan limbah
pelepah kelapa sawit untuk berbagai tujuan tersebut diproses dengan cara
mencacahnya menjadi cacahan berukuran kecil. Proses pencacahan dengan
menggunakan mesin pencacah memberikan kemudahan bagi petani dan
mempercepat waktu pencacahan (Umam dkk, 2018).
Semakin kecil ukuran cacahan pelepah kelapa sawit, semakin
cepat pula waktu pengomposannya. Cacahan pelepah yang semakin halus
akan memudahkan mikroba pengurai untuk menghancurkan bahan-bahan
tersebut. Namun demikian, apabila ukuran terlalu kecil maka tumpukan akan
semakin padat sehingga ruang udaranya berkurang. Ruang udara dari kompos
yang dihasilkan ditentukan oleh bahan penyusunnya, yaitu ukuran dan
distribusinya, bentuknya, kepadatannya, serta kadar air yang terkandung di
dalamnya (Bernal, 2017).

Menurut Bulan dkk (2016) cacahan pelepah kelapa sawit yang berukuran 2
cm merupakan ukuran yang optimal dalam proses pengomposan, juga telah
melakukan pengujian terhadap kekuatan pelepah kelapa sawit sehingga dapat
dijadikan referensi dalam perancangan mesin pencacah pelepah kelapa sawit.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 28 april 2023 di lahan

Program Studi Teknik Pertanian Dan Biosistem Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum alat dan mesin

pertanian adalah mesin pencacah pelepah, pelepah yang akan dicacah, stopwatch,

dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum

adalah literatur dan refensi online.

Prosedur Praktikum
Adapun prosedur dari praktikum mesin pencacah pelepah adalah sebagai
berikut :

1. Dipastikan mesin memiliki bahan bakar agar bisa digunakan


2. Disiapkan bahan yaitu pelepah kelapa sawit
3. Dihitung waktu dengan stopwatcg selama mesin bekerja mencacah pelepah
yang lebih dahulu sudah di timbang beratnya
4. Ditimbang kembai berat hasil yag sudah di cacah
5. Dihitung rendemennya dengan rumus : berat cacah / berat awal
6. Dihitung looses dengan rumus : berat awal – berat hasil
7. Dihitung kapasitas efektivitas alat berat dengan rumus : hasil cacah / waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil yang didapat dari praktikum mesin pencacah pelepah adalah
sebagai berikut :

No Parameter Nilai
1 Waktu 0,124 jam
2 Berat awal 8,4 kg
3 Berat hasil 6,7 kg
4 Rendemen 0,79
5 Looses 1,7
6 KEA 54,03
7 Kecepatan putaran teoritis 1800 rpm
8 Konsumsi bahan bakar 100 ml

Pembahasan
Pada praktikum ini diperoleh nilai rendemen yaitu 0,79 didapat dari
persamaan berat cacah per berat awal. Sementara looses adalah banyak berat yang
hilang diperoleh 2,7.

Praktikum ini juga diperoleh nilai kecepatan putaran teoritis 1800 rpm dan
kapasitas efektivitas alat 54,03 dari hasil cacahan per waktu.

Konsumsi bahan bakar yang di gunakan 100 ml. Mesin ini memiliki
diameter pulley besar 7 inchdan pulley kecil 3 inch dengan rasio 7:3.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Pendemen adalah persamaan berat cacah per berat awal di peroleh 0,79
2. Looses merupakan berat yang hilang diperoleh 1,7
3. KEA berat merupakan hasil dari hasil cacahan per waktu di peroleh
54,03.

Saran
Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan cara kerja mesin dan lebih
memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Aholoukpe H, Dubois B., Flori A., Deleporte, Amadji G., Chotte J. dan Blavet
D., 2013 “Estimating Aboveground Biomass of Oil Palm: Allometric
Equations for Estimating Frond Biomass,” Journal Forest Ecologi
Management, vol. 292, pp. 122-129,.
Bernal M., Alburquerque J. dan Moral R., 2017 “Composting a animal manures
and chemical criteria for compost maturity assessment. A review,” Journal
Bioresource Technology, vol. 100, pp. 5444-5453,.
Bulan R., Mandang T., Hermawan W. dan Desrial, 2016 “Pemanfaatan Limbah
Daun Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos,” Rona Teknik
Pertanian, vol. 9, no. 2,.
Bulan R., 2016 “Pertimbangan Sifat Mekanik Pelepah Sawit Terhadap Proses
Pengomposan Sebagai Acuan Desain Mesin Pencacah,” Jurnal Keteknikan
Pertanian, vol. 04, pp. 123-130,.
Fajrih. S. (2018). Pelepah Kelapa Sawit – Pakan Alternatif Ternak Sapi. Fakultas
Peternakan Universitas Jambi
Hermawan, H. 2015. Kajian Pengaruh Aplikasi Bionutrien S267 Terhadap
Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit TM-08. Universitas Pendidikan
Indonesia
Morel A., Saatchi S., Malhi Y., Berry N., Banan L., Burslem D., Nilus R. dan Ong
R., 2013 “Estimating Aboveground Biomass in Forest and Oil Palm
Plantation in Sabah, Malaysian Borneo using ALOS PALSAR Data,”
Jounal Forest Ecology and Management, vol. 262, pp. 1786-1798,.
Risza S., 2014 Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia, Yogyakarta:
Kanisius,.
Rusadi F., 2015 “Evaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Pencacah Pelepah Kelapa
Sawit Rancangan BBP MEKTAN sebagai Bahan Baku Kompos,” .
Sianipar, T. P. 2013. Efek Pelepah daun kelapa sawit dan limbah industrinya
sebagai pakan terhadap pertumbuhan sapi Peranakan ongole pada fase
pertumbuhan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Umam K., Munir A. P. dan Sigalingging R., 2018, “Rancang Bangun Alat
Pencacah Pelepah Sawit Tipe Serut,” Rekayasa Pangan dan Pertanian, vol.
6, no. 2, pp. 300-305,.
Widjaja, E., dan B. N. Utomo. (2012). Pemanfaatan limbah kelapa sawit solid
sebagai pakan tambahan ternak ruminansia di Kalimantan Tengah. Prosiding
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 17-18 September 2001.
Yusuf, M., Sulaeman, R., dan Sribudiani, E. 2014. Pemanfaatan Pelepah Kelapa
Sawit (elaeis guenensis jacq. ) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Briket
Arang.Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau, Vol.1 No.1, 2-6, Th.2014.
LAMPIRAN

You might also like