You are on page 1of 10

Comparative of Content Vitamin C on the Sheath Rosella Fresh and Dry

Utari Diba Ghina Hidayat(1), Nafila(1), Atni Primanadini(1)

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari


Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1 Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Email : Utaridiba26@gmail.com

ABSTRACT

At sheath Rosella there are content of vitamin C is high enough . This


study aimed to compare the content of vitamin C in fresh Rosella flower sheath
and dried . The method used to establish the levels of vitamin C in fresh Rosella
flower sheath and dry is a method iodimetri . The content of vitamin C in fresh
Rosella flower sheath and dried flower sheath results obtained on fresh Rosella
an average of 14.6 mg / 100 g , on a dry Rosella flower sheath on average 4.9
mg / 100 g , the difference between Rosella flower sheath fresh and dry an
average of 9.7 mg / 100 g . Based on the results it can be concluded that the
content of vitamin C in fresh Rosella flower sheath higher than the content of
vitamin C in dry Rosella flower sheath with an average difference of 9.7 mg / 100
g . Rosella flower sheath fresh is better consumed from the ried sheath Rosella
as vitamin C is high enough.

Key words : Vitamin C, Sheath Rosella fresh, sheath Rosel dry

(1)
Akademi Analis kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru
Perbandingan Kadar Vitamin C pada Kelopak Bunga Rosella Segar dan
Kering

Utari Diba Ghina Hidayat(1), Nafila(1), Atni Primanadini(1)

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari


Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1 Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Email : Utaridiba26@gmail.com

ABSTRAK

Pada kelopak Bunga Rosella terdapat kadar vitamin C yang cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar vitamin C pada kelopak
bunga Rosella yang segar dan kering. Metode yang digunakan untuk
menetapkan kadar vitamin C pada kelopak bunga Rosella segar dan kering ialah
metode iodimetri. Pemeriksaan kadar vitamin C pada kelopak bunga Rosella
segar dan kering didapatkan hasil pada kelopak bunga Rosella segar rata-rata
14,6 mg/100 g, pada kelopak bunga Rosella kering rata-rata 4,9 mg/100 g,
selisih antara kelopak bunga Rosella segar dan kering rata-rata 9,7 mg/100 g.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C
pada kelopak bunga Rosella segar lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
vitamin C pada kelopak bunga Rosella kering dengan selisih rata-rata 9,7 mg/100
g. Kelopak bunga Rosella segar lebih baik dikonsumsi dari pada kelopak Rosella
kering karena kandungan vitamin C cukup tinggi.

Kata kunci : Kelopak Bunga Rosella Segar, Kelopak Bunga Rosella


Kering,Vitamin C

(1)
Akademi Analis kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru
PENDAHULUAN banyak digunakan sebagai
minuman segar disebabkan
Manusia memerlukan gizi aroma yang khas, mengandung
yang cukup untuk melakukan asam sitrat dan malat sehingga
aktivitas sehari-hari. Kebutuhan mempunyai rasa asam manis
gizi tersebut meliputi karbohidrat, yang segar dan khas dengan
protein, lemak dan vitamin. Salah warna natural alami yang
satu vitamin yang paling banyak menarik. Antosianin merupakan
diperlukan oleh tubuh adalah pigmen alami yang memberi
vitamin C.Menurut Widya Karya warna merah pada seduhan
Pangan Nasional NAS-LIPI kelopak bunga Rosella dan
mengkonsumsi vitamin C yang mempunyai sifat antioksidan yang
diperlukan untuk anak-anak dan kuat (Hastuti, 2012).
orang dewasa sebanyak 20-30
mg, sedang untuk ibu Bunga Rosella yang keluar
mengandung dan menyusui perlu dari ketiak daun merupakan
ditambah 20 mg ( F.G Winarno, bunga tunggal, artinya pada
2004). setiap tangkai hanya terdapat
satu bunga. Bunga ini mempunyai
Vitamin C tersebar luas di 8-11 helai kelopak yang berbulu,
alam, kebanyakan dalam produk panjangnya 1 cm, pangkalnya
tumbuhan seperti buah, terutama sering berlekatan, dab berwarna
buah jeruk, sayur hijau, tomat, merah.
kentang dan buah beri. Satu-
satunya sumber hewan vitamin ini Menurut Erianto (2009)
ialah susu dan hati (deMan, dalam Farida (2013) kelopak
1997). Salah satu tanaman yang bunga Rosella adalah bagian
memiliki kadar vitamin C yang tanaman yang bisa diproses
cukup tinggi adalah tanaman menjadi produk pangan. Kelopak
rosella yang dalam bahasa latin bunga tanaman ini berwarna
ialah Hibiscus Sabdarifa. merah tua, tebal, dan berair.
Kelopak bunga Rosella merah
Rosella (Hibiscus yang rasanya sangat asam ini
Sabdarifa) adalah spesies bunga biasanya diproses menjadi jeli,
yang berasal dari Benua Afrika. saus, teh, sirup, selai, puding,
Di tempat asalnya, Rosella dan manisan. Bahan penting
dijadikan selai atau jeli. Itu yang terkandung dalam kelopak
diperoleh dari serat yang bunga Rosella adalah gisipetin,
terkandung dalam kelopaknya. antosianin, dan glusida hibiskin.
Tak jarang Rosella juga Selain itu kelopak bunga Rosella
dimanfaatkan untuk diet, juga mengandung asam organik,
penderita batuk, atau diabetes polisakarida, dan flavonoid yang
seperti gula jagung. Selain itu, bermanfaat mencegah penyakit
bubuk biji bunga Rosella dapat kanker, mengendalikan tekanan
dijadikan campuran minuman darah, malancarkan peredaran
kopi (Herbie.T, 2015). darah, dan melancarkan buang
Tanaman Rosella air besar. Kelopak bunga rosella
merupakan sejenis tanaman mengandung vitamin C, vitamin
anggota Malvaceae dan populer A, dan asam amino.
di kalangan masyarakat, dan
Vitamin C adalah kristal dan cabai merah besar yang
padat, berwarna putih, tidak kering.
berbau, mencair pada suhu 190-
192ºC. Asam askorbat bentuk Menurut Rachmawati, dkk
kristal stabil di udara sampai (2009) suhu berpengaruh nyata
bertahun-tahun, tetapi dalam terhadap kandungan vitamin C.
bentuk larutan mudah teroksidir Semakin tinggi suhu maka
dan kestabilan ini meningkat kandungan vitamin C semakin
dengan kenaikan pH larutan. menurun. Berdasarkan uraian
Asam askorbat mudah larut tersebut, peneliti tertarik untuk
dalam air (1 g dalam 3 ml air), etil melakukan penelitian terhadap
alkohol (1 g dalam 50 ml etil perbandingan kadar vitamin C
alkohol) dan gliserol (1 g dalam pada kelopak bunga Rosella
100 ml gliserol) ; tidak larut dalam segar dan kelopak bunga Rosella
benzen, etileter, petroleum eter, kering.
dan senyawa organik lainnya.
Larutan asam askorbat pada pH Metode analisis vitamin C
kurang dari 4,5 mempunyai dalam bahan pangan dapat
absorbsi maksimum pada dikelompokkan menjadi metode
panjang gelombang 265 nm dan fisik, metode kimia, metode
sedikit pada panjang gelombang biokimia, dan metode biologis.
350 nm dan 400 nm (Lestarianan Metode kimia antara lain ialah
W dan Madiyan M, 1988). metode Iodimetri, dasar dari
metode ini adalah sifat mereduksi
Vitamin C dari semua asam askorbat. Metode iodimetri
vitamin yang ada merupakan dapat digunakan terhadap asam
vitamin yang paling mudah rusak. askorbat murni atau larutannya
Vitamin C sangat larut dalam air (Rohman. A dan Sumantri, 2013).
dan mudah teroksidasi
dipengaruhi oleh panas, sinar, Titrasi iodimetri adalah
alkali, enzim, oksidator, serta oleh titrasi berdasarkan reaksi oksidasi
katalis tembaga dan besi. antara iodin sebagai pentiter
Oksidasi akan terhambat bila dengan reduktor yang memiliki
vitamin C dibiarkan dalam potensial oksidasi lebih rendah
keadaan asam atau pada suhu dari sistem iodin-iodida dimana
rendah (F.G Winarno, 2004). sebagai indikator larutan kanji.
Titrasi dilakukan dalam suasana
Hayati (2012), telah netral sedikit asam (pH 5-8).
melakukan penetapan kadar
vitamin C dalam cabai merah Pada titrasi iodimetri
besar (Capsicum annuum L) digunakan larutan iodin sebagai
segar dan kering secara larutan titer. Larutan iodin sukar
spektrofotometri UV, didapatkan dalam air tetapi mudah larut
hasil pada cabai merah besar dalam kalium iodide pekat.
yang segar adalah 0,09 % ⁄ dan Larutan titer iodin dibuat dengan
pada cabai merah besar kering melarutkan iodium ke dalam
larutan KI pekat. Larutan ini
didapatkan hasil 0,07 % ⁄ . dibakukan dengan Arsen (III)
Dengan demikian terdapat oksida atau larutan baku Natrium
perbedaan kadar vitamin C pada tiosulfat (Zega, 2009).
cabai merah besar yang segar
Indikator yang dipakai vitamin C pada kelopak bunga
adalah amilum. Akhir titrasi Rosella segar (pretest), kemudian
ditandai dengan terjadinya warna kelopak bunga Rosella segar
biru dari iod amilum. Perhitungan dikenakan perlakuan dengan
kadar vitamin C dengan dikeringkan dan dilakukan
standarisasi larutan iodin yaitu pengukuran kadar vitamin C nya
tiap 1 ml 0,01 N iodin ekuivalen lagi.
dengan 0,88 mg asam askorbat
(Sudarmadji dkk, 2010). B. Populasi dan Sampel

Bila tidak terdapat zat Populasi penelitian adalah


pengganggu yang berwarna, kelopak bunga Rosella yang
sebenarnya larutan iodin masih ditanam di dataran rendah
dapat berfungsi sebagai indikator Marabahan. Sampel yang diambil
meskipun warna yang terjadi tidak di Rumah Tahanan Marabahan.
sejelas KMnO4. Umumnya lebih Teknik yang digunakan dalam
disukai penggunaan larutan kanji penelitian ini adalah random
sebagai indikator yang dengan sampling yaitu sampel diambil
iodine membentuk kompleks secara acak tanpa menentukan
berwarna biru cerah. Larutan kriteria sampel yang ingin diambil.
kanji yang telah disimpan lama Penentuan jumlah/replikasi
memberikan warna violet dengan sampel pada penelitian ini
iodium. Meskipun warna ini tidak menggunakan rumus federar,
mengganggu ketajaman titik akhir yaitu ( t - 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 dimana
titrasi, tetapi larutan kanji yang t adalah perlakuan dan r adalah
baru perlu dibuat kembali (Zega, replikasi atau jumlah s.
2009).
C. TEMPAT DAN WAKTU
Tujuan dari penelitian ini PENELITIAN
adalah Untuk membandingkan 1. Tempat Penelitian
kadar vitamin C pada kelopak Penelitian dilakukan di
bunga Rosella yang segar dan Laboratorium Kimia Dasar dan
dikeringkan. Kesehatan Akademi Analis
Kesehatan Borneo lestari
METODELOGI PENELITIAN Banjarbaru.
2. Waktu Penelitian
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Untuk penelitian ini
Penelitian dilakukan pada bulan Mei
Jenis penelitian yang 2016.
dilakukan adalah penelitian
eksperimen. Sebagai objek D. Cara Pengumpulan Data
penelitian adalah kelopak bunga
Rosella . Kemudian sampel 1. Data Primer
kelopak bunga Rosella dilakukan Data primer diperoleh dari
pengeringan. Rancangan hasil pemeriksaan kadar
penelitian yang digunakan dalam vitamin C pada bunga Rosella
penelitian ini adalah one group segar dan dikeringkan yang
pretest-postest, dimana dalam dilakukan di laboratorium.
perancangan ini peratama-tama 2. Data Sekunder
dilakukan pengukuran kadar
Data didapatkan dari studi data yang salah satu
literatur dan perpustakaan kurang segera dilengkapi.
maupun dari internet sesuai b. Tabulating
dengan tujuan penelitian. Dari hasil editing diolah,
dikelompokkan dan
E. Prosedur Penelitian dimasukkan ke dalam tabel
dengan skala rasio untuk
Penetapan kadar vitamin C selanjutnya diuji secara
dalam larutan dengan larutan statistik.
iodium standar yaitu pipet 25 2. Analisis data
ml larutan sampel kelopak Penelitian ini menggunakan
bunga Rosella segar dan dua perlakuan, sehingga
kering, lalu dimasukkan ke analisa dari data penelitian ini
dalam erlenmeyer. Kemudian dilakukan secara statistik
ditambahkan 6 ml larutan dengan uji T-Test independent.
H2SO4 10%, kemudian Uji dilakukan untuk
tambahkan beberapa tetes mengetahui adanya perbedaan
larutan amilum 1% dan dititrasi hasil dari rata-rata pengukuran
dengan larutan I2 standar terhadap perlakuan yang
sampai berwarna biru (Karinda sudah dilakukan dengan
M, 2013). software SPSS.

F. INSTRUMEN
Instrumen yang diperlukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini antara lain :
1. Alat Berdasarkan pemeriksaan
Alat yang digunakan pada yang dilakukan di laboratorium
penelitian ini adalah timbangan kimia dasar dan kesehatan
analitik, pipet ukur, ball pipet, Akademi Analis Kesehatan
labu ukur, buret dan statif, Borneo Lestari, sampel kelopak
erlenmeyer, batang bunga Rosella segar dan kering
pengaduk,beaker glass, pipet yang diperiksa kadar vitamin C
tetes, mortir stamper. dengan metode iodimetri
2. Bahan diperoleh hasil sebagai berikut :
Bahan yang digunakan
pada penelitian ini adalah Tabel 1. kadar vitamin C pada kelopak
iodium, Na2S2O3, amilum, bunga Rosella segar dan
KBrO3, KI2, H2SO4, akuades, kering
kelopak bunga Rosella segar
dan kering. Kadar Vitamin C
Pengulangan (mg/100 g)
G. Pengolahan dan Analisa data Segar Kering
1 16,1 4,2
1. Pengolahan data 2 17,7 2,5
Pengolahan data dilakukan 3 15,2 10,1
dengan tahap sebagai berikut : 4 16,1 1,7
a. Editing 5 10,1 2,5
Yaitu mengoreksi 6 15,2 5,9
kembali data yang diperoleh 7 9,3 0
sudah lengkap. Apabila ada 8 22,0 4,2
9 10,1 10,1 Rosella kering rata-rata sebesar
10 12,7 3,4 4,9 mg. Hasil tersebut
11 17,7 5,1 menunjukkan bahwa terjadi
12 11,8 4,2 pengurangan kadar vitamin C
13 9,3 1,7 pada kelopak bunga Rosella
14 13,5 7,6 segar dan kering sebesar 9,7 mg
15 19,4 6,8 atau 66 %. Penyusutan kadar
16 16,9 7,6 vitamin C tersebut dimungkinkan
Rata-rata 14,6 4,9 karena proses pengeringan.
Proses pengeringan pada
A. Uji Independent Sample T-Test kelopak bunga Rosella dapat
uji ini dilakukan Uji ini mengurangi kadar vitamin C,
dilakukan untuk dua sampel karena vitamin C merupakan
independ atau bebas untuk vitamin yang mudah teroksidasi
membandingkan kadar rata-rata oleh cahaya. Selain itu, vitamin C
dari dua kelompok yang tidak merupakan vitamin yang larut
berhubungan satu dengan yang dalam air sehingga dengan
lain. Uji ini dimaksudkan untuk adanya pengeringan terjadi
membandingkan rata-rata kadar penyusutan kadar air yang
vitamin C pada kelopak bunga terdapat pada kelopak bunga
Rosella segar dan kering. Rosella tersebut dan berdampak
Berdasarkan uji statistik pengurangan kadar vitamin C
Independent Sample T Test yang terikat pada air yang
didapatkan nilai F 1,337 dengan terdapat pada kelopak bunga
nilai sig 0,257. Nilai sig > 0,05 Rosella. Pengurangan kadar air
maka varians kedua kelompok pada kelopak bunga Rosella
tersebut homogen. Jika varians segar dan kering diketahui
kedua kelompok tersebut dengan cara pengujian kadar air
homogen nilai sig yang digunakan pada kelopak bunga Rosella
untuk uji t adalah equal variances segar dan kering menggunakan
assumed. Nilai signifikan dari oven pada suhu 120º C selama 1
equal variances assumed jam. kadar air pada kelopak
sebesar signifikasi = 0,000. bunga Rosella segar sebesar 77
Probabilitas (tingkat signifikans) % dan kelopak bunga Rosella
0,000 < 0,05. Dengan demikian kering sebesar 18,6 %, yang
Ho ditolak, artinya dapat ditarik berarti terjadi penyusutan kadar
kesimpulan bahwa terdapat air sebesar 75 %.
perbedaan antara rata-rata kadar
vitamin C pada kelopak bunga Data yang diperoleh dari
Rosella segar dan kering. hasil penelitian, setelah dilakukan
analisa data menggunakan uji T-
Berdasarkan Tabel 1, data Test Independent didapatkan
hasil pemeriksaan kadar vitamin hasil nilai signifikan sebesar
C pada kelopak bunga Rosella 0,000, nilai signifikan 0,000 <
segar dan kering terlihat dari 16 0,05 nilai signifikan tersebut
kali pengulangan didapatkan menyatakan bahwa ada
kadar vitamin C pada kelopak perbedaan kadar vitamin C pada
bunga Rosella segar rata-rata kelopak bunga Rosella segar dan
sebesar 14,6 mg dan kadar kering.
vitamin C pada kelopak bunga
Lama pengeringan berkurang dan sebaliknya apabila
terhadap bahan makanan kandungan nitrogen dalam
berpengaruh terhadap penuruan jaringan tanaman meningkat
nilai gizi yang terdapat pada maka kandungan protein yang
bahan makanan tersebut. sekaligus juga kandungan vitamin
(Rahman, 2007) menyatakan Jika C juga akan meningkat. Menurut
waktu pengeringan yang terlalu Michel cit Marchner (1986)
lama dan suhu pengeringan yang pemasokan mineral, khususnya
terlalu tinggi dapat menyebabkan nitrogen akan mempengaruhi
pigmen-pigmen pada bahan aktifitas sitokinin pada akar.
mengalami oksidasi sehingga Nitrogen yang tidak sempurna
memucatkan pigmen serta dapat diserap oleh akar sehingga
menyebabkan bahan menjadi keberadaannya dalam tanaman
gosong atau kecoklatan. terlalu rendah akan menurunkan
aktifitas sitokinin. Turunnya
Simanjutak (2009) aktifitas sitokinin tersebut
menyatakan bahwa penurunan menyebabkan terganggunya
atau kerusakan vitamin C metabolisme protein di daun
disebabkan oleh suhu, garam, karena sitokinin akan bertindak
gula, dan katalis logam. Laju sebagai regulator dalam
kerusakan meningkat karena pembentukan senyawa protein
kerja logam dan enzim. tanaman. Protein akan disintesis
Pemanasan yang terlalu lama sebagian menjadi vitamin C pada
dengan adanya oksigen dan buah.
adanya cahaya akan merusak
kandungan vitamin C. KESIMPULAN
Setelah dilakukan
Berdasarkan Tabel 1, kadar pemeriksaan kadar vitamin C
vitamin C rata-rata pada kelopak pada kelopak bunga Rosella
bunga Rosella segar sebesar segar dan kering maka dapat
14,6 mg per 100 g. Hasil ini ditarik kesimpulan bahwa :
mendekati dengan kadar vitamin
C pada kelopaknya Rosella segar 1. Kelopak bunga Rosella segar
yang dilakukan Yuliani dkk (2011) memiliki kadar vitamin C
yaitu sebesar 13,2 mg per 100 g. dengan rata-rata 14,6 mg.
Terdapat selisih antara kadar 2. Kelopak bunga Rosella
vitamin C pada kelopak bunga kering memiliki kadar vitamin
Rosella segar yang ditanam di C dengan rata-rata 4,9 mg.
Marabahan dengan yang ditanam 3. Perbandingan kadar vitamin
di Samarinda. Perbedaan C pada kelopak bunga
tersebut dimungkinkan karena Rosella segar dan kering
perbedaan lokasi penanaman terdapat selisih sebesar 9,7
bunga Rosella. mg (66 %).
Menurut Hochmuth (1991),
mengatakan bahwa nitrogen UCAPAN TERIMAKASIH
merupakan unsur utama
penyusun protein bersama-sama Pada kesempatan kali ini
dengan unsur C,H,O dan S. Pada dengan tulus saya hati saya
kondisi nitrogen rendah maka mengucapkan terima kasih
protein yang terbentuk akan kepada kepada ibu Nafila, M.Si
selaku dosen pembimbing utama Vegetables Growers Assn.
Karya Tulis Ilmiah yang berkenan Conference and Trade
meluangkan waktu untuk show, jacksoville, Fla. 1-3
membimbing serta memberikkan Nov.
kritik dan sarannya, dan saya
ucapkan juga kepada ibu Atni Karinda M, dkk. 2013.
Primanadini, S.Si selaku dosen “Perbandingan Hasil
pembimbing kedua Karya Tulis Penetapan Kadar Vitamin C
Ilmiah yang berkenan Mangga Dodol dengan
meluangkan waktu untuk Menggunakan Metode
membimbing dan mengarahkan Spektrofotometer UV-Vis
untuk penulisan Karya Tulis dan Iodometri”. Jurnal
Ilmiah saya ini. Dan juga kepada Ilmiah. 2 (01) ISSN 2302-
bapak Abdul Khair, M.Si selaku 2493.
penguji saya yang telah
memberikan masukan dan Lestarianan W dan Madiyan M.
membimbing dalam penulisan 1988. Analisa Vitamin dan
Karya Tulis Ilmiah ini. Elektrolit Organik.
Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada.
DAFTAR PUSTAKA
Marshner, H., 1986. Mineral Nutrition
DeMan, J.M. 1997. Kimia Makanan. in Higher Plants. Academic
Edisi Kedua. Bandung : press Horcourt Brace
ITB. Jovanovich Publisher.

Hastuti, N.D. 2012. “Pembuatan Rahmawati R, Defiani M, Suriani N,


Minuman Fungisional dari 2009, Pengaruh Suhu dan
Madu dan Ekstrak Rosella”. Lama Penyimpanan
Jurnal Tekhnologi Pangan, Terhadap Kandungan pada
3(1). Cabai Rawit Putih
(Capsicum frustescens)”,
Hayati, F.A.Y.N. 2012. “Penetapan Jurnal Biologi. XII (2).
Kadar Vitamin C dalam
Cabai Merah Besar Rohman, A. dan Sumantri. 2007.
(Capsium annuum L.) Analisis Makanan.
Segar dan Kering Secara Yogyakarta : Gajah Mada
Spektrofotometri UV. Tugas University Press.
Akhir . Surakarta : Fakultas
Farmasi, Universitas Setia Sudarmadji S, Bambang H, Suhardi.
Budi. 2010. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian.
Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Yogyakarta : Liberty
Berkhasiat Obat.
Yogyakarta : Octopus Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan
Publishing House. dan Gizi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Hochmuth, G. 1991. Fertlizer
Programs for Tomatoes in Yuliani, Marwati, Fahriansyah,
Florida. Proc 1990 Annu. M.W.R. 2013. Studi variasi
Amer. Greenhouse
konsentrasi ekstrak Rosella
(Hibiscus Sabdariffa) dan
keragenan terhadap mutu
minuman jeli Rosella. Jurnal
Tekhnologi Pertanian. ISSN
858-2419.

Zega, Mei Kristian. 2009.


“Penetapan Kadar
Antalagin Secara Titrasi
Iodimetri di PT Kima Farma
(Persero) Tbk Plant. Skripsi.
Medan : Universitas
Sumatra Utara.

You might also like