Professional Documents
Culture Documents
Versi Print - Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila - Compressed
Versi Print - Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila - Compressed
Pengarah
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Anindito Aditomo
Penanggung Jawab
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaram
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Asrijanty
Tim Penyusun
Susanti Sufyadi (Pusat Asesmen dan Pembelajaran)
Tracey Yani Harjatanaya (Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda)
Pia Adiprima (Sekolah Integrasi Digital)
M. Rizky Satria (Komunitas Guru Belajar Nusantara)
Ardanti Andiarti (PSPK)
Indriyati Herutami (PSPK)
Tim Reviewer
Itje Chodidjah (PSPK)
Sofie Dewayani (Litara)
Stien Johanna Matakupan (PSPK)
Wahid Yunianto (SEAMEO QITEP in Mathematics)
Putri Lestari (PSPK)
Penyunting Bahasa
Tri Hartini
Desain Sampul
M. Firdaus Jubaedi
Gilang Ayyoubi Hartato
Ilustrator
Gilang Ayyoubi Hartanto
Layout
M. Firdaus Jubaedi
Joko Setiyono
Hak Cipta © 2021 pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dilindungi Undang-Undang
Kata Pengantar
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini disusun
untuk membantu pendidik dan kepala satuan pendidikan dalam mengembangkan
projek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Panduan ini diharapkan menjadi salah satu
sumber informasi yang dapat dirujuk oleh pendidik dalam merancang dan
melaksanakan projek.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya untuk mencapai Profil
Pelajar Pancasila dengan menggunakan Pembelajaran Paradigma baru. Oleh
karena itu, pemahaman mengenai Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran
Paradigma Baru perlu diupayakan. Selain infomasi dari panduan ini, pendidik dapat
mempelajari kedua konsep tersebut dengan mengakses dokumen terkait lainnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan panduan ini. Harapan kami, panduan ini dapat memberikan
manfaat bagi pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan tentunya peserta
didik sebagai subjek utama pembelajaran sehingga tujuan pencapaian Profil Pelajar
Pancasila dapat terpenuhi.
Asrijanty, Ph.D
iii
Daftar Isi
Memahami Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Apa itu Profil Pelajar Pancasila?
Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diperlukan?
iv
Budaya satuan pendidikan yang
mendukung penerapan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Mendesain projek
Bagaimana tahapan pelaksanaan projek? Bagaimana proses
pelaksanaannya? Bagaimana pendidik merancang asesmen projek?
v
Pemilihan dimensi, elemen, dan
sub-elemen
Mengelola projek
Bagaimana caranya supaya projek berjalan lancar? Apa saja yang perlu
dikuatkan atau ditingkatkan oleh pendidik untuk memastikan projek
berjalan dengan baik?
Mengoptimalkan pelaksanaan
projek
Mengoptimalkan keterlibatan
mitra
vi
Mendokumentasikan proses
belajar projek: Jurnal (pendidik)
Glosarium
vii
viii Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Memahami Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Apa itu Profil Pelajar Pancasila? Mengapa Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila Diperlukan?
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 1
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi
yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling
berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya
keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial.
Keenam dimensi tersebut adalah:
2 Berkebinekaan global.
3 Bergotong royong.
4 Mandiri.
5 Bernalar kritis.
6 Kreatif.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 3
Sejak tahun 1990-an, pendidik dan praktisi pendidikan
di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal-hal
di luar kelas dapat membantu peserta didik mendapatkan
pemahaman bahwa yang dipelajari di satuan pendidikan
memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-sehari.
Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan
pentingnya peserta didik mempelajari hal-hal di luar kelas,
namun sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut belum
optimal.
Intrakurikuler Ekstrakurikuler
Muatan Pelajaran Kegiatan/pengalaman belajar Kegiatan untuk mengembangkan minat dan b
Berkebinekaan global
Mandiri
Pelajar Indonesia
Bergotong royong
Bernalar kritis
Kreatif
Budaya Sekolah
Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah
Gambar 2. Gambaran
Penerapan Profil
Pelajar Pancasila di
Satuan Pendidikan
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 5
D. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran
lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi
terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek (project-based learning),
yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam
program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar
yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga
terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan
berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks
perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah
sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan
merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun
beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan
secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta
didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara
kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi
peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar
lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek yang disajikan
sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi
di daerah masing-masing. Dengan mendasarkan projek
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian,
diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang
bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 7
3. Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan
skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri. Pendidik diharapkan dapat
mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan
banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi
fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan
bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal
atas dorongannya sendiri. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik
dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya
untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 9
F. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan ruang
bagi semua anggota komunitas satuan pendidikan untuk dapat
mempraktikkan dan mengamalkan Profil Pelajar Pancasila.
Untuk pendidik
• Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik
mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan
Profil Pelajar Pancasila.
• Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan
akhir yang jelas.
• Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka
untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain
untuk memperkaya hasil pembelajaran.
1. Berpikiran Terbuka
Pembelajaran yang inovatif sering kali terhambat oleh adanya
budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima
masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk
perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung
terselenggaranya kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya,
satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya
senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan,
serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk
perubahan ke arah yang lebih baik.
3. Kolaboratif
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis
membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam
pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal
yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya
kompetitif. Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong
semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan
saling memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya
kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci
dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) sehingga pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan
optimal.
2. Pendidik
a. Perencana projek‒Melakukan perencanaan projek,
penentuan alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan
penilaian projek.
b. Fasilitator‒Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan
projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara
belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi
peserta didik.
c. Pendamping‒Membimbing peserta didik dalam
menjalankan projek, menemukan isu yang relevan,
mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi
yang berkelanjutan.
d. Narasumber‒Menyediakan informasi, pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam
melaksanakan projek.
3. Peserta Didik
a. Menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan
memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
b. Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai
minat dan kelebihan yang dimiliki.
5. Pengawas
a. Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada
satuan pendidikan.
c. Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan
pendidikan khususnya yang berhubungan dengan
kurikulum dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
1. Pelatihan Dasar
2. Pelatihan Lanjutan
A. Perencanaan Projek
3
Pimpinan satuan pendidikan dapat menilai tahap pelaksanaan projek berdasarkan tingkat kesiapan satuan pendidikan (hlm. 35‒36).
4
Tim fasilitasi bersama pimpinan satuan pendidikan memilih minimal 2 tema (Fase A, B, C) dan minimal 3 tema (Fase D, E, F) dari 7 t
5
Dari tema besar, tim fasilitasi projek (dapat juga bersama peserta didik) menentukan ruang lingkup isu yang spe
SD I‒V 252 JP
SD VI 224 JP
SMP IX 320 JP
SMA X 486 JP
SMA XI 216 JP
MARET 2021
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
Upacara Projek
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
7 8 9 10 11 12 13
Upacara Isra Mi'raj Cuti Bersama
14 15 16 17 18 19 20
Hari Upacara Projek
Raya Nyepi Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
21 22 23 24 25 26 27
Upacara projek
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
28 29 30 31
Upacara
2. 07.50‒08.25 Upacara
3. 08.25‒09.00
MARET 2021
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
Upacara
7 8 9 10 11 12 13
Upacara Isra Mi'raj Cuti Bersama
14 15 16 17 18 19 20
Hari Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Raya Nyepi Projek Projek Projek Projek Projek Projek
Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan
Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
21 22 23 24 25 26 27
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Projek Projek Projek Projek Projek Projek
Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan
Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
28 29 30 31
upacara
Menentukan Dimensi
• Pimpinan satuan pendidikan kemudian menentukan
dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan fokus
dikembangkan untuk setiap kelas pada tahun ajaran
tersebut.
• Pimpinan satuan pendidikan dapat merujuk pada visi misi
satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di
tahun ajaran tersebut.
• Disarankan untuk memilih 2‒3 dimensi yang paling relevan
untuk projek.
• Sebaiknya jumlah dimensi Profil Pelajar Pancasila yang
dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak
agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
Tim fasilitasi projek dapat ditambah, dikurangi atau ditiadakan sesuai kebutuhan setiap satuan pendid
jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,
banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,
keterbatasan jumlah pengajar,
atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.
a. Satuan Pendidikan
1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi
dan refleksi projek di skala satuan pendidikan, termasuk
sistem pendokumentasian projek. Sistem ini juga dapat
digunakan sebagai portofolio satuan pendidikan.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk
memperkaya materi projek: masyarakat, komunitas,
universitas, praktisi. Satuan pendidikan dapat
mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai
narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau
narasumber ahli di lingkungan sekitar satuan pendidikan.
3. Mengomunikasikan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila kepada warga satuan pendidikan, orang tua
peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi
terkait).
4. Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan
(tidak dikurangi) sehingga alokasi waktu 1 mata pelajaran
“terbagi” 2, intrakurikuler dan projek (projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila).
5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor
untuk memfasilitasi proses berjalannya projek dengan
memberikan dukungan baik dalam bidang akademis
maupun kebutuhan emosional peserta didik.
6. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang
diperlukan untuk kelangsungan projek.
b. Koordinator Projek
1. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau
pendidik yang memiliki pengalaman dan mengembangkan
dan mengelola projek.
2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam
mengelola projek di satuan pendidikan.
3. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator
dan peserta didik untuk menyelesaikan projek dengan
c. Tim Pendidik/Fasilitator
1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap
peserta didik agar dapat memberikan stimulan atau
tantangan yang berbeda (diferensiasi) bagi setiap peserta
didik, sesuai dengan gaya belajar, daya imajinasi, kreasi
dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek.
2. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu
atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema
projek sesuai minat masing-masing peserta didik.
3. Mengumpulkan kebutuhan sumber belajar yang
dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional (contoh
dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu
dalam penyediaan hal ini:
• surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber
pembelajaran lain yang berhubungan dengan projek,
• narasumber yang memperkaya proses pelaksanaan
projek.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek
(orang tua, mitra, warga satuan pendidikan, dll.) dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dari setiap tema projek.
5. Melakukan penilaian dengan mengacu pada standar
asesmen yang sudah ditentukan dalam memonitor
perkembangan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi fokus
sasaran.
6. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik
dan mendampingi peserta didik untuk mencari referensi
sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku,
artikel, tulisan pada surat kabar/majalah, praktisi atau ahli
bidang tertentu dan sumber belajar lainnya.
7. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti:
Tahap Awal Satuan pendidikan belum memiliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemb
Konsep pembelajaran berbasis projek baru diketahui pendidik
Sekolah menjalankan projek secara internal (tidak melibatkan pihak luar)
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 29
Identifikasi tahapan satuan pendidikan
Seberapa
<50%
banyak pendidik yang PERNAH melaksanakan pembelajaran
berbasis projek?
Tahap Awal
≥50%
Sudah
Tahap Berkembang
Belum
Apakah projek sudah terjadi lintas disiplin
ilmu?
Sudah
Tahap Lanjutan
Apakah sekolah memiliki sistem*) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran
Belum punya
berbasis projek?
Punya
*) satuan pendidikan yang memiliki sistem: satuan pendidikan memiliki evaluasi berkala, pengayaan pendidik
menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek yang memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.
Tema yang telah dipilih untuk dilakukan selama satu tahun ajaran ditetapkan oleh satuan pendidika
bersama dengan para pendidik yang terlibat dalam mengembangkan projek. Ketika satuan pendidi
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 31
1. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD‒SMA/SMK)
2. Kearifan lokal (SD‒SMA/SMK)
3. Bhinneka Tunggal Ika (SD‒SMA/SMK)
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA/SMK)
5. Suara Demokrasi (SMP‒SMA/SMK)
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
(SD‒SMA/SMK)
7. Kewirausahaan (SD‒SMA/SMK)
g. Kewirausahaan (SD‒SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah
yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan
masyarakat.
Tahap
Tahap Tahap
Awal
Berkembang Lanjutan
Pemberian
Sekolah Sekolah Setiap kelas
opsi tema
menelaah isu menelaah isu menelaah isu
yang sama untuk yang sama yang berbeda
semua kelas. untuk setiap 1‒ sesuai pilihan
2 kelas. peserta didik.
Penentuan
Sekolah yang Sekolah Peserta didik
topik
menentukan mempersiapkan mendiskusikan
tema dan topik beberapa tema tema dan topik
projek. dan topik projek projek dengan
untuk dipilih oleh bimbingan
peserta didik. pendidik.
SMP Fase D Mural Akulturasi yang bercerita tentang proses akulturasi dan
dampaknya di masyarakat saat ini
Fokus: Akhlak kepada manusia
Mengutamakan persamaan sebagai alat pemersatu dalam
keadaan konflik atau perdebatan
Mengenal sejarah perkembangan budaya yang berdampak pada
cara hidup dan sudut pandang masyarakat dan menyajikan
interpretasinya melalui penggambaran visual
SMA Fase E/F Gelaran seni yang memadukan elemen teknologi dan tradisi
Fokus: Akhlak kepada manusia
Menghargai perbedaan identitas (ras, agama, dll.) dan
menampilkan apresiasinya atas perbedaan dalam bentuk
aktivitas
Menggali berbagai warisan budaya terkait seni dan menemukan
cara mengenalkannya secara luas dengan memanfaatkan
teknologi
SD Fase A
Untuk tema ini, penerapan di SD bukan berbentuk projek
Fase B tapi lebih berfokus pada ekosistem satuan pendidikan yang
mendukung kesejahteraan (wellbeing) anak
Fase C
SMA Fase E/F Koordinasi kegiatan OSIS antarsatuan pendidikan dalam bentuk
kepanitiaan untuk kampanye dan aksi untuk menjaga kesehatan
fisik dan mental remaja di lingkungan satuan pendidikan.
Fokus: Mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan
bersama, menawarkan titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi
pihak terkait untuk penyelesaiannya.
Suara Demokrasi
Tema
Kewirausahaan
Tema
SD Fase A Pasar Kreasi, mengadakan pasar yang jual beli berbagai kreasi
mandiri berupa benda fungsional sederhana dari barang bekas
Fokus: Akhlak pribadi
Membiasakan bersikap jujur kepada diri sendiri dan orang lain
Tujuan:
Menyusun dokumen yang mendeskripsikan perencanaan
kegiatan projek sebagai panduan bagi pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan penguatan
Profil Pelajar Pancasila dalam tema tertentu.
Catatan: Pendidik memiliki kemerdekaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul p
Modul projek bersifat fleksibel. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangk
modul projek yang telah tersedia atau mengkreasikan modul yang sudah ada dan menyesuaikan den
1
Kepala sekolah 2 3
menganalisis
Pendidik melakukan
kesiapan sekolah, Pendidik dan
asesmen diagnostik
kondisi dan kebutuhan peserta didik
terhadap kondisi dan
peserta didik, pendidik, mengidentifikasi
kebutuhan peserta
serta satuan tema dan topik
pendidikan didik
10
4
Pendidik
Evaluasi dan mengidentifikasi
Pengembangan dan menentukan
Modul dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang ingin
dicapai
9
5
Modul Pendidik
siap digunakan merencanakan jenis,
teknik dan instrumen
asesmen
8
7 6
Pendidik Pendidik dapat
Pendidik menyusun
mengelaborasi menentukan
modul projek
kegiatan projek sesuai komponen-komponen
berdasarkan komponen-
dengan komponen esensial sesuai dengan
komponen yang
esensial kebutuhan projek
disarankan
Asesmen Diagnostik. Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur kompetensi awal peserta didik yang
dipakai untuk menentukan kebutuhan diferensiasi peserta didik, pengembangan alur dan kegiatan projek, dan
penentuan perkembangan sub-elemen antarfase
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap isu pengelolaan sampah dan
implikasinya terhadap perubahan iklim
1 2 3 4 5
Perkenalan: Eksplorasi Isu Refleksi awal Kunjungan ke TPA/ Diskusi Kritis
Perubahan Iklim Komunitas Peduli Masalah Sampah
dan Masalah Sampah
Pengelolaan
Sampah
6 7 8 9
Pengumpulan, Trash Talk: Pengorganisasian Asesmen Formatif
Pengorganisasian, Sampah di Data Secara Presentasi: Sampah
dan Penyajian Data Sekolahku Mandiri di Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10 11 12 13 14
Poster Aksi Nyata Poster Aksi Poster Aksi Poster Aksi Asesmen Formatif
Sayangi Sekolahku: Nyata Sayangi Nyata Sayangi Nyata Sayangi Simulasi Pameran
Eksplorasi program Sekolahku: Sekolahku: Sekolahku: Poster Aksi
pengelolaan Peranku dan Menentukan Membuat Poster Nyata Sayangi
sampah yang ada Solusiku Karakteristik Sekolahku
Poster yang Baik
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta
menyusun langkah strategis
15 16 17
Asesmen Sumatif Asesmen Sumatif Mari Beraksi
Pameran Poster Evaluasi Solusi Sambil Refleksi
Aksi Nyata Sayangi Yang Ditawarkan Mengelola
Sekolahku Sampah di
Sekolah
Strategi
Pendidik menentukan elemen dan sub-elemen serta capaian
fase peserta didik yang akan dijadikan sebagai tujuan
pembelajaran berdasarkan pada hasil asesmen diagnostik.
Contoh
Tema
Dimensi
Asesmen Diagnostik
Pada prinsipnya asesmen diagnostik
dilakukan sejak awal perancangan projek
untuk menyesuaikan pemilihan tema,
profil, dan dimensi dengan karakteristik
sekolah dan kebutuhan peserta didik.
Kemudian, secara spesifik asesmen
diagnostik dilakukan pendidik untuk
mengidentifikasi elemen dan sub-elemen
yang akan dipilih serta mengidentifikasi
capaian fase yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
Sub-
Elemen Sub- Sub- Sub- Sub- Sub
1a Elemen Elemen Elemen Elemen -
1b 2a 2b 3a Elem
Dimensi Profil Pelajar Elemen Profil Sub-elemen Target Pencapaian di akhir Aktivitas
Pancasila terkait peserta didik Profil Pelajar Fase D (SMP, 12‒15 tahun) Terkait
Pancasila Pancasila
Mengidentifikasi, Mengidentifikasi, 5, 6, 7, 8,
mengklarifikasi, mengklarifikasi, dan 13
dan mengolah menganalisis informasi
informasi dan yang relevan serta
gagasan memprioritaskan beberapa
gagasan tertentu
Langkah
1 2
Contoh 1
Contoh 2
Merumuskan tujuan
1 Mengamati 2 Mendefinisikan
Tindak lanjut
4 Bagikan
(FIDS atau Find-Imagine-Do-Share digagas oleh Kiran Bir Sethi dalam program I Can!)
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 53
• Bagaimana tingkat keberagaman budaya, sosial dan
ekonomi, peserta didik? Apakah keberagaman itu bisa
menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam
projek?
Contoh bentuk Rubrik, observasi, Rubrik, umpan balik (dari Rubrik, presentasi, poster,
asesmen kuesioner, refleksi, esai pendidik dan sesama diorama, produk teknologi
peserta didik) baik atau seni, esai, kolase,
secara lisan maupun drama
tertulis,
observasi, diskusi,
presentasi, jurnal, refleksi,
esai
• Mengetahui
perkembangan
peserta didik di akhir
projek.
Prasyarat: Pendidik perlu mempelajari dan memahami kesinambungan alur perkembangan dimensi untuk setiap sub-elem
1
Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi)
Contoh: Fase D:
“Menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam
skala lokal, regional, dan nasional. Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari
budaya bangsa.” → Sub-elemen: Mendalami budaya dan identitas budaya →
Elemen: Mengenal dan menghargai budaya → Dimensi: Berkebinekaan Global
2
Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator yang
mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
Contoh:
“Mampu menjelaskan perkembangan budaya daerah sebagai bagian dari budaya
nusantara”, “Mampu menunjukkan sikap toleran terhadap perbedaan budaya",
“Mampu merefleksikan identitas diri yang terbentuk dari keragaman budaya di
nusantara”
3
Menyusun strategi asesmen
• Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan perilaku
yang sesuai (penguasaan tujuan)? (Mengembangkan bentuk asesmen:
menyajikan informasi/membuat produk/melakukan sesuatu)
• Dengan cara apa pendidik bisa mengukur kemampuan peserta didik tersebut?
(Mengembangkan instrumen asesmen: soal tertulis, kuis (pemahaman), jurnal,
lembar ceklis/observasi, rubrik, portofolio (kinerja/keterampilan).
4
Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk membuat
inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik terhadap tujuan pem-
belajaran.
• Hasil asesmen bisa didapatkan dari skor tes, isian lembar ceklis/observasi,
identifikasi rubrik (contoh rubrik di hlm. 60‒63).
• Bukti pencapaian dapat berupa produk belajar seperti catatan, lembar jawaban,
hasil karya, foto/rekaman saat melakukan pekerjaan, dan sebagainya.
5
Menyusun rapor
Menentukan
Merancang
tujuan
indikator
pembelajaran kemampuan
Bentuk Instrumen
asesmen asesmen
Dengan cara apa Dengan cara
Menyusun peserta didik dapat
menunjukkan
apa pendidik
bisa mengukur
strategi kemampuannya? kemampuan
peserta didik
asesmen tersebut?
Menyusun
Mengolah pelaporan
hasil asesmen
Menyusun pelaporan
Sejauh mana peserta
Bagaimana hasil asesmen didik mencapai tujuan
yang diperoleh? Apa pembelajaran? Bagaimana
bukti pencapaiannya? catatan prosesnya?
Tahap Contoh
Instrumen Kuis
asesmen
Jurnal dan lembar ceklis
Rubrik esai
*Sub-elemen dipilih dari matriks perkembangan elemen dan sub-elemen dari dokumen Profil Pelajar Pancasila yang ditulis oleh
KemendikbudRistek Dikti
**Rubrik ini dapat digunakan sebagai acuan pengembangan dimensi yang dipilih dalam kegiatan projek bersangkutan
Ketepatan sasaran Masih dalam Solusi/aksi yang Solusi/aksi yang Solusi/aksi yang
tahapan ditawarkan berupa ditawarkan ditawarkan
identifikasi ide yang masih menyasar faktor- menyasar inti
faktor yang di permukaan faktor yang permasalahan,
menyebabkan permasalahan terkait dengan realistis dan
permasalahan dan/atau kurang permasalahan memberikan
dan akibat yang realistis dan memberikan dampak yang
ditimbulkan dampak positif berkesinambungan
sementara
Kejelasan Informasi Ada sedikit keterkaitan Foto dan/atau kata Foto dan/atau kata
antara foto dan/atau yang dipakai saling yang dipakai saling
kata-kata yang dipakai berkaitan dan disusun berkaitan dan tersusun
dengan baik menghasilkan sebuah
kesatuan ide yang
sangat baik
Estetika Ada sedikit usaha Ada usaha yang jelas Ada usaha yang jelas
untuk mengemas untuk mengemas untuk mengemas
presentasi dengan baik presentasi dengan baik presentasi dengan
baik. Tingkat ketelitian
dan estetika sangat
tinggi
Keterkaitan dengan Ada sedikit keterkaitan Ada keterkaitan antara Karya menunjukkan
Tema antara karya dengan karya dengan tema pemahaman yang
tema dalam mengenai tema
Strategi:
Mulai dengan pertanyaan pemantik
Pertanyaan pemantik dalam kegiatan projek adalah pertanyaan yang dapat memancing ketertarikan d
Strategi:
Mulai dengan permasalahan autentik
Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan
mengundang narasumber, atau mengajak peserta didik langsung mengamatinya di lapangan.
Contoh
Tema Permasalahan
Gaya Hidup Kebakaran hutan, polusi kendaraan Catatan: Pendidik dapat menggabungkan strategi
Berkelanjutan (Tergantung muatan lokal) dan permasalahan
autentik di awal kegiatan projek untuk membuat r
Kearifan Lokal Dampak negatif modernisasi
Bhinneka Tunggal
Radikalisme, toleransi antarumat
Ika
beragama
Bangunlah Jiwa dan
Perundungan, kesehatan mental di
Raganya
tengah pandemi
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 67
B. Mengoptimalkan pelaksanaan projek
Tujuan:
Membantu peserta didik terlibat secara optimal sepanjang
kegiatan projek berlangsung
Strategi:
Mendorong keterlibatan belajar peserta didik
Kunci dari implementasi kegiatan projek adalah keterlibatan belajar peserta didik (student engagement)
sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus berkreasi untuk meningkatkan partisipasi belajar seluruh
sedang dilaksanakan. Beberapa hal dapat diupayakan pendidik untuk mendorong partisipasi peserta
dalam proses pembelajaran.
Contoh strategi
Strategi:
Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang
Satuan pendidikan perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan projek adalah
dapat berkembang secara bertahap sesuai dengan tahapan belajarnya. Untuk mengoptimalkan hal ters
sebuah dialog yang reflektif. Dalam konteks tersebut, pemberian ruang dan kesempatan harus dilengk
dihadapinya.
Contoh
Strategi:
Membudayakan nilai kerja yang positif
Budaya yang positif di satuan pendidikan mewujud dalam sikap pembelajar pada aktivitas sehari-h
tidak dihadirkan sebagai sebuah instruksi, namun sebagai sebuah pembiasaan yang rutin dilakuka
Perayaan hasil belajar projek dapat dilakukan dalam bentuk pameran atau
presentasi projek peserta didik, untuk memberikan pemahaman yang nyata tentang
apa yang dipelajari dan dilakukan peserta didik. Acara perayaan dapat berlangsung
secara sederhana dengan mengatur tata letak kelas sebagai area pameran,
pembagian pojok-pojok presentasi individu atau kelompok, dan pengaturan lainnya
sesuai kesediaan fasilitas di satuan pendidikan.
Tujuan:
Memastikan kegiatan projek ditutup dengan aktivitas yang
bermakna
Isi:
• Apa yang perlu didokumentasikan dalam jurnal pendidik?
• Seberapa sering perlu mengisi dan mengulas jurnal?
• Bagaimana agar proses pendokumentasian bisa dilakukan
secara efektif?
Isi:
• Hasil karya seperti apa yang perlu didokumentasikan
dalam portofolio?
• Seberapa sering perlu mengulas dan mengganti isi
portofolio?
• Bagaimana agar peserta didik aktif melibatkan diri dalam
proses penyusunan portofolio?
Menunjukkan keterpaduan
Rapor terdiri dari hasil penilaian terhadap performa peserta
didik dalam projek.
Kompetensi utuh
Penilaian dalam rapor projek memadukan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sebagai satu komponen. Deskripsi juga
disampaikan secara utuh tanpa membedakan aspek tersebut.
Skenario
Didi adalah peserta didik kelas 10 di SMA Bintang Kejora,
Palangkaraya. Dalam setahun, satuan pendidikan tersebut
menyelenggarakan 3 projek pengembangan Profil Pelajar
Pancasila dan setiap peserta didik wajib mengikutinya.
Projek 2 | 3R
Projek ini adalah projek yang mengambil tema Gaya Hidup
Berkelanjutan. Projek ini membangun 3 dimensi Profil Pelajar
Pancasila, namun berbeda dengan projek pertama
• Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia
• Mandiri
• Bernalar kritis
1 saat perencanaan. Deskripsi singkat ini berisi tentang konteks dan tujuan projek serta gambar
2 Pelajar Pancasila sesuai dengan fokus capaian projek yang diisikan pada
saat perencanaan
Pusat Asesmen dan Pembelajaran | Badan Penelitian dan Pengembangan dan
87
Penilaian individual peserta didik. Catatan proses cukup satu paragraf singkat yang mengga
3
Diskusi di kelompokku
berjalan asyik dan membuat
pengetahuanku kaya
Fasilitator pada projek ini
membantuku dalam belajar dan
berproses
Metode yang digunakan
pada projek ini seru dan
menyenangkan
Keterampilanku bertambah pada
projek ini
Masukan/pendapat lain untuk projek ini:
disiplin ilmu Bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode
tertentu.