You are on page 1of 13

ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN


PASURUAN

Disusun Oleh:
Ulfa Romadhani
Nurkholis, Ph.D., Ak., CA

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,


Universitas Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang.
Email: ulfaramadhani16@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan dengan menggunakan
penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999. Hasil penelitian ini dapat
memberikan rekomendasi perbaikan bagi kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan.
Untuk menganalisis tingkat kesehatan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Pasuruan secara keseluruhan digunakan penilaian BPPSPAM, yaitu menggunakan
aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi, dan aspek SDM. Sedangkan
untuk menganalisis kelayakan investasi diukur dari dampak investasi yang
dilakukan terhadap kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh.
Dengan kata lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, dan menginterpretasikan
data.
Penilaian kelayakan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan dilakukan
dengan cara membandingkan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja
dan kesehatan sesudah dilakukan investasi dengan tren hasil perhitungan indikator
kinerja dan kesehatan setelah dilakukan investasi. Pada penelitian ini
perbandingan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan
tahun 2014 dengan rata-rata hasil realisasi kinerja dan kesehatan dimulai dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Indikator kinerja dan kesehatan yang
terkait langsung dengan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan, yakni meliputi
cakupan layanan administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan,
konsumsi air domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan.

Kata Kunci: Investasi, Kesehatan, Kinerja, PDAM


ANALYSIS OF PERFORMANCE AND INVESTMENT FEASIBILITY IN
WATER SUPPLY CORPORATION (PDAM) KABUPATEN PASURUAN
Author by:
Ulfa Romadhani
Nurkholis, Ph.D., Ak., CA

Major of Accounting, Faculty of Economic and Bussiness,


University of Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang.
Email: ulfaramadhani16@yahoo.com

ABSTRACT
The goal of this research is to analyze the performance of a Water Supply
Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan, overall by using valuation of financial
aspect, operational aspect, and administrative aspect according to the Decree of
Home Affair 47, 1999 (Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999).
The result of this research can provides some improvement recommendations for
Water Supply Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan performance. To
analyze the whole soundness of PDAM Pasuruan, it uses BPPSPAM valuation
through using financial aspect, service aspect, operational aspect, and human
resources aspect. Meanwhile, feasibility investment measured by the impact of the
investment towards the performance of PDAM Pasuruan. The type used in this
research is descriptive research which explains the problem solving based on the
data obtained. In other words, this study presents, analyze, and interpret data.

The feasibility investment of PDAM Kabupaten Pasuruan valuated by


comparing the result of performance and soundness indicators measurement
projection after investment is made toward the trend resulted by calculation of
performance and soundness indicators after the investment is made. In this study
the comparison between the results of the projections calculation performance
indicators and soundness by 2014, with an average performance and soundness
objectives starting from 2009 to 2013. Performance and soundness indicators that
directly related to the PDAM Kabupaten Pasuruan investment consist of
administrative service scope, technical service scope, customer growth, domestic
water consumption, the level of water loss, and continuity of service.

Keyword: Investment, Soundness, Performance, Water Supply Corporation


1. Pendahuluan
Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai masih di bawah
standar. Pola pengelolaan lebih banyak tidak mencerminkan efektivitas dan
efesiensi kerja. Salah satu instansi yang merupakan BUMD adalah Perusahan
Daerah Air Minum (PDAM) yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat,
utamanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
PDAM Kabupaten Pasuruan adalah kinerja internal maupun eksternal
kurang efektif, seperti tingkat pelayanan yang rendah, tingkat kebocoran air
tinggi, konsumsi air yang rendah, laba yang kurang optimal, kurangnya jumlah
pelanggan, tarif yang belum menutupi biaya produksi, dan keterbatasan
pembiayaan mengakibatkan rendahnya investasi dalam penyediaan air minum
(www.beritametro.co.id, 2013).
Kinerja PDAM dapat diukur dari aspek keuangan dan aspek non
keuangan. Alat yang tepat untuk mengukur kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Pasuruan adalah menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47
Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM terdiri dari aspek
keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi dan juga penilaian
pengukuran tingkat kesehatan kinerja menurut BPPSPAM yang terdiri dari aspek
keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional, dan aspek SDM.
Selain menyangkut masalah penilaian kinerja, untuk mencapai target
MDGs, investasi juga membutuhkan dukungan pendanaan yang cukup. Sumber
pendanaan PDAM antara lain dapat diperoleh dari pemerintah, pendapatan
PDAM, pinjaman perbankan, hibah, Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan
Business to Business (B to B), dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

2. Kajian Pustaka
2.1.Pengertian pengukuran kinerja
Kinerja memiliki beberapa pengertian yang berbeda-beda. Hal itu dapat
dipengaruhi oleh perbedaan sudut pandang penilai dalam menyikapi maksud dan
tujuan dari pengertian itu sendiri. Menurut (Cahyani, 2009), Kinerja adalah suatu
tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu yang
merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan
menurut Sulistiyani (2003:223), kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Dari pendapat-
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja secara kualitas dan kuantitas
yang dilakukan atas kombinasi beberapa faktor seperti kemampuan, kesempatan
maupun usaha seseorang dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan maupun instansi.
Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena organisasi
pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka pengukuran kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka mainkan dalam organisasi (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja
dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya memeberikan penghargaan, baik yang
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai
tujuan organisasi. Mulyadi (2001:419) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai
penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi, dan pekerjanya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh
sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian
atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam
organisasi.
Hansen dan Mowen (2004:493) melihat bahwa pengukuran kinerja atas
aktivitas adalah menaksir seberapa baik aktivitas dan proses yang dilakukan
sebagai landasan bagi usaha manajemen untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran
kinerja aktivitas muncul dalam bentuk keuangan dan non keuangan. Ukuran ini
dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dikerjakan dan hasil yang
dicapai. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama yaitu, efisiensi,
kualitas, dan waktu. Efesiensi memfokuskan hubungan antara masukan dengan
keluaran aktivitas. Kualiatas berkaitan dengan apakah sejak pertama kali aktivitas
telah dilaksanakan dengan benar. Waktu digunakan dalam menjalankan aktivitas.
Waktu ini sangat penting, karena semakin lama waktu yang diperlukan oleh suatu
aktivitas, maka semakin banyak sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas
tersebut (Mulyadi dan Setyawan, 2001:629).

2.2 Pengukuran Kinerja PDAM


Pengukuran Kinerja Menurut Kepmendagri No. 47 tahun 1999 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Penilaian Kinerja
PDAM meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu : penilaian aspek keuangan, aspek
operasional, dan penilaian aspek administrasi. Tiga aspek tersebut memiliki
indikator dengan penilaian masing-masing. Penilaian Kinerja ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasinya,
sehingga dapat diketahui keberhasilan PDAM tersebut dalam bentuk katagori
kinerja sangat baik, cukup, kurang atau tidak baik.

2.3. Penilaian Kelayakan Investasi


Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang dan modal pada
saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang dan jasa agar
dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua
tahun atau lebih (Haming dan Basalamah, 2003:3). Sementara itu, menurut Halim
(2005:4) investasi hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien
selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003:5). Berdasarkan pengertian-
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengelolaan dana
atau modal pada masa sekarang guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan
di masa yang akan datang dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang
diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan.
Tujuan investasi adalah untuk memperoleh manfaat finansial seperti
memperoleh keuntungan atau meningkatkan likuiditas keuengan perusahaan dan
manfaat makro seperti menciptakan lapangan kerja baru (Sutojo, 2002:11).

2.4 Penilaian Kelayakan Investasi di PDAM


UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, sebagai titik tolak
reformasi penyediaan air bersih bagi masyarakat, secara tersirat menyebutkan
bahwa meskipun air diakui sebagai komoditas ekonomi, penguasaan air ada
ditangan negara dan pengelolaan air harus mempertimbangkan fungsi sosial dan
lingkungan. Dengan kata lain, penyediaan air bersih bagi masyarakat termasuk
dalam lingkup pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh pemerintah. Hal
ini membawa dampak pada keharusan penyelenggara layanan penyediaan air
untuk mengutamakan fungsi sosialnya terlebih dahulu dibandingkan pada tujuan
usahanya yang berfokus pada indikator-indikator ekonomis. Termasuk dalam hal
ini adalah kebijakan-kebijakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
perusahaan.
Mengacu pada uraian di atas, investasi yang dilaksanakan oleh PDAM
haruslah mendahulukan paradigma sosial (layanan kepada masyarakat) dalam
perencanaannya. Investasi, sebagai bentuk keputusan perusahaan, bagaimanapun
harus memberikan manfaat bagi perusahaan. Sehingga rumusan tujuan investasi
yang dilaksanakan PDAM pada akhirnya adalah bagaimana investasi yang
dilaksanakan mampu secara simultan mampu memperbaiki pelayanan kepada
masyarakat dan memperbaiki kinerja perusahaan

3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk
menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh, dengan kata
lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, serta menginterpretasikan data.
Penelitian dengan pendekatan studi kasus adalah bertujuan untuk menarik
kesimpulan dari suatu analisa tentang objek penelitian tanpa bermaksud untuk
menarik kesimpulan yang berlaku umum.

3.2 Fokus Penelitian


1. Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang
diukur berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 dari aspek keuangan,
aspek operasional dan aspek administrasi.
2. Penilaian kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang
diukur berdasarkan BPPSPAM dari aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasi dan aspek SDM.
3. Investasi berupa perbaikan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Penilaian kelayakan investasi
dari Investasi yang diukur kelayakannya dilihat dari daftar anggaran investasi
aktiva tetap tahun 2014

3.3 Teknik Analisis Data


Tahapan dalam menganalisis data-data yang berkaitan dengan penelitian
yang penulis susun antara lain :
1. Peneliti melakukan pengumpulan dan pengelompokan data dari laporan
anggaran PDAM Kabupaten Pasuruan tahun 2014.
2. Peneliti menghitung indikator–indikator kinerja berdasarkan Kepmendagri
No.47 Tahun 1999 dan menghitung indikator kesehatan perusahaan
berdasarkan rumusan BPPSPAM.
3. Peneliti melakukan pembobotan berdasarkan petunjuk penggolongan tingkat
keberhasilan dan penghitungan nilai kinerja serta tingkat kesehatan PDAM
Kabupaten Pasuruan.
4. Peneliti membandingkan hasil pembobotan dengan standar ukuran kinerja
dan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan kedua standar yang telah
ditetapkan.
5. Peneliti menginterpretasikan hasil perhitungan kuantitatif kinerja periode
2009–2013 dan hasil wawancara.
6. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala bagian keuangan PDAM
Kabupaten Pasuruan mengenai sumber pendanaan yang diperoleh.
7. Peneliti menganalisis hasil wawancara mengenai sumber pendanaan yang
diperoleh dan aspek kelayakan investasi yang meliputi aspek ekonomi dan
sosial, dan aspek keuangan.
8. Peneliti melakukan penilaian kelayakan investasi berdasarkan dampak
investasi yang dilakukan terhadap perbaikan kinerja dan perbaikan tingkat
kesehatan perusahaan.
9. Menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan perhitungan kuantitatif yang
telah dilakukan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Penilaian Kinerja PDAM berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun
1999
1. Aspek Keuangan
Nilai kinerja Aspek Keuangan tahun 2014 adalah sebesar 26,25, dengan
titik fokus pada indikator-indikator kinerja berikut:
- Laba tahun 2014 sebesar Rp. 201.228.992,34, penjualan tahun 2014 adalah
sebesar Rp.19.783.626.460,00 sedangkan rasio laba terhadap aktiva
produktif 8,59. Rasio laba tehadap penjualan rasio pada tahun 2014 adalah
6,79%.
- Peningkatan laba berpengaruh pula pada peningkatan ekuitas, hal ini
meningkatkan nilai indikator rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas.
2. Aspek Operasional
Nilai kinerja aspek operasional tahun 2014 sebesar 17,02. Beberapa
indikator kinerja operasional yang menjadi fokus adalah:
Cakupan pelayanan pada tahun 2014 adalah sebesar 6,47%, atau sebanyak
101.585 orang dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan sebanyak
1.569.500 orang. Selain itu terdapat sekitar 817.611 penduduk dilayani melalui
HIPPAM dan proyek air bersih lainnya. Dengan demikian cakupan pelayanan air
bersih secara keseluruhan sebanyak 919.196 penduduk atau sebesar 58,56% dari
jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan. Kondisi tersebut masih dibawah target
nasional yaitu mampu memberikan pelayanan air minum sebanyak 62,5%.
3. Aspek Administrasi
Nilai yang diperoleh aspek administrasi tahun 2014 adalah sebesar 11,67%.
Nilai ini diambil dari Laporan Hasil Audit Kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan
Tahun Anggaran 2013. Indikator-indikator dalam penilaian kinerja aspek
adminsitrasi dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 merupakan indikator
yang berbasiskan keberadaan dokumen, serta kesesuaian dan keselarasan antar
dokumen. Sehingga perbaikannya sangat tergantung pada niat dan komitmen
manajemen. Mempertimbangkan subyektivitas tersebut sebagai batasan penulisan
skripsi, dalam pengukuran kinerja ini digunakan nilai kinerja tahun lalu.
Rincian hasil penilaian tersebut beserta ringkasan uraian untuk indikator
yang terkait dengan investasi, sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan
berdasarkan KEPMENDAGRI No.47 Tahun 1999 tahun 2014
Uraian Kinerja Tahun 2014
Aspek Keuangan 26,25
Aspek Operasional 17,02
Aspek Administrasi 11,67
Jumlah 54,94
Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan (diolah), 2014

4.2 Penilaian Tingkat Kesehatan PDAM berdasarkan Indikator yang


Disusun BPPSAM
(1) Aspek Keuangan
a. Rentabilitas
Tingkat pengembalian ekuitas tahun 2014 sebesar 25,37% dan rasio operasi
masih dibawah angka ideal yaitu kurang dari 50% .
b. Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dalam tahun
2014 masih sangat rendah. Rasio kas perusahaan hanya mencapai 17,72%.
c. Solvabilitas
Kinerja solvabilitas yang diukur dengan perbandingan total aktiva dengan
total utang mencapai 130,60% karena adanya penambahan investasi atau
penurunan utang jangka panjang. Namun demikian kondisi ini masih dibawah
capaian ideal yaitu diatas 200%.
(2) Aspek Pelayanan
Perusahaan telah merespon seluruh pengaduan pelanggan sebanyak 1.144
dalam tahun 2014. Jumlah penduduk terlayani dalam tahun 2014 sebanyak
101.585 orang atau 11,60% dari jumlah penduduk di wilayah teknis sebanyak
875.523. apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah administratif
maka cakupan pelayanannya adalah 6,47% dari jumlah penduduk sebanyak
1.569.500. sementara itu pertumbuhan pelanggan baru hanya mencapai 1,75% dan
konsumsi air domestik mencapai 2,82mᶟ per bulan.
(3) Aspek Operasi
Perusahaan telah mampu melayani pelanggan rata – rata 22 jam layanan
setiapa harinya. Namun demikian perusahaan harus tetap meningkatkan jam
layanan operasinya menjadi 24 jam sehari. Tingkat kehilangan air sebesar
29,42%, tingginya kehilangan air tersebut terutama karena kebocoran pipa
distribusi, kurang akuratnya pencatatan meter pelanggan dan kurang akuratnya
pencatatan distribusi yang hanya berdasarkan taksasi akibat tidak dilakukannya
peneraan atau perbaikan meter air secara periodik. Penggantian meter air
pelanggan telah rutin dilakukan namun jumlahnya masih dibawah standar yang
ditetapkan. Dalam tahun 2014, perusahaan telah melakukan penggantian terhadap
754 meter air pelanggan atau sekitar 3,38% dari jumlah pelanggan. Kemampuan
perusahaan dalam memproduksi air hanya sebesar 59,88% dari kapasitas
terpasangnya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jam operasi pompa dan
menyesuaikan dengan ijin SIPA/SIPMA. Sementara itu tekanan air pada
sambungan pelanggan belum mencapai 1 bar.
(4) Aspek Sumber Daya Manusia
Perusahaan dapat mempertahankan komposisi pegawai dalam jumlah yang
ideal untuk melayani pelanggan. Dengan jumlah pegawai sebanyak 149 orang dan
jumlah pelanggan sebanyak 22.280 maka setiap satu pegawai dapat melayani
sekitar 149 pelanggan. Jumlah ini sudah ideal menurut BPPSPAM yang
menetapkan jumlah minimal sebanyak 167 pelanggan yang dapat dilayani satu
orang pegawai. Untuk mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan, keahlian,
dan kemampuan seluruh pegawainya, perusahaan harus mengupayakan
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Upaya ini sudah terlihat di tahun
2014. Hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang ikut diklat sudah mencapai 50,3%
dari jumlah seluruh pegawai dan rasio biaya diklat terhadap jumlah biaya pegawai
hanya sebesar 0,28%.
Indikator ini merupakan pengukuran tingkat kesehatan PDAM yang
ditetapkan dengan ukuran yang di buat oleh Badan Pendukung Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), dengan pengelompokan kriteria dan
nilai sebagai berikut
Tabel 4.2
Kriteria Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum berdasarkan BPPSPAM
Kriteria Nilai
Sehat > 2,8
Kurang Sehat > 2,2 s/d 2,8
Sakit ≤ 2,2
Sumber : BPPSPAM, 2014

Keterkaitan Investasi dengan Kinerja dan Kesehatan Perusahaan


PDAM Kabupaten Pasuruan dalam Rencana Kerja dan Anggaran tahun
2014 merencanakan akan melakukan investasi senilai total Rp2.850.233.000,00
yang dirupakan dalam bentuk aktiva, dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rincian Investasi per Jenis Aktiva
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Tanah 175.000.000,00
Instalasi Transmisi
2. 1.979.283.000,00
dan Distribusi
3. Bangunan/Gedung 342.500.000,00
Peralatan dan
4. 95.000.000,00
Perlengkapan
5. Inventaris Kantor 258.450.000,00
Total 2.850.233.000,00
Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014

Investasi yang direncanakan oleh perusahaan pada tahun 2014 sebagian


besar merupakan investasi pada instalasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memilih upaya ekspansif dalam pengembangan jangkauan distribusi
pelayanannya. Rincian investasi instalasi transmisi dan distribusi per jenis aset,
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Rincian Investasi Instalasi Transmisi dan Distribusi
No. Uraian Jumlah (Rp)
Pipa Transmisi dan
1. 792.835.000,00
Distribusi
2. Pipa Dinas 704.158.000,00
Water Meter Air yang
3. 482.300.000,00
Terpasang
Total 1.979.283.000,00
Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014

Penilaian Kelayakan Investasi PDAM Kabupaten Pasuruan Tahun


Anggaran 2014
Secara keseluruhan, perhitungan proyeksi capaian kinerja berdasarkan
Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999 adalah 54,94. Capaian tersebut berada di atas
rata-rata capaian pada periode tahun 2009-2013 yang sebesar 53,45. Sedangkan
capaian tingkat kesehatan berdasarkan indikator yang ditetapkan BPPSPAM
untuk tahun 2014 adalah 3,14. Capaian ini juga berada di atas capaian rata-rata
tahun 2009-2013 yang sebesar 3,03.
Perbandingan antara hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara
tahun 2009 sampai dengan 2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Perbandingan Proyeksi dan Tren Indikator Kinerja dan Kesehatan
Perusahaan
Indikator Proyeksi Rata-Rata Di Bawah/
(2014) (2009-2013) Di Atas
1 6,47% 12,63% Di Bawah
2 11,60% 22,63% Di Bawah
3 1,75% 3,37% Di Bawah
4 33,88 24,06 Di Atas
5 29,43% 26,81% Di Bawah
6 22 22 Di Bawah
Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan, 2014

5. Kesimpulan dan Saran


5.1. Kesimpulan
Investasi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan tidak semata
bertujuan pokok untuk memperoleh laba tetapi juga mengutamakan mutu
pelayanannya terhadap masyarakat. Investasi yang dilakukan oleh PDAM
Kabupaten Pasuruan juga diharapkan mampu berperan untuk meningkatkan
kinerja keuangan dan menunjang kegiatan operasional perusahaan.
Pada tahun 2014, proyeksi penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan
berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 setelah
memperhitungkan investasi yang dilakukan di tahun berjalan adalah
sebesar 54,94 yang berarti cukup.
Proyeksi tingkat kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan yang dinilai
berdasarkan BPPSPAM untuk tahun 2014 setelah memperhitungkan
dampak dari investasi yang dilakukan pada tahun berjalan tergolong sehat
dengan memperoleh nilai 3,14.
Indikator kinerja dan kesehatan yang terkait langsung dengan investasi
yang dilaksanakan perusahaan pada tahun 2014 yaitu: cakupan layanan
administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan, konsumsi air
domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan. Perbandingan antara
hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara tahun 2009 sampai dengan
2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat dilihat pada uraian berikut:
a. Pengembangan luasan layanan belum mampu mengimbangi pertumbuhan
jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini lebih jauh juga mempengaruhi
indikator pertumbuhan pelanggan sebagai indikator kunci selanjutnya.
b. Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi yang dimiliki mampu
mendorong konsumsi air rumah tangga. Investasi yang dilakukan
memungkinkan pelanggan untuk memperoleh akses yang lebih luas atas air
yang disalurkan perusahaan.
c. Investasi yang dilakukan belum mampu menurunkan tingkat kehilangan air.
Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi serta pada peralatan dan
perlengkapan yang dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan pada tahun
2014 belum mampu meminimalisir risiko yang terjadi sebagai dampak dari
umur jaringan yang makin menua.
d. Investasi yang dilakukan pada tahun berjalan belum mampu menambah
waktu layanan kepada masyarakat. Perencanaan investasi yang dilakukan
perusahaan secara komprehensif belum memperhitungkan keterkaitan fungsi
antar aset, sehingga investasi tidak member manfaat optimal bagi perusahaan.

5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian


Ditinjau dari aspek keuangan, tidak semua indikator diikutsertakan dalam
pengukuran tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan tersebut. Peneliti
hanya menggunakan beberapa indikator saja, yakni return on equity (rentabilitas),
cash ratio, dan solvabilitas. Hal ini atas pertimbangan peneliti bahwa hanya tiga
indikator tersebut yang berelasi terhadap penilaian kelayakan investasi yang
dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan. Untuk penelitian selanjutnya,
indikator pengukur dapat ditambahkan sesuai dengan cakupan luas penelitian
yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Andries Yudi, Afriana. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Brebes.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rhineka Cipta.
Air untuk Generasi, Bukan untuk Kepentingan Lima Tahun. 2013.
http://tekno.kompas.com/read/2013/03/05/03091995/air.untuk.generasi.buka
n.untuk.kepentingan.lima.tahun, diakses pada 20 januari 2014
Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2013. Identifikasi Peluang Investasi Watter
Supply.
http://regionalinvestment.com/newsipid/userfiles/ppi/IDENTIFIKASI/
PELUANG/INVESTASI/TAHUN/2013.pdf, diakses pada 5 september 2014
Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum tentang
Pengukuran Kinerja Tingkat Kesehatan PDAM.
http://www.bppspam.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=600&Itemid=93, diakses pada 2 maret 2014
Bastian, Indra (2001). Akuntansi Sektor Publik di indonesia. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Cahyani, Nuswandari. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,Volume 16 Nomor 2
Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced
Scoreccard dengan Six Sigma untuk Organisasi Pemerintah. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek
dan Bisnis. Jakarta: PPM.
Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2004. Management Accounting Buku
1 Edisi 7, Terjemahan oleh Ancella A. Hermawan. Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2005. Studi Kelayakan Proyek.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto Hartono, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3.
Yogyakarta : BPFE Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja PDAM.
Komisi C Soroti Pelayanan PDAM Pasuruan. 2013.
http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/komisi-c-soroti-pelayanan-pdam-
pasuruan, diakses pada 20 Januari 2014
Mediaty, 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi Tahun XX, Nomor 3
Minarti, Sri. 2012. Analisis kinerja keuangan perusahaan daerah air minum kota
samarinda.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Munawir, 1995. Pengukuran Kinerja Perusahaan.
http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/12/kinerja-keuangan-perusahaan-
pengertian.html, diakses pada 2 April 2014
Rivai, Veithzal dan Basri. 2004. Manfaat Penilaian Kinerja.
http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan
definisi.html, diakses 2 April 2014
Rusli, Lutan. 2000. Pengertian Pengukuran dan Psikometri.
http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-Pengukuran-dan-
Psikometri, diakses pada 28 Maret 2014
Sridadi. 2007. Pengertian Pengukuran dan Psikometri.
http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-pengukuran-dan-
psikometri, diakses pada 1 April 2014
Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah. 2003. Penilaian Kinerja.
(http://blogsweathoney.blogspot.com/. diakses 1 April 2014
Supriyono, R.A. Akt. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama
BPFE Yogyakarta.
Susanto, Slamet, dan Ningsih, Cristina. 2010. Manajemen aset berbasis resiko
pada perusahaan air minum. www.google.com/artikel/manajemenasset/.
diakses pada 10 januari 2014
Sutojo, Suwanto. 2002. Study Kelayakan Proyek Konsep, Teknik, dan Kasus.
Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.

You might also like