You are on page 1of 3

DOA SEORANG SERDADU SEBELUM PERANG

Karya: W.S. Rendra

Tuhanku

WajahMu membayang di kota terbakar

Dan firmanMu terguris di atas ribuan

Kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa

Tanah sepi kehilangan lelakinya

Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini

Tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti

Sempurnalah sudah warna dosa

Dan mesiu kembali lagi bicara

Waktu itu, Tuhanku,

Perkenankan aku membunuh

Perkenankan aku menusukkan sangkurku

Malam dan wajahku

Adalah satu warna

Dosa dan nafasku

Adalah satu udara

Tak ada lagi pilihan


Kecuali menyadari

Biarpun bersama penyesalan

Apa yang bisa diucapkan

Oleh bibirku yang terjajah?

Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai

Mendekap bumi yang mengkhianatiMu

Tuhanku

Erat-erat kugenggam senapanku

Perkenankan aku membunuh

Perkenankan aku menusukkan sangkurku.

Sebuah Jaket Berlumur Darah


Puisi Karya:Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darah

Kami semua telah menatapmu

Telah pergi duka yang agung

Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita

Di bawah terik matahari Jakarta

Antara kebebasan dan penindasan

Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang


Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’

Berikara setia kepada tirani

Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu

Kami semua telah menatapmu

Dan di atas bangunan-bangunan

Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana

Melalui kendaraan yang melintas

You might also like