Professional Documents
Culture Documents
Ansin Igd
Ansin Igd
DISUSUN OLEH :
JUWARIS EP
NIM :
G3A017220
1
2
KASUS I
G. Data Fokus
An S dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa medis sementara Asma
Bronchial, GCS : E4 M6 V5 (CM). DS : Klien mengatakan mengalami
sesak nafas sejak beberapa jam yang lalu, keluarga klien mengatakan bahwa
klien pernah dirawat di RS setahun yang lalu karena asm. DO : klien tampak
sesak, terdengar bunyi suara tambahan, klien tampak lemas dan pucat, GCS
15 (E4M6V5), TTV = TD : 123/83 mmHg, N : 96 x/mnt, RR : 28x/mnt, T :
36.2 o C.
H. Prinsip Tindakan dan Rasional
a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan, terutama pada
klien yang menggunakan bronchodilator. Rasional : TTV sebagai salah satu
indicator apakah tindakan yang kita lakukan dapat mengurangi sesak yang
terjadi pada pasien atau tidak.
b. Observasi pengembangan paru dan pasang oksigen setelah pemberian
obat apabila diperlukan. Rasional : Pengembangan paru yang tidak
maksimal menunjukkan bahwa pasien masih dalam keadaan sesak, sehingga
perlu di berikan O2 yang diharapkan dapat mengutangi sesak yang pasien
rasakan.
c. Prinsip nebulizer adalah mengubah obat (larutan) menjadi aerosol,
sehingga dapat dihirup pasien dengan menggunakan masker atau
mouthpiece Rasional : Bertujuan untuk memudahkan obat masuk ke saluran
nafas dan memudahkan pengenceraan sekret yang ada di dalam saluran
nafas terutama di bronkus.
d. Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan : Nebulizer set
dan masker Air steril Obat yang diperlukan (mentol, ventolin) Rasional :
Memudahkan dalam melakukan tindakan.
e. Jelaskan kepada klien tentang tujuan prosedur dan langkah-langkah
prosedur yang akan dilaksanakan. Rasional : Informed consent bentuk
tanggung jawab dan tanggung gugat.
f. Atur posisi klien senyaman mungkin (semifowler) Rasional : Posisi nyang
menurut pasien nyaman dapat mengurangi sesak yang dirasakan
g. Jaga privasi klien. Rasional : Privasi klien terjaga.
4
KASUS II
G. Data Fokus
Ny T dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa medis sementara ST Elevasi
Miocard Infark (STEMI), GCS : E4 M6 V5 (CM). DS : Klien mengatakan
mengalami nyeri dada sejak beberapa saat yang lalu seperti ditusuk tusuk
menjalar ke tangan dan tembus ke belakang, sesak nafas dan nyeri pada
bagian ulu hati.Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengalami riwayat
penyakit DM dan Hipertensi. DO : klien tampak lemas, GCS 15 (E4M6V5),
TTV = TD : 186/101 mmHg, N : 61 x/mnt, RR : 20x/mnt, T : 36.8 o C, SpO2
: 100 %.
H. Prinsip Tindakan dan Rasional
a. Persiapan alat EKG. Rasional: mempermudah melakukan tindakan
dengan menyiapkan terlebih dahulu
b. Persiapan klien: menjelaskan tujuan dan prosedur tndakan pada klien,
klien
harus berbaring terlentang. Rasional: menghormati hak-hak klien untuk
mengetahui tindakan yang akan diberikan.
c. Cuci tangan. Rasional: mencegah transmisi mikroorganisme
d. Jaga privasi klien. Rasional: Menghormati hak klien
e. Pakai sarung tangan. Rasional: mencegah transmisi mikroorganisme
f. Atur posisi klien: posisi klien diatur terlentang di atas bed dan klien tidak
diperbolehkan menyentuh besi pada bed maupun benda logam lain.
Rasional: Mempermudah perekaman sandapan elektroda dan
mencegah ketidakakuratan hasil perekaman.
g. Membuka dan melonggarkan pakaian klien bagian atas, bila klien
memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas sebelum membuka pakaian
klien.
Rasional: Mempermudah perekaman sandapan elektroda dan
mencegah
ketidakakuratan hasil perekaman
h. Membersihkan dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai di lokasi manset elektroda
7
K. Evaluasi
S : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada dadanya
O : GCS 15 (E4M6V5), klien tampak lemas
A : Hasil rekaman EKG ST Elevasi
P : -
KASUS III
↓
Dikontrol dengan pengecekan GDS secara berkala
K. Evaluasi
S : Pasien mengatakan masih merasa lemas
O : klien masih tampak lemas, TTV = TD : 112/70 mmHg, N : 72x/mnt,
RR : 22 x/mnt, T : 36 C. GDS : 360
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
11
KASUS IV
G. Data Fokus
Tn M dibawa ke ruang IGD karena mengalami kecelakaan lalu lintas
dengan diagnosa medis sementara Cedera kepal ringan, GCS : E4 M6 V5
(CM). Terdapat luka robek diatas bibir serta jidat, serta terdapat luka
terbuka di bagian belakang kepala. TTV = TD : 118/71 mmHg, N : 113
x/mnt, RR : 22 x/mnt, T : 36.5 o C, BB : 54 kg, TB : 164 cm.
H. Prinsip Tindakan dan Rasional
a. Prinsip steril dengan menggunkana alat dan bahan yang steril
Rasional : agar mencegah masuknya mikroganisme yang dapat terjadinya
infeksi pada luka klien
b. Luka harus di bersihkan dengan Nacl dan cairan antiseptik
Rasional : agar luka bersih dari kotoran yang menempel pada luka dan
menghilangkan mikroganisme yang menempel pada luka
c. Lakukan anastesi pada jaringan yang luka
Rasional : agar mengurangi dan menghilangkan rasa sakit pada saat luka di
jahit.
d. Lanjutkan jahit luka sampai tertutup
Rasional : agar luka dapat tertutup dan terhindar dari mikroganisme
e. Tutup luka dengan sufratul, kasa steril dan plester
Rasional : agar menjaga dan melindungi luka dari mikroganisme yang
menyebabkan infeksi pada luka dan tidak ada tanda tanda perdarahan
I. Tujuan Tindakan
Untuk menutup luka yang terbuka serta untuk mengurangi resiko syok
hipovolemik
J. Bahaya yang Mungkin Terjadi dari Tindakan Tersebut
13
a. Bahaya yang dapat terjadi Jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan
avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan
Antisipasi : jangan terlalu tegang minimal luka tertutup denga rapat dan tak
ada luka yang terbuka
b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi
infeksi
Antisipasi : dalam penindakan hecting harus di lakukan dengan tindakan
steril mulai dari alat dan bahan harus berbasis steril
c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika
masih ada benda asing yang tertinggal pada luka.
Antisipasi : setiap tindakan di sarankan harus ada partner dalam menjahit
luka agar bisa berkolaborasi denga baik.
K. Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah agak baikan tapi masih merasa pusing
O : GCS 15 (E4M6V5), klien tampak lemas, terdapat luka jahit ± 10 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lakukan perawatan luka 3 hari setelah dilakukan hacting
14
KASUS V
A. Identitas Klien : Ny G, 53 th
B. Diagnosa Medis : CHF, HT, Efusi Pleura
C. Dasar Pemikiran
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrien. Pada pasien gagal jantung sesak
nafas disebabkan karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang
datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan
cairan terdorong ke jaringan paru. Dispneu dapat terjadi akibat
penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas.
Mudah lelah dapat terjadi akibat curah jantung yang kurang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan
sisa hasilkatabolisme, juga terjadi akibat meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress
pernapasan dan batuk.
D. Analisa Sintesa
CHF
↓
Ketidakmampuan jantung memompa darah dalam jumlah cukup
↓
15
Sesak nafas
↓
Hipoksemia
↓
Kekurangan oksigen dalam darah
↓
Dapat ditingkatkan dengan pemberian oksigen
KASUS VI
A. Identitas Klien : An F, 1 th
B. Diagnosa Medis : Diare akut dehidrasi sedang
C. Dasar Pemikiran
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Sebagian besar
diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena
infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam
basa.
D. Analisa Sintesa
Diare
↓
Infeksi
↓
Pengeluaran toksin
↓
dehidrasi
↓
17
Antisipasi : saat pemasangan pastikan tidak ada emboli udara pada selang
infus.
K. Evaluasi
S :-
O : klien terpasang selang infus RL 30 tpm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
KASUS VII
4. ANALISA SENTESA
trauma
pemisahan tulang
19
pergerakan tulang
pemasangan bidai
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan integritas jaringan b/d kerusakan jaringan
7. DATA FOKUS
Tn M dibawa ke ruang IGD karena mengalami kecelakaan lalu lintas
dengan diagnosa medis sementara Cedera kepal ringan, GCS : E4 M6 V5
(CM). Terdapat luka robek diatas bibir serta jidat, serta terdapat luka
terbuka di bagian belakang kepala. TTV = TD : 128/71 mmHg, N : 103
x/mnt, RR : 22 x/mnt, T : 36.5 o C, BB : 64 kg, TB : 169 cm.
9. TUJUAN TINDAKAN
Mencegah pergerakan tulang yang patah, mencegah bertambahnya
perlukaan pada patah tulang, mengurangi rasa sakit, mengistirahatkan
daerah patah tulang.
11. EVALUASI
S : Klien mengtakan sudah lebih nyaman
O : Pembidaian menggunakan 3 spalk
Melewati sendi lutun dan pergelangan kaki
Menggunakan 3 ikatan pada bidai
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
21
KASUS VIII
4. ANALISA SENTESA
kadar gula rendah
kesadaran menurun
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah b/d diabetes melitus
7. DATA FOKUS
Ny. S usia 64 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga dalam keadaan
tidak sadar, pasien masuk pada tangal 11 Januari 2019, TD: 73/51, N: 117,
RR: 28, S: 36. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
DM dan dulu perah operasi kangker payudara.
8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL
a. Siapkan infus set serta cairan infus yang sudah disambungan infus
Rasional : agar tidak lama menunggu jika vena sudah tertusuk
aboket dan darah keluar.
h. Cari vena yang tampak atau jelas oleh mata agar mudah dilakukan
infus.
Rasional : agar mengurangi terjadinya kesulitan saat menusuk dan
pembengkakan vena.
i. Pasang perlak, pakai hand scoon lalu oleskan kapas alkohol pada
daerah yang akan di infus, pasang tornquet.
Rasional : agar menghidari terjadinya penularan penyakit,
mencegah infeksi dan membendung aliran drah di vena.
j. Tusuk vena secara perlahan jika sudah masuk tarik sedikit bagian
jarum dari aboket dan lihat darah jika keluar berarti sudah masuk.
23
b. TUJUAN TINDAKAN
Menggati cairan tubuh yang kurang, memasukan glukosa untuk
menghindari kerusakan jaringan dan saraf otak karena hipoglikemi.
c. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN
TERSEBUT DAN CARA PENCEGAHANY
e. Pembengkakan pada vena
Antisipasi : hindari menggunakan aboket ukuran besar pada
vena yang kecil.
f. Terjadinya infeksi
Antisipasi : ganti infus sesuai dengan jadwal gantinya.
g. infiltrasi.
Antisipasi : kurangi gerakan pada area tangan yang di infus
h. iritasi vena
antisipasi : anjurkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
rasa sakit.
d. EVALUASI
S :-
O : Klien tampak lemas kesadaran somnolen
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi