Professional Documents
Culture Documents
Makalah Osteomyelitis
Makalah Osteomyelitis
DISUSUN OLEH
INGGRIT
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esakarena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah sdengan judul
OSTEOMIELITIS PADA LANSIA dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepadapihak-pihak yang ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya
pengetahuan saya maka dari itu makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu saya harapkan dari pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini.
Namun demikian kami sangat berharap kiranya makalah ini dapat memberikan
manfaat. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi
kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan
ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ
sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan
tersebut timbul pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain
tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem
muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang
paling ringan sampai yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang tulang
yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat
menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi piogenik
atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus aureus. Infeksi
dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan beberapa daerah
seperti sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang. Kunci keberhasilan
penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi yang tepat serta pemilihan
jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang
melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat
dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya osteomyelitis
pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering terjadi pada anak
dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk
osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau perawatan,
dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat
menjurus pada defisit-defisit yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat
kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada
infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di
sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner,
suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh
staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).
2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh
staphylococcus (Henderson, 1997)
4. Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan
oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae, infeksi yang
hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Pemeriksaan tambahan :
1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.
H. Penatalaksanaan medis (Brunner, suddarth. (2001)
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai kepekaan penderita
dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan antibiotik tidak
menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah,
dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya
menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan aliran pembuluh
balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat mengikat
kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu mengikat kalsium dan
menempatkannya ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk kalsium dan
fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian diendapkan pada proses
pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang ini adalah pada tulang kalsitriol dan
hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam
darah.
I. Pencegahan osteomielitis (Depkes RI, 1995).
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda, yang keduanya
buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda
merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera mungkin.
2. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak di arteri
Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Untuk
meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak dianjurkan, termasuk banyak
buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari) dan biji-bijian.
3. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat badan
dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan menggunakan kombinasi dari
diet kalori terkontrol dan olahraga teratur.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang direkomendasikan,tiga
sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-
kira setengah pint bir yang normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml)
roh. Secara teratur melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik
tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk.
5. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan sistem
peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
lemah. Sebagai contoh, Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari
sebelum secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1 . Makan/minum
2 . M a n d i
3 . Toileting
4 . Berpakaian
6 . Berpindah
7 . R O M
B. Diagnosis
Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut
(Marlyn E. Doengoes : hal ) :
d) Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,
kerusakan kulit
1. Rencana Keperawatan
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak ada nyeri, klien tampak rileks, tidak ada mengerang dan perilaku melindungi bagian
yang nyeri, frekuensi pernapasan 12-24 per menit, suhu klien dalam batas normal (36ºC-
37ºC) dan tidak adanya komplikasi.
Intervensi :
Kolaborasi :
12) Berikan obat analgesik seperti hidroksin,siklobenzaprin sesuai indikasi.
13) Awasi analgesic yang diberikan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan mobilitas fisik yaitu klien
mampu beradaptasi dan mempertahankan mobilitas fungsionalnya
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan adalah cedera atau pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap mobilisasi
3) Awasi tekanan darah klien dengan melakukan aktivitas fisik, perhatikan keluhan pusing
4) Tempatkan dalam posisi terlentang atau posisi nyaman dan ubah posisi secara periodic
6) Berikan atau bantu mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat sesegera mungkin
8) Rujuk ke perawat spesialis psikiatrik klinik atau ahli terapi sesuai indikasi
Tujuan :
Kriteria hasil :
Klien tampak rileks dank lien menunjukan perilaku atau tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit, memudahkan penyembuhan sesuai indikasi.
Intervensi :
1) Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing kemudian perdarahan dan perubahan warna
kulit
3) Tempatkan bantalan air atau bantalan lain dibawah siku atau tumit sesuai indikasi
4) Perawatan, bersihkan kulit dengan sabun air, gosok perlahan dengan alcohol atau bedak
dengan jumlah sedikit berat
5) Gunakan telapak tangan untuk memasang, mempertahankan atau lepaskan gips, dan
dukung bantal setelah pemasangan
6) Observasi untuk potensial area yang tertekan, khususnya pada akhir dan bawah beban
atau gips.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Penyembuhan luka sesuai waktu yang dicatat, bebas drainase purulen dan demam dan juga
tidak terjadinya infeksi yang berkepanjangan
Intervensi :
2) Kaji sisi kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri atau rasa terbakar atau adanya
edema atau eritema atau drainase atau bau tidak sedap
4) Observasi luka untuk pembentukan bula, perubahan warna kulit kecoklatan bau
drainase yang tidak enak atau asam
Kolaborasi :
3. Evaluasi
1) Menyatakan kenyamanan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang.Oateomielitis dapat di klasifiksikan
menjadi dua,yaitu :
1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme
berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari
bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Osteomielitis dapat disebabkan oleh bakteri,antara lain :
1. Staphylococcus aureus sebanyak 90%.
2. Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
3. Streptococcus hemolitikus.
4. Pseudomonas aurenginosa.
5. Escherechia coli.
6. Clastridium perfringen.
7. Neisseria gonorhoeae.
8. Salmonella thyposa.
Manifestasi klinis dari Osteomielitis,antara lain :
1. Demam
2. Nafsu makan menurun
3. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan.
Kompliasi dari osteomielitis,yaitu:
1. Abses Tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.
B. Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi sumbangsih yang poitif terhadap
pembaca.Semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit Osteomielitis dan dapat
menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari penyakit Osteomielitis.
DAFTAR PUSTAKA
KAMUS KEDOKTERAN Edisi 29. Alih bahasa : Andy Setiawan, et al. Jakarta : EGC, pp :
1565, 1.
NANDA,2012-2014. NIC fifth edition. NOC fifth edition. :Nyeri akut b/d agen injuri
fisik,Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas tulang,Gangguan integritass
kulit b/d imobilitas fisik,Ansietas b/d stasus kesehatan,Resiko infeksi b/d pertahanan
tubuh primer yang tidak adekuat