You are on page 1of 11

ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN: BURGER KING

MANAJEMEN STRATEJIK – A

DOSEN PENGAMPU: Drs. AL HASIN MBA., CSEP.

Disusun Oleh:

1. ATHAYA ARIELLA GALVANI (21311069)


2. SYAHDIA ROUDHATUL JANAH (21311078)
3. ANISYA NURHALIZA MAHARANI (21311100)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

SEMESTER PENDEK 2023


A. GAMBARAN PERUSAHAAN

Burger King merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
food and beverage yang berfokus menghasilkan produknya dalam kategori fast food.
Adapun sesuai dengan merk nya, Burger King menghasilkan produk Burger dengan nama
produk andalannya yaitu “whopper” yang juga diselingi dengan jenis produk lainnya seperti
french fries, milkshake, sandwich, salad, bahkan fried chicken. Perusahaan Burger King
sudah dikenal bahkan oleh hampir seluruh penduduk di Dunia. Adapun kompetitor dari
Burger King adalah Wendy’s dan McD yang memiliki pengaruh dan penjualan sama
besarnya.

Burger King pertama kali didirikan di Florida, Amerika Serikat pada tahun 1954 dan
didirikan oleh James W. McLamore serta David Edgerton. Alasan mereka dalam berbisnis
di industri ini adalah berdasarkan pengalaman mereka dan ingin menawarkan serta
menyajikan produk yang cepat, murah, dan berkualitas kepada calon konsumennya. Adapun
slogan dari perusahaan Burger King adalah “The Bigger the Burger, the better the burger”.

Burger King masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1986 dengan membuka
gerai pertamanya di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan akan tetapi gerai pertama dari
Burger King ini sempat tutup akibat adanya krisis moneter dan kembali lagi ke Indonesia
pada tahun 2007. Untuk saat ini, Burger King sudah memiliki 174 cabang di Indonesia.
Burger King di Indonesia biasanya dapat dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan
seperti mall ataupun memiliki gerai sendiri seperti McD dan kompetitor lainnya.

B. IDENTIFIKASI CORPORATE STRATEGY


1. Growth Strategy
a. Expansion
Dalam ekspansi globalnya, Burger King terus mencari peluang untuk
ekspansi di pasar internasional dengan tujuan untuk memperluas pasar dan
membangun merek yang lebih kuat guna meningkatkan profitabilitas. Mereka
berekspansi dengan membuka cabang-cabang baru di negara-negara baru. Burger
King memiliki tujuan dalam ekspansinya untuk membuka cabang baru di negara
yang belum dijelajahi. Dalam strategi ini akan melibatkan penilaian pasar potensial,
adaptasi menu sesuai dengan preferensi lokal, dan pemilihan lokasi strategis. Saat
memasuki pasar baru, adaptasi menu yang sesuai dengan preferensi lokal
bahwasanya mereka dapat menambahkan & mengubah menu untuk mewujudkan
cita rasa dengan ciri khas budaya setempat sehingga akan lebih relevan karena dapat
memperkuat daya tarik dalam persaingan serta menciptakan hubungan yang lebih
erat dengan pelanggan.

b. Product Development
Pengembangan produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada
adalah inisiatif perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dan
mempertahankan daya tarik merek. Namun, Product Development yang dilakukan
oleh perusahaan Burger King menjadi strategi pertumbuhan intensif yang paling
tidak signifikan. Pasalnya, Burger King melakukan pengembangan produk baru
dengan lambat. Pengembangan produk baru akan melibatkan risiko dan mungkin
tidak diterima dengan baik oleh pelanggan, atau biaya pengembangan dan
pemasaran mungkin tidak sebanding dengan potensi keuntungan. Hal ini,
menjadikan Burger King lebih berhati-hati dalam mengambil risiko pengembangan
produk. Sebagian besar menu Burger King juga tetap sama selama bertahun-tahun
dan mereka hanya beberapa kali memperkenalkan produk/menu baru yang unik
guna memperbarui penawaran mereka. Salah satu contohnya, pada tahun 2009 saat
Microsoft merayakan peluncuran sistem operasi baru, Windows 7, Burger King di
negara Jepang meluncurkan menu unik baru bernama ‘Windows 7 Whopper’,
burger dengan tujuh tumpuk roti daging sapi berukuran lebih dari 5 cm yang
dihargai sekitar ¥777.

c. Market Penetration
Burger King telah melakukan strategi penetrasi pasar sebagai bagian dari
usaha mereka untuk meningkatkan pangsa pasar dan pertumbuhan bisnis. Mengenai
hal ini, Burger King sering kali menghadirkan promosi menarik, seperti diskon,
paket bundling, dan pembelian menu terbatas. Salah satu contoh bentuk promosi
yang dilakukan oleh Burger King dalam aktivitas pemasarannya adalah dengan
meluncurkan kampanye "Whopper Detour" pada tahun 2018 yang mengajak
pelanggan untuk memesan Whopper melalui aplikasi mereka saat berada di dekat
restoran McDonald's. Dalam kampanye ini, pelanggan dapat mendapatkan
Whopper dengan harga sangat rendah jika mereka memesan melalui aplikasi Burger
King di dekat lokasi McDonald's. Mereka juga meluncurkan "Impossible
Whopper" sebagai salah satu inisiatif penting yang dilakukan oleh Burger King
dalam upaya penetrasi pasar dengan menargetkan segmen pelanggan yang lebih
luas, termasuk vegetarian dan vegan. Impossible Whopper adalah burger khas
Burger King, yang mana daging tersebut digantikan dengan menggunakan produk
daging nabati yang dikenal sebagai "Impossible Burger". Dalam personalisasinya,
Burger King menerapkan strategi "Have It Your Way" yang memungkinkan
pelanggan memodifikasi pesanan mereka sesuai dengan preferensi pribadi. Salah
satu dampak positif yang didapatkan oleh Burger King jika berhasil melakukan
penetrasi pasar yaitu mereka akan mendapatkan peningkatan market share.
Bahwasanya, jika penetrasi pasar yang dilakukan berhasil, hal itu membantu Burger
King menguasai pelanggan dari kompetitor dan memperluas dominasi merek
mereka.

2. Competitive Strategy
a. Low Cost
Burger King menerapkan low cost strategy seperti efisiensi dalam rantai
pasokan dan produksi serta fokus pada pengendalian operasional. Burger King
mengurangi biaya overhead dengan melakukan praktik efisiensi pada operasional
sehari-hari, mengelola persediaan dengan tepat dan mengoptimalkan penggunaan
tenaga kerja. Pada penerapan pengoptimalan tenaga kerja ini, Burger King
menghadirkan sistem Self Ordering Kiosk yang memungkinkan pelanggan
memesan makanan dan minuman sendiri melalui layar sentuh dan dapat membantu
mengurangi biaya operasional. Dalam strategi biaya rendah nya, Burger King
cenderung menggunakan kemasan yang sederhana dan fungsional, yang dapat
membantu mengurangi biaya produksi dari kemasan yang mahal.

C. IDENTIFIKASI BUSINESS LEVEL STRATEGY


Dalam business level strategy, ada 5 bagian yang terbagi yaitu terdiri dari cost leadership,
differentiation, focused cost leadership, focused differentiation, integrated cost
leadership.differentiation. Dalam perusahaan Burger King, strategi yang diterapkan adalah
pada cost leadership dan differentiation.
1. Cost leadership
Strategi ini berarti bahwa strategi bersaing yang mendasarkan kepada biaya untuk pasar
yang luas. Dalam perusahaan Burger King, mereka menerapkan bahwa dengan
meminimalisir dan menekan biaya operasi serta kesalahan produksi. Tujuan dari hal
tersebut adalah supaya Burger King dapat menawarkan produknya dengan harga yang
murah melalui penekanan biaya saat proses produksinya. Contohnya adalah dari segi
produksi di pemasok yang mana Burger King hanya memiliki sedikit pemasok. Burger
King meyakini bahwa dengan sedikitnya pemasok dapat mengurangi biaya yang
kemudian akan dikeluarkan pada saat produksi. Dari strategi ini, Burger King dapat
memperluas jangkauan pasarnya dengan menargetkan konsumen kelas menengah yang
mana biasanya konsumen kelas menengah memiliki proporsi yang cukup mendominasi
dan mereka biasanya mempertimbangkan harga yang dapat dijangkau. Selain itu dalam
menerapkan strategi ini, Burger King juga sering menawarkan diskon untuk mencapai
target penjualannya untuk meningkatkan popularitas merek. Dampak yang didapatkan
oleh Burger King dalam menerapkan Strategi cost leadership adalah mendorong
konsumsi, pengenalan dan perluasan merek dengan harga yang terjangkau.

2. Differentiation
Strategi ini berarti bahwa strategi bersaing yang mendasarkan suatu hal agar berbeda
dengan produk yang lain. Contoh usaha perbedaan yang dilakukan oleh Burger King
adalah pada Pemasarannya seperti contohnya dengan slogan “Be your way” yang
diciptakan untuk membuat kesan dan ingatan kepada para konsumennya serta menarik
calon konsumen baru di pasar yang sangat kompetitif tersebut. Adapun usaha lain
adalah mereka menerapkan sistem free refill pada minuman yang dipesankan
konsumen. Adapun hal lain yang dilakukan oleh Burger King adalah berinvestasi pada
periklanan dan logo yang membuat diferensiasi antara burger king dengan merek yang
lain. Selain itu, teknik pemanggangan ciri khas yang dilakukan oleh Burger King adalah
pada pemanggangan api terbuka atau yang dinamakan dengan flame-grilled yang
memberikan dampak cita rasa khas dan smokey ala burger yang kemudian melekat pada
ciri khas Burger King dalam menyajikan produk burgernya. Pembeda lain antara
Burger King dengan para kompetitornya adalah karena Burger King dapat menawarkan
opsi daging nabati bagi para konsumennya yang ingin memilih opsi patty tanpa daging
atau dengan kata lain bagi para kaum vegetarian yang mana kemudian melalui inovasi
ini, Burger King dapat menjangkau pasar nya lebih luas dan antar komunitas.
D. IDENTIFIKASI FUNCTIONAL STRATEGY
Analisis functional strategy adalah analisis dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi
manajemen yang ada di dalam perusahaan tersebut. Adapun fungsi-fungsi manajemen
terdiri dari fungsi Pemasaran, Operasi, Keuangan, dan juga Sumber Daya Manusia.
Adapun strategi functional yang dilakukan dalam perusahaan Burger King adalah:
1. Manajemen Operasi
a. Mass Production
Dalam Mass Production pada operasional perusahaan Burger King merujuk
pada cara di mana mereka menghasilkan makanan dengan jumlah besar yang
efisien, menjaga konsistensi dan kualitas produk di seluruh gerai mereka.
Burger King dalam mass production-nya mempersiapkan sejumlah besar bahan
makanan, seperti daging yang telah dipotong, sayuran yang telah dicuci, dan
roti yang sudah dipanggang. Ini memungkinkan Burger King untuk menghemat
waktu dan tenaga dalam persiapan bahan makanan di setiap gerainya. Setiap
komponen menu Burger King, seperti daging burger, potongan kentang, dan
saus, dihasilkan dengan spesifikasi yang sangat standar yang bahwasannya
memastikan bahwa setiap produk akhir akan memiliki rasa dan tampilan yang
konsisten. Mass production membantu Burger King menghadirkan layanan
cepat bagi pelanggan, dengan makanan yang tanpa perlu menunggu lama
namun telah disiapkan dan disajikan dengan cepat.

b. Logistic
Logistic Strategy dalam operasional Burger King ini menjurus pada rangkaian
kegiatan pengelolaan, distribusi, pemasok, dan bahan baku. Burger King
bekerja dengan pemasok bahan baku seperti daging, sayuran, roti, dan saus.
Mereka telah bekerja dengan beberapa pemasok daging ternama, termasuk
Cargill, Tyson Foods, dan JBS. Sentralisasi dalam strategi logistik yang
diadopsi oleh Burger King mengacu pada pendekatan dimana perusahaan
menyerahkan sebagian besar aktivitas logistiknya ke fasilitas pusat yang
bertujuan untuk menciptakan efisiensi.

c. Connected line batch Flow


Dalam aktivitas operasi, metode ini melibatkan aliran produksi yang
terorganisir untuk mengoptimalkan efisiensi dan koordinasi dalam proses
pembuatan makanan atau produk lainnya. Burger king menerapkan metode
pendekatan Connected Line Batch Flow yang mana metode ini biasanya
diterapkan dalam industri makanan. Connected Line Batch Flow mengacu pada
pendekatan di mana beberapa tahap produksi dihubungkan secara langsung, dan
produksi dilakukan dalam batch yang berbeda-beda seperti persiapan bahan
baku, pemasakan daging, penyusunan burger, kemudian pengepakan dan yang
terakhir adalah penyajian. Pendekatan ini cocok diterapkan dalam penyajian
makanan seperti burger.

d. Flexible manufacturing system


Untuk mempermudah gerak dalam menghasilkan produk, layout sangat penting
untuk diperhatikan dimana Burger King sangat memperhatikan pengelolaan
produktivitasnya supaya lebih cepat dan efisien dalam menghasilkan produk.
Contoh praktiknya adalah:
1. Alat panggang yang besar dimana satu karyawan dapat memasak banyak
burger secara bersamaan
2. Alat penakar bumbu yang digunakan agar takaran bumbu nya sama antara
produk.
3. Alat fryer/penggorengan untuk menggoreng kentang secara bersamaan.
4. Mesin untuk soda dan milkshake
5. Counter yang panjang untuk melayani pelanggan secara bersamaan.

e. Continuous Improvement System


Continuous improvement system adalah pendekatan yang diterapkan dalam
perusahaan untuk terus-menerus meningkatkan proses, produk, atau layanan
mereka dalam upaya untuk mencapai kualitas yang lebih baik dan kepuasan
pelanggan yang lebih besar. Dalam upaya melakukan Continuous Improvement
System, Burger King menerima feedback dari pelanggan melalui survei, ulasan
online, atau interaksi langsung yang dapat membantu Burger King menganalisis
dan mencari tau area mana saja yang memerlukan pembaruan. Umpan balik ini
dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian dalam layanan, kualitas produk,
atau pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
2. Manajemen SDM
Strategi dalam manajemen SDM yang dilakukan oleh Burger King berkaitan dengan
adanya pelaksanaan evaluasi 360degree appraisal yang mana dapat memudahkan
supervisor dalam memantau, mempercepat proses, dan menghemat waktu dalam proses
administrasi. Adapun berkaitan dengan SDMnya, Burger King memberikan fasilitas
yang dapat membantu pergerakan tenaga kerjanya seperti dengan menyediakan alat
bantu komunikasi. Selain itu, dalam pengelolaan SDM nya, Burger King juga
melakukan kegiatan pengembangan karir yang berdampak pada kedisiplinan karyawan.

3. Manajemen Pemasaran
a. Advertising and promotion
Dalam segi periklanan dan promosi produk, Burger king memiliki Pull and push
Strategy. Pull strategy adalah kondisi dimana perusahaan meningkatkan
loyalitas merek kepada konsumen. Salah satu Contoh yang dilakukan oleh
Burger King adalah periklanan yang menunjukkan produk dari Burger King
adalah produk tanpa bahan pengawet karena di dalam iklan tersebut, Burger
King menampilkan bagaimana penampakkan burger yang didiamkan selama 34
hari dan burger king menunjukkan bahwa produk mereka terbebas dari
pengawet karena adanya pembusukkan dari produk. Adapun untuk push
strategy salah satu contohnya adalah ketika Burger King memasarkan
produknya melewati postingan di instagramnya yang berisi ajakan untuk
membeli brand-brand kompetitor. Dari strategi tersebut, Burger King berhasil
menarik atensi dari warga internet sehingga namanya semakin dikenal karena
memiliki keunikan dalam memasarkan produknya.

b. Pricing and selling


Dalam penetapan harga di strategi pemasarannya, hal yang dilakukan oleh
burger king adalah dengan menggunakan metode cross-selling (strategi
pemasaran dengan menawarkan barang lain sebagai tambahan), up-selling
(teknik pemasaran yang menawarkan barang lain dengan harga lebih tinggi),
dan charm price. Dari strategi tersebut, biasanya perusahaan dapat mendapatkan
keuntungan lebih banyak dari konsumen karena konsumen tergiur untuk
membeli produk lebih banyak dengan iming-iming bundling harga.
c. Distribution
Berkaitan dengan pemasarannya, burger king dapat ditemukan di banyak tempat
seperti di mall, restoran, aplikasi seluler, dan web yang mana kemudian
mempermudah konsumen dalam menjangkau produknya.

4. Manajemen Keuangan
Leverage buyout
Salah satu strategi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Burger King adalah
dengan leverage buyout yang mana praktiknya adalah dengan berinvestasi dan menjual
kepada negara yang menguntungkan seperti Brazil. Burger King dijual kepada salah
satu penduduk di Brazil yang kemudian memiliki back up didukung oleh para miliarder
di negara Brazil tersebut yang kemudian membuat penjualan dari Burger King selama
satu minggu sebelumnya naik sekitar 20x lipat sebab jangkauan pemasarannya juga ikut
diperluas secara kancah internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Urrutia, K. (2023) Burger King Marketing Strategy: Flame-Broiling Success, Voy Media |.
Available at: https://voymedia.com/burger-king-marketing-strategy/ (Accessed: 12 August
2023).

Gregory, lawrence (2023) Burger King’s generic & intensive growth strategies, Panmore
Institute. Available at: https://panmore.com/burger-king-generic-intensive-growth-
strategies#:~:text=Burger%20King%20uses%20two%20generic,which%20leads%20to%20lo
w%20prices. (Accessed: 12 August 2023).

Butler, A. (2018) Burger King generic and Intensive Growth Strategies, Essay48. Available at:
https://www.essay48.com/13879-Burger-King-Porters-Generic-Strategies (Accessed: 13
August 2023).

BK split history (no date) Split History. Available at: https://www.splithistory.com/bk/


(Accessed: 13 August 2023).

Koltun, N. (2019, December 9). Campaign of the Year: Burger King's 'Whopper Detour'.
Marketing Dive. https://www.marketingdive.com/news/burger-king-whopper-detour-mobile-
marketer-awards/566224/

Gregory, L. (2023, June 18). Burger King’s Generic & Intensive Growth Strategies - Panmore
Institute. Panmore Institute. https://panmore.com/burger-king-generic-intensive-growth-
strategies#:~:text=Burger%20King%20uses%20two%20generic,which%20leads%20to%20lo
w%20prices

Damini. (2023, May 22). From Batch to Flow: Different Approaches to Manufacturing
Production Scheduling. Deskera Blog. https://www.deskera.com/blog/batch-flow-production-
scheduling/

Meyer, P. (2023, June 19). Burger King’s Operations Management, 10 Decisions, Productivity
- Panmore Institute. Panmore Institute. https://panmore-com.translate.goog/burger-king-
operations-management-10-decisions-
productivity?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp
Pilot Software. (n.d.). Growth strategies that made Burger King a whopping success - Pilot
Software. Pilot Software - Restaurant point of sale, and so much more.
https://www.pilot.co.za/blog/growth-strategies-that-made-burger-king-a-whopping-success/

Butler, A. (2018, January 10). Burger King Generic and Intensive Growth Strategies. Essay48.
https://www.essay48.com/13879-Burger-King-Porters-Generic-Strategies

You might also like