You are on page 1of 48

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PRE HOSPITAL


PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN : Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
mempertahankan kelangsungan hidup pasien.
TUJUAN : Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru (AHA 2020)

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI:


Indikasi : Henti Jantung Dan Henti Napas

DAFTAR PUSTAKA: Association Heart of America (AHA 2020)


CRITICAL
NO TINDAKAN NILAI
POINT
0 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT
1.1 Handscoon
1.2 Alas wajah/pocket mask
2 ORIENTASI
2.1 Pastikan 3A (Aman pasien, penolong dan *
lingkungan)
2.2 Cek respon korban
Tepuk pundak sambil memanggil korban
2.3 Jika korban tidak sadarkan diri lakukan “Call For
Help”
Berteriak meminta pertolongan, “Tolong! Ada
orang tidak sadar! Tolong panggilkan ambulan
atau melakukan panggilan telpon bantuan
2.4 Persiapan pasien
Posisikan pasien pada tempat yang keras dan
datar
3 TAHAP KERJA
3.1 CIRCULATION (C) *
3.1.1 Cek nadi dan pernapasan
a. Cek nadi carotis (dewasa/anak) yang
terletak diantara jakun (Adam’s apple) dan
otot leher sambil cek pernapasan dalam
waktu kurang dari (5-10 detik)
b. Cek Nadi brachialis pada bayi (5-10
detik)
3.1.2 Jika nadi carotis tidak teraba, lakukan RJP
dengan cara:
3.1.2.1 Tentukan titik kompresi:
a. Dewasa/anak: 1/3 sternum bagian
bawah atau sejajar puting susu
b. Bayi: 1/2 bawah sternum
3.1.2.2 Baca Bismillahirrohmanirrohim
sebelum melakukan tindakan
3.1.2.3 Berikan kompresi dada dengan
kedalaman:
a. Dewasa/anak: minimal 5 cm (2
inci)
b. Bayi: 2,5 cm (1 inci)
3.1.2.4 Lakukan kompresi dengan irama
teratur dan minimal interupsi, hitung
dengan suara keras 1-2-3-4-5…30 (1
siklus)
3.1.2.5 Berikan kesempatan dada untuk
mengembang dengan sempurna dan
hindari bertumpu pada dada
3.2 AIRWAY (A) *
Setelah melakukan kompresi (100-120x/menit)
buka jalan nafas dengan:
a. Head tilt dan chin lift maneuver pada korban
dengan non trauma
b. Jaw thrust pada pasien trauma
c. Lakukan cross finger dan bila ada sumbatan
atau lakukan finger sweep (hanya pada siklus
pertama)
3.3 BREATHING (B) *
a. Sambil mempertahankan posisi head tilt dan
chin lift (non trauma) jaw thrust (trauma)
segera berikan dua kali bantuan nafas efektif
dengan perbandingan 30:2 (1 penolong) dan
15:2 (2 penolong), gunakan pocket mask (alas)
dan setiap bantuan nafas diberikan waktu 1
detik
b. Beri ventilasi sampai dada tampak jelas
terangkat, namun hindari ventilasi yang
berlebihan
3.4 EVALUASI
3.4.1 Setelah 5 siklus, cek nadi carotis dan cek *
pernapasan < 10 detik
3.4.2 Jika nadi masih tidak teraba dan masih tidak
bernafas, lakukan kembali siklus RJP
3.4.3 Jika nadi teraba, tapi tidak bernapas, lakukan
ventilasi lanjutan setiap 5-6 detik (10-12
x/mnt)
3.4.4 Re-evaluasi dilakukan setiap 2 menit
3.4.5 Jika nadi (+) dan nafas (+) adekuat, letakkan
korban pada posisi recovery
4 TAHAP TERMINASI
4.1 Evaluasi Respon Klien (Subjektif & Objektif)
4.2 Monitor nadi dan pernafasan hingga ambulans
atau bantuan yang lebih kompeten datang
5 DOKUMENTASI
Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Data pasien; Data Kejadian; Intervensi dan Hasil akhir
6 SIKAP
a. Cepat
b. Teliti
c. Memperhatikan keamanan
d. Empati

TOTAL NILAI

GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)


FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT

NAMA PENGUJI :

TTD :

CATATAN PENGUJI :

Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Item Yang
Dinilai
Persiapanlat Tidak Bila alat yang Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot 1) Menyiapkan disiapkan 75% disiapkan sesuao disiapkan lengkap
alat sesuai SOP SOP namun sesuai SOP dan
penempatan alat penempatan alat
kurang atau tidak memperhatikan
memperhatikan keamanan pasien
keamanan pasien
Pra Interaksi Tidak Hanya Hanya Hanya melakukan
(Bobot 1) melakukan melakukan 30% melakukan 40- 70-100% dari item
tahap interaksi dari item pre 60% dari item pre interaksi dengan
interaksi pre interaksi benar
dengan benar dengan benar
Tahap Orientasi Tidak Hanya Hanya Hanya melakukan
(Bobot 1) melakukan melakukan 30% melakukan 40- 70-100% dari item
tahap orientasi dari item 60% dari item dengan benar
dengan benar dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Hanya Hany amelakukan
(Bobot 6) melakukan melakukan 30% melakukan 40- 70-100% dari item
semua item dari item dari 60% dari item dari yang
yang ada pada yang dari yang seharusnya
tahapkerja seharusnya seharusnya dilakukan pada
dilakukan pada dilakukan pada tahap kerja
tahap kerja tahap kerja
Tahap Terminasi Tidak Hanya Hanya Hanya melakukan
(Bobot 1) melakukan melakukan 30% melakukan 40- 70-100% dari item
tahap dari item tahap 60% dari item tahap terminasi
terminasi terminasi tahap terminasi
Dokumentasi Tidak Hanya Hanya Hanya melakukan
(Bobot 1) melakukan melakukan 30% melakukan 40- 70-100% dari item
dokumentasi dari item 60% dari item dokumentasi
dokumentasi dokumentasi

RUBRIK PENILAIAN

Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Item Yang Dinilai
Sikap Tidak Menunjukan Menunjukan Menunjukan 70-
(Bobot 1) menunjukan 30 % sikap 40-60% sikap 100% hal sikap
sikap yang interaksi interaksi yang yang baik
baik kepada yang baik baik selama interaksi
pasien dengan pasien

• NillaiAkhir :Jumlah Total Skore x 100 = …….


36

Nilai batas lulus ≥ 75


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
LANGKAH-LANGKAH BENAR PEMBERIAN OBAT
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
Prinsip pemberian obat merupakan suatu pedoman dalam pemberian terapi agar kesalahan pemberian tidak
terjadi, efek samping dapat dicegah / ditanggulangi, dan reaksi yang tidak diinginkan dapat diatasi (Huges,
2008).

TUJUAN : (Rochimah, 2011)


1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

NO TINDAKAN CRITICAL DI- TIDAK


POINT LAKUKAN DILAKUKAN
1 PERSIAPAN ALAT

2 PRA INTERAKSI (Bobot 1)


a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien

3 ORIENTASI (Bobot 1)
a. Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi
pasien minimal 2 identitas : meminta pasien
menyebutkan Nama / TTL / RMK)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan klien / keluarga
f. Mendekatkan alat kepasien

4 TAHAP KERJA (Bobot 5)


a. Baca basmallah
b. *Menanyakan nama klien
c. *Mencek obat yang diberikan
d. *Memberikan obat sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan
e. *Memberikan obat sesuai dengan dosis yang
dianjurkan
f. *Pemberian obat dengan memperhatikan
proses absorbsi (cara yang sesuai)
g. *Mencatat informasi yang sesuai mengenai
obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan
h. *Tanda tangan penanggung jawab (perawat
yang melaksanakan)

5 TAHAP TERMINASI (Bobot 1)


a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif & Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Kontrak Waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan klien dengan mengucapkan
Syafakillah

6 DOKUMENTASI (Bobot 1)
Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
pelaksanaan tindakan, nama dan tanda tangan
perawat pelaksana

7 SIKAP (Bobot 1)
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati

TOTAL NILAI

GLOBAL RATING * (centang salah 1)


FAIL
BORDELINE
PASS
EXELLENT

8 DAFTAR PUSTAKA

NAMA PENGUJI :

TTD :

CATATAN PENGUJI :

Nilai Akhir =Jumlah Total Skor x 100


36
Nilai Batas lulus ≥ 75 %
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
TERAPI OKSIGEN MENGGUNAKAN NASAL KANUL
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN
Memberikan tambahan oksigen dengan selang nasal untuk mencegah dan/atau mengatasi
kondisi kekurangan oksigen jaringan.

TUJUAN
1. Meringankan sesak nafas
2. Memberikan kadar oksigen rendah pada pasien

INDIKASI
Pasien dengan tanda-tanda hipoksia

SUMBER
Tim Pokja Pedoman SPO DPP PPNI. 2021. Pedoman Standar Prosedur operasional
Keperawatan: Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

NO TINDAKAN CRITICAL NILAI


POINT 0 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT
a. Sumber oksigen dengan manometer, flow
meter (pengukur aliran), humidifler (botol
pelembab udara)
a. Selang nasal kanul
b. Cairan steril/aquades
c. Sarung tangan bersih
2 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
3 ORIENTASI
a. Beri salam
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi kesempaatan pada pasien untuk
bertanya
e. Meminta persetujuan pasien/keluarga
f. Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
a. Baca Basmallah
b. Mencuci tangan 6 langkah
c. Menggunakan sarung tangan bersih
d. Isi tabung pelembab udara dengan air
steril/aquades sampai setinggi tanda yang ada
pada tabung
e. Pasang alat pengatur aliran oksigen ( flow
meter) pada sumber oksigen dan atur pada
posisi off
f. Pasang tabung pelembab udara pada dasar alat
pengatur aliran oksigen
g. Pasang selang nasal kanul pada tabung
pelembab udara
h. Atur aliran oksigen 2-4 L/menit sesuai dengan *
order
i. Pastikan alat berkerja dengan baik dengan *
melihat adanya gelembung-gelembung udara
pada tabung pelembab udara atau rasakan
adanya aliran oksigen yang keluar dari selang.
j. Masukkan ujung cabang kanul ke dalam *
lubang hidung pasien dan selipkan tali
pengikat di sekitar telinga agar kanul tidak
jatuh, dapat pula di pasang karet di belakang
telinga atau d bawah dagu
k. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif). *
Monitor cuping, septum, dan hidung luar
terhadap adanya gangguan integritas
mukosa/kulit hidung, kecepatan pernapasan
dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya
napas, bunyi paru, saturasi oksigen) setiap 8
jam atau sesuai indikasi.
b. Simpulkan kegiatan
c. Penkes singkat: *
Menjelaskan kepada klien dan keluarga untuk
tidak boleh merokok dilingkungan klien, tidak
boleh mengubah flowmeter dan segera
melaporkan jika reaksi sesak dan
bertambah/klien gelisah
d. Kontrak waktu selanjutnya
e. Mengucapkan hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
syafakallah/syafakillah
f. Melepas sarung tangan
g. Mencuci tangan 6 langkah
6 DOKUMENTASI *
a. Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
b. Metode pemberian oksigen
c. Kecepatan oksigen
d. Respon pasien
e. Nama dan tanda tangan perawat pelaksana
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
TERAPI OKSIGEN MENGGUNAKAN SUNGKUP
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN
Memberikan tambahan oksigen dengan masker wajah atau sungkup baik sederhana,
rebreathing dan non-rebreathing untuk mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan.

TUJUAN
1. Meringankan sesak nafas
2. Memberikan kadar oksigen rendah pada pasien

INDIKASI
Pasien dengan tanda-tanda hipoksia

SUMBER
Tim Pokja Pedoman SPO DPP PPNI. 2021. Pedoman Standar Prosedur operasional
Keperawatan: Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

NO TINDAKAN CRITICAL NILAI


POINT 0 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT
a. Sumber oksigen dengan manometer, flow
meter (pengukur aliran), humidifler (botol
pelembab udara)
b. Sungkup simple mask/rebreathing/non-
rebreathing sesuai dengan order
c. Cairan steril/aquades
d. Sarung tangan bersih
2 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
3 ORIENTASI
a. Beri salam
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi kesempatan pada pasien untuk
bertanya
e. Meminta persetujuan pasien/keluarga
f. Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
a. Baca Basmallah
b. Mencuci tangan 6 langkah
c. Pasang sarung tangan bersih
d. Isi tabung pelembab udara dengan air
steril/aquades sampai setinggi tanda yang ada
pada tabung
e. Pasang alat pengatur aliran oksigen ( flow
meter) pada sumber oksigen dan atur pada
posisi off
f. Pasang tabung pelembab udara pada dasar alat
pengatur aliran oksigen
g. Pasang selang aliran oksigen pada sungkup
pada tabung pelembab udara
h. Atur aliran oksigen 5-10 L/menit jika *
menggunakan simple mask, 8-12 L/menit
menggunakan rebreathing mask dan 10-15
L/menit menggunanakan non-rebreathing
mask atau sesuai order
i. Pastikan alat berkerja dengan baik dengan *
melihat adanya gelembung-gelembung udara
pada tabung pelembab udara atau rasakan
adanya aliran oksigen yang keluar dari
sungkup, pastikan oksigen mengisi kantung
reservoir hingga mengembang jika
menggunakan rebreathing mask atau non-
rebreathing mask
j. Pasang sungkup menutupi hidung dan mulut *
pasien dan selipkan tali pengikat di sekitar
telinga agar tidak jatuh, dapat pula di pasang
karet di belakang telinga atau d bawah dagu
k. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif). *
Monitor cuping, septum, dan hidung luar
terhadap adanya gangguan integritas
mukosa/kulit hidung, kecepatan pernapasan
dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya
napas, bunyi paru, saturasi oksigen) setiap 8
jam atau sesuai indikasi
b. Bersihkan kulit dan sungkup setiap 2-3 jam
jika oksigen diberikan secara continue.
c. Simpulkan kegiatan
d. Penkes singkat: *
e. Menjelaskan kepada klien dan keluarga untuk
f. tidak boleh merokok dilingkungan klien, tidak
boleh mengubah flowmeter dan segera
melaporkan jika reaksi sesak dan
bertambah/klien gelisah
g. Kontrak waktu selanjutnya
h. Mengucapkan hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
syafakallah/syafakillah
i. Lepaskan sarung tangan
j. Mencuci tangan 6 langkah
6 DOKUMENTASI *
a. Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
b. Metode pemberian oksigen
c. Kecepatan oksigen
d. Respon pasien
e. Nama dan tanda tangan perawat pelaksana
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
Proses memasukan jarum abocath ke dalam pembuluh darah vena yang kemudian di
sambungkan dengan selang infus dan di alirkan cairan infus (Rosidi, 2013).

TUJUAN :
1. Memberikan sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena untuk
menggantikan kehilangan cairan tubuh dan zat-zat makanan
2. Sebagai media pemberian obat
(Rosyidi, 2013)

INDIKASI :
Pemasangan infus di indikasikan pada pasien dengan:
1. Pemberian cairan intravena
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas
3. Pemberian kantong darah dan produk darah
4. Pemberian obat yang terus menerus
5. Pra dan pasca bedah
6. Di puasakan
7. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil misalnya resiko dehidrasi dan syok,
sebelum pembuluh darah kolaps sehingga tidak dapat di pasang jalur infus
(Rosidi, 2013).

KONTRA INDIKASI
1. Inflamasi dan infeksi dilokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan di gunakan untuk
pemasangan vistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisa (cuci darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembuluh darah di tungkai dan kaki)

SUMBER
Rosyidi Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: KDT

NO TINDAKAN CRITICAL NILAI


POINT
0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI (Bobot 1)
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
2 PERSIAPAN ALAT (Bobot 1)
a. Sarung tangan bersih
b. Kapas alcohol/alcohol swab
c. Torniquet
d. Perlak dan alasnya
e. Plester/hipapik (disesuaikan)
f. Gunting plester
g. Venvlon/abocath (Uk disesuaikan)
h. Cairan infuse
i. Jam tangan
j. Bengkok
k. Standart infus
3 ORIENTASI (Bobot 1)
a. Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi
pasien minimal 2 identitas : meminta pasien
menyebutkan Nama / TTL / RMK)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan klien / keluarga
f. Mendekatkan alat kepasien
4 TAHAP KERJA (Bobot 6)
a. Baca bismillah
b. Mencuci tangan 6 langkah
c. Memakai sarung tangan bersih
d. Cek cairan yang akan di gunakan dengan *
prinsip 5 benar medikasi (benar pasien, obat,
dosis, waktu, rute/cara pemberian), warna,
kejernihan, tanggal kadaluarsa
e. Buka kemasan set infus
f. Pasang roller klem selang infus 2 – 4 cm di *
bawah ruang udara, roller klem dalam posisi
“off”
g. Buka segel botol cairan infus
h. Masukan ujung set infus ke dalam botol *
cairan infus tanpa harus menyentuh area
steril
i. Gantung botol infus ke standar infus
j. Isi ruang udara dengan cara memencet ruang *
udara sehingga terisi 1/3 sampai ½ bagian
k. Buka roller klem dan alirkan cairan infus
sampai keluar dari ujung selang ke bengkok
l. Periksa adanya udara di sepanjang selang *
m. Pasang kembali roller klem dalam kondisi *
“off”
n. Tutup ujung selang dengan penutupnya *
o. Pasang perlak dan alasnya di bawah lengan
pasien
p. Pilih bagian sebelah mana yang mau
dilakukan pemasangan infus dan minta
pasien untuk mengepalkan tangannya
q. Pasang turniquet 10 – 12 cm di atas lokasi *
penusukan
r. Pilih vena yang akan di tusuk (diutamakan *
dari arah distal dan tidak di bagia yang
bercabang dan area sendi tangan)
s. Bersihkan daerah yang akan di tusuk dengan *
menggunakan kapas alkohol dari arah dalam
ke arah keluar (gerakan sirkular/sekali usap
dari atas atau kebawah) sebanyak 1 kali.
Jangan menyentuh area yang telah di
desinfektan
t. Tarik kulit ke arah distal berlawanan dengan *
arah penusukan agar vena semakin terlihat
dan tidak berubah posisi jangan menyentuh
area steril
u. Masukan jarum venvlon secara perlahan ke *
lokasi penusukan dengan sudut 20 - 30 0

(lubang jarum ke arah atas)


v. Jika terlihat darah masuk ke dalam cateter *
venvlon/abocath maka mengidentifikasikan
posisi kateter venvlon/abocath sudah masuk
ke dalam pembuluh darah vena
w. Tarik jarum venvlon secara perlahan *
(seperempat jarum saja jangan secara penuh)
dan stabilisasi kateter venvlon dengan satu
tangan
x. Masukkan kateter venvlon lebih dalam *
mengikuti arah pembuluh darah vena. Hati-
hati terhadap tindakan ini karena dapat
menyebabkan oedema jika pembuluh darah
pecah
y. Lepaskan turniquet *
z. Pasang roller klem dalam posisi “On” *
sehingga cairan infus dapat mengalir melalui
selang infuse ke arah pembuluh darah,
tetesan cairan infus hanya sebagai
maintenance
aa. Fiksasi Area Tusukan dengan hipafix/plester *
dan badan kateter venvlon dengan
hipafix/plester seperti posisi seperti kupu-
kupu (disesuaikan alat yang tersedia)
bb. Tambahkan fikasasi di atas badan kateter *
venvlon
cc. Fiksasi juga selang infus
dd. tulis tanggal diserta waktu pemasangan
infus, tulisan ini dapat di tempelkan di atas
selang infus
ee. Atur tetesan infus sesuai kolaborasi dokter *
ff. Rapikan alat dan pasien
gg. Melepas sarung tangan
hh. Melakukan cuci tangan 6 langkah
5 TAHAP TERMINASI (Bobot 1)
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Kontrak Waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan klien dengan mengucapkan
Syafakillah/Syafakallah (disesuaikan jenis
kelamin)
6 DOKUMENTASI (Bobot 1)
Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
pelaksanaan tindakan, nama dan tanda tangan
perawat pelaksana
7 SIKAP (Bobot 1)
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (centang salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
FISIOTERAPI DADA PADA ANAK
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN
Tindakan pembersihan mukus dengan memobilisasi sekresi dengan bantuan perkusi atau
vibrasi disertai postural drainase. Menurut Ain (2019) Fisioterapi dada adalah suatu tindakan
pengeluaran sekret agar tidak terjadi penumpukan sekret yang mengakibatkan tersumbatnya
jalan nafas dan komplikasi lain.

TUJUAN
Postural drainase : membantu mengalirkan sekret yang terkumpul disuatu area kearah cabang
bronkus utama sehingga lendir dapat dikeluarkan.
Perkusi dan Vibrasi : melepaskan sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan
memudahkannya untuk mengalir ke tenggorokan.

INDIKASI
Bayi dan anak yang mengalami ronchi pada lobus paru. Bronkiolitis, pneumonia, fibrosis
kistik, atau kondisi lain yang mengakibatkan peningkatan produksi mukus. Tidak efektif
dilakukan pada kondisi radang tanpa peningkatan produksi mukus.

SUMBER
Ain, H. (2019). Buku Saku Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan Anak.
Surabaya: Media Sahabat Cendikia.
Kyle, Terri. (2016). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta: ECG
Dinas Kesehatan Kab. Klaten. 2015
Putra, A. S. A. (2015). Postural Drainage Salah Satu Upaya Mengeluarkan Lendir Pada
Bayi dan Anak. Kementerian Kesehatan RI BBKPM Bandung.

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi Order
b. Persiapan perawat
c. Persiapan pasien: Nama pasien dan orangtua,
umur bayi/ anak dan TTL, alamat dan
pekerjaan orangtua
2 PERSIAPAN ALAT
a. Sarung tangan bersih
b. Sabun cuci tangan/hand scrub
c. Bengkok
d. Stetoskop
e. Bantal
f. Handuk
g. Perkusor dengan ukuran yang tepat (K/P)
3 ORIENTASI
a. Beri salam (Assalamu'alaikum,
memperkenalkan diri perawat, menanyakan
nama lengkap, menanyakan umur, alamat
pasien)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk
bertanya
e. Meminta persetujuan pasien / keluarga
f. Meyiapkan lingkungan dengan menjaga
privacy pasien
g. Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur
pasien
4 TAHAP KERJA
a. Baca basmallah
b. Mencuci tangan dengan 6 langkah
c. Memasang sarung tangan
d. Baringkan anak telentang
e. Anjurkan pasien/orangtua/keluarga pasien
agar pasien menggunakan baju tipis
f. Letakkan stetoskop di bagian dada atau
punggung (belakang) anak untuk
mendengarkan bunyi napas di setiap lobus
g. Minta anak menarik napas dalam lalu
keluarkan melalui mulut secara perlahan
h. Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur *
posisi anak dalam posisi postural drainage:
1) Bila lendir berada di paru-paru bagian
bawah, maka letak kepala harus lebih
rendah dari dada. Posisi anak dalam
keadaan tengkurap
2) Bila lendir berada di paru-paru bagian
atas, maka letak kepala harus lebih tinggi
dari dada. Posisi anak dalam keadaan
terlentang
3) Bila lendir berada di paru-paru bagian
samping/lateral, maka posisikan anak
dengan miring kesamping, tangan lurus
keatas dan kaki menekuk seperti memeluk
guling.
(Putra, 2015)
i. Menutup area yang akan dilakukan perkusi
dan vibrasi dengan handuk untuk melindungi
kulit
j. Lakukan Perkusi *
1) Lakukan pemukulan ritmik pada bayi “
tapping hand” (menggunakan jari telunjuk
dan jari tengah) dan tepuk-tepuk pada
dinding dada selama 1-2 menit, atau
2) Lakukan pemukulan ritmik pada anak
“cupping hand” (menggunakan telapak
tangan) dan tepuk-tepuk pada dinding dada
selama 1-2 menit secara ritmik
k. Lakukan Vibrasi *
Lanjutkan pemberian vibrasi (memberikan
getaran) pada rongga dada yang dilakukan
perkusi dengan menggunakan tangan
(gerakaannya seperti mengguncang lembut
saat membangunkan anak dari tidur).
Lakukan selama 1-2 menit pada fase exhalasi
pada setiap daerah
l. Melakukan tindakan yang sama untuk bagian
dada yang lain
m. Mengevaluasi bunyi paru dengan meletakkan
stetoskop di bagian dada atau punggung
(belakang) anak untuk mendengarkan bunyi
napas di setiap lobus
n. Mengajarkan kepada orang tua/keluarga, cara
melakukan fisioterapi dada dan bila
diperlukan cara batuk efektif
o. Kembalikan klien ke posisi semula
p. Rapikan alat
q. Lepas sarung tangan dan cuci tangan 6
langkah
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
b. Simpulkan kegiatan
c. Penkes singkat
d. Kontrak waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
Syafakallah/syafakillah
6 DOKUMENTASI
a. Mencatat nama dan umur pasien
b. Mencatat kondisi pasien
c. Mencatat respon pasien terhadap tindakan
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER PADA PRIA DAN WANITA
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
Memasang selang kateter kedalam kandung kemih melalui uretra (Rosidi, 2013).

TUJUAN :
1. Meningkatkan rasa nyaman pasien akibat distensi abdomen
2. Menghitung sisa urine (residu) dalam kandung kemih
3. Sebagai media pemeriksaan spesimen urine
4. Mengosongkan kandung kemih secara optimal sebelum tindakan pembedahan
5. Memfasilitasi pengukuran output urine yang lebih akurat. Hal ini bisa di butuhkan pada
pasien yang membutuhkan pengukuran urine tiap jam
6. Mencegah urine mengkontaminasi bekas insisi bedah setelah operasi perineal
7. Membantu pasien yang mengalami inkontenensia ketika cara lain gagal diakukan

INDIKASI :
Efektif dilakukan pada pasien yang :
1. Distensi abdomen
2. Akan mengalami operasi atau tindakan pembedahan atau post operasi
3. Deconpresi kandung kemih selama atau setelah tindakan operasi
4. Pasien dengan inkontenensia
5. Membutuhkan pengukuran urine yang lebih akurat
6. Mengalami retensi urine yang akurat
7. Mengalami obstruksi seperti pembesaran prostat, striktur uretra, prolaps organ pelvis
8. Mengalami penyakit terminal, koma

KONTRA INDIKASI
Pasien yang mengalami retensi urine yang masih dapat dilakukan dengan cara selain
pemasangan kateter (misalnya kateter kondom).

SUMBER
Rosyidi Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: KDT

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI
d. Verifikasi Order
e. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
f. Persiapan Pasien

2 PERSIAPAN ALAT
a. Bak steril yang berisi:
1) Pinset anatomis
2) Kapas gulung
3) Kom
4) Kassa
5) Doek lubang
6) Kapas sublimat/kapas savlon
7) Bengkok 2 buah
b. Kateter steril
c. Urobag
d. Cairan desinfektan (savlon/betadin)
e. Sarung tangan steril
f. Spuit 10 cc
g. Aquabidest
h. Jelly
i. Perlak dan alasnya
j. Selimut ekstra
k. plester dan gunting
3 ORIENTASI
h. Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi
pasien minimal 2 identitas : meminta pasien
menyebutkan Nama / TTL / RMK)
i. Kontrak waktu prosedur
j. Jelaskan tujuan prosedur
k. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
l. Meminta persetujuan klien / keluarga
m. Mendekatkan alat kepasien
4 TAHAP KERJA
r. Baca basmallah
s. Mencuci tangan dengan 6 langkah
t. Memasang sarung tangan
u. Melepas pakaian bawah pasien dan pasang
selimut pasien
v. Perlak dan alasnya di pasang di bawah *
bokong pasien
w. Siapkan;
1) Meletakkan bengkok di antara kedua
tungkai pasien
2) Spuit berisi aquabidest sebagai pengunci
minimal 10 cc
3) Guntingan plester
4) Cucing berisi cairan desinfektan (savlon,
betadine)
5) Buka bungkus kateter dan letakan kateter
dalam bak steril
6) Menuang jelly pada kassa steril
x. Memakai handscone streril *
h. Memasang doek lubang *
i. Mengambil kassa steril, lalu kassa di basahi
larutan desinfektan
j. Membersihkan area pemasangan *

WANITA:
Buka labia mayor degan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri perawat (tangan kiri dapat di
ON kan atau di lapisi dengan menggunakan
kassa steril jika masih mau di pertahankan
kesterilannya) dan bersihkan dengan tangan
kanan yang masih steril dari arah atas ke
bawah / dari dalam keluar dengan 1 kali usapan

PRIA:
Pegang penis dengan sudut 90 , pegang di
0

daerah bawah gland penis dengan ibu jari dan


telunjuk. Preputium di tarik ke bawah,
bersihkan dengan arah melingkar dari meatus
ke arah keluar.
k. Masukkan keteter melalui urethra ke kandung *
kemih sampai keluar urine dari ujung kateter
yang di letakkan dalam bengkok steril
WANITA: 5-7 cm s.d urine keluar
PRIA : 18-20 cm s.d urine keluar
l. Isi balon dengan cairan steril (aquabidest) *
m. Menarik sedikit kateter untuk mengecek *
apakah balon sudah berfungsi
n. Melepas doek lubang
o. Membuka urine bag dan sambung dengan *
kateter
p. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah
dari vesika urinaria
q. Memfiksasi kateter dengan plester. Laik-laki di *
daerah abdomen dan wanita di daerah paha
r. Ambil pengalas dari bokong pasien
s. Rapikan alat dan pasien
t. Melepas sarung tangan
u. Melakukan cuci tangan 6 langkah
5 TAHAP TERMINASI
f. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
g. Simpulkan kegiatan
h. Penkes singkat
i. Kontrak waktu selanjutnya
j. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
Syafakallah/syafakillah
6 DOKUMENTASI
d. Mencatat nama dan umur pasien
e. Mencatat kondisi pasien
f. Mencatat respon pasien terhadap tindakan
7 SIKAP
e. Sopan
f. Teliti
g. Memperhatikan Keamanan
h. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MANUVER LEOPOLD
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN
Teknik pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk menentukan posisi dan letak janin dengan
melakukan. Pemeriksaan ini terbagi menjadi 4 langkah..

TUJUAN
1. Leopold 1 bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan (TFU) dan bagian apa yang dari
janin yang terletak di fundus uteri.
2. Leopold 2 untuk menentukan punggung dan bagian kecil dari janin
3. Leopold 3 untuk mengetahui persentasi dari janin dan untuk mengetahui apakah bagian
terbawah dari janin sudah memasuki PAP atau belum
4. Leopold 4 untuk mengetahui sejauh mana bagian terbawah dari janin memasuki PAP

INDIKASI
Indikasi dilakukan pada ibu hamil

KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi pada ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 19 mgg.

DAFTAR PUSTAKA
Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa Indonesia 7.
Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte.LtdKlossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing,
Lippincott Williams & Wilkins
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby:
Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child Nursing
Care. 5th edition. Mosby: Elsev

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT
a. Baki
b. Midline
c. Handscoon *
d. Selimut
e. Kertas
f. Pulpen
2 PRA ORIENTASI
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
3 ORIENTASI
a. Beri salam (Assalamualaikum,
memperkenalkan diri, memanggil nama
klien yang disukai, menanyakan umur,
alamat)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan klien / keluarga
f. Mendekatkan alat kepasien
4 TAHAP KERJA
a. Baca basmalah
b. Mencuci tangan dengan 6 langkah
c. Melakukan LEOPOLD I
1) Mengatur posisi:
Posisi pemeriksa menghadap ke *
wajah/kepala pasien dan posisi pasien
berbaring terlentang tanpa bantal
dengan kedua kaki ditekuk
2) Lakukan palpasi untuk mencari letak
puncak fundus uteri, letakan sisi lateral
telunjuk kiri pada puncak fundus uteri,
perhatikan agar jari tersebut tidak *
mendorong uterus kebawah, ambil
midline dan letakkan dipuncak fundus
pada angka 0, kemudian palpasi daerah
simfisisi untuk mencari bagian terbawah
dari janin. Ukur tinggi fundus uteri
(TFU) mulai dari puncak fundus ke
bagian terbawah dari janin dengan
menggunakkan midline untuk
menentukan usia kehamilan.
3) Tentukan hasil dari pengukuran tinggi
fundus uteri dan sebutkan usia *
kehamilan saat ini
4) Lakukan palpasi pada fundus uteri,
letakkan telapak tangan bagian bawah *
yang dominan pada fundus uteri,
kemudian palpasi dan rasakan bagian
janin yang terletak pada fundus uteri.
5) Tentukan bagian apa dari janin yang *
terdapat di fundus uteri
d. Melakukan LEOPOLD II
1) Posisi pemeriksa dan pasien sama *
seperti Leopold I
2) Lakukan palpasi pada sisi kiri dan sisi
kanan abdomen ibu, letakkan telapak
tangan kiri pada dinding perut lateral *
kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu dengan
posisi sejajar dan pada ketinggian yang
sama.
3) Palpasi bagian lateral dari dinding *
perut kiri dan kanan ibu secara
bergantian (1 tangan memfiksasi dan 1
tangan mempalpasi dinding abdomen
ibu)
4) Tentukan apa yang teraba pada bagian *
lateral dari dinding perut kiri dan
kanan ibu
e. Melakukan LEOPOLD III
1) Posisi pemeriksa dan pasien sama *
seperti Leopold I
2) Gunakan bagian lateral kedua telapak
tangan dan ujung jari untuk
3) meraba bagian simfisis/bagian *
terbawah dari janin dan tentukan
presentase dari janin
4) Letakkan satu tangan pemeriksa pada
bagian terendah/bagian terbawah dari *
janin, kemudian gerakan/goyangkan
bagian tersebut dengan lembut.
5) Tentukan apakah bagian *
terendah/terbawah dari janin masih
dapat digerakkan atau tidak
f. Melakukan LEOPOLD IV
1) Atur posisi: Posisi pemeriksa
membelakangi wajah ibu (menghadap *
ke kaki pasien) dan posisi pasien
berbaring terlentang tanpa bantal dengan
kedua kaki diluruskan di atas tempat
tidur
2) Letakan bagian lateral kedua telapak *
tangan di bagian terbawah dari janin
yang terletak di simfisis, kemudian
palpasi
3) Tentukan seberapa jauh bagian *
terendah/terbawah dari janin sudah
4) memasuki pintu atas panggul (apakah *
konvergen atau divergen)
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi Respon Klien ( Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Kontrak Waktu Selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah f. g.
6 DOKUMENTASI
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
TRANSFUSI DARAH
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN
Suatu prosedur memasukkan darah lengkap atau komponen darah kedalam sirkulasi vena.

TUJUAN
1. Agar prosedur pemberian darah transfusi dapat berlangsung dengan aman dan efektif.
2. Agar kebutuhan darah dan komponen darah bagi pasien segera dapat dipenuhi.
3. Agar masalah atau reaksi yang muncul selama transfusi darah dapat segera ditangani
dengan baik.
4. memenuhi kebutuhan sel darah : eritrosit, leukosit, trombosit, plasma atau protein tubuh.
5. Untuk mengembalikan volume darah setelah perdarahan hebat
6. Untuk mengembalikan kemampuan darah membawa oksigen
7. Untuk memberikan faktor plasma, seperti faktor hemolitik (antihemophilic factor, AHF)
atau faktor VII atau konsentrasi trombosit yang mencegah atau mengobati perdarahan

SUMBER
Buku Ajar Clinical Nursing Prosedures

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI
Verifikasi tindakan dan identitas pasien
2 PERSIAPAN ALAT
a. Tensimeter
b. Termometer
c. Sarung Tangan
d. Formulir observasi transfuse
e. Darah sesuai golongan pasien
3 ORIENTASI
a. Beri salam (Assalamu'alaikum,
memperkenalkan diri, memanggil nama
pasien yang disukai, menanyakan umur,
alamat)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan prosedur pada pasien. Tanyakan,
apakah pasien pernah mendapatkan
transfusi sebelumnya dan catatan riwayat
alergi jika ada.
d. Memberi pasien kesempatan untuk
bertanya
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
e. Meminta persetujuan pasien / keluarga.
Pastikan bahwa pasien telah
menandatangani format persetujuan /
informed concern.
f. Menyiapkan lingkungan dengan menjaga
privacy pasien
g. Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur
pasien
4 TAHAP KERJA
a. Identifikasi kebenaran produk darah dan
klien:
1) Periksa kompatibilitas yang tertera
pada kantong darah dan informasi
pada kantong itu sendiri *
2) Untuk darah lengkap, periksa
golongan ABO dan tipe RH pada
catatan pasien
3) Periksa ulang produk darah dengan
pesanan dokter
4) Periksa tanggal kadaluarsa pada
kantong darah
5) Periksa darah terhadap adanya
bekuan / gumpalan darah
6) Periksa kembali nama pasien /
cocokkan dengan gelang
tangannya/gelang nama
b. Baca basmallah
c. Mencuci tangan dengan 6 langkah
d. Menggunakan sarung tangan
e. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin
f. Periksa tanda-tanda vital pasien (TD,
Temp, Nadi, RR)
g. Buat jalur IV dengan kateter besar
(diameter 18-G atau 19-G). (Kalau pasien
belum terpasang Infus)
h. Gunakan selang infus yang mempunyai
filter.
i. Gantungkan wadah larutan NaCl 0,9%
untuk diberikan setelah menginfuskan/
pemberian transfusi darah.
j. Lakukan transfusi:
k. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 %
NaCl
l. Mulai transfusi dengan lambat melalui
tetesan pertama pada filter *
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
m. Atur kecepatan tetesan 20 tpm pada 15
menit pertama transfusi dan tetap bersama
pasien. Jika ditemukan adanya reaksi
alergi, hentikan transfusi, alirkan jalur IV
dengan normal saline secara lambat dan
beritahu dokter dan bank darah
n. Monitor tanda-tanda vital
o. Periksa tanda vital paisen selama 15 menit
pertama transfusi dan setiap jam untuk *
yang berikutnya mengikuti kebijakan
institusi/RS
p. Observasi pasien terhadap adanya
kemerahan, ruam kulit, gatal, dispnea,
bintik-bintik merah di kulit.
q. Pada akhir transfusi, selang jalur IV
dibilas dengan mengalirkan larutan NacL
0,9% dalam jumlah cukup, untuk
membersihkan saluran infus dari darah,
lalu alat tersebut dibuang
r. Lepaskan set transfusi darah yang sudah
digunakan dan masukkan ke tempat
sampah medis
s. Periksa tanda-tanda vital pasien (TD, *
Temp, Nadi, RR)
t. Bereskan peralatan, lepas sarung tangan
dan rapikan pasien
u. Cuci tangan dengan 6 langkah
v. Lanjutkan observasi pasien
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien (Subjektif &
Objektif) dan berikan penkes singkat
b. Kontrak waktu selanjutnya
c. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
Syafakallah/syafakillah
6 DOKUMENTASI
a. Mencatat nama dan umur pasien
b. Mencatat hasil prosedur transfusi
c. Mencatat respon pasien
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
Suatu tindakan memasukkan selang plastik yang lunak (yang disebut dengan selang NGT)
dengan melewati hidung, esofagus, dan terakhit di lambung (Rosidi, 2013).

TUJUAN :
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang adekuat dengan cara memasukan makanan
dan minuman
2. Memasukan obat bagi pasien yang tidak dapat di berikan secara oral
3. Evakuasi isi lambung seperti mengeluarkan racun atau pada pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery
4. Mengambil contoh spesimen isi lambung untuk pemeriksaan diagnostik

INDIKASI :
1. Pada pasien yang tidak mampu memasukan makanan, minuman, dan obat per oral
2. Pada pasien yang mengalami keracunan obat atau makanan sehingga isi lambung dapat
dikeluarkan via selang NGT
3. Mencegah muntah dan aspirasi pada pasien dengan trauma
4. Pada pasien yang mengalami perdarahan lambung
5. Pada pasien dengan distensi abdomen karena gas, darah dan cairan
6. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnostik atau analisa isi lambung

KONTRA INDIKASI
1. Pasien dengan trauma kepala, injury tulang maksilaris atau fraktur tengkorak bagian
anterior. Memasukan NGT bagitu saja melalui hidung berpotensi masuknya selang NGT
melewati croboform plate, karena akan menimbulkanpenetrasi intrakranial dan
menmbulkan peningkatan TIK
2. Pasien dengan riwayat struktur esofagial dan varises esofagial
3. Pasien dengan kesadaran koma akan beresiko muntah pada saar prosedur dilakukan, jika
ingin dilakukan maka perawat harus lebih berhati-hati
4. Pasien dengan gastric bypass surgery dimana pada pasien ini mempunyai kantong
lambung yang kecil untuk menampung makanan

SUMBER
Rosyidi Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: KDT

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI (Bobot 1)
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
2 PERSIAPAN ALAT (Bobot 1)
a. Selang NGT
b. Spuit 10 cc
c. Plester antialergik, potong ± 10 cm
d. 1 gelas air
e. Stetoscope
f. Handuk
g. Perlak dan alasnya
h. Bengkok
i. Tissue
j. Sarung tangan bersih
k. Sarung tangan steril
l. Penlight
m. Spatel
n. Klem arteri
o. Jelly/pelumas
2 ORIENTASI (Bobot 1)
a. Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi
pasien minimal 2 identitas : meminta
pasien menyebutkan Nama / TTL /
RMK)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan klien / keluarga
f. Mendekatkan alat kepasien
TAHAP KERJA (Bobot 6)
3 a. Baca bismillah
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan
d. Periksa lubang hidung yang akan di *
masukkan selang, periksa adanya iritasi
atau obstruksi
e. Letakkan perlak dan alasnya di bawah
kepala pasien
f. Letakkan handuk kecil di dada pasien dan *
letakkan tissue dalam jangkauan pasien
g. Letakkan bengkok di sisi pasien
h. Buka plastik pembungkus selang NGT
i. Lepas sarung tangan bersih & ganti
dengan sarung tangan steril
j. Ukur panjang selang NGT yang akan di *
masukan dan beri tanda .
Ukur dari puncak hidung – lobus
telinga – prosessus xipoid dari sternum
k. Pasang klem arteri di ujung selang NGT
l. Beri jelly di selang NGT *
m. Masukan selang NGT sampai dengan
batas
n. Fleksikan kepala pasien ke arah dada *
(setelah selang sudah melewati
nasoparing)
o. Minta pasien untuk menelan untuk *
membentu pemasukan selang. Jika pasien
tersedak atau sianosis, hentikan tindakan
dan tarik selang
p. Fiksasi selang NGT sementara waktu (jika *
pemasangan selang NGT dilakukan tanpa
asistensi). Jika dengan asistensi maka
tidak perlu dilakukan
q. Periksa ketepatan letak selang NGT yang
sudah di masukan dengan cara:
1). Buka klem dan masukan selang ke
dalam gelas yang berisi air. Posisi tepat
jika tidak ada gelembung udara
2). Buka klem arteri dan cek dengan
menggunakan stetoscope. Masukan 10
cc udara ke dalam lambung. Posisi
tepat jika terdengar suara udara yang di
masukan (seperti gelembung udara
yang pecah)
r. Lepas sarung tangan
s. Fiksasi selang dengan plester anti alergi *
t. Rapikan alat dan pasien
u. Melakukan cuci tangan 6 langkah
v. Catat tindakan yang dilakukan
4 TAHAP TERMINASI (Bobot 1)
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Kontrak Waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan klien dengan mengucapkan
Syafakillah
5 DOKUMENTASI (Bobot 1)
Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
pelaksanaan tindakan, nama dan tanda tangan
perawat pelaksana
6 SIKAP (Bobot 1)
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
GLOBAL RATING * (centang salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PERAWATAN LUKA BERSIH
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
Perawatan luka bersih adalah suatu tindakan membersihkan luka,mengkaji dan memilih yang
tepat pada luka yang sembuh sesuai proses penyembuhan luka dan tidak lebih dari 21 hari

TUJUAN :
1. Mencegah infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan
2. Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan
3. Meningkatkan hemostatis dengan menekan dressing
4. Memberikan rasa nyaman baik fisik maupun mental

INDIKASI;
Luka Post Op

CRITICA
NO TINDAKAN Nilai
L POINT
0 1 2 3
1 PERSIAPAN ALAT
a. Bak instrumen
- Pinset anatomis
- Gunting verband
- Kasa steril
b. Sarung tangan steril 1 pasang
c. Sarung tangan on steril 1 pasang
d. Cairan NaCl
e. Alkohol
f. Bengkok
g. Kom steril
h. Perlak
i. Plester
j. Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih
2 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien
3 ORIENTASI
a. Beri salam (Assalamualaikum,
memperkenalkan diri, memanggil nama pasien
yang disukai, menanyakan umur, alamat)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi pasien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan pasien / keluarga
f. Mendekatkan alat ke dekat bed pasien
4 TAHAP KERJA
a. Baca basmalah
b. Mencuci tangan dengan 6 langkah
c. Mengatur posisi pasien
d. Mendekatkan alat-alat dan bahan yang
diperlukan ke dekat tempat tidur/pasien
e. Gunakan sampiran untuk menjaga privacy
pasien
f. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
dan membebaskan area luka dari pakaian dan
selimut
g. Memasang perlak
h. Menyiapkan cairan NaCl/memasukkan
kedalam kom steril
i. Memasukkan kasa steril kedalam kom steril
yang berisi cairan NaCl
j. Melepas kasa/balutan dengan kapas alcohol
menggunakan pinset/sarung tangan bersih(
lebih bagus menggunakan pinset) dan buang
ke bengkok
k. Lepas sarung tangan bersih ganti dengan yang
steril
l. Gunakan pinset baru untuk membersihkan
luka, tapi bila sudah menggunakan sarung
tangan steril tidak perlu lagi memakai pinset ,
bisa langsung membersihkan luka dengan
tangan yang sudah dilapisi sarung tangan steril
tapi bila ditambah dengan pinset akan lebih
baik lagi
m. Gunakan satu kasa untuk membersihkan luka
dengan cairan NaCl (usapan luka satu arah)
n. Luka kemudian ditutup dengan kasa steril dan
ditutup plester hypapix
5 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
b. Simpulkan kegiatan
c. Penkes singkat
d. Kontrak waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien dengan mengucapkan
Syafakillah
6 DOKUMENTASI
Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
pelaksanaan tindakan, nama dan tanda tangan
perawat pelaksana
7 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :

NPM :

SEMESTER :

HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN :
ROM (Range Of Motion) adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan. ROM merupakan salah satu tindakan mandiri yang dilakukan oleh perawat pada pasien yang
mempunyai indikasi yang tepat. ROM Pasif yaitu energy yang di keluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik (Riyadi, 2016).

TUJUAN :
a. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk otot dan tulang

INDIKASI :
a. Pasien stroke atau yang mengalami penurunan kesadaran
b. Klien dengan kelemahan otot
c. Klien pada fase rehabilitasi fisik
d. Klien dengan tirah baring lama

KONTRA INDIKASI :
a. Klien dengan keadaan adanya trombus/emboli pada pembuluh darah
b. Klien dengan kelainan sendi/tulang
c. Klien pada fase imobilisasi karena kasus penyakit jantung

TINDAKAN 0 1 2 3
No (0%) (25-50%) (51-75%) (76-100%)
1 PRA INTERAKSI (Bobot 1)
a. Verifikasi Order
b. Siapkan Lingkungan : Jaga Privasi B/P
c. Persiapan Pasien

2 PERSIAPAN ALAT (Bobot 1)


a. Handuk Kecil
b. Lotion/Baby Oil
c. Minyak penghangat bila perlu (missal : minyak
telon)
d. Sarung tangan

3 ORIENTASI (Bobot 1)
a. Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi
pasien minimal 2 identitas : meminta pasien
menyebutkan Nama / TTL / RMK)
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan prosedur
d. Memberi klien kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan klien / keluarga
f. Mendekatkan alat kepasien

4 TAHAP KERJA (Bobot 10)


a. Baca Bismillah
b. Perawat mencuci tangan dan gunakan sarung
tangan bersih
c. Atur ketinggian tempat tidur pasien.
d. Atur pasien ke posisi supinasi.
e. Lakukan gerakan berikut berturut-turut
sebanyak tiga kali.
f. Gerakan bahu
*Fleksi

*Ekstensi

*Abduksi

*Adduksi

*Rotasi Internal

*Rotasi Ekternal

*Sirkumduksi

g. Gerakan siku
*Fleksi
*Ekstensi

*Supinasi

*Pronasi

h. Pergelangan tangan
*Fleksi

*Ekstensi

*Abduksi (Deviasi Radialis), Adduksi (Deviasi


Ulnaris)

i. Jari tangan
*Fleksi, Ektensi
*Abduksi

*Adduksi

*Oposisi

j. Gerakan pinggul
*Abduksi

*Adduksi

*Rotasi Internal

*Rotasi Ekternal

*Sirkumduksi

k. Gerakan lutut
*Fleksi
*Ekstensi

l. Pergelangan kaki
*Dorsal Fleksi, Plantar Fleksi

m. Telapak kaki
*Inversi, Eversi

n. Jari kaki
*Fleksi, Ektensi

*Abduksi

*Adduksi

o. *Setelah melatih pergerakan, kaji denyut nadi


dan ketahanan tubuh pasien.
p. *Catat terhadap perubahan kondisi pasien
(pergerakan abnormal, kekakuan, atau
kontraktur sendi).
q. Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan
sudah selesai
r. Merapikan pasien
s. Melepas sarung tangan
t. Melakukan cuci tangan 6 langkah
u. Catat tindakan yang dilakukan

5 TAHAP TERMINASI (Bobot 1)


a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif & Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Kontrak Waktu selanjutnya
e. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan klien dengan mengucapkan
Syafakillah

6 DOKUMENTASI (Bobot 1)
Nama klien, jenis tindakan, hari, tanggal, jam
pelaksanaan tindakan, nama dan tanda tangan
perawat pelaksana

7 SIKAP (Bobot 1)
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati

TOTAL NILAI

GLOBAL RATING * (centang salah 1)


FAIL
BORDELINE
PASS
EXELLENT

8 DAFTAR PUSTAKA
a. Riyadi & Harmoko, 2016, Standart Operating Procedure dalam Praktik Klinik Keperawatan dasar,
EGC: Jakarta

NAMA PENGUJI :

TTD :

CATATAN PENGUJI :

Nilai Akhir =Jumlah Total Skor x 100

Nilai Batas lulus ≥ 75 %


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
TEPID WATER SPONGE PADA ANAK
FKIK UM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

Pengertian:
Menurut Linawati, dkk (2019, dalam Pangesti dan Mukti, 2020) mendefinisikan Tepid Water Sponge adalah
sebuah teknik kompres hangat yang menggambungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan teknik seka. Anak kita seka dengan kain/washlap yang sudah direndam air hangat. Kompres tepid sponge
bekerja dengan cara vasodilatasi (melebarnya) pembuluh darah perifer di seluruh tubuh sehingga evaporasi panas
dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat.

Menurut Isneini (2014) mengemukakan bahwa tepid sponge lebih efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan
dengan kompres hangat disebabkan karena adanya seka tubuh pada tepid sponge yang akan mempercepat
vasodilatasi pembuluh darah perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar
akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres hangat yang hanya mengandalkan dari stimulasi
hipotalamus.

Tujuan :
Menurut Yunianti (2019) Tujuan pemberian tepid water sponge, yaitu:
a. Efek pemberian tepid sponge antara lain dapat membuat vasodilatasi pembuluh darah, vasodilatasi pori-pori
kulit, reduksi viskositas darah, peningkatan metabolisme dan menstimulasi impuls melalui reseptor kulit yang
dikirim pada hipotalamus posterior untuk menurunkan panas tubuh.
b. Menurunkan suhu tubuh dan memberikan rasa nyaman
c. Memperlancar sirkulasi darah
d. Mengurangi rasa sakit

Referensi:
Isneini. (2014). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres Hangat dan Water Tepid Sponge pada Pasien
Anak Usia 6 Bulan-3 Tahun dengan Demam di Puskesmas Kartasura Sukuharjo. Universitas
Muhammadiyah Surakarta (Unpublished).
Yunianti. (2019). Pengaturan Suhu Tubuh dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada Balita
Demam. Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1, April 2018. ISSN 2548-5695.
Pangesti, N. A and Mukti, B. K. A. (2020). Studi Literatur: Perbandingan Penerapan Teknik Tepid Water Sponge
dan Kompres Hangat untuk Menurunkan Suhu Tubuh pada Anak yang Mengalami Kejang Demam.
Community of Publishing in Nursing Vol 8, No 3, Oktober 2020. e-ISSN 2715-1980.

CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI (Bobot 1)
1.1 Verifikasi Order
1.2 Persiapan perawat
1.3 Persiapan pasien

2 PERSIAPAN ALAT (Bobot 1)


2.1 Baskom berisi air hangat
2.2 Waslap 8 buah
2.3 Thermometer
2.4 Handuk pengering
2.5 Selimut mandi
2.6 Sarung tangan bersih
2.7 Handscub/sabun cuci tangan
2.8 Perlak/ Underpad
2.9 Minyak kayu putih atau minyak telon

3 ORIENTASI (Bobot 1)
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan diri perawat,
menanyakan nama lengkap, menanyakan umur, alamat pasien)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien

4 TAHAP KERJA (Bobot 6)


4.1 Baca basmallah
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Memasang sarung tangan
4.4 Mengukur suhu tubuh anak
4.5 Mengatur posisi anak senyaman mungkin (bisa dipangku orang
tua atau istirahat di tempat tidur)
4.6 Melepaskan pakaian anak
4.7 Pasang perlak dan pengalas di bawah badan anak dan pasang
selimut mandi di atas badan anak
4.8 Seka dengan menggunakan waslap yang dibasahi dengan air *
hangat atau air biasa dengan urutan wajah, leher, badan, tangan,
paha dan kaki. Kemudian letakan masing-masing waslap pada
bagian sistem limfatik.
Pada wajah dan leher letakkan washlap di area leher, pada tangan
letakkan washlap di axilla, pada paha letakkan di area inguinal,
pada kaki letakkan di area belakang kaki.
4.9 Dilanjutkan bagian belakang (punggung, bokong, paha dan *
kaki).
4.10 Ulangi tindakan tersebut sampai ± 15-20 menit sampai suhu
mengalami penurunan dan apabila washlap kering maka basahi
kembali.
4.11 Evaluasi suhu tubuh dengan termometer, apakah suhu sudah *
normal. Jika suhu tubuh normal (36,50C-37,50C) atau anak
menggigil. Hentikan prosedur.
4.12 Keringkan badan anak menggunakan handuk, kemudian usapkan
minyak kayu putih atau minyak telon ke badan anak
4.13 Memakaikan pakaian anak
4.14 Atur posisi anak setelah tindakan
4.15 Rapikan alat
4.16 Lepas sarung tangan dan mencuci tangan

5 TAHAP TERMINASI (Bobot 1)


5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan kesembuhan pasien
dengan mengucapkan Syafakallah/syafakillah

6 DOKUMENTASI (Bobot 1)
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien

7 SIKAP (Bobot 1)
7.1 Sopan
7.2 Teliti
7.3 Memperhatikan Keamanan
7.4 Empati

TOTAL NILAI

GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)


FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT

NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :

You might also like