You are on page 1of 12

MAKALAH PEMBERIAN OBAT INTRAKUTAN

Disusun Oleh :

DIA ANANDA PUTRI

P1337421022085

Dosen Pengampu :

Trimar Handayani, Ns., M.Biomed

Agus Mulyadi, S.Kep,Ns, MM

PRODI D III KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Jl. Dewi Sartika No.1 Debong Kulon, RT 001/ RW 001

2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah farmakologi. Makalah ini berisikan tentang PEMBERIAN OBAT
INTRAKUTAN. diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang saya hadapi.
Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Saya menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang
pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat
makalah.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan saya,
mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

Dia Ananda Putri

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................................5

1.3. Tujuan .....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian intrakutan (IC) ..............................................................................................6-8

B. alat dan bahan dalam pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC)……8

C . prinsip Dalam Pemberian Obat melalui jaringan Intrakutan (IC).....................8


D. prosedur kerja pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC)……………..10
BAB III

Kesimpulan dan Saran

A.Simpulan....................................................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang paling sering
dikerjakan. Lebih dari 90% tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan terapeutik,
sementara 5-10% untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana.
Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman. Penggunaan alat injeksi yang
berulang dapat menjadi sumber transmisi virus Hepatitis B, virus Hepatitis C dan
HIV. Karena itu WHO merekomendasikan pengunaan alat injeksi sekali pakai
(disposable).
Tidak jarang tindakan injeksi menimbulkan rasa takut pada pasien, baik anak
maupun orang dewasa. Tehnik yang tepat dapat mengurangi rasa sakit akibat
proses injeksi. Empat hal yang harus diperhatikan dalam tindakan injeksi yaitu: rute
injeksi, lokasi injeksi, tehnik dan alat.
Injeksi adalah suatu metode untuk memasukkan liquid ke dalam tubuh
dengan menggunakan spuit dan jarum melalui kedalaman kulit tertentu agar
bahan-bahan dapat didorong masuk kedalam tubuh. Tindakan injeksi pun dapat
dilakukan dengan rute IM (Intramuskular), IV (Intravena), IC (Intracutan), dan
SC(Subcutan).
Injeksi itramuskular (IM), memungkinkan adsorbsi obat yang lebih cepat
daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya
kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila
tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.
Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut berlangsung dalam 10-30 menit, guna
memperlambat adsorbsi dengan maksud memperpanjang kerja obat, seringkali
digunakan larutan atau suspensi dalam minyak umpamanya suspense penicilin dan
hormone kelamin.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian intrakutan (IC)
2. Menyebutkan alat dan bahan dalam pemberian obat melalui jaringan
intrakutan (IC)
3. Menyebutkan prinsip Dalam Pemberian Obat melalui jaringan
Intrakutan (IC)
4. Menjelaskan prosedur kerja dalam pemberian obat melalui jaringan
intrakutan (IC)

1.3. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian
intrakutan b.
2. Agar mahasiswa dapat, menyebutkan alat dan bahan, prinsip, serta
menjelaskan prosedur kerja dalam pemberian obat melalui jaringn
intrakutan (IC)

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Intrakutan
Intrakutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh
terhadap obat yang disuntikkan. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan skintest atau
tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui
jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum
dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral. Hal tersebut bisa dilkakukan pada
pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Letak pemberian intrakutan yaitu:
1. Dilengan atas, yaitu tiga jari di bawah sendi bahu tepat di tengah daerah muskulus
deltoideus.

6
2. Dilengan bawah, yaitu bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3
dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari peredaran darah.

7
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberikan obat melalui jaringan
intrakutan yaitu:
 Tempat injeksi

 Jenis spuit dan jarum yang digunakan

 Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi

 Kondisi atau penyakit klien

 Pasien yang benar

 Obat yang benar

 Dosis yang benar

 Cara atau rute pemberian obat yang benar

 Waktu yang benar

B. Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat melalui Jaringan Intrakutan


 Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc/spuit insulin
 Cairan pelarut
 Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
 Bengkok
 Perlak dan alasnya.

C. Prinsip Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan


1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,
indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara
pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat
pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar
tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-
sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.

8
2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam
dari saat penyuntikan obat.
3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan
pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat
mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau
keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien
maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk
pembuktian penolakan therapi.
5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,
dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil
0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang
disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.

6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc dalam
spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien

9
D. Prosedur Kerja Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan

 Cuci tangan
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
 Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang
terbuka dan keatasan
 Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
 Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades.
Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan
pada bak injeksi atau steril.
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
 Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
 Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut
15-20 derajat di permukaan kulit.
 Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
 Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
 Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis
obat.

10
BAB III

3.1 Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, salah
satunya intra kutan. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya prosedur kerja, alat dan bahan dalam pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis
obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. Memberikan
obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu
proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intradermis. Injeksi
intracutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis tepat dibawah startum korneum.
Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan sedikit (0,1 –
0,2 ml) digunakan untuk tujuan diagnosa.

3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan
tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah- masalah yang dapat
merugikan diri kita sendiri maupun orang lain. Pada saat melakukan injeksi intracutan,
hendaknya terjalin hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, karena biasanya
pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan injeksi. Kerjasama antara perawat
dan pasien juga sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan agar tindakan yang dilakukan lancar
dan mendapat hasil yang maksimal.

11
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, Robert. 1995. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC

Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta:EGC

Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 1.
Jakarta: EGC

Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika

12

You might also like